Share

Chapter 25

Pagi ini, Rahman menengok ke kamar ibunya sebelum berangkat kerja. Dia juga membawakan sarapan dan teh hangat untuk ibunya. Ibunya terlihat masih sangat pucat.

“Bu, ini Rahman bawakan bubur ayam untuk sarapan. Dimakan ya, Bu. Rahman mau pamit kerja dulu.” Pamit Rahman dengan nada setengah berbisik, tidak mau membangunkan ibunya yang terlihat masih tertidur lelap.

Setelah itu Rahman keluar dari kamar ibunya, anak-anak sudah berangkat sekolah sejak tadi. Sedangkan Sarah tengah pergi belanja.

Drrrt drrrt drrrt

“Siapa telepon pagi-pagi begini?” Gumam Rahman sambil merogoh sakunya dan mengambil benda yang bergetar itu.

Ratih, melihat nama yang terpampang jelas di ponselnya itu Rahman segera mengangkat telepon tersebut.

“Pagi, Mas Rahman,” Sapa Ratih dari sambungan telepon.

“Iya, Ratih. Ada apa telepon pagi-pagi begini?” tanya Rahman penasaran.

“Maaf mengganggu, Mas. Aku hanya ingin menanyakan kabar Syena. Apa dia sudah pulan

May Rafani

Kira-kira apakah pada akhirnya Ratih nau menerima cinta Rendi? Atau sebenarnya Ratih masih ingin bersama dengan suaminya? Ikuti terus kelanjutan kisah Ratih hanya di "Takdir" Yaaa

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status