~ Usaha tidak akan menghianati hasil. Maka teruslah berusaha agar apa yang kamu inginkan terwujud. Jangan lupa, iringi dengan doa dan tawakal kepada Allah, maka hasil nya bisa melebihi ekspetasi mu. ~
Selama perjalanan aku pun memutar musik kesukaan ku. Lagu jadul yang kini kembali naik daun, lagu dari Westlife - Nothing's Gonna Change My Love for You. Itu salah satu lagu favorite ku saat melakukan perjalanan jauh, saat bersedih, bahkan terluka. Lagu itu menceritakan tentang betapa besar cintanya kepada seseorang yang ia cinta.Aku telah sampai di kota kelahiran, disini lah aku di besarkan, kota yang penuh dengan keindahan. Keindahan wisata nya, maupun keramahan orang nya. Aku telah sampai di rumah, ku lihat ayah sedang memasak."Assalamu'alaikum." Salam ku, ayah pun menoleh."Masya Allah nduk, kamu sudah pulang?" Tanya nya, ku pegang tangan yang sudah membesarkan ku hingga kini, ku cium punggung tangan nya dengan takzim."Ish, ayah aku ini baru pulang, salam ku saja belum di jawab, sudah di kasih pertanyaan yang berderet." Ucap ku menggerutu membuat nya terkekeh."Haha, iya maaf kan ayah. Wa'alaikumussalam anak hebat ayah." Ujar ayah sambil mengelus lembut kepalaku, membuat ku mengembangkan senyum."Makan dulu ya, tadi ayah masak nasi sama sambel pecel." Ujar ayah, tak kuasa menahan sesak di dada, aku pun menangis saat melihat ayah mengambilkan nasi untuk ku."Seadanya ya nduk." Ujar nya."Terima kasih ayah, maafkan aku yang gagal membantu mengangkat derajat keluarga kita yah." Aku pun menangis berlutut dan sungkem pada ayah. Diangkat nya badanku, di duduk kan di kursi kayu yang kini sudah usang."Nduk, rejeki, maut, jodoh, itu sudah ada yang mengatur. Kamu sudah berniat dan berusaha, kamu gagal sekali bukan berarti kamu akan gagal seterus nya. Namun, akan ada hal baik setelah ini jika kamu sudah ikhlas dan bersyukur. Karna ini takdir dari Gusti Allah, walau pun kita banyak ujian, kita harus tetap bersyukur. Buat Gusti Allah bingung dengan kita." Penuturan ayah dengan halus menenangkan ku."Membuat Allah bingung?, Bagaimana caranya yah?" Tanya ku mulai tenang."Contoh saja, Allah ingin memberi kita ujian untuk mengangkat derajat kita atau pun menghapus dosa kita. Tapi kita malah bersyukur atas ujian yang di berikan. Kita berterima kasih karja di beri ujian. Di situ Allah bingung dan terkejut, karna melihat hambanya tetap mensyukuri apa yang di berikannya, entah itu musibah dan ujian." Terang nya lagi.Aku pun terkekeh mendengar penuturan ayah. Mana ada Gusti Allah bingung, ada ada saja ayah ini untuk membuat putrinya bersyukur dan bersabar.POV Al.'Kemana Ratih? Mengapa tidak membukakan pintu untuk ku?' Tanya ku dalam hati.'Mungkin kah dia masih marah padaku? Baiklah ku beri waktu untuk menenangkan diri.'Aku pun meninggalkan kost Ratih. Menuju ke kebun untuk melihat tanaman dan data keluar masuk nya.Aku pun memfokuskan diri pada kerjaan. Ya, pekerjaanku ialah menjadi pengusaha tanaman, dari yang familliar hingga yang langka. Aku bisa berkembang dengan usaha ku yang sekarang karena tabungan ku yang sedikit demi sedikit ku kumpulkan dari pekerjaan lamaku. Meski pun diriku berasal dari orang yang berada, tapi aku bukan anak mama yang hanya bisa minta uang orang tua nya. Bagiku itu harta milik orang tuaku. Dan aku harus bisa sukses dengan caraku sendiri, itu baru uang dari hasil kerjaku sendiri. Dan kini usaha ku berkembang dengan pesat berkat doa dari orang tuaku serta kerja keras ku.***Hari kedua tanpa kabar Ratih.'Dimana dia sekarang ya?' Pikir ku menerawang jauh menebak nebak.Setelah bekerja, aku pun mengambil jaket dan langsung melaju menuju kost Ratih. 'Tok tok..' Ku ketuk pintu, berharap ada gadis itu disana.'Cklek' suara kunci terbuka. Hatiku lega, akhirnya dibukakan pintu, namun yang berada di balik pintu tidak sesuai ekspetasi."Dimana Ratih?" Tanya ku langsung tanpa basa basi."Ratih? Siapa?" Tanya nya kembali oleh wanita yang menggunakan pakaian kurang bahan."Ratih yang nempatin kost ini.""Maaf, saya tidak tahu siapa yang anda maksud, namun kost ini kosong sebelum saya menempati nya.""Silahkan masuk dulu mas, saya bantu tanyakan ibu kost." Ujar nya.Aku yang butuh informasi itu pun mengangguk menuruti nya, aku masuk dan mendapati banyak putung rokok berserakan, serta botol miras bergeletakan dimana mana."Maaf mas, tadi habis ada teman saya, mas bisa duduk dulu disana." Ujar nya memberitahu ruang tengah."Tidak, saya tunggu disini saja." Ucap ku"Baiklah, saya buatkan kopi atau teh dulu ya.""Saya disini bukan bertamu, saya hanya mencari seseorang. Cepat tanyakan kepada ibu kost mu, aku butuh informasi secepat nya!" Ujar ku menaikkan intonasi suara."Sabar mas, nanti tetap saya tanyakan. Istirahat dulu disini, mas mukanya kelihatan capek banget loh." Ujar wanita berpakaian kurang bahan itu sembari mengelus lenganku. Segera ku tepis tangan nya, merasa jijik dengan nya aku pun berpamitan pergi. "Maaf mbak, saya mau pulang dulu, saya akan kembali besok." Ujar ku."Kok buru buru mas, ini saya sudah ngabari ibu kost, sebentar lagi ibu kost datang." Jelas nya." Baiklah saya tunggu sebentar lagi." Aku kembali duduk di ruang tengah, diberikannya teh hangat padaku. Kucium aroma dalam teh itu, seperti ada bahan kimia di dalam nya, aku pura pura tah tahu. Ku seduh teh itu, namun tak ku telan. Ku lihat dirinya tersenyum aneh, aku pun menyembur kan air teh yang berada di dalam mulut ku ke wajah nya."Apa apaan ini mas?!" Tanya nya dengan nada emosi, mengalap wajah nya yang terkena riasan, membuat wajah nya cemong karna riasan yang luntur. Senyum sumrik ku berikan padanya.'Jangan main main sama Al. Tidak semudah itu membohongi ketua preman.' Batin ku dalam hati."Maaf, saya lupa saya alergi teh." Ucap ku berbohong."Jika begitu saya buatkan kopi ya?""Saya mau pulang saja mbak." Ujar ku"Loh, ibu kost sebentar lagi sampai mas, tunggu sebentar lagi.""Besok saja saya tanya ibu kost sendiri mbak." Tanggapan ku."Loh jangan pergi mas. Beneran sebentar lagi ibu kost datang." Ujar nya, ku abaikan ocehan yang keluar dari mulutnya, sebelum meninggalkan tempat itu, "Oh iya satu lagi, liat wajah mu di kaca, sungguh mengerikan. Dan jangan sekali kali berani menjebak saya, kamu tak tahu siapa saya? Saya Rasya Almahesa." Ujar ku. Dia pun membulatkan mata dan terburu buru menutup pintu. 'Ku rasa ia mengenalku.' Batin ku. Aku melajukan motor menuju rumah, ku tengok kanan dan kiri, berharap Ratih muncul di depan ku.'Kemana dirimu saat ini?' Kekhawatiran ku tak bisa di sembunyikan, mengingat dia perantau dan tak memiliki satu keluarga pun disini.*Bersambung...~ Jangan pernah memaksakan cinta. Jika memang ia tak mencintaimu, maka lepaskan. Jangan pernah memaksa perasaan seseorang, karena itu akan membuatmu menyakiti diri sendiri. Dan jika kau sudah memaksakan perasaan seseorang untuk mu, maka itu bukan cinta namanya, namun obsesi. ~"Katamu, salah satu penjahat berkeliaran disini, siapakah dia Al?" Lanjut papa."Nanti papa akan tahu dengan sendirinya, Al ingin menyiksanya terlebih dahulu." Ucap ku dengan nada dingin dan senyuman yang mematikan.***Aku kembali ke kamar, sedangkan papa pergi ke rumah Ratih, untuk memberitahu kabar ini, sekaligus memberitahu rencana ketika aku akan menghilang sejenak. Ku lihat mama sudah tak berada di kamar, namun wanita gila itu masih berada disini.'Hah, bencana.'"Sayang, kamu lama banget sih, jadi gimana kabar perawat yang di sewa mama mu itu?" Tanya nya tanpa rasa bersalah.Berani nya dia mengatakan wanitaku seorang perawat se
~ Menangislah jika ingin menangis, jangan pernah ditahan. Karena orang menangis bukanlah orang yang lemah, justru ia orang yang kuat, ia mampu menopang beban dan mengeluarkan nya dengan tangisan, hingga ia kembali dengan senyuman indahnya. ~"Dia ada di kamar sebelah. Kamu tidak usah khawatir, dia baik baik saja. Hanya saja belum sadar.""Al mau lihat Ratih ma!" Ucap ku dengan bergegas."Al, jangan bilang kamu sudah ingat semua nya kembali?" Tanya papa menyelidiki."Bukan begitu pa, hanya saja Al khawatir. " Jawab ku yang di balas dengan tatapan tajam nya."Apa sih papa ini, kalau melihat tidak usah terlalu dekat pa, Al kan jadi dag dig dug der. "Tatapan tajam dari papa membuat nyaliku menciut, bak ditatap oleh singa yang kelaparan."Gelagat mu aneh, lalu bagaimana kamu tahu Ratih ada disana?" Tanya papa lagi."Karena mimpi, Al pernah bermimpi sehari sebelum Ratih menghilang, Al coba menelusuri
~ Tidak usah khawatir tentang jodoh, dia yang sudah di tetapkan untukmu, maka akan menjadi milikmu. Dan sekeras apapun kamu berusaha, jika dia bukan untukmu, maka tidak akan bisa menjadi milikmu. ~Mencari tombol lampu namun tidak ada, saat sedang mencari, tiba tiba aku tersandung. Suara tangisan itu sangat dekat.Aku berjongkok, meraba raba sekeliling yang tak terlihat satu benda pun, dan.."Aarrrgghhh.." Teriak ku.Entah tergigit atau terjepit sesuatu pada tanganku, kuraba dengan tangan satunya. Rambut? Fix ini kuntilanak pemakan manusia.Oh my God, tolong aku."Mbak kunti, tolong jangan makan saya, saya mau mencari seorang gadis bernama Ratih, tolong bantu aku mencarinya. Katanya mbak kunti baik hati dan tidak sombong, ayolah bantu aku." Ujarku berlagak tak takut, padahal dalam hati jantung ini berasa ingin loncat dari tempatnya."Mas Al?" Ucap suara wanita itu.Aku mengenali suaranya, suara yang kucari."K-kau
~ Kamu dapat melihat seseorang itu benar benar tulus kepadamu melalui matanya. Walaupun mulutmu bisa berdusta, namun matamu mengisyaratkan kejujuran yang dapat ku ketahui. ~"Sabar ma, kita juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, jangan gegabah." Ucap papa menenangkan mama."Benar yang di ucapkan papa ma, sabar.""Memang ada apa dengan gadis yang bernama Ratih itu? Mengapa mama sampai marah?" Lanjut ku."Ratih tidak ada di rumahnya, mama takut jika sampai terjadi hal yang tidak diinginkan Al. " Ujar mama panik.Kalimat mama membuatku mengingat kejadian semalam, disaat aku berpura pura tidur dan dia mengutarakan isi hatinya untuk membalaskan dendam ku. Namun apa benar itu tidak mimpi?"Ma, pa, sebenarnya Al bermimpi tentang wanita itu semalam.""Ha? Kamu bermimpi apa Al?" Tanya mama dengan serius mendekatiku."Disaat Al baru memejamkan mata, wanita itu mengelus rambut Al dan berkata ingin membalask
~ Hal terberat di dunia yaitu menunggu. Banyak orang gagal dalam hal menunggu, apalagi menunggu dalam hal yang tidak pasti. Jika kamu menemukan orang yang berhasil menunggumu, kamu termasuk orang yang beruntung. ~"Oh. Ya sudah kembali.""Btw, suaramu bagus, lanjutin." Ujarnya membuatku bersemangat.'Alhamdulillah Ya Allah , Engkau membantuku.' Ujar ku dalam hati.Aku melanjutkan kembali mengaji, membaca ayat ayat suci Al qur'an dengan hati yang terus berdoa supaya Mas Al kembali mengingatku.POV AlDalam lelap tidurku, aku terbangun oleh suara indah yang melantunkan ayat suci Al qur'an. Siapa dia?Aku membuka mata, menoleh kearah wanita berhijab yang sedang duduk di sofa itu. Memandang penuh penghayatan. Membuat sebuah kenyamanan tersendiri dan keteduhan dalam hati.'Mengapa jantungku berdegup kencang saat memandangnya? Arrgghh ingat Al kau sudah memiliki Laura saat ini.' Batinku mengatakan hal yang t
~ Walau dirimu melupakanku, namun namamu tetap menjadi pemeran utama di hatiku. Tidak ada niatan sedikit pun untuk mencari cinta yang lain. Hanya harapan supaya dirimu kembali seperti dulu. ~"Tidak pak, ini semua musibah untuk kita semua, namun tetap saya akan memberi perhitungan pada renternir itu, tidak apa apa kan pak?" Tanya papa."Tidak masalah pak jika memang itu perbuatan dia. Namun kita harus membawa bukti juga, supaya bisa menghukum mereka." Ujar ayah menimpali."Baiklah, saya teringat satu cctv yang dipasang Al dalam mobil. Nanti saya suruh anak buah saya menyelidiki." Ujar papa."Baik pak, saya juga sangat marah jika memang benar renternir itu yang melukai Al. Akan saya bantu apapun itu pak, untuk menangkap mereka." Ujar ayah.Ku lihat mereka ingin kembali, akhirnya aku pun pergi untuk membeli tisu.Setelah membeli tisu, aku kembali masuk kedalam ruangan, dan hasilnya.Kosong. Kemana mereka pergi? Dimana Mas Al