Home / Young Adult / TO GET HER / 37. Seperti Bunga di Musim Semi

Share

37. Seperti Bunga di Musim Semi

last update Last Updated: 2025-10-10 22:56:44

Chapter 37

Seperti Bunga di Musim Semi

Barron tersenyum dan mengangguk, Aneesa memeriksa layar ponselnya dan kerutan lembut terbentuk di keningnya karena Marcello meneleponnya dan sebuah pesan masuk di kotak pesannya. Aneesa menekan tombol volume, membuat nada dering panggilan berhenti kemudian memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku lalu menatap Barron dan tersenyum.

“Lyndi, dia bertanya jam berapa aku akan pulang,” kata Aneesa berbohong.

“Apa kau ingin buru-buru pulang?” tanya Barron.

Aneesa hendak menggeleng, tetapi ponselnya kembali berdering. Ia menghela napas kemudian mengambil ponselnya dan mendapati panggilan dari Marcello lagi dan sepertinya Marcello tidak akan berhenti mengganggunya sebelum panggilannya dijawab.

“Sepertinya ada yang penting, aku harus menjawabnya,” kata Aneesa dan Barron mengangguk.

Aneesa berdiri lalu melangkah ke sudut yang tidak terlalu jauh lalu menggeser tombol panggilan di layarnya. “Bisakah kau tidak menggangguku?” semprotnya sembari te
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
zian
barron juga baik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • TO GET HER   109. Menghancurkan Marcello, Menghancurkan Aku

    Chapter 109Menghancurkan Marcello, Menghancurkan Aku Kemudian Aneesa meninggalkan tempat tinggalnya, di sebuah kondominium di kawasan Eixample, bangunan tua yang dipugar dengan interior modern. Tempat tinggalnya tidak mencolok, justru terkesan sunyi tetapi berkelas seolah dirancang khusus untuk orang-orang yang ingin hidup nyaman dan tidak ingin dilihat. Di rumah ayahnya suasana sunyi, adik-adiknya mungkin sudah tidur, dan Aneesa sendiri tidak begitu yakin jika ayahnya masih terjaga. Aneesa mematikan mesin mobilnya lalu mengirimkan pesan pada ayahnya dan lima menit kemudian ayahnya berdiri di ambang pintu mengenakan jubah tidurnya. Pria itu tersenyum pada Aneesa, tatapannya lembut penuh kasih sayang umtuknya.“Pa, maaf larut malam begini aku mengganggumu,” kata Aneesa.“Papa tidak ingin mendengar putri Papa yang cantik minta maaf, sejak kapan Papa merasa terganggu olehmu?” kata Beck seraya merentangkan satu lengannya dan Aneesa menyambut pelukannya. “Mau Papa buatkan cokelat panas?

  • TO GET HER   108. Melakukan Sesuatu untuk Marcello

    Chapter 108Melakukan Sesuatu untuk MarcelloAkhir Maret, Aneesa duduk ruang belajar di tempat tinggal barunya. Tatapannya tertuju pada deretan huruf-huruf dan angka yang sedikit membuatnya pusing di layar Macbook. Sebelum insiden kecelakaan di panggung, sebagai seorang bintang pop setiap hari kegiatannya berlatih vokal, koreografi, menghafal lirik dan nada. Selain itu ia hanya harus menjaga stamina dan penampilan fisiknya dari ujung kepala hingga ujung kaki, tidak ada yang ia pikirkan. Tidak ada strategi yang dirancang di otaknya, tidak ada trikn khusus untuk mendapatkan keinginannya. Aneesa hanya harus melakukan tugasnya dengan baik agar mendapatkan hasil sesuai keinginannya, sementara urusan pemasaran, promosi, mengamati arus pasar adalah urusan Dayana.Namun, kehidupannya berubah drastis setelah meninggalkan California dan memutuskan tinggal di Barcelona. Meskipun Aneesa tidak mengumumkan hiatus dan juga tidak sedang melarikan diri tetapi benar-benar menghilang dari dunia gemerla

  • TO GET HER   107. Di Bawahmu, Mengagumimu

    Chapter 107Di Bawahmu, Mengagumimu “Kau ingin aku menjelaskan dengan cara bagaimana?” tanya Marcello lembut, tetapi tatapannya menggoda. Aneesa membelalak, tatapan Marcello seperti ingin menyeretnya ke atas tempat tidur dan rasanya tidak rela merusak suasana, tempat yang tenang, pemandangan yang cantik, dan cuaca yang sejuk seharusnya diisi dengan keromantisan yang sangat berkesan. Aneesa tersenyum nakal dan mengerlingkan matanya seraya melingkarkan lengannya di leher Marcello.“Aku tidak akan meminta penjelasan sekarang,” katanya lalu menatap lautan yang permukaannya berkilauan. “Malam akan segera datang, aku belum melihat seperti apa kamar yang akan kita tempati selama tiga hari di sini.” Marcello menyeringai kemudian tanpa berpikir panjang membopong Aneesa seperti pengantin baru. Dari dek belakang, Marcello melangkah melewati kaca salon lalu menuruni tangga sempit di sisi kanan kapal dan beberapa langkah kemudian mereka tiba di dek bawah—tersembunyi dari hiruk-pikuk, menghadap

  • TO GET HER   106. Marah pada Marcello

    Chapter 106Marah pada Marcello“Aku tidak tahu kalau menjadi pembalap F1 adalah jembatan menuju kekayaan yang fantastis,” ucap Aneesa pada Marcello yang sedang mengemudikan Yacht. Marcello yang mengenakan kacamata hitam tersenyum dan menoleh pada Aneesa yang berdiri di sampingnya, sangat dekat hingga nyaris bersentuhan. “Kapan kau membelinya?” tanya Aneesa. “Saat usiaku dua puluh dua tahun, aku membelinya sebagai hadiah ulang tahunku sendiri,” jawab Marcello.Membeli sebuah yacht di usia dua puluh dua tahun dari hasil kerja kerasnya tanpa campur tangan orang tua terdengar sangat hebat, Aneesa merasa Marcello sangat keren. Namun, membeli untuk hadiah ulang tahunnya sendiri membuat Aneesa merasa bersalah, ia belum pernah memberikan hadiah ulang tahun yang berkesan untuk Marcello. “Berapa lama kau belajar mengemudikannya?” tanya Aneesa sembari menepis rasa pahit yang menyusup dalam benaknya.Marcello seperti mengingat-ingat. “Aku tidak ingat, yang jelas tidak butuh waktu lama dan s

  • TO GET HER   105. Seseorang yang Dilindungi

    Chapter 105Seseorang yang Ingin Dilindungi Aneesa mengenakan gaun berpotongan strapless dengan siluet ramping yang mengikuti lekuk tubuhnya tanpa terlihat berusaha menarik perhatian. Warnanya champagne keemasan pucat berkilau di bawah sorot lampu seolah memantulkan cahaya di setiap langkah yang ia ambil, kainnya halus dan jatuh dengan lipit tipis di bagian pinggang yang memberi kesan anggun dan dewasa. Punggungnya terbuka rendah, sederhana, tanpa hiasan berlebihan seolah memberi kesan dirinya adalah keindahan yang tidak perlu diumumkan.Rambutnya ditata sleek low bun, meninggalkan beberapa helai tipis membingkai wajah. Perhiasannya minim: anting berlian kecil dan sebuah cincin sederhana yang senada dengan kalung yang dikenakannya. Sepatu hak tinggi berwarna nude melengkapi penampilannya membuat langkahnya tampak tenang dan mantap.Ia seorang diri melangkah memasuki red carpet keramaian seolah meredup sesaat, kilatan cahaya kamera menyambutnya, dan wartawan yang berjejer memanggil na

  • TO GET HER   104. Menagih Hadiah dari Barron

    Chapter 104Menagih Hadiah dari Barron “Kau hanya menuduh tanpa bukti,” sahut Aneesa tenang dan sinis.Barron tersenyum miring, tatapannya seperti meremehkan. “Dia sudah mengakui perasaannya padamu?” Ekspresi tenang di wajah Aneesa runtuh, berganti terkejut meskipun hanya sesaat kemudian kembali bersikap tenang. Barron menghela napas kemudian berkata, “Sudah kuduga, si pecundang itu tidak akan berani mengakuinya.” Barron tahu perasaan Marcello padanya? Dan mereka sudah terlibat persaingan? Namun, sejak kapan? Apa setelah ia menemui Barron untuk mengakui kebohongan mereka diam-diam bertemu? Jika benar kemungkinan Barron-lah yang memberitahu Marcello tentang hubungan mereka, pantas saja Marcello mendiamkannya beberapa saat. Rupanya Marcello marah karena itu, mengingatnya bibir Aneesa melengkung membentuk senyum tipis dan benaknya terasa hangat apalagi mengingat momen di Ainsa. Momen-momen sederhana yang bermakna, Marcello menyiapkannya dengan sangat cermat. Strategi mengejarnya bena

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status