Share

BAB 9

Mam-pus. Gara-gara berdebat dengan Aira, aku sampai lupa kalau teman-temanku akan datang ke rumah. Aku belum menyediakan jamuan apa-apa.

"O-oke, Brow!"

"Jangan lupa teh merahnya. Biar lebih asyik ngobrolnya. Selena juga ikut lho."

"Apa?!" Aku menutup mulut karena nada terlalu keras. Aira yang dari tadi cuek langsung menoleh dengan tatapan tajam. Aku pun memunggunginya, tapi tetap bisa kilihat dari sudut mata kalau Aira penasaran. "Kenapa Selena harus ikut? Aku dan istriku sedang tak baik-baik saja. Kamu malah mengajak dia. Kamu mau rumah tanggaku berakhir sekarang juga?" lirih suaraku. Kupastikan Aira tak bisa mendengar.

"Maaf, Brow. Dia memaksa. Aku bisa apa?"

Aku meremas rambutku yang semakin terasa panas.

"Sebentar lagi kita sampai," seru Zaki.

Panggilan diakhiri.

Aku membalik badan. Aira berdiri tegap di belakangku dengan tangan dilipat sejajar dada.

"Sayang, tolong bantu aku kali ini saja. Temanku mau ke rumah." Aku menangkupkan kedua tangan sejajar dada dengan tangan memelas. B
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status