Share

Bab 14 : Pikiran Aneh

"Minggir! Kalau kamu nggak minggir, aku teriak sekarang!" kataku dengan nada suara mulai meninggi.

"Siapa, namamu?" tanyanya sambil menatapku lembut.

"Minggir!" kataku lagi, tak menghiraukan ucapannya.

"Jawab dulu," pintanya dengan kening berkerut.

"Nggak!" aku melotot ke arahnya.

"Please ...." pintanya lagi, dengan wajah memelas.

Aku menatapnya dengan tatapan penuh amarah.

"Ok-ok, mungkin ini bukan hari keberuntunganku," kata Yuda lalu menarik kedua tangannya dari tembok.

"Pergilah ...," ucapnya sambil tersenyum hangat.

Aku berlari secepat mungkin. Agar dia tak bisa menghadangku lagi, dalam hati mengutuk kejadian hari ini. Kenapa harus ketemu sama si modus itu lagi. Aku benar-benar takut kalau dia sampai berbuat macam-macam padaku di toilet tadi.

"Tik! kamu nggak, apa-apa, kan?" tiba-tiba Mas Ifan sudah ada di depan ku, mungkin dia khawatir karena itu dia menyusulku.

"Eh, nggak kok, Mas. Aku hanya merasa nggak enak badan."

"Oh, kalau begitu kamu habiskan makan mu dulu, setelah itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status