Share

Yang Belum Usai

Author: 9inestories
last update Last Updated: 2025-07-04 21:12:24

"Lama tak bersua, pendek! Bagaimana kabarmu?"

Senja berdecak mendengar panggilan itu. Ia hampir melupakannya. Hanya satu orang yang berani mencemooh dirinya dengan panggilan 'pendek'. Satu orang itu sedang berdiri di hadapannya sembari mendekap mesra seorang mungil lain seperti dirinya.

"Ck! Jangan panggil aku pendek! Lihat siapa yang kau peluk!" Senja memalingkan muka, sedikit kesal. "Dia juga tak kalah pendek dariku," ucapnya lirih.

Namun, ucapan itu masih mampu terdengar oleh dua insan yang sengaja mengumbar kemesraan di depannya. Mereka terkekeh. "Arya mempunyai nama panggilan kesayangan tersendiri untukku, Senja," ujar Lisette.

"Apa?" Senja menaikan dagu angkuh. Ia mengumpat dalam hati menyadari betapa masih tetap jangkungnya si mantan.

"Mungil," pamer Lisette. Ia meraih tengkuk Arya agar pria itu merunduk, sehingga mereka bisa kembali berciuman.

Senja menghentakan kedua kaki melihat adegan mesra yang dipertontonkan. Itu seperti disengaja. Mereka sedang pamer. Cih! Seandainya Surya berada di sini, Senja pasti akan membalasnya. Memutar bola matanya jengah, Senja pun memutuskan untuk kembali duduk di tempatnya semula. Berhadapan dengan Damian Rossi yang terkekeh geli melihat tingkahnya.

"Kau menggemaskan, mungil," reaksinya.

Senja melotot, "aku bukan si mungil!"

"Iya benar juga! Kau itu si pendek!" Tawa Damian menggelegar, membuat Senja makin keki dan sepasang insan di belakang tubuhnya akhirnya menyudahi kemesraan mereka.

"Jangan menggodanya, Damian!"

Arya menepuk bahu Damian, meng-kode pria flamboyan itu untuk berhenti. Ia mengambil duduk di seberang Senja, lalu menarik Lisette agar duduk di pangkuannya. Wanita itu menyamankan posisi dengan mengalungkan kedua lengannya mengitari leher Arya. Kepala ia telusupkan di ceruk leher Arya. Hal ini membuat Senja serasa berkaca.

Lisette adalah dirinya dulu ketika ia dan Arya berpacaran. Tubuh mungil, wajah cenderung manis ketimbang cantik. Sedikit naif dan manja. Ia senang merajuk, membuat Arya nyaris kehilangan kewarasan karena sikapnya yang terlalu sering ngambek.

"Jadi, bagaimana kau bisa sampai kemari, Senja?"

Senja menegakan badan. Ia belum mempersiapkan sebuah dalih. Tidak mungkin juga ia mengatakan sedang berburu wanita kedua alias orang ketiga dari hubungan Kelam dan kekasihnya.

Ah! Kelam dan Arya kan bersaudara! Sungguh suatu kebetulan bertemu mereka pada satu tempo yang nyaris berdekatan. Senja juga masih tidak percaya bisa bersua kembali dengan mantan pacarnya, Arya Wicaksono. Pantas saja, instingnya mengatakan sesuatu familiar saat melihat hidangan medovik.

"Bagaimana kalian bisa berpacaran?" Alih-alih menjawab pertanyaan Arya, Senja malah mengalihkan pada topik bahasan lain. Lagipula, ia juga penasaran.

Arya menghilang dari kehidupannya sejak mereka putus. Tidak bisa dihubungi, hanya mampu diamati melalui layar kaca. Pria itu sering wara-wiri di berbagai laman media. Maklum, ia merupakan salah satu ahli waris Keluarga Wicaksono dan sedang digembleng Ayahnya untuk menekuni dunia bisnis. Senja sebenarnya juga berniat mengundang Arya secara khusus, namun urung. Pria itu seperti sengaja menjauhinya.

"Hanya pertemuan biasa, karena aku dan Damian merupakan teman satu universitas di Cambridge."

Senja mengangguk, ia merasa canggung melihat Lisette semakin bersikap manja pada Arya. Beberapa kali menggoda Arya dengan melayangkan kecupan-kecupan kecil di leher. Belum lagi Damian yang terus-terusan memandanginya.

"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi, Senja ..." Arya mendesis tertahan saat Lisette mencumbu lehernya. "bagaimana kau bisa kemari? Apa yang kaubutuhkan? Sekedar bertamu atau ..."

Arya menarik kepala Lisette supaya menjauh, ia juga mengangkat lembut tubuh Lisette untuk duduk di sebelahnya.

"Dia mencari D!" Belum sempat Arya melanjutkan perkataannya, Damian sudah menyela.

"D?"

Senja terpaksa mengangguk, ragu. "Dia berselingkuh dengan wanita kedua dan aku ingin memergoki mereka!"

"Aku tidak mengerti. Lalu, apa hubungannya dengan kami?"

"Mbak Kelam meninggalkan clue mengenai di mana wanita itu tinggal."

"Tunggu! Mbak Kelam?" Senja menanggapi pertanyaan Arya dengan anggukan. "Kakakku yang kaumaksud?" Senja kembali mengangguk.

"Ah! Kelam menginap di hotel ini juga, di lantai lima. Aku sempat bertemu dengannya kemaren di restoran," Damian ikut berembug.

Arya menggeleng, ia menyandarkan bahunya pada sandaran sofa. Ia masih tidak mengerti. Senja mengatakan mencari seseorang bernama D. Orang itu telah berselingkuh dari kekasihnya dan Kelam menyarankan Senja untuk kesini? Apa yang dimaksud Senja dengan D adalah Damian, sahabatnya?

Arya menoleh ke arah Damian, menatapnya sembari mengerutkan dahi. Hal ini tertangkap mata oleh Damian sendiri, juga Senja. Senja memahami arti dari tatapan Arya itu. Ia pun berujar, "awalnya aku juga mengira jika D itu adalah dia," tunjuk Senja ke arah Damian, membuat Lisette juga ikut menoleh.

"Aku? Kau mencariku?"

Senja mengabaikan pertanyaan Damian dan memilih melanjutkan perkataannya, "dan Lis adalah selingkuhannya."

"Wow!" reaksi Lisette terkejut.

"Tapi kemudian mereka mengaku sebagai saudara tiri."

"Ya karena kami memang saudara tiri," kekeh Lisette.

"Jika begitu, aku mengalami jalan buntu. Atau Mbak Kelam berbohong padaku mengenai kekasihnya." Senja bersedekap dengan wajah cemberut.

Tindakan menggemaskannya itu membuat dua orang pria di hadapannya berdeham serempak. Lisette yang mengetahui Arya memandang Senja penuh makna, mencubit betisnya hingga membuat Arya tersadar. Ia pun segera mengecup bibir Lisette untuk meredakan Kecemburuan.

"Aku tidak pernah tahu Kelam memiliki kekasih. Benar, kan Arya? Kakakmu itu masih single?"

Pertanyaan dari Damian membuat tubuh Arya menegang. Kedua tangannya terkepal. Sekarang, Arya mengerti situasinya. Kelam sengaja kemari untuk memergoki seseorang bernama D yang mana itu merupakan kekasih Kelam, sedang berselingkuh. Dan Kelam menunjukan si tersangka utamanya kepada Senja menempati kamar ini. Arya giliran menoleh ke arah Lisette. Kekasihnya itu balik menatapnya bingung. Apa Senja mengira si D berselingkuh dengan Lisette?

"Aku rasa kau harus melupakan rasa penasaranmu itu, Senja." Arya berusaha berbicara senormal mungkin, namun gagal. Ia mengumpat dalam hati ketika mendengar ucapannya bergetar.

"Kau mengetahui sesuatu, Arya?!" selidik Senja lalu ia merutuk dalam hati, tersadar. Tentu saja Arya tahu, mereka kan kakak beradik.

"Kembalilah ke kamarmu! Di lantai mana kau menginap? Dengan sia ...pa ...?"

Kembali, Arya tertegun. Pandangannya tertunduk, terfokus pada kedua kakinya sendiri yang mengenakan sandal hotel. Hanya sesaat, sebelum ia bisa mengendalikan gemuruh yang menyerang hatinya dan melanjutkan ucapan.

"Oh, aku baru ingat! Bukankah kau baru saja menikah?"

Mendadak hati Senja serasa penuh, ia teringat akan sosok Surya dan malam pertama mereka. Sampai sekarang ia masih tidak percaya, ia telah berhasil menyandang status sebagai istri dari Surya Waringin. Sekian tahun melalukan pendekatan dengan tak kenal menyerah, akhirnya asa mengetuk di depan pintu takdirnya. Benang merah yang dinamakan jodoh menyatukan Senja dan Surya dalam ikatan pernikahan.

Arya menghembuskan napas perlahan. Rasanya setiap aliran udara yang terhembus dari bibirnya, bagai ribuan jarum yang menyergap hatinya.

"Lupakan kisah Kelam dan kembalilah ke kamarmu, Senja. Surya pasti menunggumu."

Rona yang semula mulai menghias wajah manis Senja, urung kemudian hilang. Ekspresinya berubah sendu. Ia menatap Arya dengan mata berkaca-kaca. "Aku tidak bisa," tunduknya.

"Kenapa?" Arya tercekat, kata itu terdengar lirih dan goyah.

"Surya menghilang."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ditinggalkan Setelah Malam Pertama   Intrik di Balik Cinta

    Arya tersenyum kecil ketika membaca sebuah pesan dari kekasih bisnis-nya, Lisette Alcantara. Isinya ucapan selamat karena ia berhasil meniduri Senja. Hubungan mereka tak pernah melibatkan perasaan, hanya sekadar kesenangan dan status. Lisette sejak awal menegaskan Arya bukan tipe prianya. Wanita mungil itu terkenal sangat pemilih—begitu kata Damian, kakak tirinya.Mungkin karena hatinya masih terkunci pada pria pujaan yang nyaris menjadi suaminya, yang meninggal dalam kecelakaan di Indonesia. Sejak saat itu, Lisette menutup diri. Jika ada pria singgah, tempat singgah itu hanya ranjangnya, bukan hatinya."Sedang asyik berbalas pesan dengan siapa?" Sebuah suara membuat Arya menoleh.Mia sudah berdiri di belakangnya. Berbeda dari penampilan menantang sebelumnya, kali ini ia tampak santai namun tetap anggun dalam piyama panjang. Kesederhanaan itu tetap tak mampu menyembunyikan auranya sebagai bangsawan. Siapa yang tak kenal keluarga De Luca dan Montgomery? Surya benar-benar bodoh meningga

  • Ditinggalkan Setelah Malam Pertama   Rayuan yang Tak Tersentuh

    [Gunakan ini untuk menjerat kembali D-mu!]Mia berdecak. Ia melihat jelas tanda centang biru di aplikasi pesan, tapi sudah tiga puluh menit berlalu tanpa balasan.Segera ia menekan nomor itu, mengulanginya hingga tiga kali, namun hasilnya tetap sama—nihil. Ada apa gerangan?Mia melempar ponselnya ke atas ranjang. Mungkin ia akan tidur saja, lalu menghubunginya kembali esok hari. Namun, ketukan di pintu membuatnya urung.“Siapa?” sahut Mia.“Ini aku, Mia … Arya,” jawab suara dari balik pintu.Sekilas Mia menoleh pada laptop yang masih terbuka di meja. Senyum penuh arti tersungging di bibirnya sebelum ia menjawab, “Sebentar ya ….”Pikiran liar berkelana. Mia tahu Arya mencintai Senja, tapi ia juga sadar pria itu masih menjalin hubungan dengan Lisette. Meski hubungan mereka hanya didasari urusan bisnis tanpa melibatkan perasaan, Mia paham keduanya beberapa kali sempat tidur bersama. Friends with benefit, begitu mereka menyebutnya.Mia pun berpikir, mungkin ia bisa menerapkan hal serupa d

  • Ditinggalkan Setelah Malam Pertama   Ketika Dosa Tertangkap Kamera

    Mia berdiri bersedekap di depan pintu kediaman Kemuning Raya. Tatapannya mengikuti sebuah sedan silver mewah yang berputar mengelilingi taman mawar dengan air mancur, sebelum akhirnya berhenti di sisi lajur kiri.Dari dalam, keluar seorang pria dengan postur tinggi tegap. Hanya dengan balutan kaos hitam dan celana jeans biru tua, kharismanya sudah cukup untuk memikat perhatian. Kacamata hitam bertengger di atas hidung bangirnya, menyembunyikan sepasang mata elang yang berkilat tajam namun terkadang melayangkan pandangan mendamba kepada kekasih yang terpilih.Dialah Arya Baskara Wicaksono—darah Arjuna Wicaksono dari garis ayah, dan kecerdasan Amirah dari rahim ibunya. Warisan fisik sang ayah berpadu dengan kejernihan akal sang ibu menjadikannya sosok menawan, salah satu primadona di dunia bisnis maupun masyarakat luas, sejajar dengan nama besar Dirgantara Mulia.Mia berdecak kagum dalam hati, mengagumi kesempurnaan yang pria itu sandang. Sayangnya, hatinya telah terikat pada sosok lain

  • Ditinggalkan Setelah Malam Pertama   Pelukan dalam Dosa

    Senja duduk bersila di atas ranjang, senyum tipisnya merekah tanpa ia sadari. Ponsel di pangkuannya masih menyala, menampilkan satu pesan yang masuk sejak siang tadi—dari Arya.[Pendek, aku merindukanmu. Mas datang, ya, hari ini?]Pesan itu belum juga ia balas. Ia hanya menatapnya lama, membiarkan perasaan campur aduk menyusup ke relung hati. Ingatan tentang tiga puluh menit kemarin sore—saat tubuhnya berpadu dengan mantan—masih berputar-putar di kepalanya.Senyumnya perlahan pudar, berganti gurat murung. Kesadaran akan pengkhianatannya pada sang suami menghantam batinnya. Namun, bayangan bagaimana Arya menyentuh dan menaklukkannya terus merambat masuk, membuat Senja nyaris kehilangan kendali. Nafasnya tercekat, tubuhnya bergetar. Jemarinya dengan ragu menyusuri kulitnya sendiri, seolah mencari kembali jejak panas itu, hingga ia terkulai menggeliat di atas ranjang, dirundung hasrat dan rasa bersalah yang saling menelan."Mas Arya...," desahnya lirih, disertai racauan nakal penuh kata-

  • Ditinggalkan Setelah Malam Pertama   Strategi

    "Strategi apa yang kau tawarkan padaku?" Pertanyaan Arya membuat senyum Mia mengembang. Ia baru hendak menjawab ketika terdengar ketukan di pintu kamar—sepertinya pesanan makanan Arya telah tiba. Untung saja mereka datang di waktu yang tepat, tidak saat adegan panas berlangsung. Surya lekas menanggalkan handuknya dan mengenakan jubah mandi sebelum membuka pintu. "Selamat sore, Tuan Muda Wicaksono. Kami mengantarkan pesanan Anda." Arya mengangguk lalu membuka pintu kamar selebar mungkin. Dua wanita berseragam koki masuk, salah satunya mendorong troli. Begitu melihat seorang wanita duduk bersilang kaki di dalam kamar, keduanya sempat saling pandang sebelum membungkuk sopan. Gerak-gerik itu tidak luput dari perhatian Mia; ia memberi isyarat mata pada Arya, yang entah bagaimana langsung memahami maksudnya. Arya kemudian menghampiri kedua wanita itu yang berjalan menuju satu-satunya meja di dekat balkon. Mereka menata hidangan satu per satu dengan rapi, sementara Arya berdiri tepat di

  • Ditinggalkan Setelah Malam Pertama   Asmara yang Membakar, Luka yang Membekas

    "Aku tahu kau terobsesi memilikiku hanya karena iri pada Dirga! Merebutku darinya hanya untuk membuatnya terpuruk!" Napas Kelam tersengal, berderai air mata bersama sesak dan muak yang selama ini ia pendam."Kau ... tidak pernah benar-benar mencintaiku, Surya!"Surya terdiam sejenak, lalu tiba-tiba mencium bibir Kelam dengan intens. Kelam membalasnya meski air matanya terus mengalir. Tubuhnya didorong Surya hingga terbaring di ranjang, dan ciuman itu pun berubah menjadi sesuatu yang berbahaya.Semilir angin petang menyibak tirai jendela hotel, membawa aroma basah sisa hujan. Di kamar yang sama, Hotel 101, waktu seakan berputar. Senja kali ini menyeret Kelam kembali pada petang lain—lima belas tahun yang lalu.Saat itu, jemari Kelam menjelajah tubuh Surya, membuka kancing seragam SMA-nya satu per satu. Bibir Surya menyesap leher Kelam, berhenti tepat di atas tahi lalat mungil yang selalu membuat Kelam merasa rapuh; entah bagaimana Surya mengetahuinya."Kau sudah pernah melakukan ini se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status