Share

Peraturan

Author: Basreswara
last update Last Updated: 2021-08-02 18:19:29

Kiran pun menggeleng menandakan dia tidak tahu apa-apa. Kali ini sikap perempuan di hadapan Wira seolah memiliki dua sisi. Pertemuan mereka di hari pernikahan, menunjukkan karakter Arina yang terkesan jahil serta tidak menghiraukan peringatan dari pria itu. Sebelumnya tidak ada orang yang berani menyela ucapan putra sulung Arasatya. Namun, berbanding terbalik dengan sekarang, menantu keluarga lebih banyak berperilaku lembut seperti kebanyakan orang yang membincangkannya.

“Semua orang mengatakan kau gadis yang lembut, bahkan keluargaku berpikir demikian. Tapi, aku berpendapat lain.”

Kiran tidak bisa membantah, memang benar adanya dari perkataan laki-laki tersebut.

“Sebaiknya kau tanya pada keluargamu sendiri. Ah, lebih tepatnya ayahmu, sampai-sampai ingin bersimpuh padaku agar aku menikahimu. Karena mama juga mendesak – dia tidak mau mendengar gunjingan para kolega bisnis bahkan saudara sendiri, terpaksa aku menikahimu. Lagipula pertama kali bertemu kau terlihat seperti perempuan yang sangat baik.” Jelas sekali tatapan mengintimidasi mengusik lawan bicara sehingga membuat keraguan untuk berbicara.

“Ma-mama tahu ayahku bertemu denganmu?” Kiran ingin mencari titik terang, semua ini tambah rumit. Kehidupan sekarang tidak lebih baik dari kehidupan sebelumnya.

“Tidak. Pernikahan terjadi juga karena ada sesuatu yang harus aku lakukan, sebuah eksperimen mungkin?” Perkataan putra sulung Arasatya seolah sedang berhadapan dengan teman bisnis.

‘Apa ini peraturan yang dikatakan Rakin?’ pikir Kiran.

“Biar aku tebak. Pernikahan ini hanya sebuah perjanjian antara kau dan ayah, hanya kalian berdua yang tahu? Kenapa kau tidak menolak saja? Ini kan tidak ada untungnya untukmu.” Si gadis berusaha mengorek lebih informasi. Tuduhannya atas penawaran Kiran yang tidak ingin menikahi pria batu dan aneh, dengan bodohnya ia tergiur dan langsung menerima. Hanya saja, tak ingin terlalu kentara.

Menjadi pengantin tidak seperti yang terdengar dari ucapan orang-orang yang mendambakannya. Rupanya kabar itu cuma penghibur semata.

“Bukannya sudah kujelaskan, ada hal yang ingin aku luruskan. Aku tidak pernah menerima kerjasama kalau bagiku itu merugikan.” Laki-laki di atas sofa tampak berbeda, dia bukan Wira yang kemarin. Putra sulung keluarga seperti memiliki aura kejam.

[Sepuluh hari yang lalu]

“Tuan, pak Lukman sedang berada di kantor pusat ingin menemui anda.” Sekretaris bernama Aris berbisik pada Wira, dialah pekerja yang paling dekat dengan putra sulung Arasatya.

‘Tidak biasanya dia langsung datang padaku’ heran batin Wira.

Lelaki itu melepaskan jas yang sedikit menganggu, memberikannya kepada si sekretaris. Kepulangannya dari luar kota seperti ditunggu-tunggu orang yang diketahui bernama Lukman. Secara tergesa Wira dan Aris menuju mobil penjemputan, sesaat lalu sekretaris menghubungi dan memberitahu bahwa tuan muda sudah tiba di bandara.

Tujuan mereka adalah kantor utama Ars Corp (Arasatya Corporation). Tak jarang pria di kursi belakang menyunggingkan senyuman, dia sudah tahu apa tujuan Lukman yang tiba-tiba ingin bertemu, kalau bukan masalah keuangan berarti penjualan asset-asset untuk menunjang kekurangan perusahaan yang di ambang kebangkrutan.

Pintu mobil dibukakan oleh sang sekretaris, menandakan mereka telah sampai kantor induk. Hanya satu orang yang bisa berdekatan dengan Wira, benar, Aris. Para pekerja lain mengikuti dari jarak satu meter. Semua bawahan seolah menutup mata peraturan yang dibuat atasannya.

Pintu transportasi vertical berbunyi ketika pengguna sudah tiba di tempat tujuan, Wira dipersilahkan lebih dulu melangkah. Dua laki-laki itu memasuki ruangan utama.

Dengan sigap pria tua di sana memberi hormat, dia tahu sekali siapa pemuda yang di hadapi ini. Putra sulung Arasatya dikenal karena peraturannya yang unik, sebagian relasi Ars Corp tidak menuntut atau ambil pusing. Sebab keuntungan dalam dunia bisnis lebih diutamakan daripada masalah pribadi kolega tersebut.

Dilihat dari cara Lukman, dia menjaga jarak seperti peringatan yang diberitahu oleh Aris.

“Senang bertemu denganmu.” Sapa lelaki tua setelah melihat orang yang ia tunggu tiba.

“Ada apa, pak Lukman?” Wira menyambut sapaan sembari menuju meja kerjanya, kemudian menghadap tamu yang sedang memberanikan diri untuk angkat bicara.

“Aku memiliki seorang putri, cantik, sifatnya lemah lembut dan penyayang-”

“Kau ingin menjual putrimu padaku?” Wira memotong ucapan, disambut keterkejutan lelaki tua di depan.

“Tunggu, bukan seperti itu. Kau tahu Wira, Kiran bukan anak kandungku tetapi aku sangat menyayanginya. Aku tidak ingin dia tahu rahasia yang aku tutupi bertahun-tahun, alasan aku menyerahkannya padamu karena kakakku mengancam akan melukai Kiran. Ada permasalahan dalam keluarga kami yang mengharuskanku menemuimu seperti ini. Aku tahu ini sangat memalukan, hanya saja Wisnu (ayah Wira) temanku sedari dulu.” Lukman tampak memohon.

“Bagaimana kalau aku menolak?” Lukman memakai cara licik demi menunjang dana perusahaan, sulit dipercaya dia bermain dan bertaruh dengan putri sebagai imbalan.

Pantas saja kau berteman dengannya (Wisnu), kalian sama-sama gila’. Wira tersungging – menganggap ini lucu.

“Aku akan melakukan apapun untukmu, terpenting membuat Kiran aman. Setidaknya Linda takut kalau berurusan dengan keluarga Arasatya.”

'Aman? Kau tetap sama Lukman, seperti anjing yang tidak mengakui sebagai penikmat tulang padahal itu makanan utamanya'.

“Pak Lukman tidak takut jika putrimu aku lukai?” sedikit ancaman dari Wira.

“Aku sangat percaya Wisnu, cara dia mendidikmu dan cara dia menghargai perempuan.” tegas Lukman yakin.

Pemuda itu menyeringai – ia  mendengar omong kosong lagi – beranjak ke depan meja kerja, bersandar. Bersedekap sembari ia melirik Lukman sesaat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suddenly Become a Bride   Sebuah Lingkaran

    Kecelakaan tak terkira dan seolah takdir buruk bagi Wira Arasatya, harus disembunyikan dari muka publik. Wisnu yang seorang pemilik nama terpandang tidak mungkin membiarkan kasus buruk mencoreng Ars Corporation.Kecurigaan dari masyarakat yang mengamati berita tersebut terus menjadi bahan ocehan. Dan tentu saja Wisnu tidak ingin putranya menjadi konsumsi publik – sebab kasus itu merupakan berita buruk, di mana putra sulung Arasatya menyetir dalam keadaan mabuk. Mudah sekali untuk media yang haus akan kasus para konglomerat.Namun, saat itu kasus Wira seolah lenyap. Para reporter dan penulis berita juga enggan mengambil risiko.***Pagi ini tuan muda menemui Jimmy, ia semakin penasaran dengan otaknya yang terkadang sengaja mengingat kejadian memilukan. Memori perempuan bergaun merah serta seringainya membuat pria yang memiliki tekanan jiwa – akan hal itu – semakin bermunculan.“Kebiasaan barumu ya datang tanpa menelepon dulu? Tidak sulit kalau menyuruh asistenmu berbicara padaku barang

  • Suddenly Become a Bride   Kebebasan

    [SEBELUM PERNIKAHAN] “Aris. Kau pulang saja, aku bisa menyetir sendiri.” Tuan muda memerintah sekretaris. Menikmati segelas alkohol pertama sedikit membuat tenggorokan tersengat, Wira beberapa kali mendesah. Malam akhir pekan. Kala itu… untuk pertama kalinya Wira dan Aris minum bersama, tuan muda mulai merasa jenuh dengan kehidupannya yang monoton. Liburan? Ia habiskan untuk bekerja dan dituntut oleh ambisi-ambisi yang harus ia capai. “Tidak. Bisa-bisa kau mabuk. Aku tidak mau ada apa-apa denganmu!” Sembari Aris menolak tawaran minum untuk gelas keduanya. “Kau sudah bekerja keras, luangkan waktumu untuk istirahat.” Wira terdengar memaksa. Tuan muda sengaja menyewa kamar hotel – tanpa seorang pun pengganggu. Beserta botol minuman beralkohol dengan harga tinggi. Kehidupannya yang berbeda atau bahkan di mata orang-orang tampak aneh, hanya dia dan Aris. Para kolega direktur Ars Corporation mulai mempertanyakan pernikahan putra tertua Arasatya, sungguh memuakkan kata-kata yang kelua

  • Suddenly Become a Bride   Istimewa

    Wira merasakan lehernya tercekat, seakan udara sulit menetralkan dadanya, penyesalan dan rasa bersalah datang kian membesar.‘Apa hubungannya kejadian itu dengan Kiran?’ ia benar was-was.Putra tertua Arasatya berusaha mengontrol dirinya untuk memudahkan suara keluar dengan sempurna.“A-apa gadis di mimpimu meninggal?” cara bicaranya yang pelan sekaligus ragu.Sesuai apa yang ditakuti Wira, perempuan di depannya mengangguk. Dadanya seolah bergemuruh, namun ingatan tentang Kiran tetap di sampingnya ketika ia berbicara kisah gadis bermidi dress – memberi sedikit ruang lega.‘Ternyata kejadian memilukan itu adalah diriku sendiri, takdir hendak memberitahuku dengan cara mendatangkan mimpi tersebut. Bagaimana bisa ingatanku tentang kehidupan sebelumnya bisa terlupakan?’ Kiran semakin tidak mengerti.“Mi-mirip sekali dengan gadis yang aku tabrak.” Ucapan Wira setengah berbisik.“Apa?” Sialnya Kiran bisa mendengar. Hanya saja ia terkejut.“Lupakan.” Titah pria itu.Ada setitik curiga dalam b

  • Suddenly Become a Bride   Perlakuan Seorang Teman

    “Berapa lama lagi aku berada ditubuhmu? Kemungkinan terburuknya jiwaku akan mati mengikuti jasadku?”Gadis di balik meja menundukkan pandangan, “Aku tidak tahu. Setelah perjanjian yang kita sepakati, begitu saja aku di tempatkan di perpustakaan ini.”“Jika jiwamu terkurung di sini, bukan tidak mungkin ia akan kembali bukan? Kalau benar asumsiku, cepat atau lambat aku akan mati, Kiran. Dan perjanjian itu untuk pertama kali aku menyesalinya. Aku merasa dimanfaatkan! Tidak. Ini tidak adil bagiku.” Arina memundurkan langkah perlahan.Gadis penunggu perpustakaan klasik masih termenung, gurat wajahnya tetap datar seperti biasa. Kulit putihnya bersinar, memancarkan cahaya dalam sekejap. Tiba-tiba gadis itu berada tepat di depan jiwa Arina.“Darahmu sudah menjadi saksi perjanjian, dan kau manusia yang terpilih untuk bertukar jiwa denganku.”***“Da-darah?” Kiran berjiwa Arina terjaga dari mimpi. Dada itu seakan sesak di iringi napas yang terengah.Bayangan gadis bermidi dress hitam kemarin ke

  • Suddenly Become a Bride   Memiliki Keraguan

    “Kalau begitu kau boleh pergi.” Wira berkata cepat. Ia bisa menjadi manusia setengah mati kalau benar-benar Kiran melakukan ucapannya tadi. Membayangkannya saja membuat Wira sesak napas.‘Ternyata kau sungguh takut dengan perempuan ya?’ Kiran tersenyum miring, asumsinya semakin menunjukkan kebenaran.Kemudian tubuh mungil menurut Wira pun melenggang pergi.Sementara itu, lelaki di sofa menyambar gelas berisi air putih di samping – lalu meminumnya. Tenggorokan yang basah berhasil menyisihkan sedikit kecemasan.Kemudian hening.Rumah besar terasa kembali seperti pertama kali Wira menapakkan kaki ketika Jimmy memperbolehkannya pulang. Semua orang terlihat enggan berbicara pada si sulung. Di saat malam tiba, mimpi buruk menghantui Wira kecil.Ketakutan serta tangisan terdengar pilu bagi seorang ibu. Ningrum tak bisa berbuat apa-apa selain terisak hingga tak bersuara lagi.Rakin lah orang yang mampu mengajak s

  • Suddenly Become a Bride   Penuh Perhatian

    Misteri kapan kembalinya jiwa Kiran ke tubuh yang digunakan sosok Arina saat ini semakin membuat kepala menantu keluarga Arasatya berdenyut.Rasanya ia tidak rela pergi dari tubuh ini.‘Kalau Kiran meminta badannya kembali, lalu jiwaku akan berpindah ke mana? Apa aku bisa mati mengikuti jasad seorang Arina yang terkubur?’ pikirnya. ‘Aku harus bagaimana? Jika Kiran benar-benar memaksaku memberikan tubuh ini, sama saja dia egois bukan? Tidak ada untungnya bagiku. Lebih baik dari awal aku tidak menerima tawarannya’. Ia mulai goyah pada perjanjian di antara mereka.Seperti angin menyelinap ke dalam ingatan, Kiran teringat teman dekat – Riana. Sesuatu yang mengganjal akhir-akhir ini.‘Aku tidak bisa percaya sepenuhnya sebelum melihat langsung kuburan tubuhku.’ Tubuh Arina yang ia maksud. ‘Apa aku bisa membujuk Riana?’ Kiran berpikir sambil memainkan kuku ibu jari tangan, sedikit menggigitinya pelan.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status