Home / Romansa / TERNYATA AKU ISTRI KEDUA / BAB 4. RAYUAN MAUT

Share

BAB 4. RAYUAN MAUT

Author: Navika
last update Huling Na-update: 2023-10-31 16:15:58

Dua hari kemudian Mahira mulai disibukkan dengan banyaknya pekerjaan. Karena saat ini butik dan juga toko grosirnya mulai dihandle sendiri.

Mahira merasa keputusannya kali ini sudah tepat. Karena selama ini dia sudah cukup baik terhadap keluarga Panji. Walau pada akhirnya kebaikan dan kepercayaan Mahira disalah gunakan oleh Panji dan juga keluarganya. Hal inilah yang membuat Mahira benar-benar merasa kecewa.

Mahira mulai mengecek keuangan di toko dan juga butiknya satu-persatu. Memastikan pemasukan serta pengeluaran di butik dan juga tokonya tidak mengalami kesalahan. Tapi setelah di amati ulang banyak keganjilan antara pendapatan dan pengeluaran setiap bulannya. Melihat hal itu Mahira merasa kesal kepada keluarga Panji.

"Mulai sekarang aku sendiri yang akan menghandle semuanya. Termasuk perusahaanku yang saat ini masih dipegang oleh mas Panji. Aku yakin mas Panji juga melakukan hal sama seperti yang sudah dilakukan oleh Hendra juga Irma. Apalagi mas Panji sudah berani membohongiku mengenai siapa Irma. Aku kira Irma adalah adik kandungnya, tapi ternyata dia adalah istri pertamanya. Demi keuntungannya sendiri mas Panji tega mempermainkanku habis-habisan. Tapi sekarang tidak lagi. Aku bersumpah akan membalas semuanya dan membuat hidup mereka kembali seperti dulu," gumam Mahira sembari mengepalkan kedua tangan.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu menyadarkan Mahira dari lingkaran emosi.

"Masuk! Pintu tidak dikunci," sahutnya dari dalam.

Dua orang lelaki memakai setelan jas berwarna hitam, lengkap dengan kaca mata yang melekat dikedua matanya mencoba menghampiri Mahira lalu berdiri didepannya.

"Ada informasi apa?" tanya Mahira.

"Seperti yang Nyonya inginkan. Kami mencoba mencari tahu siapa Panji yang sebenarnya. Siapa itu Irma? Ternyata memang benar, Irma adalah istri pertama Panji. Mereka sudah menikah selama tiga tahun. Saat ini Irma ikut tinggal bersama ibu mertua Anda. Selama tiga tahun pernikahan mereka baru sekarang Irma dinyatakan hamil. Karena sebelumnya Irma pernah keguguran,"

Mendengar kabar itu Mahira menampakkan wajah datar. Karena Mahira memang sudah mengetahui siapa Panji dan siapa Irma. Walaupun tidak mendetail.

"Itu berarti semua keluarga Panji ikut terlibat dalam kebohongan ini. Mereka sengaja ingin memanfaatkanku demi kepentingan mereka sendiri," sahut Mahira.

"Itu benar Nyonya. Lalu apa rencana Anda selanjutnya?"

"Sepertinya kita harus memberikan hadiah kecil untuk mereka,"

"Hadiah kecil? Maksudnya hadiah seperti apa Nyonya?"

"Mendekatlah ...,"

Anak buah Mahira bernama Alex mencoba mendekat kearahnya. Lalu Mahira membisikkan sesuatu ditelinganya. Alex yang paham hanya mengangguk dan mengulas senyum.

"Bagaimana, apa kamu sudah mengerti apa yang harus kamu lakukan?"

"Sudah Nyonya. Sekarang juga akan kami lakukan," balas Alex.

"Bagus. Aku tunggu kabar selanjutnya,"

"Baik, kalau begitu kami pamit dulu," kedua anak buah Mahira pergi meninggalkan ruangannya.

***

Irma merasa kesal karena tidak bisa pergi ke butik seperti biasanya. Waktunya hanya dihabiskan untuk marah-marah, menggerutu tak jelas dirumah. Seperti bom waktu yang bisa meledak sewaktu-waktu. Begitu juga dengan emosinya.

Berulang kali Irma menelpon Panji dan mengeluh merasa bosan berdiam diri di rumah. Tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukannya. Apalagi Hendra dan Dara juga menganggur. Waktu mereka hanya dihabiskan untuk bermalas-malasan sembari bermain game kesukaannya.

"Woi ..., berisik tahu! Bisa nggak suaranya dikecilkan sedikit," protes Irma.

"Yaelah, begitu saja protes. Lagian kalau mbak Irma merasa terganggu dengan suara game kami. Kan bisa pergi ke kamar. Ngapain malah ikutan duduk disini? Bermain game kalau suaranya tidak nyaring kurang asyik Mbak. Seperi makan ayam goreng tanpa sambal," celetuk Hendra.

"Iya nih. Mbak Irma ngapain sih komplen terus. Lebih baik mbak Irma pergi ke dapur sana, bantu ibu memasak. Jangan bisanya cuma makan doang," sambung Dara ikutan nyinyir.

"Hai, jaga mulutmu ya? Enak saja ngatain aku tinggal makan. Aku ini sedang hamil anaknya mas Panji. Jadi sudah sewajarnya kalau aku hanya duduk santai begini tanpa melakukan apapun. Lagian ibu tidak komplen juga kok. Bilang aja kalian iri 'kan sama aku? Karena saat ini aku yang paling diutamakan oleh ibu," Irma melengos pergi sembari mencebikkan bibir.

"Cuih ..., siapa juga yang iri? Aku hanya merasa kasihan saja sama mbak Irma. Sejak tadi mondar-mandir nggak jelas, uring-uringan terus semenjak menganggur. Karena mbak Mahira mengambil alih butiknya,"

"Diam! Kamu pikir aku akan terkejut mendengarnya? Apa kamu pikir aku akan mati kelaparan karena sudah tidak lagi menghandle butik milik wanita itu? Oh tidak semudah itu ferguso. Aku selalu banyak ide dan bisa melakukan apapun yang aku mau. Sekalipun membunuhnya," ucap Irma.

Dara dan Hendra saling melempar pandangan sembari mencebikkan bibir.

"Hii takut ...," celetuk Dara dan Hendra.

Mendengar hal itu Irma semakin kesal lalu memilih pergi sambil menghentakkan kaki.

"Akhirnya dia pergi juga," ucap Dara.

"Kenapa sih kamu nyari masalah terus sama mbak Irma?"

"Biar aja. Habisnya aku kesal sama dia," balas Dara.

"Irma lagi hamil jadi wajar kalau dia suka marah-marah," sambung bu Sita tiba-tiba.

"Memangnya wanita hamil rata-rata suka marah-marah seperti itu ya Bu?" tanya Hendra.

"Ya nggak juga sih. Bawaan bayi itu beda-beda,"

"Mungkin bayi yang sedang dikandung merasa kesal karena harus mempunyai ibu seperti mbak Irma. Andai bisa memilih mungkin sibayi ini juga nggak mau masuk ke perut mbak Irma," celetuk Dara.

"Husst, jangan bicara sembarangan. Nanti kedengeran sama mbak Irma lho. Baru tahu rasa," balas Hendra.

"Bodo amat," balas Dara.

Keduanya justru tertawa ngakak tidak merasa takut jika ghibahannya akan didengar oleh Irma.

***

Alex dan anak buahnya telah berhasil menjalankan perintah Mahira. Mereka telah memesan karangan bunga yang ukurannya lumayan besar dan meletakkan didepan rumah bu Sita.

Karangan bunga itu benar-benar memikat semua orang yang sedang melintas didepan rumah itu. Banyak orang berhenti untuk melihat karangan bunga yang dihias dengan sangat bagus itu dari dekat.

"Masa iya sih, mas Fahri yang terkenal pendiam, baik, nggak suka neko-neko punya istri dua?" tanya bu Dias.

"Iya, masa sih mas Fahri mempunyai istri dua? Tapi kenapa bu Sita tidak pernah menceritakan kepada kita?" sambung bu Ita.

"Mungkin bu Sita malu kali. Namanya aib mana mungkin disebar luaskan. Mau ditaruh dimana wajahnya," sahut Bu Sri.

"Betul, betul," seru mereka serentak.

Kebetulan bu Sita ingin pergi ke teras depan rumah karena ingin menyirami tanaman dipekarangannya. Mendengar suara gaduh di depan rumahnya bergegas dia mengintip dari pintu gerbang.

"Eh, itu bu Sita," seru ibu-ibu yang lain.

"Ada apa bu, ibu? Kenapa pada ngumpul di depan rumah saya?" tanya bu Sita.

"Eh bu Sita. Ternyata diam-diam mas Fahri punya istri dua ya?" celetuk bu Ita.

Deg!

"Ibu dapat kabar darimana? Kalau belum pasti jangan suka menuduh nanti jadi fitnah lho," sahut bu Sita.

"Lihat karangan bunga ini. Disini tertulis ucapan selamat atas kehamilan mbak Santi. Dia menambahkan kalau keluarga bu Sita itu suka mempermainkan orang. Hobi bermain drama dan fasih memikat hati seseorang. Anaknya Fahri sudah punya istri tapi diam-diam mengaku lajang supaya bisa menikah lagi dengan anak orang kaya. Kini gelar istri pertama berubah menjadi istri kedua. Dan lebih anehnya lagi si istri pertama mengaku sebagai adiknya supaya bisa ikut mencicipi harta istri kedua," ujar bu Sri meniru tulisan di karangan bunga yang dikirim oleh Mahira.

Bu Sita buru-buru keluar lalu ikut membaca tulisan yang tertempel di karangan bunga itu. Dadanya bergemuruh hebat. Rasa malu sudah tak bisa di elakkan lagi dari mimik wajahnya.

Merasa kesal bu Sita langsung merusak karangan bunga itu dan membuangnya ke tong sampah. Melihat hal itu sebagian orang percaya bahwa Fahri atau Panji memang punya istri dua.

"Kenapa bu Sita membuang karangan bunga itu?"

"Iya, kenapa karangan bunganya di rusak? Apa itu artinya tulisan ini benar?"

"Berarti benar dong keluarga bu Sita suka mempermainkan orang. Waduh aku harus berhati-hati nih. Jangan sampai anakku menikah dengan anaknya bu Sita," celetuk

ibu-ibu yang lain.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 16. BERAKSI

    Selesai ngobrol panjang lebar akhirnya Irma dan Johan mengikat kerja sama. Dimana Irma menjanjikan sebuah pernikahan setelah dirinya berhasil menguasai harta Mahira. Tentu saja Johan merasa senang dan juga tertarik. Dia pun langsung mengiyakan dan berjanji akan membantu Irma meraih itu semua. Supaya dirinya bisa memiliki Irma sepenuhnya. "Besok kamu pergi ke rumah sakit jam berapa?" "Mungkin pukul sembilan pagi, memangnya kenapa?" tanya Irma."Tidak ada apa-apa. Cuma tanya doang,""Tidak mungkin cuma tanya doang. Pasti ada sesuatu yang sengaja kamu sembunyikan dariku," sentak Irma."Sayang, aku tidak menyembunyikan sesuatu. Aku cuma tanya doang, apa nggak boleh?""Nggak usah lebay deh. Manggil sayang segala," sahut Irma."Kamu bilang jika aku mau membantumu menyingkirkan Mahira dari kehidupan Panji dan merebut seluruh harta Mahira. Kamu bakalan mau menikah denganku. Itu artinya mulai detik ini juga kamu sudah menjadi kekasihku. Dan aku punya hak untuk memanggilmu sayang. Tapi awas

  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 15. PILIHAN SULIT

    Irma merasa kesal karena Panji mencoba memojokkannya. Kali ini Panji menginginkan sesuatu yang sama sekali tidak diinginkan oleh Irma."Mustahil jika sekarang aku harus mengikuti keinginan Panji. Masa iya dia minta tes DNA sebelum anakku lahir. Dia pasti sudah terpengaruh dengan ucapan Johan. Tidak, aku belum siap melakukan tes DNA sekarang, karena aku takut anak ini memang benar anaknya Johan. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?""Irma, kenapa kamu diam saja? Kamu mau atau tidak?""Aku keberatan Mas. Karena untuk melakukan tes itu kita membutuhkan uang tidak sedikit," "Aku tahu, tapi bagiku tidak masalah. Mahira mungkin juga tidak keberatan,""Kenapa sih Mas, kamu ingin sekali melakukan tes DNA dengan anak ini? Apa kamu mempercayai ucapan Johan? Dan kini mulai meragukan anak yang ku kandung?""Maafkan aku Irma. Jika membuatmu merasa tidak nyaman dengan keinginanku. Tapi hanya ini cara satu-satunya supaya aku bisa kembali mempercayaimu,""Aku berpikir mas Panji tetap mempercayaiku

  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 14. MAAFKAN AKU

    Malamnya Panji berencana pergi ke rumah Irma. Dia ingin membicarakan masalah tadi, supaya tidak semakin panjang. Mahira mengetahui Panji keluar dari rumah, dia pun tahu kemana tujuannya saat ini. Mahira membiarkan Panji pergi begitu saja berharap dia bisa segera menyelesaikan permasalahannya dan bisa memberikan jawaban untuknya.Panji mengemudikan mobilnya sendiri menuju rumah ibunya. Panji ingin meminta kejelasan atas perbuatan Irma hari ini. Panji sengaja melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi supaya cepat sampai di rumah ibunya.Beberapa menit kemudian mobil Panji berhenti di depan rumah bu Sita. Bergegas Panji keluar dari mobil lalu nyelonong masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu."Kak Panji? Kapan kamu datang? Kenapa nggak ngucap salam dulu?" protes Dara."Ngapain ngucap salam, lagian ini juga rumah kak Panji," sahut Hendra."Dinana Ibu?" "Ibu ada di kamarnya. Sejak pulang dari rumah kak Mahira tadi, ibu memilih berdiam diri di kamar,""Baiklah, aku ak

  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 13. DIANTARA DUA PILIHAN

    "Kenapa kamu diam saja Mas? Apakah yang aku ucapkan benar?"Kini suara Mahira semakin meninggi. Karena tak bisa menahan rasa kecewanya lagi."Oke, baiklah ..., aku akui memang semua yang diucapkan Johan benar adanya. Sebelumnya aku memang tidak pernah mencintaimu. Aku memang sengaja mendekatimu supaya aku bisa menjadi bagian dalam hidupmu. Keluargaku memang miskin, kami bahkan sering dibully. Oleh karena itu aku memutuskan menyetujui rencana Irma untuk menggaet hatimu supaya aku bisa menikah denganmu. Setelah itu aku berencana ingin merampas semua harta kekayaanmu. Tapi seiring berjalannya waktu, entah kenapa hatiku mulai bimbang. Aku sering merasa gelisah dan merasa bingung dengan perasaanku sendiri. Aku ingin pergi meninggalkanmu tapi hatiku berkata jangan. Aku sering merasa khawatir jika sesuatu terjadi padamu. Bahkan tanpa aku sadari aku merasa bahagia ketika sedang berdua denganmu. Menyakiti hatimu seperti ini juga luka bagiku. Aku tidak ingin semua ini menimpamu Mahira. Tapi sek

  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 12. KENYATAAN PAHIT

    Melihat Mahira terlihat syok, buru-buru Panji berlari kecil menghampirinya."Sayang, tolong jangan dengarkan dia. Bukan seperti itu ceritanya. Kamu harus percaya kepadaku," rengek Panji.Mahira mendorong tubuh Panji supaya menjauh darinya. Saat ini hati Mahira benar-benar sangat terluka sekali. Dadanya terasa sesak seakan kesulitan bernafas. Mahira meremas jantung dadanya dan sekuat tenaga mencoba bangkit lalu memilih pergi meninggalkan semua orang.Panji merasa kesal kepada Irma dan juga Johan. Karena mereka berdua telah berhasil menghancurkan acara ulang tahunnya."Aku tidak akan pernah melupakan semua ini Irma. Kamu dan kekasihmu telah berhasil menghancurkan pesta ulang tahunku. Kalian berdua juga telah menggagalkan semua rencanaku! Katakan kepadaku, hukuman apa yang pantas aku berikan kepada kalian?" sentak Panji yang sudah tersulut emosi."Mas, tolong jangan salah paham dulu. Aku tidak bermaksud seperti itu. Kedatanganku kesini hanya ingin memberimu ucapan selamat saja. Tapi aku

  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 11. MEMBUKA KEDOK SENDIRI

    "Kamu siapa?" tanya Mahira."Saya Johan, kekasih gelap Irma," sahutnya dengan santai.Deg!Mendengar hal itu tentu saja membuat Mahira, Panji dan yang lainnya merasa terkejut."Apa? Kamu kekasih gelap Irma?" Mahira merasa tak percaya."Kenapa kalian merasa terkejut seperti itu? Apa selama ini Irma tidak cerita kepada kalian?""Tidak," sahut Mahira."Irma, kenapa kamu tidak mau menceritakan kepada mereka. Bahwa aku adalah lelaki yang selama ini selalu ada untukmu. Aku adalah lelaki yang telah menitipkan benih di rahimmu," ujarnya santai.Irma merasa tidak suka mendengar pengakuan Johan. "Cukup Johan! Jangan bicara aneh-aneh lagi," sentak Irma."Maksudmu apa bicara seperti itu? Kenapa kamu mengaku-ngaku sebagai kekasihnya Irma?" Panji merasa geram."Saya tidak punya maksud apa-apa. Dan saya tidak sedang berbicara omong kosong. Saya hanya ingin memberitahu semua orang, bahwa saya adalah ayah kandung dari bayi yang sedang di kandung Irma. Sepertinya, Irma sengaja tidak memberitahu kalian

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status