Share

Masih Milikmu

Author: 9inestories
last update Last Updated: 2025-07-05 19:59:23

Arya mengantar Senja hingga depan pintu suite. Wanita itu tertunduk lesu. Kecewa. Usahanya untuk memecahkan kasus D mengalami jalan buntu. Baik Arya, Damian maupun Lisette tidak tahu-menahu perkara D. Lisette yang ciri-cirinya mendekati si wanita kedua, menampik. Tidak ada dalam daftar teman atau mantan kekasihnya, seseorang berambut ikal, tinggi tegap dengan kulit tan, kecuali ciri-ciri itu ada pada Damian. Sedangkan Damian sendiri mengaku ia tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan kelam. Mereka bahkan tidak saling mengenal satu sama lain.

"Ya masa Mbak Kelam berbohong, Mas," celetuk Senja. Sesaat kemudian, ia membekap mulutnya karena kelepasan. "Maaf, maksudku Arya."

"Kau memanggilku Mas Arya seperti waktu dulu berpacaran pun tidak masalah, pendek. Karena memang aku lebih tua darimu."

Senja mendongak, tatapannya bertemu dengan kedua mata Arya yang teduh. Pria itu tersenyum lembut, senyum yang sama seperti ketika Arya mengantarnya pulang setelah seharian mereka berkencan. Tampan. Ke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Surya di Batas Senja   Pria itu Begitu Dekat

    Langkah Senja berat, seperti menyeret beban tak kasat mata. Tenaganya terkuras bersama harapan yang perlahan menguap. Hilang!"Haruskah aku pulang?" gumam Senja. "Tapi, Mas Surya belum mengirim orang untukku."Senja berhenti tepat di depan pintu masuk, petugas hotel menyapanya, membukakan pintu untuknya. Tapi Senja menolak, ia malah bergeser ke sisi kiri, berdiri diam di depan dinding kaca depan gedung Hotel Esmeralda.Senja memandangi bayang diri yang terperangkap dalam kaca. Miris! Ia merasa Surya sengaja menelantarkannya. Apalagi ketika Senja menangkap beberapa aktivitas di lobi depan. Kesedihan itu semakin menggelayuti, iri semakin dekat menemani. Obrolan ringan nan ceria, keseriusan dialog antara resepsionis hotel dan calon tamu, ucapan terima kasih dari bell boy karena menerima tips besar, atau sepasang kekasih yang saling berbagi pelukan."Aku sendiri ..." lirihnya.Di tengah kekecewaan yang bersemayam, bayang lain hadir, Donna. Si dingin yang merupakan kekasih Damian. Damian m

  • Surya di Batas Senja   Pengorbanan Yang Tak Dianggap

    Kelam tersenyum puas, kepalanya terkulai di bahu sang kekasih. Kedua tangannya masih meraba-raba punggung telanjang sang kekasih, bergerak memutar seiring napasnya yang masih terengah.Setelah interupsi video call dari Senja, D langsung mencengkeram kedua sisi pinggangnya, menuntun tubuh Kelam untuk bergerak liar dalam ritme yang dipandu oleh hasrat keduanya."Sudah kubilang untuk tidak lagi meladeni perempuan itu! Dia selalu mengganggu aktifitas kita dan aku tidak suka!"Kelam mengangkat kepalanya, ia mengecupi bahu D beberapa kali sebelum ia beranjak dari pangkuan D."Kau mau kemana, baby?"Namun, D menahannya. Ia menarik Kelam kembali ke pangkuan, menyatukan mereka dengan gerakan yang dalam dan penuh hasrat. Desah lirih lolos dari bibir Kelam, kepalanya terangkat, mata terpejam menikmati gelombang sensasi yang menghentak perlahan tapi pasti. Hela napasnya tersengal, seiring getar halus yang menjalari setiap inci kulitnya—membuatnya meluruh dalam dekapan pria yang selama ini menjadi

  • Surya di Batas Senja   Jejak si Sepatu Merah

    "Oh, maksudmu ini?"Damian turun dari dudukan kursi dan memperlihatkan sepatu kebanggaannya kepada Senja. Senja terbelalak, ia mengacung-acungkan telunjuknya ke arah Damian sembari tersenyum sinis.Melihat ekspresi menjengkelkan Senja, Damian menyentil dahinya. "Sakiiit," rajuk Senja."Senja yang manis ..." gemas Damian, ia pun kembali duduk. Lalu lanjutnya, "aku kan sudah mengaku telah menabrakmu tempo hari hingga menyebabkanmu tersungkur, ya wajar kau melihat sepatu merah ini. Bagaimana kau bisa menyimpulkan ini milik si D-mu itu sedangkan akulah yang memakainya?"Senja terdiam sejenak, kemudian, "Mbak Kelam bilang dia beliin sepatu itu buat D!""Aku tidak akan pernah mau menerima hadiah dari seorang wanita. Justru, akulah yang harus memberikan pelayanan kepada mereka!""Lalu, kenapa kau berada di belokan lantai lima?"Senja tak mau mengalah. Sepatu sport merah yang ditunjukan Damian ditambah pernyataan Kelam mengenai D cukup membuat Senja mengambil sebuah vonis. Bahwa Damian adalah

  • Surya di Batas Senja   Bayangan di Tengah Kopi

    Senja memasuki sebuah kafe yang terletak di seberang gedung Esmeralda Hotel. Terhitung, ini sudah ketiga kalinya ia berkunjung. Ragam kopi yang disajikan cukup banyak, rasa juga bisa dibanggakan. Tapi, alasan utama Senja memilih kafe ini karena ia tidak tahu menahu seluk-beluk kota Roma. Jadi, dengan terpaksa Senja hanya berputar-putar di sekitar kawasan hotel.Seharusnya ini tidak perlu terjadi apabila Surya tidak meninggalkannya sendirian di Roma. Kembali, suaminya itu tidak bisa dihubungi. Hari ini pun seharusnya ia check out dari hotel, tapi Senja bingung harus kemana. Menuju tujuan bulan madu berikutnya, Swiss? Tiket dan hotel semua Surya yang handle, sedangkan ponsel Surya tidak aktif sudah empat hari. Pulang? Janji Surya yang akan mengirim orang untuk menjemputnya pun tidak kunjung datang. Senja tidak mungkin pulang ke rumah Ayah dan Ibunya seorang diri.Ini membuat amarah menumpuk di hati Senja. Ia merasa diterlantarkan. Apa ada seorang suami yang mengaku mencintainya tapi mal

  • Surya di Batas Senja   Senja, Arya dan Suami Yang Hilang

    Sedangkan di dalam suite bernomor 146, Senja mendekap dadanya dengan kedua telapak tangan. Tubuhnya ia rebahkan di atas ranjang. "Redalah!" perintah Senja pada debarannya sendiri.Senja memejamkan kedua mata, mendadak senyumnya terkembang. Rasa yang Arya ciptakan pada jantungnya tadi membuat rona segar menghias wajah Senja. Ada rasa malu dan debaran yang tercampur baur, lalu sedikit rasa senang menyusup di antara dua rasa itu.Senja berusaha mengingat, kapan terakhir kalinya ia merasa seperti itu saat sedang berduaan bersama Arya. Kedua netra Senja terbuka, sepertinya tidak pernah. Benar, kan? Senyum Senja pun luntur. Senja tidak pernah merasakan perasaan mendamba layaknya orang kasmaran saat bersama Arya dulu. Ia hanya merasa nyaman dan terlindungi dan mungkin sedikit kagum akan tubuh Arya yang atletis. Kagum belum tentu mendamba, bukan?Arya merupakan kakak kelasnya semasa SMA. Pria idaman para siswi, ketua OSIS dan kapten basket. Sedangkan Senja, ia berusaha keras untuk menjadi yan

  • Surya di Batas Senja   Masih Milikmu

    Arya mengantar Senja hingga depan pintu suite. Wanita itu tertunduk lesu. Kecewa. Usahanya untuk memecahkan kasus D mengalami jalan buntu. Baik Arya, Damian maupun Lisette tidak tahu-menahu perkara D. Lisette yang ciri-cirinya mendekati si wanita kedua, menampik. Tidak ada dalam daftar teman atau mantan kekasihnya, seseorang berambut ikal, tinggi tegap dengan kulit tan, kecuali ciri-ciri itu ada pada Damian. Sedangkan Damian sendiri mengaku ia tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan kelam. Mereka bahkan tidak saling mengenal satu sama lain."Ya masa Mbak Kelam berbohong, Mas," celetuk Senja. Sesaat kemudian, ia membekap mulutnya karena kelepasan. "Maaf, maksudku Arya.""Kau memanggilku Mas Arya seperti waktu dulu berpacaran pun tidak masalah, pendek. Karena memang aku lebih tua darimu." Senja mendongak, tatapannya bertemu dengan kedua mata Arya yang teduh. Pria itu tersenyum lembut, senyum yang sama seperti ketika Arya mengantarnya pulang setelah seharian mereka berkencan. Tampan. Ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status