Home / Romansa / TERPERANGKAP OLEHMU / 1. Malam yang Panjang

Share

TERPERANGKAP OLEHMU
TERPERANGKAP OLEHMU
Author: Writergaje23_

1. Malam yang Panjang

Author: Writergaje23_
last update Huling Na-update: 2025-08-28 19:18:44

"Kamu cantik sekali, Alea."

Pujian itu terasa bagai belati yang menusuk hatinya. Alea Anderson yang hari itu mengenakan gaun mewah berwarna putih gading memilih memalingkan wajah. Enggan menatap Mamanya yang kini bahkan mulai sibuk mengelus punggung terbuka si pengantin.

"Mama harap Ares memperlakukanmu dengan baik." Alexa kembali berucap pada putri bungsunya yang hari ini akan melangsungkan pernikahan.

"Mama mengantarku ke gerbang neraka, dan sekarang berharap aku bisa bahagia?" tanya Alea sambil terkekeh hambar.

"Kau tahu hanya pernikahan ini yang bisa menolong Mama, kan?" sahut Alexa lembut.

"Iya, aku tahu. Aku sangat tahu bahwa perusahaan Mama lebih penting daripada putri Mama sendiri," jawab Alea sambil tersenyum getir.

"Jadi jangan pedulikan aku. Berbahagialah karena kau telah menggadaikan hidup putrimu demi semua itu," sambung perempuan yang sebentar lagi menjadi Nyonya Zelardo tersebut.

Setelah seorang perempuan meminta Alea untuk keluar, pengantin yang hari ini tampak begitu bersinar dalam balutan gaun mewah itu berjalan meninggalkan sang Mama.

Di luar ruang make up, rupanya sudah ada calon suaminya yang menunggu dengan setelan tuksedo hitam. Netra cokelat madu yang dinaungi alis tebal itu tampak menyorot datar. Tidak tampak sedikit pun kebahagiaan di dalam sana.

Sepertinya, pernikahan ini memang hanya sebuah kesepakatan antar keluarga. Bukan keinginan mereka berdua.

"Kenapa lama sekali?" tanya pria yang mungkin baru Alea temui dua kali itu terdengar kesal.

"Aku baru selesai dirias," jawab Alea lirih.

Berikutnya, tidak ada percakapan lagi. Namun, perempuan itu mengerjap terkejut begitu pinggangnya tiba-tiba dilingkupi oleh sebuah lengan kekar.

"Ayo pergi, pemberkatannya sebentar lagi." Ares berucap tanpa menatap Alea sama sekali.

Beberapa saat kemudian, pernikahan pun berjalan lancar. Ada banyak tamu undangan yang Alea yakin sering lihat di TV bahkan majalah bisnis. Berikut para pejabat yang tampak begitu akrab dengan pria yang kini sudah resmi menjadi suaminya.

Antares Zelardo.

Nama tersebut juga familiar bagi Alea. Dia adalah pebisnis besar yang dikenal dunia sebagai calon penerus Axelsen Zelardo---pemilik perusahaan manufaktur raksasa Blue Moon Group.

Alea juga tidak mengerti kenapa orang sehebat ini memilih untuk menjadikannya istri. Apakah Ares pernah melihatnya sebelumnya? Sepertinya tidak. Atau pria itu terpesona pada kecantikannya? Untuk alasan itu pun tidak mungkin sama sekali, karena Ares pasti dikelilingi banyak perempuan yang jauh lebih cantik daripada dirinya.

Namun sejujurnya, Alea tidak peduli. Karena hal terpenting saat ini adalah bagaimana cara bernegosiasi agar pernikahan ini cepat berakhir nanti.

Sehebat atau mungkin sebaik apa pun Ares memperlakukannya nanti, tidak akan menutupi fakta bahwa Alea sudah punya kekasih. Mereka bahkan sudah berencana menikah dalam waktu dekat, tapi pria ini tiba-tiba datang dan menggagalkan seluruh rencana yang ia bangun bersama sang kekasih sejak jauh-jauh hari.

"Kenapa menatapku begitu?" Pertanyaan tiba-tiba dari Ares membuat lamunan Alea seketika buyar.

"Tidak. Aku hanya bingung kenapa kau mau menikah denganku," jawab Alea asal.

Untuk pertama kalinya, Alea melihat pria berhidung mancung itu tersenyum. Senyum yang entah kenapa terasa seperti pertanda bahaya bagi dirinya.

"Jangan terlalu percaya diri. Ini bukan pernikahan, tapi transaksi bisnis bagiku." Jawaban Ares lagi-lagi membuat tubuh Alea menegang kaku.

"Maksudnya?"

"Mamamu mendapatkan perusahaannya kembali, dan aku mendapatkan pel*cur gratis. Impas, kan?" sahut Ares santai.

"Tapi jangan berkecil hati. Meski belum tahu rasamu, setidaknya kau dihargai setara satu perusahaan," sambung pria yang kini diam-diam mengelus punggung terbukanya sensual.

Tanpa ragu, bibir pria itu bahkan mengecupi ujung bahunya di hadapan seluruh tamu undangan. "Siapkan tubuhmu malam ini, Alea," bisik pria itu tepat di telinga perempuan yang hari ini resmi menjadi istrinya.

Seketika, tubuh Alea gemetar ketakutan.

****

Alea berbolak-balik gelisah di atas ranjang yang ditaburi banyak kelopak mawar. Ucapan Ares selama acara pernikahan tadi terus berputar di kepala.

Bagaimana ini?

Alea benar-benar bingung harus melakukan apa. Setelah acara selesai, Alea langsung dibawa pulang ke   rumah megah ini. Melihat tidak ada orang selain pelayan di kediaman super besar tersebut, ia yakin ini rumah suaminya sendiri. Bukan kediaman keluarga Zelardo yang berisi kedua orangtua Ares beserta Neneknya.

"Bagaimana jika dia pulang? Apa aku pura-pura tidur saja?" gumam Alea semakin panik begitu melihat jam menunjukkan pukul sebelas malam.

Tadi, setelah mengantar Alea dan menyerahkannya kepada beberapa pelayan perempuan, Ares langsung melaju pergi dengan mobilnya lagi. Alea tentu saja tidak cukup berani untuk bertanya.

Malah, ia berharap Ares tidak kembali saja malam ini.

Sebenarnya, wajar saja jika sepasang suami istri seperti mereka melakukan apa yang ada di pikiran Alea saat ini. Tapi, Alea tidak mau. Alea tidak ingin kehormatannya direnggut oleh orang yang sama sekali tidak ia cintai.

"Apa aku kabur saja? Mumpung dia belum kembali ...," gumam perempuan itu lagi begitu ide gila tersebut akhirnya melintas di kepala.

Sambil bangkit duduk, Alea meraih handphone yang tergeletak di atas nakas. "Ya, aku harus kabur!" putusnya final sambil berdiri kemudian berlari menuju ambang pintu.

Belum sempat membuka pintu kamar, seseorang lebih dulu membukanya dari luar. Alea melotot panik begitu mendapati orang yang berdiri di depannya adalah Ares.

"Mau ke mana?" tanya Ares sambil tersenyum mengejek.

Alea tidak menjawab. Bahkan sampai Ares berjalan maju, perempuan itu ikut melangkah mundur.

"Bajunya cocok untukmu," komentar pria dengan kemeja putih tergulung setengah lengan itu sambil menatap Alea intens.

Tadi, Alea diberikan dress selutut berbahan sutera berwarna merah cerah oleh pelayan. Katanya, pakaian ini adalah pilihan dari sang suami. Bagian atasnya cukup rendah sehingga belahan dadanya dapat terlihat jelas. Dress tersebut juga tidak berlengan sama sekali, hanya terselamatkan oleh tali kecil yang jika saja terputus, akan membuat seluruh tubuhnya terekspos sempurna.

"Merah membuat kulitmu terlihat cerah," komentar Ares lagi dengan pandangan yang berhenti di leher jenjang Alea.

Menyadari arah pandang suaminya, Alea pun segera menutupi bagian dada dan leher dengan kedua tangan. Melihat sikap canggung perempuan itu, Ares terkekeh geli.

"Jangan menutupinya, sekarang itu semua milikku." Ares menegur sambil menarik tangan Alea yang menghalangi pandangannya pada tubuh mulus perempuan itu.

Mendengar ucapan bernada merendahkan itu, tubuh Alea lagi-lagi bergetar takut. "Tubuhku milikku ...," sanggahnya dengan suara gemetar. "Jangan melihatku begitu!" sambungnya cepat.

"Ohh ... kau tidak suka dilihat, ya? Baiklah ...." Ares mengangguk seolah mengerti.

Pria itu bahkan menjauh dari sang istri kemudian menutup pintu. Diam-diam, Alea pun menghela lega karena ternyata Ares mau mendengarkannya.

Namun, begitu mendengar pintu yang terkunci, perempuan itu menoleh waspada. Berikutnya, Ares bahkan kembali berjalan mendekati Alea.

PLAK!

Begitu sampai di hadapan Alea, Ares tiba-tiba bertepuk tangan. Bersamaan dengan satu tepukan itu, lampu kamar seketika mati.

Alea menoleh ke sekitar panik begitu netra biru cerahnya tidak mampu menangkap apa pun. Dengan panik, ia pun mencoba menyalakan senter lewat handphone.  Namun, sebuah embusan napas di tengkuknya membuat bulu kuduk perempuan itu meremang.

"Jika memang tidak suka dilihat, aku bisa menikmatimu dalam keadaan gelap." Bisikan sensual itu, dibarengi kecupan basah di lehernya.

Tubuh Alea seketika menegang kaku. Apalagi begitu tangan Ares kini merambat menuju paha dan masuk ke sela-sela baju, tangan Alea refelks melemas hingga handphone di tangannya jatuh.

"Malam ini akan panjang, Alea ...."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • TERPERANGKAP OLEHMU   12. Aku Ingin Bermain

    "Nyonya, Tuan Ares pulang!" Alea yang sore itu mendapat informasi dari sang pelayan sontak menoleh terkejut. Perempuan yang tengah berkutat di dapur itu sontak menghentikan kegiatan kemudian mencuci tangan."Kenapa cepat sekali? Bukankah seharusnya dia pulang minggu depan?" gumam Alea bingung.Sebelum pertanyaannya sempat terjawab oleh spekulasi yang berkeliaran di kepala, suara derap langkah yang memasuki dapur membuyarkan isi kepala Alea. Di ambang pintu dapur, Ares sejenak terpaku menyadari kehadiran istrinya yang masih mengenakan pakaian kerja formal berbalut apron; pertanda perempuan itu tengah memasak."Kenapa sudah pulang?" tanya Alea spontan.Ares melangkah menuju kulkas kemudian membukanya tanpa suara. Pria itu bahkan mengambil gelas di rak perabot dekat Alea kemudian menuangkan sebotol air dingin ke dalam gelas. Tampak tidak berniat menjawab pertanyaan istrinya sama sekali.Alea yang tidak suka diabaikan tentu saja memegangi lengan kekar suaminya yang menggenggam gelas. "Ap

  • TERPERANGKAP OLEHMU   11. Jadi Begitu Liar

    "Dia pikir aku peduli?!"Alea memaki sambil menghempaskan tubuh di atas ranjang king size kamarnya. Begitu ucapan Aluna kembali melintas di benak, perempuan itu sontak berbaring tengkurap dan berteriak sebal. Dari gelagatnya saja, seluruh benda mati dalam kamar luas itu pun tahu Alea tengah berbohong pada dirinya sendiri.Sejujurnya, ia lebih dari peduli. Ia sangat memikirkan ucapan Aluna tadi."Bukankah semalam suamimu menginap di rumahku?" Pertanyaan bernada penuh ejekan itu lagi-lagi melintas di benaknya.Dan Alea sama sekali tidak mengerti kenapa sekarang dia merasa begitu murka."Ares sialan! Kau pikir aku peduli dengan siapa saja kau tidur?" gumam perempuan itu sambil meremas bantal yang berhasil tangannya gapai."Aku punya kekasih. Jika ingin, aku juga bisa tidur dengan pria lain!" maki Alea sambil bangkit dan berlalu menuju kamar mandi.Sepertinya ia harus menyegarkan pikiran. Supaya bayangan Ares dan Aluna yang memadu kasih di kepala segera enyah.Siapa peduli Ares berbohong

  • TERPERANGKAP OLEHMU   10. Suamimu Menginap di Rumahku

    "Hari ini ada syuting film artis agensi kita di dekat kantor. Ada yang mau pergi menonton?" Pak Tama bertanya pada timnya yang sore ini terlihat merapikan meja, bersiap-siap untuk pulang."Aku mau pergi!" Aira, salah satu karyawan magang berponi rata menyahut antusias.Perempuan itu bahkan mengangkat tangan kelewat tinggi, membuat Alea dan Rindi terkekeh geli dengan tingkahnya."Kalian pergilah, aku masih ada urusan dengan tim pemasaran." Bu Naya selaku kepala tim humas pamit dan berlalu keluar ruangan."Aku juga akan ikut menemani Aira," sahut Rindi sambil merangkul karyawan magang yang lebih muda darinya tersebut."Kak Alea, kau juga ikut, ya?" ajak Aira semangat yang tentu saja diangguki Alea tak kalah antusias.Setidaknya ia tidak pulang cepat hari ini. Lagipula, Ares juga sedang di luar negeri. Perempuan itu bisa bermain sesuka hati sampai kapan pun. Apalagi sekarang ia sudah punya supir pribadi.Setelah Pak Tama pamit sambil menitipkan beberapa berkas padanya, ketiga perempuan d

  • TERPERANGKAP OLEHMU   9. Kita Sedang Selingkuh?

    "Ares ...."Panggilan dari ambang pintu membuat pria yang malam ini mengenakan pakaian kerja lengkap perlahan menoleh. Begitu mendapati presensi sang istri dengan pakaian yang lebih rapi darinya, Ares sontak menyunggingkan senyum.Senyum yang diam-diam membuat Alea menunduk gugup.Di ambang pintu ruang kerja Ares yang berada di lantai dua, Alea berdiri dengan setelan kemeja putih ketat serta rok selutut. Tampak normal sebenarnya, tapi mengingat apa yang akan mereka lakukan malam ini, membuat penampilan perempuan itu terlihat berbeda.Tidak seperti hari biasanya, lipstick perempuan itu bahkan berwarna merah menyala. Sedang rambutnya terkuncir satu cukup tinggi. Jangan lupakan buah dada Alea yang tampak seolah akan meledak keluar dari kancing kemejanya yang ketat.Rok hitam yang sama sempit itu bahkan membuat lekuk pinggul istrinya terlihat jelas. Dengan pakaian serapi itu, Ares bahkan bisa membayangkan tubuh telan jang Alea di balik pakaian."Pakaiannya terlalu kecil ...," komentar Ale

  • TERPERANGKAP OLEHMU   8. Menantikan Sentuhan

    "Aku sudah siap!"Ares menatap tajam perempuan yang baru saja tiba di hadapannya dengan antusias. Lengkap beserta setelan kemeja biru muda dipadu rok span berwarna putih setinggi lutut."Kau mau bekerja atau menggoda pria?!" tanya Ares sinis sambil bersedekap dada.Alea memandangi penampilannya dari atas sampai bawah. "Apakah ini terlalu terbuka? Biasanya aku memakai pakaian seperti ini saat bekerja ...." Perempuan yang hari ini mengikat rambutnya tinggi menggumam bingung.Ares mendengkus namun tak ayal bangkit dan segera merangkul pinggang ramping sang istri. "Sudahlah, lupakan saja!" sahutnya kemudian menggiring Alea keluar rumah.Setelah keduanya pergi dengan mobil hitam metalic milik Ares, Alea terus tersenyum sepanjang perjalanan menuju kantor. Ares yang menyadari itu kali ini tidak berminat merecoki."Berarti kantorku dan kantormu berbeda lokasi, kan?" tanya Alea memastikan."Iya. Tenang saja, jaraknya sekitar satu koma dua kilometer dari kantor pusat. Aku tidak sering mengunjun

  • TERPERANGKAP OLEHMU   7. Ego yang Terluka

    "Dia benar-benar tidak pulang ...." Alea menggumam pelan sambil memandangi halaman kediaman Ares yang luas.Lily yang melihat majikannya tengah berdiri di ambang pintu utama dengan baju tidur berbahan satin berwarna soft pink, sontak berlari menghampiri dengan panik."Nyonya Alea kenapa berdiri di sana? Nanti masuk angin ...," ucap pelayan cantik itu membuat Alea menoleh gelagapan."Hah? Tidak apa-apa ... aku hanya bosan di dalam," jawab Alea kikuk."Tunggu sebentar, Nyonya!" pinta perempuan berseragam hitam putih itu sebelum kemudian berlari memasuki kamar Alea.Beberapa saat kemudian, Lily kembali dengan luaran pakaian yang tengah Alea kenakan. Saat ini, perempuan itu memang mengenakan baju tidur bahan satin bermodel terusan sebawah lutut. Sedangkan yang Lily bawa adalah jubahnya yang memiliki lengan panjang dan lebar serta bagian bawah yang longgar juga menjuntai sampai kaki."Tolong pakai ini, Nyonya ...," pinta si pelayan berambut sebahu yang diiyakan saja oleh Alea.Setelah meng

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status