Dokter Julian datang untuk memeriksa luka di lengan Alexandra. Tidak mengira kalau gadis itu ternyata penembak ulung juga. Sesuatu yang aneh terjadi di antara sang mafia Gabriel Nostra dan gadis itu yang kini tinggal bersama di Puri Milano. Julian menemui sahabatnya di ruangan kerjanya setelah pemeriksaan menggantikan perban Alexandra. Gabriel sedang sibuk berkutat dengan berkas-berkas di atas mejanya.
"Dude! Apalagi yang terjadi pada gadis itu, kemarin kau melukainya. Sekarang ia terluka parah di lengannya?"
"Ceritanya panjang, Julian. Ia ternyata putri tiri si bedebah Antonio, kakak beradik itu tidak ada tempat bernaung setelah di usir olehnya. Gadis itu yang pernah merampas logistik milikku, dan kemarin ikut mengambilnya lagi di Porto Di Napoli. Bastardo Fausto menembak lengannya, Alexandra membalas dengan menancapkan pisau di lehernya!"
"Wow, she's dangerous! Apa kau tidak khawatir sudah memberikan tempat tinggal di sini?"
"Dia wanita gila, tapi cantik dan keras kepala. Kini Camorra bekerja sebagai assistant pribadiku, keahliannya dalam persenjataan dan bertempur bisa aku gunakan dalam organisasiku."
"Kau terobsesi dengannya, Gabriel!"
"Romano juga berkata begitu, namun aku rasa ada sesuatu yang aneh. Gadis itu mungkin berhubungan dengan Zio Anthony Marriott di Napoli. Ia kehilangan adik perempuannya yang mempunyai nama sama, seperti nama ibunya Alexandra Camorra. Benar-benar sangat membingungkan!"
"Aku rasa, kau sedang jatuh cinta sampai mau peduli dengan semua urusannya."
"I don't think so, Julian! Semua kejadian demi kejadian memang bermula darinya, bukan suatu kebetulan yang aneh. Aku tak peduli perempuan mana pun sebelumnya, yang selalu bersedia menyodorkan tubuhnya padaku. Tapi tadi pagi, Camorra ke kantor tak sengaja melihat Natasha sedang merayuku!"
"Natasha, sekretaris brengsekmu? Jika kau ingin tahu, jalang itu pernah menggodaku saat datang ke kantormu tapi kau sedang sibuk dengan client. Perempuan itu tak bisa memandang diriku sebagai sahabatmu. Aku hanya seperti ATM machine baginya!"
"She's a fucking bitch! Saat pesta dansa kemarin aku bertemu Camorra, Zio Luigi DiMaggio bermain mata dengan Natasha. Dari laporan Romano, ternyata perempuan sialan itu juga tidur dengan beberapa kolegaku!"
Julian duduk mendengarkan keluh kesah sahabatnya. Ia punya banyak waktu luang sebelum kembali bertugas ke rumah sakit. Lalu mengambil sebatang cigarette, menyalakan dan menikmati waktu santai bersama sang mafia.
Pelayan Albert membawakan dua minuman. Pembicaraan dua anak muda pasti sangat panjang dan segera mengingatkan 20 menit lagi waktunya makan malam. Gabriel Nostra senang Julian datang dan bisa memberi pandangan objective tentang beberapa masalahnya.
"Sekretarismu itu sebagaimana bossnya. Kau juga menikmati kesenangan semu saat sedang berdua. Memelihara dirinya sama saja membiarkan sebagai ular buas di lingkungan sendiri, dan sewaktu-waktu dapat menggigitmu juga."
"Romano terus mengawasinya, semua data penting perusahaan dipegang oleh Natasha karena tingkahnya belakangan ini menjadi agak aneh, sejak Camorra menjadi assistant pribadiku!"
"Karena ia lebih muda, cantik dan kau pertama kali yang merenggut kesucian Camorra. Apa kau sudah meminta maaf padanya atas kejadian itu?"
"No yet, I feel guilty about it - aku merasa bersalah karena itu!"
"C'mon Gabriel, you're the winner not a loser! Gadis itu pasti punya hati nurani memaafkan dirimu. Apalagi menerima adikmu, serta pengasuhnya sekaligus di Puri besar ini!"
"Itu atas dasar kemanusiaan, Dude! Aku membantunya karena sympathy dan empathy. Angela Camorra itu putri kecil yang lucu, tidak memiliki orang tua, sama seperti diriku juga."
"Bullshit! Aku tahu siapa kau dari dulu, jangan pernah kelabui sahabatmu sendiri."
"Berisik kau! Ayo kita makan malam dan kau harus kembali bertugas lagi. Rumah sakit itu akan kubakar jika kau tidak becus sebagai kepala pimpinan di sana. Jangan pernah berani kau meminta donasiku lagi!"
"You fucking shit, Gabriel!"
Keduanya tertawa bersama mengingat saham terbesar Rumah Sakit itu adalah milik Gabriel Nostra. Mereka beranjak keluar menuju ruang makan yang mewah dan megah. Alexandra dan Angela Camorra sudah duduk menunggunya di meja makan dari tadi.
Mata Julian langsung melirik tajam ke sahabatnya mengingatkan ucapannya. Gabriel membalas dengan dengusan keras. Ia belum siap, entah kapan bisa mengucapkan kata maaf yang tidak ada dalam kamus hidupnya.
Sang mafia jarang memberi maaf pada musuhnya, apalagi memohon maaf. Namun Alexandra Camorra itu bukan musuhnya!
Kini Gabriel Nostra dilemma, merasakan sendiri atas segala ketidaknyamanan yang diperbuatnya beberapa hari lalu, ketika berusaha menyentuh gadis itu lagi.
***
"Sayang, apa kita akan bertemu nanti malam? I miss you so much!"
"Pengawalku akan menjemputmu pukul 9 malam, berdandanlah yang cantik kenakan baju sexy tentunya. Kita akan menikmati istanaku hanya berdua saja!"
"Oh Tuan Antonio, bagaimana dengan putri tirimu?"
"Sudah aku lempar keluar anak sialan itu bersama adiknya. Ia cukup berbahaya, sudah berani menewaskan tangan kananku kemarin malam."
"Oh baiklah sayang, aku tampil begitu cantik dan sexy untukmu. Malam ini hanya milik kita berdua. Aku siapkan sesuatu bagimu, memiliki semua kartu As tentang Gabriel Nostra!"
"You're genius, Natasha. Bayaranmu kali ini akan berlipat ganda, aku tak sabar menunggu kedatanganmu!"
"I'm coming!"
Natasha menutup handphonenya, gembira mendengar assistants pribadi sang mafia Gabriel Nostra tidak tinggal dengan Tuan Antonio lagi. Ia bisa membalas dendam ke gadis itu, yang kini menjadi pusat perhatian sang mafia muda.
Seharusnya tadi pagi menyelesaikan rayuan mautnya, tapi Alexandra datang menyela mereka dan Gabriel mengusirnya dari ruangan. Keparat kau Camorra!
Gabriel tidak berhasil digoda, dan ia kehilangan uang banyak untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Natasha lari dari pelukan satu pria ke pria lainnya. Pekerjaan sekretaris saat ini baginya adalah sampingan.
Tetapi prioritas utamanya, menambah pundi-pundi tabungannya! Berparas cantik, bertubuh sexy asetnya menjual kepercayaan diri ke kolega Gabriel Nostra, tak terkecuali pamannya Zio Luigi DiMaggio juga ikut menyentuhnya.
Sekarang sasarannya Tuan Antonio juga memusuhi gadis itu. Pasti bayaran yang diterima Natasha sangat menggiurkan seperti lekuk tubuhnya. Berlipat ganda karena menjual informasi penting tentang perusahaan Gabriel Nostra.
Jika sang mafia muda memusuhinya, maka semudah ia mendapatkan keuntungan di mana-mana. Project proposal, data keuangan dan inventaris perusahaan Gabriel Nostra ada di dalam komputernya.
Natasha hanya tinggal membuka akses informasi ke server mereka, lalu menjual ke lawan bisnis dengan harga tertinggi. Ia telah banyak bekerja sama dengan musuh tanpa diketahui atasannya dan kali ini tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Tuan Antonio, sangat membenci Gabriel Nostra dan Alexandra Camorra. Inilah salah satu cara Natasha bermain di kedua pihak, bekerja di perusahaan dan membuatnya hancur sebelum ia bergegas meninggalkannya.
Gadis itu tak selamanya bisa bersikap angkuh di hadapannya lagi, walau Gabriel selalu berada di sampingnya. Kali ini aku kalahkan kau berdua sekaligus.
Sekali tepuk, dua lalat mati!
***
Pengawal Romano datang tergesa-gesa ke ruang makan dan membisikkan sesuatu pada Gabriel Nostra. Julian dan Alexandra ikut memandangi keduanya, pasti berita penting di bawa Romano hingga mereka tidak boleh mendengarnya. Alexandra tak tahan lagi, instingnya mulai bekerja. "What's going on, Gabriel?" "Nothing! Habiskan makan malamnya, nanti kita bicara. Julian akan kembali bertugas ke rumah sakit. Pengasuh Elisa segera membawa adikmu kembali beristirahat di kamarnya." "Donee--ee. Aku sudah selesai makan, Zio Gabriel. Bolehkah aku mencium pipimu sebelum pergi ke kamarku?" Gabriel Nostra mengangguk. Angela mengelap mulutnya sampai bersih dengan tisu makan. Ia beranjak dari tempat duduknya menuju Gabriel, meraih bahunya yang bidang dengan kedua tangan mungilnya. Sang mafia terlalu tinggi bagi anak kecil itu, tangannya memeluk Angela lalu memangkunya agar bisa lebih dekat lagi. "Grazie Zio Gabriel, makanannya enak dan aku jadi mengantuk karena
Ketegangan mulai terjadi beberapa hari ini. Sekretaris Natasha begitu berang, di meja kerjanya berkeluh kesah tidak dapat mengakses data perusahaan milik Gabriel Nostra. "Romano, apa servers perusahaan kita sedang bermasalah? Pekerjaanku makin menumpuk, beberapa clients meminta balasan email soal persetujuan project proposal dengan Gabriel Nostra!" "Coba kau tanyakan langsung ke Gabriel atau assistant pribadinya." "Damn it! Gadis itu merusak pekerjaan selama ini aku susun susah payah. Datang seenaknya mengambil milikku, akan kubalas perbuatannya!" Romano bersikap santai menghadapi sikap Natasha yang mulai resah. Apa pun yang dilakukan oleh pengkhianat itu, terus di amati. Tingkah laku wanita jalang itu makin berubah sejak bermalam di kediaman musuhnya. Ia mendapat laporan karyawan IT di mana Natasha mencoba meretas data perusahaan dan tidak berhasil dalam beberapa hari ini. Satu minggu ini tampil acak-acakan, tak ada wajah sendu merayu. Watak aslinya
Hari ini semua menjadi tegang di kantor setelah kejadian tadi siang. Gabriel Nostra ikut gusar mencari Alexandra Camorra. Pengawal Romano pun tidak tahu di mana dirinya. Porsche merah melaju kencang menuju puri Milano, berharap gadis itu ada di sana. Dua puluh menit ia tiba di depan dua pilar tinggi besar. Saat penjaga membukakan pintu mobil, terdengar suara tangis anak kecil nyaring di dalamnya. Gabriel berlari menemukan Angela berada di belakang pengasuh Elisa. Seorang wanita cantik sedang memarahi mereka berdua. What's going on here! Monique menyambutnya, berkata manis di depan Gabriel Nostra. Mencium kedua pipinya dengan desahan merayu. "Mon Cher, aku rindu padamu! Kenapa kau tidak menjemput di bandara?" Sang mafia tertegun. "Ada apa ini Monique, mengapa kau ada di Milan?" Nada suara Gabriel begitu kesal. Monique pura-pura merajuk, "Oh kau selalu begitu padaku, Gabriel. Hari ini ada jadwal pemotretan di Milan, kemudian ke kota lainnya. Berharap kau bisa temani di
"GA--BRIEEELLLL!" Teriak Alexandra yang masih memakai selimut tebal menutupi tubuhnya. Gadis itu seenaknya saja menggandeng Gabriel ke teras belakang Puri Milano. Mereka berhenti di depan kolam renang yang luas. "Whatt---ttt? Apa kau tak bisa bicara pelan padaku, Camorra!" Tugas Gabriel baru selesai memasak breakfast untuk Angela, sausage - omelettes - french fries. Dan hadiahnya yang ia terima setiap pagi, kiss kiss di pipinya kanan dan kiri. Tapi kakaknya malah mengajaknya bertengkar lagi. Langsung menarik tangan Gabriel dari dapur. Menghindari tatapan Angela dan pengasuh Elisa. Alexandra menanyakan mengenai semalam. "Apa yang terjadi denganku Gabriel, semalam kau mencoba menyentuhku lagi huh!" "God Damn it, Camorra! Semalam kau hampir di perlakukan tidak senonoh oleh bajingan Steven. Aku pergi ke kampus, menghajar sampai patah tulang, karena berani menyentuh assistant pribadiku!" "Mon Dieu ~ Tuhanku! Aku tidak ingat apa-apa, tapi kemarin memang ke
Milan Romano memasuki ruang kantor sang mafia yang terlihat lelah di wajahnya. Ia hanya menduga semalam telah terjadi sesuatu di antara Gabriel Nostra dan Alexandra Camorra. "What's up Gabriel?" "Brengsek Camorra! Semalaman suntuk menjaganya, membuatku kurang tidur. Reaksi obat yang diberi keparat Steven terus bekerja." "Dan kau tidak dapat apa-apa dari itu?" "Pagi tadi aku di tampar lagi olehnya. Ia mengira semalaman menyentuh dirinya, padahal tangan dan mulutnya yang tak berhenti bermain di tubuhku. Penyiksaan sekali!" "Kau tidak ingin membalasnya semalam, karena pernah menyakitinya setelah pulang dari pesta dansa lalu?" "Yeah, aku kasihan melihatnya seperti itu, walau hatiku menginginkannya juga." "Kau main hati, Gabriel!" "Sudah satu bulan ini, brengsek itu memutar-balikkan duniaku. Perampokan logistik, pesta dansa, perburuan di Napoli, dan banyak masalah lain, terus berhubungan dengan Camorra. Gadis ini cuk
Esok harinya di kantor Gabriel Nostra. Seorang tamu istimewa datang mengejutkan. Anthony Marriott langsung terbang dari Napoli ke Milan ingin melihat seseorang yang pernah dibawa anak muda itu ke kediamannya.Tapi Alexandra Camorra tidak berada di sana. Gabriel mengundangnya makan malam untuk bertemu Angela Camorra. Zio Anthony Marriott menyetujui, hari ini ada pertemuan penting dengan kolega di Milan. Dan kesempatannya berjumpa dengan keponakan yang lain. Gabriel berterima kasih atas yang apa yang dilakukannya semalam. "Grazie,Zio Anthony! Semalam sniper-mu bekerja dengan baik, berhasil menyelamatkan Camorra." Pria paruh baya itu mengangguk. "Pengawalku, si bedebah Guido mengirimkan di luar perintah. Tangan kanan milikku yang cerdas. Keponakanku bisa selamat dari musuhnya semalam. Apa kau tahu pelaku pengirim dua penyusup di kediaman Monsieur Didier?" Gabriel mengiyakan. Zio Anthony pun sudah tahu. Hari ini kedatangannya demi membalas perbuatan musuhnya satu demi satu.
Gabriel tampil berbeda malam ini, begitu juga Angela Camorra. Keduanya sedang asyik bermain bersama hingga adiknya tertawa bahagia. Jarang melihatnya saat dulu tinggal di istana musuhnya, Antonio. Alexandra baru kembali dari kampus bergegas membersihkan diri, lalu makan malam bersama mereka. Tak dibutuhkan waktu lama berhias, rambutnya yang panjang digelung, wajah tirusnya yang cantik terlihat lebih segar. Di bawah tangga menuju ruang makan, suara riuh Angela mewarnai suasana. Ia melihat seseorang yang baru datang dan mengenalnya dua kali di Napoli. "Hi Alexandra, senang bertemu dirimu lagi. Bagaimana lenganmu?" sapa Anthony Marriot. Senyumnya mengembang melihat gadis itu bertambah dewasa. "Grazie Tuan Anthony, kau memberi perawatan terbaik kemarin. Lenganku sudah sembuh sekarang." Pria paruh baya itu mengangguk. "Panggil aku, Zio Anthony. Gabriel sudah aku anggap putraku selama ini, senang bisa di undang ke sini lagi!" Gabriel melepaskan gendongan Angela, me
BRAKK! Pintu mobil dibanting keras, ketika kendaraan telah dihentikan oleh Romano. Ia terdiam sesaat Gabriel keluar, wajahnya penuh kemarahan. Sang mafia menutupi perasaannya yang terdalam, melampiaskan dengan emosi kasarnya. Alexandra dan Angela Camorra terus menjadi target musuhnya. Begitu pun Gabriel Nostra sendiri, mereka bertiga harus selalu bersama. Tidak akan pernah terpisahkan sampai kapan pun juga! Parameter penjagaan maksimum sudah menyala, saat bajingan Antonio dan Natasha mulai merencanakan membunuh Camorra di kediaman Monsieur Didier kemarin. Gabriel tidak ingin sesuatu yang terjadi pada gadis itu lagi. Romano sedang bergerak menuju ke lantai tiga sebuah apartemen kumuh. Diikuti oleh Gabriel yang masih terlihat berang atas permintaan gadis itu di mobil tadi. Alexandra berada tak jauh darinya, juga masih kesal atas sikap sang mafia yang terlalu keras padanya. Dua anak muda yang aneh! Pengawal Romano hanya bisa menggelengkan