Share

4

Penulis: Kireina76
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-06 14:33:01

“Mengeluhlah semaumu, Nyonya.” Abizhar telentang di sebelah Shelina. Ditatapnya Shelina dengan seksama. Saat kedua mata yang biasa memandangnya dengan menantang itu tertutup, entah mengapa, Abizhar merasa tenang. Dadanya hangat melihat Shelina yang tidak marah-marah. “Shelin.”

“Hmm.”

“Anak kita tampan,” kata Abizhar pelan. “Wajahnya mirip sekali kau.”

Diingatkan soal anak Shelina membuka matanya lagi. “Apakah kau memfotonya? Tunjukan padaku, Bi. Aku ingin sekali melihatnya!”

Abizhar mengangguk. Ditunjukkannya foto bayi mereka yang ada di ponselnya. “Ganteng, bukan?” Mata Abizhar tertuju pada Shelina yang terpukau melihat bayi mereka yang masih kemerahan. Ia juga melihat air mata yang mulai keluar dari sudut mata istrinya.

Benarkah ada satu orang dengan dua keperibadian sepertimu, Shelin, pikir Abizhar. Kau punya sifat keibuan yang sebenarnya aku kagumi, tapi di sisi lain, kau bisa sampai hati membunuh orang lain. Kau bisa menyingkirkan Yuni wanita yang kau anggap beban selama ini. Siapakah yang ada dalam dirimu, Shelina? Mengapa tiba-tiba aku merasa takut berduaan denganmu?

Ekspresi Shelina berubah menjadi murung. Abizhar segera mematikan ponselnya, membiarkan Shelina kembali mengatupkan matanya lagi. Meski kedua mata istrinya tertutup, Abizhar masih bisa melihat air mata yang terus mengalir di sana.

Tak urung Abizhar menggenggam tangan Shelina erat. Bagaimana pun dia dan Shelina tadinya akan menjadi orangtua untuk bayi mereka. Bagaimana pun pula Abizhar tidak bisa mengesampingkan perasaan nyaman di dekat Shelina walaupun mereka lebih sering bertengkar daripada bermesraan.

Ada kalanya Abizhar ingin melupakan Yuni dan berusaha mencintai Shelina, namun setiap ia hendak melakukannya, ia teringat pada malam pertama mereka. Abizhar memang tidak pernah melakukan seks sebelumnya, tapi ia tahu, cara Shelina membalas sentuhannya dan ketika dirasakannya kelonggaran di bawah sana, Shelina tidak perawan.

Shelina tidak menjawabnya ketika ia bertanya dengan siapa Shelina melakukannya. Abizhar sudah terbiasa dihina dari kecil, dibilang miskin segala macam, tapi dengan Shelina yang sudah tidak suci adalah puncak di mana dia menyadari itulah penghinaan terbesar yang dilakukan orang lain terhadapnya. Abizhar tidak pernah bisa membawa dirinya untuk menyayangi Shelina setiap ia ingat istrinya sudah menyerahkan dirinya untuk dicumbu dan dinikmati oleh laki-laki lain.

Sampai kapan aku harus bertahan denganmu, Shelin, pikir Abizhar sedih. Yuni sudah tidak ada. Aku sudah tidak punya alasan apapun untuk tetap bersamamu.

Keesokan paginya, setelah Shelina mandi, ia menerima surat yang disodorkan Abizhar padanya. Sekilas saja Shelina dapat melihat judul dari perjanjian tersebut. “Perjanjian nikah,” desis Shelina tak senang. “Untuk apa lagi? Kau ingin membuat perubahan atas perjanjian nikah ini?”

“Di sini dikatakan aku bisa mengajukan cerai jika kita sudah punya anak laki-laki,” kata Abizhar datar.  “Kita sudah punya anak laki-laki, meski anak itu meninggal.” Rahang Abizhar mengeras. “Tolong biarkan aku pergi. Aku sudah tidak mau lagi meneruskan pernikahan ini.”

“Apa rencanamu setelah bercerai?” tanya Shelina dingin.

Abizhar menatapnya kesal. “Bukan urusanmu.”

“Berikan kompensasi padaku  terlebih dahulu, baru aku akan mempertimbangkan perceraian untuk kita berdua,” sahut Shelina. “Aku tidak mau kau mencampakkanku begitu saja setelah kau dapat banyak hal dari pernikahan ini.”

“Apa yang kau mau? Kompensasi seperti apa yang bisa menyenangkan seorang Shelina?”

Shelina mengangkat bahu. “Akan kupikirkan.” Ia memandang Abizhar dengan senyuman licik menghiasi wajahnya. “Kalau kita bercerai, itu artinya kau tidak akan menggangguku dengan urusan tanah itu, kan? Aku berencana untuk membuat klub malam di gedung apartemenku. Bisnis klub malam punya prospek yang bagus.”

“Shelina!” bentak Abizhar marah. “Jangan berani-beraninya kau kotori tanah itu. Di sanalah aku bertemu orang-orang baik. Di sana pula aku…”

“….bertemu Yuni kekasihku yang sangat kusayang,” sambung Shelina nyinyir. “Abi, aku tidak peduli. Bisnis ya bisnis.”

“Apa yang harus kulakukan agar kau menyerahkan tanah itu padaku? Tidak cukupkah aku melayanimu di ranjang selama ini? Tidak cukupkah aku yang pura-pura tersenyum di setiap acara jamuan makan malam?” geram Abizhar setengah putus asa.

“Aku ingin punya anak. Aku ingin menjadi wanita seutuhnya dengan menjadi seorang ibu.”

“Pikiran dari mana itu? Hidup di jaman apa kau ini?!” dengus Abizhar. “Kalau kau mau jadi wanita seutuhnya, jadilah wanita yang baik. Wanita yang punya manfaat bagi masyarakat sekitar. Nah, tidak usah jauh-jauh, bermanfaatlah untuk suamimu ini dengan menyerahkan tanahmu padaku!”

“Sudah kubilang, akan kupikirkan soal itu. Aku tidak mengingkari janji, kok,” jawab Shelina jemu. “Aku akan memberikan harga yang pantas untukmu membeli tanah itu.”

“Kalau begitu kenapa kita tidak melakukannya?” Abizhar melepaskan ikat pinggang celananya. Dibukanya kancing kemudian diturunkannya retsleting celananya. “Ayo. Kita punya anak sebanyak yang kau mau. Jika itu yang memang harus kubayar untuk bisa memiliki tanah darimu!”

Dipagutnya bibir istrinya dengan ganas. Didorongnya tubuh Shelina ke atas tempat tidur, lalu dicumbunya istrinya sampai ia mendengar rintihan Shelina.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suamiku Mencintai Wanita Lain   EPILOG

    Shelina masuk ke kamarnya, telentang di sebelah Abizhar yang tampak terlelap. Shelina memejamkan kedua matanya bersiap untuk tidur kemudian disadarinya tubuhnya dipeluk dari samping oleh Abizhar.Satu tangan Abizhar meremas dadanya. Shelina mengulum senyum, menikmati sentuhan pria itu, sampai kemudian dia mendengar Abizhar bergumam di sebelahnya, "Aku sangat mencintaimu, Shelina, sampai rasanya tak mungkin lagi kau bisa berdusta padaku. Aku kini mengenalmu dengan jelas."Shelina membuka matanya, menatap Abizhar yang tengah memandangnya. "Maksudmu?""Aku tahu kau pura-pura lupa ingatan. Aku tidak menyalahkanmu, justru aku senang itu artinya aku tak usah berjuang lagi untuk meyakinkanmu, kan?"Sorotan dalam mata Abizhar tidak menunjukkan kesinisan atau cemoohan. Shelina dapat melihat kesenduan di mata suaminya, yang tak urung membuat dada Shelina berdesir hangat.Bukannya gugup karena kebohongannya diketahui suaminya, Shelina malah tersenyum pahit. "Aku melakukannya agar kau tak usah la

  • Suamiku Mencintai Wanita Lain   69

    Pak Edward merasa berat saat tahu Shelina tidak memiliki memori tentang kejadian setelah pernikahan Shelina dan Abizhar. Dia tentu khawatir dengan kondisi otak Shelina, tapi ada hal lain juga yang merisaukannya. Sebulan terakhir, jabatan Shelina sebagai direktur di perusahaan propertinya dialihkan kepada wakil direktur yang ada. Dengan keadaan Shelina dalam keadaan sakit, dia tidak bisa lagi memaksa anaknya untuk kembali kerja di perusahaan. Diangkatnya wakil direktur itu untuk menggantikan Shelina. Selama itu juga dia memerhatikan Abizhar yang apik mengurus tetek-bengek Shelina yang dirawat di rumah sakit. Abizhar tak pernah meninggalkan Shelina sekali pun. Pak Edward menyadari, pria yang tak ada gunanya macam Abizhar itu telah berubah. Keinginan Pak Edward untuk memisahkan Shelina dari Abizhar semakin pudar. Lima hari setelah sadar, Shelina diperbolehkan untuk pulang dan mengonsumsi obat-obatnya di rumah. Pada waktu tertentu dia harus kontrol ke rumah sakit untuk mengecek keadaan

  • Suamiku Mencintai Wanita Lain   68

    Abizhar meminta maaf pada Roland karena dia tidak bisa mendatangi proses pemakaman Yuni. Dia harus berada di dekat Shelina selama Shelina di rumah sakit. Roland mengangguk mengerti. Dia juga berkelakar sedikit, "Kali ini, kau bisa yakin Yuni takkan bangkit lagi."Mendengar itu Abizhar tersenyum masam. Mereka berpelukan untuk saling menguatkan. Dua orang yang selalu cekcok itu berada di titik terendah mereka. Sekali lagi Abizhar minta maaf pada Roland dan mengucapkan turut dukanya.Abizhar melirik sekilas pada mobil jenazah. Maafkan aku, Yuni, pikirnya. Entah betapa kali aku harus mengucapkan ini. Aku selalu mendoakanmu agar kau sampai di sisi-Nya.Diperhatikannya sekitar. Tak ada kehadiran Bu Lila di sana. Abizhar pun ragu ibunya itu akan melihat Yuni untuk terakhir kali. Lebih tepatnya, ibunya tidak akan memunculkan dirinya ke publik, sebab Abizhar tahu kali ini Pak Edward tidak akan main-main untuk memberi perhitungan pada Bu Lila.Berbeda dengan Abizhar yang pasrah-pasrah saja di r

  • Suamiku Mencintai Wanita Lain   67

    Pak Edward yang baru tiba di Jakarta dari urusan pekerjaannya di luar kota, langsung ke rumah sakit ketika dia ditelepon Abizhar. Dari suara Abizhar yang gemetar menjelaskan apa yang terjadi, Pak Edward tahu ada hal yang sangat buruk menimpa anaknya.Selama ini dia tahu Abizhar tidak pernah peduli pada Shelina. Saat dulu Abizhar memberitahunya Shelina mengalami kecelakaan, Abizhar tidak terdengar sekhawatir sekarang. Pak Edward meminta sopirnya mengantarkannya secepat mungkin.Di rumah sakit, Abizhar tidak merasa tenang. Jika sesuatu terjadi pada Shelina, dia akan ikut melukai dirinya sendiri. Bu Lila sama sekali tidak bersalah saat melihat Shelina pingsan. Dia malah tertawa terbahak-bahak seperti orang gila. "Ya katakan saja pada Edward bahwa anaknya yang jahanam ini baru saja celaka karena Mama, Abizhar!"Abizhar tidak menggubris ocehan ibunya. Dia berteriak minta tolong pada petugas medis, sementara Roland membentak Bu Lila dengan nada penuh peringatan. "Anda memang bukan manusia.

  • Suamiku Mencintai Wanita Lain   66

    Shelina cuti seharian. Dia menelepon Leo untuk membantu wakil direkturnya dan beberapa Kepala Divisi untuk melaksanakan pekerjaan mereka. Untuk dokumen yang hanya bisa Shelina tandatangani, ditaruh saja di meja kerjanya, dan bila hal itu mendesak Leo-lah yang membawa dokumen itu ke rumah.Rumah lama Shelina dan Abizhar.Semalaman Abizhar menata barang-barang Shelina di dalam koper, sementara Shelina tidur di atas tempat tidur. Pada dini hari setelah Abizhar selesai mengemas, dia tak melewati batas dengan tidur satu ranjang dengan Shelina. Saat Shelina bangun pada pagi harinya, dia melihat Abizhar tidur di sofa dekat ranjangnya.Semoga kita selalu damai seperti ini, pinta Shelina dalam hati. Dia dan Abizhar kembali ke hidup mereka semula. Di rumah yang telah menyaksikan berbagai kenangan bagi mereka. Kali ini, Abizhar tidak mau menghancurkan rumah tangganya dengan tidak memperhatikan Shelina. Sama dengan Abizhar, Shelina pun mencoba untuk mendengar Abizhar dan tidak meninggikan suarany

  • Suamiku Mencintai Wanita Lain   65

    Abizhar tampak tak senang saat dia melihat Shelina berjalan dengan pria yang tidak dikenalnya. Selama ini yang suka membuntuti Shelina adalah Roland, dan kini pria muda dan ganteng dekat-dekat dengan Shelina, membuat Abizhar menahan kekesalannya.Dia sudah lama menunggu di kedai kopi yang ada di lantai dasar gedung kantor Shelina. Dia menunggu sampai Shelina bekerja. Seharian itu, Abizhar tidak ke kantor dan menghabiskan waktunya dengan laptop-nya untuk membuat CV dan mencari pekerjaan di situs pencari kerja."Sayang!" teriak Abizhar mengangkat satu tangannya.Muka Shelina memerah saat Abizhar memanggil-manggilnya. Orang-orang di lobi berhenti untuk memandang Abizhar, kemudian mereka melanjutkan langkah mereka dengan senyum di wajah mereka.Shelina mengingatkan Leo untuk datang lebih pagi besok, karena ada dokumen tender yang perlu disubmit sebelum jam delapan. Seharusnya sih Leo yang mengingat sendiri, tapi karena dia masih baru, Shelina-lah yang ikut melakukannya.Shelina menghampir

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status