Share

Bab 15

Harap-harap cemas Riri menunggu suaminya pulang. Padahal jarum jam sudah menyentuh angka enam, tapi pria itu masih belum sampai juga.

“Biasanya setelah ashar juga Mas Ilham sudah sampai. Atau dia masih marah sama aku, jadi dia nggak mau pulang?” gumamnya sangat gelisah, “ah, tapi mana mungkin Mas Ilham seperti itu ... ayo Riri, berpikir positif. Dia pasti pulang hari ini.”

Wanita itu berjalan bolak-balik dari satu tempat ke tempat lainnya seperti yang biasa orang-orang lakukan untuk membuat dirinya lebih baik.

“Mama kok bolak-balik?” tanya Fadly yang heran dengan kelakuan aneh mamanya.

Riri tersenyum dan seketika menghentikan aktivitasnya yang konyol itu, “Nggak papa, Nak. Mama hanya lagi menunggu Papamu pulang.”

“Papa kok belum puyang?” Fadlan ikut-ikutan bertanya dengan suara gemasnya.

“Iya, sebentar lagi, Nak,” jawab Riri mendekati mereka berdua untuk duduk bergabung di depan televisi. Meraih ponselnya, wanita itu pun akhirnya menyerah dan memilih untuk menghubungi laki-laki yang s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status