Tiga bulan kemudian.
Acara Dream Wedding Exhibition berjalan sukses. Pak Marco memberikan mereka bonus dan istirahat selama dua hari setelah bekerja habis-habisan pagi sampai malam mempersiapkan peragaan gaun pengantin .
Merri berbaring sambil memegang ponselnya karena panggilannya ke dokter Dante tidak mendapat respons, teringat kembali percakapannya dengan teman-temannya ketika Merri menelpon dokter Dante berkali-kali dan tidak mendapat respons.
“Aku tidak nyuruh kamu curigain dokter Dante, Mer.Sebaiknya kamu selidiki apa yang dilakukannya jika kamu tidak ada di Semarang. Kamu tiba-tiba datang ke Semarang tanpa mengabarinya atau tanpa disuruh Dante. Selama kita berteman aku melihat kamu waktu pertama kali pacaran dengan dokter Dante wajahmu selalu sumringah, dua tahun terakhir kesumringahmu mulai memudar, ada sedikit beban di wajahmu yang cantik. Jangan terlalu mempercayai lelaki yang selalu menunda melamarmu dengan seribu alasan.” Kata Stella.
Merri menghela napas, “Aku sangat mempercayai Dante, mungkin masa lalunya yang membuat dia sulit melamarku, papa meragukan asal usulnya.”ditatap Stella, Donna dan Rissa dengan wajah kasihan.
“Aku dengan Derry dulu pacaran jarak dekat, setiap malam minggu ketemuan tapi dia bisa melakukan affair di belakangku , membohongiku . Aku memergok mereka di tempat kostnya Derry sedang melakukan hal yang sama pernah dia dan aku lakukan. Aku marah ,harga diriku terluka, saat itu juga aku memutuskan hubungan meskipun aku dan Derry telah bertunangan. Aku melempar cincin tunangan ke wajahnya, lalu meninggalkannya. “
“Masalahmu tentu tidak sama dengan masalah Merri,”Ucap Rissa lirih.
“Iyaah! LDR itu ada nikmatnya, ketemu langsung melepaskan rindu, lupa dunia sekitarnya. Ada bahayanya, banyak ranjau-ranjau cinta yang bisa membuat meledak.” JawabStella.
“LDR memang asyik, kami bisa lupa daratan,” bisik Merri .Kembali menelpon dokter Dante mengatakan bahwa dia akan ke Semarang. Menekan kontak yang bertuliskan “Dokter Cintaku” kemudian menelponnya.
Tut..Tut..Tut…
Merri beranjak dari ranjang menuju ke sofa ,seperti biasanya tidak ada tanggapan.
“Hum, mungkin aku ke Semarang tanpa memberi tahukan kedatanganku ke Dante?”Bisiknya.
Merri keluar kamar menuju kamar mamanya, menghampiri mamanya yang sedang duduk di depan meja rias, ”Mama mau kemana?”
“Mama mau pergi arisan ibu-ibu kompleks.”
“Ma, aku cuti dua hari,Kamis dan Jum’at. Sabtu weekend. Kamis pagi aku mau ke Semarang
“Kamu mau menemui Dante?”
“Iya Ma, katanya dia sibuk tidak bisa keluar kota, setiap hari ada operasi.Sekalian aku mau nanya kapan dia melamarku. Kalau tidak ada kepastian kelanjutan hubungan aku dengan Dante, lebih baik aku putuskan , pacaran terus kok tidak ada kepastian.” Kata Merri ditatap mamanya dengan tersenyum.
“Itu langkah tepat, kamu masih muda, jangan biarkan umurmu berlalu tanpa ada kepastian, mama mendukung keinginanmu .” Ucap mamanya.
*****
Tanpa memberitahukan kedatangannya, Merri berangkat dengan pesawat pagi ke Semarang langsung menuju ke apartemen dokter Dante.
Turun dari taksi bandara, menuju lobbi apartemen, Merri menelpon dokter Dante untuk memastikan apakah dokter ada di apartemennya atau di rumah sakit, namun tidak diangkat sama sekali oleh dokter Dante.
“Mas, apakah dokter Dante ada di atas?” tanya Merri yang sudah kenal dengan resepsionis yang bertugas mencatat tamu yang datang.
“Ada mbak.”
“Terima kasih.”
Merri langsung menuju ke lift memencet angka 25 , sambil menunggu lift terbuka dia mencoba menghubungi dokter Dante, hal yang sama ,tidak ada tanggapan.Pintu lift terbuka , Merri yang sudah sangat mengenal dan mengetahui akses masuk kamar apartemen dokter Dante, memencet nomor sandi. Ruang tamu terlihat gelap, sayup-sayup terdengar suara orang di kamar tidur dokter Dante. Berdiri di depan pintu kamar tidur sambil mendengarkan suara di balik pintu yang tertutup .
Sayup-sayup terdengar erangan dan desahan dari dalam.Merri memasang telinganya untuk memastikan suara dibalik pintu, suara perempuan dan suara Dante.
“Darling, harder..harder…”
“Honey, you make me crazy.”
Suara erangan dan desahan suara dua makluk yang bercinta, disertai tawa geli perempuan dan suara geram lelaki yang diyakini sebagai suara Dante menggema dalam telinganya. Merri membelalakkan matanya, mulutnya menutup agar tidak mengeluarkan suara.
“Oh, my god, Angel.You are crazy.”
“Honey, hurry up.Hurry up.Ahhh…Angel!”
Desahan kuat terdengar dari luar pintu, dengan tangan gemetar Merri membuka pintu kamar, dua makhluk sedang berpacu mencapai puncak kenikmatan tidak mengetahui kehadiran Merri yang menatap mereka dengan mata terbelalak. Suara erangan dan desahan semakin kuat menggema di telinganya.Mata dan telinganya menjadi saksi bahwa dia telah dikhianati Dante.
“Brengsek!”Teriak Merri
Kedua makluk yang sedang memagut tubuh mereka terkejut mendengar teriakan Merri yang langsung keluar dari kamar tidur, berlari ke luar apartemen dokter Dante menuju ke lift sambil bercucuran air mata. Keluar dari lift sampai di lobbi , resepsionis menyambutnya dengan wajah bertanya-tanya , ”Ada apa mbak? Ada apa dengan dokter Dante?”
“Brengsek, bajingan!”Umpat Merri.
Merri keluar apartemen, mengambil ponselnya menelpon taksi online langsung menuju bandara Jenderal Ahmad Yani, memesan tiket pesawat ke Surabaya.Sambil menunggu pesawat, Merri menelpon Stella,
”Stel, bisakah kamu menjemputku di bandara Juanda?”
“Eh, kamu kan ke Semarang?”
“Jemput aku, aku nginap di tempat kostmu.”
“Hallo, baik, baik.” Jawab Stella.
“Pasti ada hal buruk yang didapatinya.Mungkin dia mendapati perselingkuhan dokter Dante.”Stella berbicara sendiri sambil mengambil handuk menuju kamar mandi.
Merri berusaha agar airmatanya tidak terus jatuh,”Aku harus kuat, aku tidak terima perlakuan Dante. Aku akan membuat perhitungan dengan dokter bajingan!”Bisiknya berusaha menghilangkan suara desahan dan erangan penuh kenikmatan. Fakta yang diterimanya, kepercayaan yang diberikan kepada Dante telah meruntuhkan imagenya terhadap orang yang sangat dicintainya sepenuh hati sampai dia mengorbankan segala-galanya termasuk keperawanannya.
Mungkin mereka sering melakukannya,bercumbu dan bercinta di ranjang yang aku dan Dante melakukannya? batin Merri.
“Brengsek, bajingan!”Umpat Merri, ditatap mereka yang duduk di ruang tunggu bandara.
Sadar, Merri menutup mulutnya, menundukkan wajahnya berusaha menyembunyikan wajahnya. Dadanya terasa sesak menahan sakit hati yang luar biasa. Ponselnya berdering, dilihatnya log panggilan,tersenyum sinis lalu mengangkatnya.
“Kamu dimana?” terdengar suara dokter Dante gelisah.
“Kamu masih mencintaiku?”tanya Merri dengan suara lirih.
“Merri,…”
“Jika kau masih mencintaiku, aku akan melamarmu. Sekarang aku melamarmu dan kita menikah.”
“Kamu di mana?”
“Bandara.”
“Aku ke sana!”
“Tidak perlu, aku akan naik ke pesawat. Kalau kamu mau menikah denganku, datang ke Surabaya. Dengar! Besok saya tunggu di rumah orangtuaku!” Ujar Merri langsung menutup telepon menuju ke pesawat.
****
Pesawat mendarat dengan selamat di bandara Juanda, Surabaya. Tidak dengan Merri , sakit hati dikhianati dokter Dante tidak menyelamatkan hatinya, hatinya terluka, dibohongi, dikhianati dan diselingkuhi .
“Aku menabur cintaku, kepercayaanku dan kehormatanku pada bajingan yang mengaku dokter ahli bedah.”Umpatnya dalam hati lalu keluar bandara.
Keluar dari bandara Merri melihat Stella menjemputnya.Ponselnya berdering dengan log panggilan, dokter Dante tidak digubrisnya.
“Mengapa kamu ke Semarang pergi pulang?Ada masalah dengan..”
“Jangan sebut namanya! Aku nggak mau namanya disebut, jijik , mau muntah aku kalau mendengar nama itu.”
Stella mengangguk,”Aku rental mobil, kita jalan-jalan dulu sebelum kamu balik ke rumah?”
“No! Jalan-jalannya boleh, tapi tidak ke rumahku. Aku ke tempat kostmu saja!”
“Ok!”
Mereka berduapun meninggalkan ruang kedatangan bandara. Sepanjang perjalanan menuju parkiran Merri hanya diam, Stella tahu ada masalah Merri dengan dokter Dante.
Merekapun keluar dari area bandara , sepanjang perjalanan Merri tidak mengatakan sepatah katapun, Stella membiarkan Merri larut dalam kesedihannya.
“Ella, hatiku hancur.Kepercayaan yang aku bangun dan pertahankan ternyata dikhianati .Dimana letak kekuranganku sampai Dante mencari wanita lain? Tak cukupkah cinta dan pengorbanan yang kuberikan?Apakah alasan Dante sampai mengkhianati aku? Pantas dia menunda melamarku , ada wanita lain di hidupnya.”Lirih Merri sambil menangis.
Stella memberhentikan mobil yang dikemudikannya ke pinggir jalan.
“Mer. Menangislah, mengumpatlah, kalau perlu kamu menjerit agar beban di hatimu berkurang, memang tidak akan menyelesaikan sekurangnya akan mengurangi beban hatimu. “ Ujar Stella lalu memasang headset membiarkan Merri mengeluarkan segala bebannya.
“Aku dibodohi dengan segala macam alasan, sibuk operasi pasien, sibuk ikut symposium, sibuk ini dan itu. Aku seperti orang bodoh percaya saja. Aku selalu percaya dan bangga akan prestasi yang diperolehnya, ternyata yang aku percaya dan banggakan bajingan.Brengsek!” Teriak Merri lalu menangis tersedu-sedu.
Stella menatap temannya yang baru setahun dikenalnya .Mereka sama-sama desainer yang direkrut pak Marco untuk acara peluncuran gaun pengantin di tahun 2025, pertemanan yang rasanya seperti telah lama bersahabat.Mereka tiga wanita lajang yang terobsesi menjadi perancang busana , sebentar lagi akan berpisah karena kontrak setahun segera berakhir.
Setelah meluapkan semua kekesalan dan kemarahannya dengan menangis, mengumpat dan berteriak, Merri terlihat tenang.
“Sudah tenang, kita lanjut?” Tanya Stella.
“Hem, kita jalan-jalan.Aku pengen makan yang pedas-pedas. Kita makan mie setan agar kedua setan yang masih terbayang keganasannya di mataku lenyap. ” Seru Merri disambut Stella dengan tertawa .
Stella menghidupkan mobil, “Kita jalan saja, aku ingin menghempaskan setan Dante mengkhianatiku dan setan betina yang liarnya minta ampun . Aku tidak mau terlihat kalah karena dikhianati. Aku tidak bisa menerima pengkhianatan Dante padaku akan kutunjukkan meskipun aku dikhianati aku masih mencintainya.”
“Mungkin pikiranmu lagi kacau, kalau pikiranmu sudah tenang baru kamu bisa ambil keputusan.” Ujar Stella.
“Aku sudah ambil keputusan, meskipun menurutku keputusanku tidak tepat di saat waktu yang tidak tepat karena emosi . Aku telah melamarnya dan mengajak menikah. “
“Apa? Kau dikhianati malah melamarnya dan minta dinikahin?”
Setelah kembali ke rumah Ivanka, Merri membaringkan dirinya di tempat tidur, El sudah tertidur kembali. Merri membuka surat wasiat Dragnar. Tangannya dingin dan gemetar ketika membuka amplop , surat berwarna merah muda tiba-tiba meluncur turun karena tangan Merri terus bergetar.Melihat surat berwarna merah muda, Merri menangis teringat saat-saat dimana ia marah,merajuk, Dragnar selalu menyelipkan secarik kertas warna merah muda di bawah bantal, isinya berisi puisi yang melelehkan hati Merri. Sekarang surat dengan warna senada penuh dengan tulisan tangan Dragnar kembali ada di tangannya,Buat wanitaku, wanita istimewa yang kucintai,Merri, maafkan mas tidak bisa menemanimu sampai kita menua. Kita selalu berangan-angan akan menghabiskan masa tua kita di villa, di gunung. Malam yang dingin kita saling memeluk sambil bernostalgia cinta kita.Kanker jahanam ini memutuskan angan-angan kita, mas dan kamu tidak bisa melawannya bahkan para medis yang mengaku unggul juga tidak bisa melawanny
"Hanya ada dua pilihan. Kamu dan Elnathan tinggal di mansion atau kamu tinggalkan Elnathan dalam asuhan ku dan kamu silahkan tinggalkan mansion." "Ma Aida, Elnathan masih membutuhkan aku. Ia masih menyusui." "Apa??? Sudah satu tahun masih menyusui? Nanti ia jadi anak cengeng, tidak mandiri dan tidak mampu bersikap tegas." Merri menatap ibu Anna ingin mendapatkan dukungan. "Belum setahun menjadi janda,kamu pasti akan menikah lagi dengan dokter Dante." BLESS!! Jantung Merri serasa ditusuk dengan belati. Merri menatap ibu Aida dengan tatapan mata tidak percaya, perkataan ibu Aida yang menusuk serasa menikam jantung Merri.Merri memegang dadanya ada sakit dan perih terasa sangat menyakitkan. "Aku tidak mengatakan asal keluar dari mulutku tapi itu yang ada dalam surat wasiat terakhir Dragnar." Ibu Aida lalu membunyikan bel kecil dekat meja tamu, Miss Franka tiba tiba telah ada di antara mereka. "Miss Franka,ambil dia surat yang ada di laci meja rias saya," Miss Franka membungkuk ba
Pak Baron dan ibu Aida pulang ke mansion, mencari Merri,Elnathan dan suster Lita. Yang dicari tidak ada di kamar mereka. Langsung memanggil Miss Franka. "Apakah Merri dan anaknya kembali ke mansion? "Sampai saat ini mereka belum datang?" " Mereka pulang lebih dulu dari saya dan tuan besar," "Mungkin mereka singgah di motel." Kata pak Baron. "Seharusnya mereka langsung ke mansion," kata ibu Aida lalu mengambil ponselnya. "Merri mengapa kamu tidak pulang ke mansion?" tanya ibu Aida dengan nada tinggi. "Maaf ma,tadi saya mau nelpon ke papa, mama Aida sudah menelpon duluan .Untuk sementara saya dan El tidak ke mansion. Saya ingin menenangkan diri." "Huh, apakah suasana mansion tidak bisa untuk menenangkan diri? Justru motel sangat tidak tepat untuk menenangkan diri, banyak orang yang identitasnya tidak jelas masuk keluar motel!" "Ma, di mansion banyak kenangan indah bersama mas Dragnar ," "Kita akan adakan acara tiga malam dan tujuh malam di mansion. Catat! di mansion bukan di mo
Kedua orangtua Dragnar akhirnya pulang, mereka kembali ke mansion, tinggal Merri mendampingi Dragnar. Suara monitor mendominasi ketenangan dalam kamar perawatan.Kekuatan uang dan kuasa keluarga Braspati menginginkan Dragnar dirawat di ICU VVIP ,kamar perawatan VVIP dilengkapi dengan monitor ICU.Merri mendekati pembaringan Dragnar, meraih tangan Dragnar lalu memberikan Rosario ke tangan Dragnar. “Mas, kita berdoa Rosario. Aku yang mendaraskan mas tidak usah mengucapkan, takut kalau mas tambah sesak.”bisik Merri di telinga Dragnar. Terdengar Merri mendaraskan Rosario sekali-sekali menatap Dragnar yang masih memejamkan matanya, terlihat tenang. ‘Apakah ia tidur?’ batin Merri kemudian melirik ke arah monitor ICU, nampaknya normal-normal saja. Merri terus mendaraskan peristiwa sedih Rosario sampai lima puluhan, entah mengapa airmatanya menetes ke pipinya ketika pada Yesus wafat di salib,Dragnar yang semula tenang tiba-tiba sulit bernapas. Merri menoleh ke arah monitor ada garis kuning k
"Maafkan aku telah membuatmu terluka hatimu karena kebandelanku,"bisik Dragnar.Merri membalikkan badannya, memunggungi tubuhnya, membelakangi tubuh Dragnar sebagai reaksi tidak peduli atas perkataan Dragnar. Dragnar tahu Merri marah, meskipun kemarahannya tidak diungkapkannya. Dragnar membalikkan tubuhnya lalu memeluk tubuh Merri dari belakang. Merri merasakan napas Dragnar tersengal-sengal.“Aku selalu membuatmu marah, maafkan aku,”ujar Dragnar dengan napas tersengal-sengal. “Mer.. I…love..you..,” Ucap Dragnar dengan nada rendah, terpatah-patah diselingi napasnya yang tersengal-sengal.“Jika kamu mencintaiku, kamu dengar perkataanku, besok ke rumah sakit. Aku bosan mendengar kata mati. Mas aku tahu mas menderita sesudah dikemo.Menghadapi efek kemo bukan berarti menolak rasa sakit, justru mas menerima dengan menangis, mengeluh bahkan mengumpat tapi tidak menyerah.”“Baiklah, besok aku ke rumah sakit. Aku tidak ingin melihatmu sedih kalau aku mati.”Perkataan Dragnar terdengar s
Setelah sarapan , baby El diajak suster Lita bermain di taman mansion. Sejak El hadir di mansion, pak Baron memanjakan dengan memfasilitasi aneka permainan anak-anak, ayunan,jungkat-jungkit,perosotan bahkan pak Baron membuat arena untuk kemah yang tidak diminati oleh baby El.“Pa dan ma , saya mau bicara,”kata Merri.“Apa yang ingin kau bicarakan?”Tanya Dragnar.“Lima hari lagi baby El ulang tahun. ““Oh, baby El berumur setahun, harus dirayakan itu.Kalau bisa kita rayakan secara besar-besaran.” Ujar ibu Aida antusias.Merri menatap Dragnar yang terlihat acuh tak acuh,’Ia terlihat tidak peduli, atau masa bodoh, apakah kemo berefek pada hilangnya empatinya yang biasanya dimiliki mas Dragnar?’ batin Merri.“Iya Ma,ulang tahun pertama baby El perlu dirayakan sebabai momen ungkapan syukur atas satu tahun kehidupan yang telah dilalui. Saya ingin mengundang anak panti asuhan.” Kata Merri.“Anak panti asuhan? Perlukan mereka diundang?”“Sebagai ungkapan syukur dan baby El belajar bahwa di