Share

Part 23

Ekor mataku melirik ke arah Mas Ibnu yang sedang duduk diam di sebelah Abraham. Mata laki-laki yang sudah menikahiku selama dua belas tahun itu terus saja basah. Dia terlihat sangat terpukul dengan kepergian ibu yang secara mendadak ini.

***

Setelah menempuh perjalanan hampir lima jam, akhirnya rombongan pengantar jenazah sampai juga di pelataran rumah Ibu. Semua keluarga serta tetangga sudah menunggu, begitu juga Mbak Salamah–ibunya Lusi. Aku turun dari mobil dan langsung menggadeng tangan Mas Ibnu masuk ke dalam rumah.

"Kamu jangan gandeng-gandeng Mas Ibnu di depan umum, Mayla!" teriak Lusi membuat perhatian semua pelayat langsung tertuju kepadanya.

Mas Hansa menarik kasar tangan Lusi dan mengajaknya masuk. Wajah laki-laki berusia lebih dari setengah abad itu terlihat merah padam, mungkin dia merasa malu melihat kelakuan anaknya yang suul adab.

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status