Share

Balas Dendam

Penulis: Ray Basil
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-18 10:25:37

Gabriel meneruskan pekerjaannya di Puri Milano. Pengawal Romano datang membawa berkas penting dari kantor untuk dipelajari dan ditandatangani.

Beberapa project proposal dari clients menunggu jawaban. Investor asing siap bekerja sama dalam pengembangan business information dan technology di perusahaannya.

"Apa kau yakin aman membawa gadis itu kembali ke Puri ini?" tanya Romano ingin tahu.

Gabriel tertegun menghentikan ketikan di laptop. "What's going on, Romano?" tanyanya balik. Wajah pengawalnya terlihat risau.

"Aku temukan sesuatu tentang gadis itu tinggal di kediaman musuhmu, milik Tuan Antonio!"

Damn it! Gabriel mendesaknya lagi, "Apa Alexandra Camorra adalah putri Tuan Antonio?"

Romano menggeleng. "Dia hanya putri tirinya. Nyonya Rose menikahi Tuan Antonio, namun terbunuh tiga tahun lalu. Alexandra memiliki seorang adik perempuan, Angela Camorra. Tidak ada lagi anak lainnya dari pernikahan mereka."

"Oh! Sungguh malang nasib gadis itu. Tapi mengapa dia mau menjadi mesin pembunuh dan merampok logistik mafia lainnya?"

Kedua tangan Gabriel bertautan menumpu dagu. Otaknya bekerja keras menghubungkan peristiwa perampokan logistik miliknya dan lainnya marak terjadi akhir-akhir ini.

"Kau harus tanyakan langsung padanya! Gadis itu memiliki insting kuat, kemampuan dalam memegang senjata dapat diandalkan. Aku rasa, dia belajar banyak di sana, melindungi berdua adiknya!"

Memang benar apa yang dikatakan oleh Romano, tangan kecil gadis itu begitu lihai cepat menamparnya dua kali. Alexandra memberontak di atas ranjang, tapi tenaganya tidak sebesar Gabriel Nostra yang bermain kasar, tidak tahu bahwa gadis itu tak pernah disentuh pria mana pun juga.

Lingkungan mafia memang diketahui penuh kebrutalan dan kekejaman. Namun Alexandra Camorra berusaha terus menjaga kesucian, sang mafia Gabriel Nostra-lah telah merampasnya di malam mengenaskan itu.

Pelayan Albert datang memberitahu gadis itu sudah terbangun dari tidur panjang. Dua hari Gabriel Nostra membiarkan terbaring di sana dan merawatnya. Langkahnya begitu panjang menuju ke kamar utama.

Alexandra Camorra terlihat cantik dan natural di balik wajah pucat. Grrr--- Gabriel, sadarlah! Dia menghampiri, duduk di samping ranjangnya sendiri. Gadis itu tenggelam dalam selimut tebal. Punggung tangan Gabriel menyentuh dahi memeriksa demam.

Ouch! Alexandra menepis keras tangannya, berbalik menatap tajam. "Jangan sentuh aku, bajingan!"

Mata Gabriel melebar kesal. "Hei! Aku hanya memeriksa kau masih demam atau tidak, lalu bagaimana bisa tahu jika tidak menyentuhmu!"

Sebuah kesalahpahaman terus berulang.

"Lalu kenapa aku ada di kamarmu lagi, berapa hari sudah berada di sini?" tanya Alexandra bingung. Ruangan ini jelas berbeda, bukan kamar seperti di kediaman Tuan Antonio.

Gabriel menjelaskan secara pelan-pelan. "Kau pingsan saat terakhir aku bertemu dirimu di kampus. Sudah dua hari kau juga menguasai ranjang milikku!"

Alexandra terperangah langsung bangkit menyingkap selimut tebal, berlari cepat keluar dari kamar. "Oh shit! Angela sendirian di luar sana. Aku harus segera pulang!"

Ide yang buruk!

"Hei Camorra!" Teriaknya kencang. Belum sampai di depan pintu kamar, gadis itu terjatuh lemas. Gabriel lebih sigap sudah menangkap lebih dulu. "Apa kau tak bisa menghentikan kebodohanmu itu lagi, Camorra-!" kecamnya keras. Gadis menjengkelkan!

Alexandra membalasnya, "Aku benci kau!"

Gabriel tak peduli. "Bencilah aku sesuka hatimu! Semua ini berawal dari ulahmu, aku ini bukan perawatmu. Kau menyusahkan hidupmu sendiri dan orang lain!"

Alexandra memalingkan wajah darinya, tubuh mungilnya dibawa di atas ranjang milik Gabriel Nostra lagi. Kapan bisa keluar dari tempat yang telah menghancurkan masa depannya.

Seharusnya lebih kuat untuk membalas dendam. Bukan terpuruk di kamar sang mafiosi Sisilia. Air mata pun tumpah, tak pernah lagi menangis sejak kematian ibunya. Dan kini merindukan semua, Papa Daniel, Mama Rose dan Angela Camorra-!

Helaan nafas keras Gabriel terdengar seperti putus asa atau kesal melihat Alexandra Camorra terus berbaring tak berdaya. Kedua tangannya menyapu keras di atas rambutnya.

Bedebah mungil ini tak pantas menjadi gangster lebih layak menjadi kekasih seorang mafia. Pikiran Gabriel Nostra berkecamuk, tak tentu arah.

Arghh-! Pria itu akhirnya meninggalkan Alexandra sendirian di kamarnya lagi. Berbalik menuju ruang kerjanya. Romano masih duduk menikmati cerutu. "

Mengapa kau tak kembali ke kantor?" tanyanya sebal.

Pengawalnya menjawab santai. "Aku menunggu perintahmu selanjutnya, menikmati hiburan beberapa hari ini antara kau dan Camorra!"

"Sialan kau! Jika saja Zio Luigi DiMaggio tidak mengirim kau sebagai pengawalku, sudah dari jauh hari aku menghabisi dirimu!" Gabriel kembali duduk di kursi kekuasaannya.

Romano terus berbicara, "Kau tidak perlu punya seorang atau seribu pengawal. Kau terlalu kuat untuk dirimu sendiri! Sejak orang tuamu tewas kecelakaan pesawat. Luigi DiMaggio membangun kembali perusahaan ini. Sayangnya, adik ayahmu itu tidak memiliki kharisma sepertimu sekarang!"

"Maksudmu?" Gabriel merasa Romano seperti menutupi sesuatu darinya.

"Keluarganya berantakan, bisnis Luigi DiMaggio mulai tenggelam. Dan pesta dansa kemarin hanya kamuflase belaka. Seakan pamanmu masih jaya, padahal tak lama lagi pasti terkubur dalam kebodohannya!" kata Romano.

Gabriel menyalakan cigarette, duduk menyimak di kursi besar. Di seberang meja, Romano melanjutkan ceritanya.

"Luigi DiMaggio terlibat terlalu jauh, ikut menyerang dan merampas wilayah kerja mafia lainnya. Aku mengingatkan dan menasihati, tapi sia-sia. Tinggal kau satu-satunya yang menyelamatkan atau melenyapkannya, sebelum perang terbuka terjadi antar mafia."

Sial-! Masalahnya bukan berkurang, malah makin bertambah.

Logistik milik Gabriel Nostra yang dicuri Alexandra Camorra berpindah jauh, siap dikapalkan ke Perancis Selatan. Gadis itu bukan pelaku tunggal, pemain besar ada di belakangnya.

Tuan Antonio, ayah tiri Camorra tidak berada di Italia saat ini. Tapi sering mengincar logistik mafiosi lain, sengaja menutupi jejak melalui perjalanan bisnis sebagai alibi saja, sementara perampokan tetap berjalan tetap di bawah kendalinya.

"Romano, cari tahu riwayat perjalanan Tuan Antonio. Cross check dengan lokasi dan waktu kejadian perampokan logistik para kolega kita!" seru Gabriel lantang.

Romano mengangguk, "I got it!"

***

Di kediaman Tuan Antonio.

Angela Camorra begitu ketakutan bersembunyi di balik tubuh pengasuh Elisa. Tuan Antonio tiba-tiba datang penuh emosi menanyakan keberadaan Alexandra.

"Di mana gadis jalang itu? Dia pasti telah melarikan diri seperti ibunya. Like a mother like a daughter!"

Elisa berusaha menenangkan. "Maafkan aku, Tuan. Nona Camorra sedang bermalam di rumah kawannya mengerjakan tugas kuliah."

Tuan Antonio tidak percaya. "Kau berbohong Elisa! Selalu saja terus melindungi putri Rosa, kau pikir aku tidak tahu kemana saja Camorra selama ini!"

Pengasuh Elisa tertunduk sambil memeluk anak kecil yang berdiri rapat dengannya. Sebuah suara mengejutkan mereka semua. Alexandra sekarang ada di sini, memasuki kamarnya.

"Selamat malam Zio Antonio, maaf aku pulang terlambat!"

Ayah tirinya langsung menghardik.

"Dari mana saja kau, bedebah? Aku tahu yang kau lakukan di rumah Gabriel Nostra. Menjual informasi dan tubuhmu sendiri kepada bajingan itu! Kau datang ke pesta Luigi DiMaggio, lalu menggoda keponakannya huh?!"

"Oh tidak, kau salah sangka, Zio Antonio! Aku datang mewakili dirimu, atas perintahmu. Aku tak mengenal siapa Gabriel Nostra sebelumnya, ternyata sudah mengetahui siapa perampok logistik miliknya."

Alexandra berusaha menjelaskan, tapi Tuan Antonio tidak mau mendengar alasannya.

"Kau bodoh! Aku pikir bisa mendidikmu menggantikan posisiku saat di luar negeri. Ternyata kau mengumpankan dirimu sendiri pada musuhku!"

Alexandra merasa posisi serba salah, semua tidak menguntungkan baginya. Dia tidak bisa mengelak, membuat alasan macam-macam lagi. "Aa-aaku tidak tahu, maafkan aku!"

Tuan Antonio langsung mengambil sikap keras.

"Besok pagi kau angkat kaki dari istana ini, bawa serta Angela dan apa saja milikmu. Aku tak punya lagi ikatan apa pun, sejak Rosa tewas tiga tahun lalu!"

Deg-! Akhirnya mereka pun harus pergi. Alexandra harus menerima keputusan itu.

"Baiklah, Zio Antonio. Terima kasih atas kebaikanmu, merawat dan menjaga kami setelah mama tiada. Maafkan atas kesalahanku sebelumnya!"

Tuan Antonio membuang muka, ketakutan melihat wajah sedih kedua putri Rosaelia. Ia tak ingin menahan lebih lama tinggal di kediamannya.

Alexandra Camorra menjadi gadis yang cukup berbahaya yang dia didik selama ini. Cara melenyapkan dengan menjauhkan dari istananya lebih dulu.

Tangis Angela Camorra pecah saat memeluk kakaknya. Gadis kecil ini rindu kasih sayang kedua orang tua. Elisa tidak bisa berbuat apa-apa. Tangis sedih menggema, tidak rela harus melepas mereka yang belum benar-benar dewasa.

"Alexandra, kau akan tinggal di mana?"

Gelengan kepala kuat gadis itu semakin membuat Elisa terisak.

"Aku belum tahu. Ada tabungan sedikit dari kerjaku selama ini membantu Zio Antonio. Dan nanti mencari pekerjaan paruh waktu, membiayai hidup kami berdua selanjutnya."

Elisa terkejut mendengar rencananya. "Bagaimana dengan kuliahmu, siapa yang menjaga adikmu jika kau bekerja nanti?"

Alexandra berusaha tersenyum dalam kepahitan. "Akan aku pikirkan nanti. Sebaiknya kita beristirahat, aku secepatnya berkemas setelah Angela tertidur."

Pengasuh Elisa mengangguk, kemudian menutup pintu kamar. Tangisnya semakin tidak tertahan lagi. Tiada keadilan di dunia ini bagi kedua anak tersebut.

Sangat menyedihkan!

***

Pagi ini Gabriel tak menemukan gadis itu berada di kamar lagi. Semalaman dia pergi bersama Romano, mencari jejak tentang logistik mereka. Dasar Camorra brengsek!

Pelayan Albert memberitahu gadis itu pulang semalam, setelah Tuan Muda Gabriel Nostra meninggalkan puri Milano.

"Romano, kau ikut denganku!"

"Grr-- kita baru sampai dan harus pergi lagi?"

"Berisik kau!"

Mereka segera keluar puri Milano, mencari gadis itu. Informan Romano mengatakan semalam Tuan Antonio telah kembali ke istananya. Pagi ini melihat gadis itu keluar bersama adiknya dan membawa dua bagasi di tangan.

Gabriel memutuskan menuju ke kampus, dia tahu jadwal kuliahnya, semua tentang Alexandra. Dua puluh menit perjalanan, mereka pun tiba di sana. Romano berjaga-jaga di sekitar taman kampus. Gabriel berjalan cepat sambil menahan emosi.

Gadis itu pergi lagi dari puri tanpa sepengetahuannya-!

Pandangannya tertuju pada dua bagasi di dekat kursi taman. Duduk seorang anak kecil cantik mengayunkan kaki dengan gembira. Di mana keparat Camorra?! Gabriel geram kenapa gadis itu berani meninggalkan adiknya sendirian. Dia pun duduk di samping menemani.

"Hi pretty girl! Kau terlihat senang pagi ini. Di mana kakakmu, Alexandra?"

"Di sana-! Aku ingin minum, dan kakakku sedang pergi membeli sesuatu untukku!"

"Apa kau ingin pergi jauh dengan membawa tas seberat itu?"

"Aku mau pindah, tinggal berdua kakakku saja. Semalam kakak dimarahi oleh Zio Anto---"

Kalimat anak kecil itu belum selesai, ketika Alexandra memperingatkan karena terlalu polos bercerita. "Angela, kau tidak boleh berbicara dengan orang asing!"

Gabriel balik menatap begitu tajam.

"Bagaimana bisa kau tinggalkan adikmu sendiri di sini. Aku mungkin orang asing baginya, tapi pernah dirampok oleh kakaknya! Ada kejadian apa kau dengan Tuan Antonio?"

"Bukan urusanmu!" ketus Alexandra.

Gabriel bertambah geram, "Brengsek! Kau berhutang jutaan Euro padaku, dan tak akan aku biarkan kau melarikan diri kemana pun juga!"

Gabriel Nostra tidak main-main dengan kata-katanya. Alexandra merasa telah lolos belitan anaconda, tapi kini dia berada dalam terkaman seekor singa.

Pria itu mengajak Angela berbicara, keduanya sedang tertawa gembira diajak ke sebuah restoran kesukaan di sana.

Wajah Alexandra tak senang, "Jangan coba-coba mencampuri urusanku!"

Namun Angela digendong tanpa ijin darinya lagi. Pengawal Romano ikut membantu pria itu meletakkan dua bagasi di belakang mobil. Hey apa-apaan ini-!

"Kau cemburu karena aku bisa menarik perhatian adikmu huh!" Gabriel memberi perintah terakhir sebelum mereka beranjak dari taman kampus.

"Tinggallah kalian berdua di puri Milano, sampai hutangmu lunas!"

Mata gadis itu membelalak. "Oh shit, kau menjebakku!"

Sang mafia muda pun tertawa. Wajah gadis itu merah padam, membenci setengah mati. Hanya Angela saja merasakan aman dan nyaman bersama Gabriel Nostra. Namun Alexandra yang belum bisa membuka pikirannya.

Kau mungkin bisa merampok hatiku, di suatu hari nanti-!

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ray Basil
makasih kk semoga berkenan membacanya, up 1-2 bab perhari idenya msh fresh bgts
goodnovel comment avatar
Sukma Angelya
👍👍👍 bagus euuy
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • THE GABRIEL NOSTRA   Kejutan Istimewa

    Dokter Julian dan pasangannya, Carina datang memberi ucapan salam atas keberhasilan Gabriel mengalahkan egonya, menikahi gadis cantik bernama Alexandra Camorra."Tak aku sangka ternyata gadis itu luruh dalam rayuan mautmu!" canda Julian ke sahabatnya.Gabriel tersipu. Sahabat karibnya sejak dulu bagai saudaranya sampai saat ini. Keluarga Julian datang juga ke pernikahannya saat ini. "Sialan kau, sudah ku bilang Alexandra akan menjadi milikku selamanya. Dan kalian berdua pun harus mengikuti jejak kami selanjutnya!"Carina pun langsung menunjukkan cincin pertunangan mereka ke wajah Gabriel. Gelak tawa pun terdengar meriah di antara mereka bertiga. Julian lebih dulu meminta kekasihnya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.Gadis itu memang mencintainya, tak menolak yang menjadi harapannya sejak dulu, menikahi dokter tampan dan menjauhkan dari wanita jalang penggoda calon suaminya.Seketika suasana berubah hening, alunan lagu berganti.Gabriel tersentak menoleh ke atas tangga, ca

  • THE GABRIEL NOSTRA   Pesan Masa Lalu

    Jet pribadi milik Gabriel Nostra lepas landas meninggalkan bandara Malpensa menuju kota Venesia. Kedua pasangan berbahagia duduk bersama, terus sibuk merencanakan pernikahan mewah dan megah.Di belakang mereka, dua pengawal terus mengamati dan mengawasi. Tiba-tiba saja Romano menyikut rekan kerjanya. "Kau kenapa, Alano? Wajahmu aneh begitu!""Grr___ beristirahatlah, perjalanan masih panjang!" tukas rekannya kesal karena mengganggu lamunan.Romano menoleh tajam."Ayolah, kau berbohong. Wajahmu itu tidak seperti biasanya, Alano-!""Aku ingat orang tua Gabriel saat ini. Pasti Frank dan Sara Nostra bahagia, jika putranya ingin menikahi putri Daniel dan Rosaelia Camorra."Suara pengawal Alano terdengar jelas oleh Gabriel dan Alexandra. Keduanya beringsut duduk satu meja di belakang, bertanya lebih lanjut mengenai ceritanya yang belum lengkap.Tak ada yang mengenal baik kedua orang tua mereka, kecuali pengawal setia Alano sendiri."Beraninya kau menyembunyikan sesuatu padaku?!" seru Gabriel

  • THE GABRIEL NOSTRA   Will You Marry Me?

    "Kita mau kemana, Romano-?" tanya Alano kebingungan.Romano mengangkat bahu, yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya. "Kita ikuti saja kemana mereka ingin pergi, sebentar lagi Gabriel juga memberi perintah."Kedua pengawal pribadi Gabriel Nostra dan Alexandra Camorra akhirnya menunggu sabar di ruang tengah. Puri Milano kembali tenang dan sunyi sejak Anthony kembali ke Napoli. Tak ada tawa ceria putri kecil Angela Camorra lagi.Romano-!Alano-!Seru Gabriel saat menuruni tangga.Senyum mengembang terlukis di wajah sang mafia muda, menggenggam erat tangan mungil kekasihnya. "Kami ingin liburan ke Venesia, kalian berdua tinggal saja di Milan-!"Romano berdiri tegak, memprotes keras, "Kami harus ikut kalian, tidak bisa seenaknya pergi begitu saja, lihat akibat sebelumnya kau ke Venesia malah membuat banyak masalah-!"Grrr-!Gabriel teringat bagaimana akhirnya tuduhan kejam perselingkuhan jalang Maria Novella merusak hubungannya dengan Alexandra, hingga tertembak mengakibatkan dir

  • THE GABRIEL NOSTRA   Puri Milano

    Angela Camorra, putri kecil yang paling berbahagia di Puri Milano. Kakaknya, Alexandra telah kembali ke Milan bersama sang mafia Gabriel Nostra dan Zio Anthony Marriot.Alano dan Romano ikut merasakan kegembiraan. Semua sudah kembali seperti semula!Tapi kedua anak muda itu belum terlihat sejak makan pagi tadi. Anthony hanya menggeleng kepala saja. Keponakannya Alexandra tidak berada di dalam kamarnya.Pasti semalam Gabriel telah menyeret agar tidur menemani dirinya. Kini waktunya makan siang tiba, seluruh penghuni Puri Milano diajak untuk duduk bersama termasuk Alano dan Romano.Baru saja Anthony ingin meminta pelayan Albert memanggil mereka, tiba-tiba saja Gabriel dan Alexandra sudah datang dan berpakaian rapih."Maafkan kami, Zio-! Semalam kelelahan, hingga tak sempat sarapan bersama kalian tadi.""Hmm-- jika itu hanya sebuah alasan yang kau buat, mungkin aku tak senang mendengarnya. Tapi kukira memang butuh pemulihan, setelah beberapa hari melewati proses yang panjang kesembuhan

  • THE GABRIEL NOSTRA   Tak Ingin Sendiri Lagi

    Gabriel Nostra dipertemukan oleh ketiga penembak jitu milik Anthony Marriot. Tiga orang Rusia berwajah keras dan kaku. Lev, Viktor, dan Misha berpapasan saat keluar dari kediaman Nikolaj. "Terima kasih atas bantuan kalian menyelamatkan Alexandra Camorra. Datanglah ke Milan, aku undang dalam acara besar kami nanti," ucap Gabriel sungguh-sungguh.Ketiganya tersenyum, Lev mewakili mereka untuk berbicara."Anthony Marriot mengirim kami bertiga ke sini. Suatu kehormatan melindungi keluargamu, ketika mendengar keponakan disandera oleh Nikolaj."Anthony Marriot menepuk bahu Lev, "Kerja bagus! Kembali ke tempat kalian, urus asetku atau ku pecat kau bertiga!"Derai tawa terdengar. Gurauan pemimpin mereka sedikit menakutkan.Lev, Viktor, dan Misha menjabat tangan Anthony. Perpisahan begitu cepat terjadi, dan Gabriel Nostra memutuskan kembali ke Milan malam ini."Kami akan ke Italia mengunjungi kalian, rindu bertarung dengan mafiosi Sisilia di tempat asal mereka!" Sesaat Lev membalas gurauan An

  • THE GABRIEL NOSTRA   Kematian Nikolaj

    Romano mengangguk tak setuju ke arah Alano, tak mungkin mereka melepaskan tembakan balik ke dalam ruangan Nikolaj. Bedebah Christoff sedang mencengkram kuat Alexandra Camorra sebagai tameng agar mereka bisa lolos dari neraka di sana."Di mana Gabriel Nostra? Apa dia tak ingin kekasihnya selamat malam ini hah-!" umpat Romano kesal.Prank-k!Kaca jendela di ruang kerja Nikolaj pecah berhamburan, seseorang melompat dari sisi balkon langsung masuk menghancurkan semuanya.Depp! Timah panas menembus tepat di kening Chistoff, dan cengkramannya ke Alexandra Camora terlepas sudah. Tubuhnya ambruk menghantam lantai.Oh, Gabriel-!Gadis itu berteriak kencang, terkejut atas kehadirannya, tidak menyangka sang mafia muda Gabriel Nostra datang sendiri menyelamatkannya.Begitupun Nikolaj yang terkesima, ketika tahu lawan masih hidup dan kini memburu dirinya sampai ke Moscow."Bagaimana bisa kau berjalan lagi, Gabriel? Suruhanku sudah menyebabkan kau lumpuh dan tak berguna lagi!""Bedebah kau, Nikola

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status