Share

MEMBERIKAN PELAJARAN

Bab 3

Memberikan pelajaran

Alice Laurine Holmes, wanita cantik yang sengaja menyamarkan wajah cantiknya dengan berpenampilan biasa. Memakai kacamata dan selalu mengikat rambut panjang warna merahnya yang indah. Karena penampilannya yang buruk itulah Alice kerap dibully di kampusnya sendiri. Namun, itu tak menjadi masalah besar bagi Alice karena ia memang sengaja mencari teman yang tulus untuk mau berteman dengannya.

Walaupun Alice dari kalangan yang cukup berada, tapi dia kini mencoba hidup mandiri dengan bekerja paruh waktu sebagai pelayan wanita di salah satu restoran terkenal di kota Miami, Florida.

Sejak ayahnya lumpuh dan perusahaannya krisis, perusahaan ayahnya pun kini dalam kendali ibu tirinya. Untuk saat ini Alice tidak memiliki kemampuan khusus agar bisa mendapatkan kembali perusahaan ayahnya. Ia kalah dalam perkataan jika berdebat dengan ibu tirinya itu.

Alasan itulah akhirnya yang membuat Alice memutuskan untuk bekerja sebagai pelayan di restoran. Karena sejak ayahnya sakit-sakitan dan lumpuh, Alice harus menghidupi dirinya sendiri. Hubungannya dengan sang ibu tiri tidaklah baik, bahkan Alice sering mendapatkan perlakuan buruk dari ibu tirinya itu. Dari dulu Alice memang tidak suka layaknya menjalin hubungan dengan wanita yang disebut ibu tirinya itu. Ayahnya sendiri yang mengatakan akan bahagia dengan perempuan yang sudah dinikahinya selama hampir dua puluh tahun. Yang Alice lakukan hanya merestui saja dan ternyata berakhir seperti ini.

Kini saat Alice sibuk bekerja di restoran, ia tampak sedang mengantarkan makanan kepada pelanggan di salah satu meja yang terletak di ujung, tapi tiba-tiba ada kaki yang membuat dirinya terjatuh dan tersandung. Makanan yang dirinya bawa pun seketika menjadi tumpah, suaranya cukup nyaring sehingga semua pandangan mata mengarah kepada dirinya. Meja di depannya terkena makanan yang jatuh.

“Hey, pelayan sialan! Bisa bawa makanan tidak?! Pakaianku jadi kotor gara-gara kau!” bentak seorang perempuan yang bajunya kotor akibat terkena makanan yang jatuh.

Alice langsung berdiri dan membungkukkan badannya beberapa kali sambil mengatakan, “Maaf, saya tidak sengaja. Tadi saya tersandung oleh kaki seseorang.”

“Saya tidak butuh alasan kamu! Jadi pelayan benar-benar ceroboh! Bisa jalan tidak?!” wanita itu membentak tak terima.

Tanpa Alice sadari jika sepasang mata sejak tadi memperhatikannya. Seorang pria berpenampilan menarik, dan bernetra biru tajam. Dialah Adam Anderson, pria itulah yang sengaja menjegal kaki Alice dengan kaki miliknya saat yang Alice berjalan melewatinya tanpa menyadari kehadiran pria yang pernah menghabiskan malam bersama dengannya. Adam datang bersama dengan wanita, Adam yang sejak awal memang tahu jika Alice adalah wanita yang sudah menghabiskan malam bersamanya, ia pun sengaja mengerjai Alice. Berakhir Alice di marahi oleh pengunjung restoran saat ini.

Adam hanya diam menyaksikan Alice yang berulang kali meminta maaf, ia tetap menunjukkan wajah datarnya melihat itu semua. Padahal ia begitu senang melihat Alice dipermalukan oleh mereka. Karena semua makanan yang Alice bawa tumpah, dan sialnya lagi rata-rata makanan itu berkuah, sehingga hampir satu meja terkena makanan yang tumpah itu.

“Bahkan upahmu tak bisa membeli gaunku yang mahal ini! Orang sepertimu kenapa bisa bekerja di restoran ini?!” tegur seorang wanita yang gaun warna hitamnya kotor akibat ulah Alice.

“Kalau tidak bisa bekerja jangan bekerja! Menyusahkan orang saja!” pria disampingnya menimpali.

“Maaf, Tuan, Nyonya. Saya benar-benar tidak sengaja. Saya akan membantu membersihkannya.” Alice berbicara dengan nada takut-takut.

“Mudah sekali kau berbicara seperti itu?! Mana Managermu! Aku mau bicara!” wanita bergaun hitam itu berkata cukup keras.

“Ada apa ini?!” Manager Alice datang menghampiri sumber keributan itu, Alice hanya bisa pasrah karena ini kesalahan dirinya.

“Pelayanan tak berguna Anda itu sudah mengotori gaun mahalku! Kenapa Anda memperkerjakan pelayan bodoh seperti dia di sini!?” tegur sang wanita.

“Apakah benar kamu melakukan itu, Alice?”

Walaupun pelan, Alice tetap mengangguk dengan pertanyaan menagernya.

“Maafkan atas kesalahan bawahan saya, Nyonya, Tuan. Saya akan menanggung semua ini, saya akan memberi sedikit pelajaran kepada bawahan saya ini.” Manager Alice sedikit membungkukkan tubuhnya sebagai permintaan maaf.

“Ya, berikan dia pelajaran supaya jera! Karena kecerobohannya, membuat moodku menjadi hancur saja!” Wanita itu berkata keras.

Adam masih terus melihat pemandangannya yang baginya begitu membuatnya puas, karena ia berhasil membuat pelajaran pada Alice, dari jarak yang dekat Adam dapat melihat sang manager Alice mendekatkan bibirnya di telinga Alice dan mengatakan sesuatu. Tapi sayangnya ia tidak bisa mendengarkan percakapan mereka, setelah itu Alice pergi dan managernya ikut pergi setelah menyelesaikan masalah di meja pelanggan.

Sekarang ini Alice dan managernya berada di ruang belakang restoran, tentu saja di sana Alice di marahi habis-habisan oleh menagernya itu. Alice hanya bisa menundukkan kepalanya, bahkan perkataan kasar dilontarkan untuk dirinya. Tidak ada kalimat lain selain pasrah dengan apa yang baru saja terjadi.

Lagipula ini memang adalah kesalahannya, ia harus siap menanggung semuanya. Untung saja pelanggan tadi mau mendapatkan kompensasi dari atasannya. Entah bagaimana jika tidak, bahkan tadi pelanggan itu meminta agar dirinya di pecat. Ia tak tahu lagi harus melakukan apa jika dirinya benar-benar akan dipecat dari pekerjaannya saat ini. Alice hanya berharap, jangan sampai hal itu terjadi, sebab ia sangat membutuhkan pekerjaan ini untuk menghidupi dirinya sendiri.

“Alice, karena ulahmu restoran ini hampir mendapatkan rating buruk. Bayangkan saja jika aku tidak memberikan kompensasi kepada mereka, mau ditaruh di mana image restoran ini?!” tegur sang manager.

“Maafkan saya, Pak, tadi ada yang sengaja menyandung kaki saya,” Alice beralasan.

“Sengaja? Siapa? Pelanggan? Mana mungkin pelanggan melakukan hal yang tak berguna seperti itu. Pikirkan matang-matang sebelum berbicara!” bentak sang manager.

“Pak, tapi hal itu memang benar. Saya juga tidak mau kejadian seperti tadi terjadi,” sesal Alice dengan kepala sedikit menunduk.

“Kamu mau bertanggungjawab seperti apa? Bahkan kamu bisa saja saya pecat karena masalah ini!”

“Pak, tolong jangan pecat saya, karena saya sangat membutuhkan pekerjaan ini,” Alice menatap memohon pada pria berumur empat puluhan di hadapannya.

“Itu urusan kamu, kesalahan kamu benar-benar tidak bisa dimaafkan lagi!”

“Saya mohon, Pak. Saya mau melakukan apa pun asalkan Anda tidak memecat saya. Saya mohon, saya tidak bisa hidup tanpa pekerjaan saya ini,” ucap Alice dengan nada penuh permohonan.

“Benar kamu mau melakukan apa pun supaya saya tidak memecat kamu, Alice?” mendengar pertanyaan itu membuat Alice langsung mengangguk dengan antusias.

Tanpa Alice duga, tiba-tiba menagernya mendekati dirinya, begitu dekat dan membuat Alice tidak nyaman. Tapi bukan hanya itu masalahnya, reaksi sang manager yang tiba-tiba membuat Alice benar-benar takut, apalagi tatapan pria itu kini terlihat penuh hasrat pada dirinya.

“Lakukan hubungan seksual denganku, maka aku tidak akan memecatmu. Kau akan tetap bisa bekerja di sini dengan tanpa masalah.”

Mendengar pernyataan sang manager, tentu saja membuat Alice menegang di tempat, apakah ia tak salah dengar?

Bugh!

Dengan tiba-tiba sang manager tersungkur karena ditendang oleh seseorang, Alice pun berpaling dan melihat siapa pelakunya. Betapa terkejutnya dia, karena ternyata orang itu adalah Adam Anderson, laki-laki yang sudah menghabiskan malam dengan dirinya beberapa hari yang lalu. Belum selesai keterkejutannya, Adam kembali menghajar menagernya.

Karena tak mau terjadi hal yang lebih buruk lagi, Alice mencoba menghentikan aksi Adam. Di sana managernya sudah lemah tak berdaya akibat pukulan yang Adam berikan. Adam benar-benar memukul managernya dengan membabi buta. Bahkan dia sudah lebam-lebam akibat apa yang Adam lakukan.

“Kau apa-apaan, hah?! Dia bisa mati!” seru Alice yang sekarang berdiri di depan Adam. Ia menghalangi Adam yang akan menghampiri menagernya kembali.

“Pria itu sudah berani mengatakan hal kotor kepadamu! Dia harus mendapatkan pelajaran!” balas Adam dengan dada naik turun.

“Memangnya kau siapa?! Jangan ikut campur!” tegur Alice yang turut kesal dengan apa yang Adam lakukan. Padahal masalahnya hampir selesai, tapi Adam malah datang.

“Kau biarkan dia mengatakan itu kepada dirimu?! Apa kau lupa siapa aku?!” tanya Adam yang membuat Alice terdiam.

Sejak tadi Adam menguping pembicaraan Alice dan sang manager, ketika manager Alice mengatakan itu ia langsung datang dan memberikan tendangan pada pria mesum yang merupakan manager Alice sendiri. Adam bersikap impulsif, entah kenapa ia tak terima saat dengan beraninya manager itu mengatakan hal menjijikkan kepada Alice. Bahkan pria mesum itu hendak mencium Alice dengan tak tahu malu. Adam benar-benar tak peduli dengan apa yang terjadi setelah ini.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yuli a
sorry...males mbaca,tokoh wanitanta lemah dan bodoh, apalagi prianya pezinah dan penjahat kelamin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status