Share

Sang Pengeran

"Ovan, kita hanya sedikit bersenang senang, kenapa kau begitu marah?"

Ovan tak menjawab, ia diam seribu bahasa sampai mobil itu mengantarkan sampai tempat tujuan.

"Turunlah sayang, kita sudah sampai."

Sedikit ragu, Ovan akhirnya turun dari mobil yang mereka tumpangi. Mereka masuk ke sebuah ruangan kafe dengan hiruk pikuk yang sudah biasa di telinganya.

"Jadi, siapa yang akan kau temui?"

"Sabarlah sayang, dia adalah suami istri, dan suaminya seorang seniman terkenal di Jakarta. Aku juga tak yakin apakah sudah pernah mengenalnya atau belum. Yang jelas, aku akan membeli sebuah lukisan dari mereka."

"Benarkah? Aku tak pernah tahu kalau kau menyukai lukisan."

"Ovan, kau baru mengenalku, tentu saja kau tak akan banyak tahu kesukaanku."

Seratus persen, ucapan itu hanya karangan belaka. Ia tak pernah menyukai sesuatu yang bersifat melankolis seperti seni lukis atau musik apapun namanya. Ia lebih suka berkuda, memanah atau memainkan senapan. Terkadang, ia akan berlatih boxing, Thai chi atau je
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status