Share

BAB 101

Penulis: Faisalicious
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-06 11:18:26

“Senior Liu Mei,” katanya. “Yang ini milikmu. Qi-nya berelemen kayu. Kau seraplah esensi itu di tengah patahan kolam itu, energi kehidupan dari kolam itu akan membantumu meminimalisir serangan balik dari parasit kayu yang kau serap.”

Liu Mei menatapnya, lalu mengangguk dalam-dalam. “Aku akan menyerapnya... perlahan.”

Sha Bu berseru, “Cepat. Sebelum qi-nya menguap.”

Liu Mei duduk bersila. Esensi hijau mendekatinya, mengelilingi tubuhnya pelan, seperti sedang mengukur dirinya.

Xu Ming menoleh ke Lin Feng. “Dan yang satu lagi, esensi berelemen angin ini seharusnya cocok untukmu.”

Kabut tipis menggantung rendah di atas rerimbunan pohon yang patah dan tanah yang terbelah. Udara terasa lebih berat dari biasanya, seakan lembah di sekitar Kolam Bening Kehidupan sedang menahan napas panjang, menunggu sesuatu yang belum pasti. Di atas permukaan kolam yang tenang, Liu Mei duduk bersila. Matanya terpejam rapat, tubuhnya tegak dalam keheningan, dan sehelai helai rambut hitamnya melayang pelan tert
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 103

    Sudah lebih dari dua minggu sejak mereka menembus batas Lapisan Ketiga dari Hutan Sejuta Binatang. Setiap napas terasa berat, setiap langkah menyentuh tanah asing yang tak lagi mengenal cahaya siang. Kabut tipis belum benar-benar mengangkat dari lantai hutan ketika Xu Ming berdiri di antara semak berlumut, menatap tajam ke kejauhan.Pohon-pohon di Lapisan Ketiga menjulang jauh lebih tinggi dari tempat mereka berasal. Tajuknya saling merangkul, menyerap cahaya, menciptakan suasana temaram abadi. Di udara tercium aroma kelembaban tua, bercampur bau darah binatang dan dedaunan yang membusuk.Sha Bu berlutut di atas tanah, menggores peta kasar pada selembar kulit binatang dengan ujung belati. “Kita dikelilingi dari utara dan timur. Setidaknya tiga kelompok beast taraf empat telah membuat teritori dalam radius sepuluh li.”Lin Feng mengangguk pelan. “Pola gerakannya acak. Tapi ada celah kecil di antara pergeseran dua kawanan.”Xu Ming berjongkok di samping mereka. “Kita tidak bisa menabrak

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 102

    Langit kelabu menggantung di atas Kolam Bening Kehidupan. Di bawahnya, air kolam tampak begitu tenang terlalu tenang, seperti sedang menyembunyikan sesuatu yang agung dari mata dunia. Di tengah patahan batu besar yang membelah kolam itu, duduklah seorang perempuan muda dengan tubuh yang nyaris menyatu dengan alam sekeliling.Liu Mei. Rambut hitamnya terurai liar tertiup hembusan angin qi yang berputar mengelilinginya. Uap tipis hijau kekuningan menari di udara, melingkari tubuhnya bagaikan kelopak yang tak pernah gugur. Hari itu adalah hari ke-76. Tak ada suara burung roh. Tak ada raungan monster di kejauhan. Bahkan dedaunan pun tak berani bergesekan.Langit yang semula hanya suram... berubah. Tanpa hujan. Tanpa angin. Tapi langit perlahan memucat. Kabut abu-abu jatuh dari langit, bukan seperti kabut musim, melainkan seperti sapuan kuas pelukis yang mengganti warna langit dengan gradasi spiritual yang tak berasal dari alam biasa. Sha Bu yang tengah berdiri di sisi barat, bersandar pad

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 101

    “Senior Liu Mei,” katanya. “Yang ini milikmu. Qi-nya berelemen kayu. Kau seraplah esensi itu di tengah patahan kolam itu, energi kehidupan dari kolam itu akan membantumu meminimalisir serangan balik dari parasit kayu yang kau serap.”Liu Mei menatapnya, lalu mengangguk dalam-dalam. “Aku akan menyerapnya... perlahan.”Sha Bu berseru, “Cepat. Sebelum qi-nya menguap.”Liu Mei duduk bersila. Esensi hijau mendekatinya, mengelilingi tubuhnya pelan, seperti sedang mengukur dirinya.Xu Ming menoleh ke Lin Feng. “Dan yang satu lagi, esensi berelemen angin ini seharusnya cocok untukmu.”Kabut tipis menggantung rendah di atas rerimbunan pohon yang patah dan tanah yang terbelah. Udara terasa lebih berat dari biasanya, seakan lembah di sekitar Kolam Bening Kehidupan sedang menahan napas panjang, menunggu sesuatu yang belum pasti. Di atas permukaan kolam yang tenang, Liu Mei duduk bersila. Matanya terpejam rapat, tubuhnya tegak dalam keheningan, dan sehelai helai rambut hitamnya melayang pelan tert

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 100 : DUA ESENSI MONSTER TARAF EMPAT

    Kabut tipis mulai menyebar di celah pepohonan yang rubuh, melingkari area pertarungan seperti tirai tak kasatmata. Tanah berderak di bawah tekanan aura yang masih tersisa. Uap qi membumbung dari retakan tanah yang hangus. Kedua monster itu masih bertarung.Ular Kayu Purba kini kehilangan sepertiga sulur pertahanannya. Beberapa bagian sisiknya menghitam, terbakar oleh gelombang serangan suara dan pusaran angin dari sang Serigala Angin Berkepala Dua. Serigala itu sendiri kini pincang. Salah satu kakinya tertarik ke belakang seperti terpelintir, dan kepala kirinya menunduk lidah menjulur keluar dengan darah perak menetes perlahan.“Sudah mulai sekarat,” bisik Sha Bu. “Tapi yang satu ini... ular itu... dia menyerap qi dari tanah.”Xu Ming memicingkan mata. “Tidak hanya dari tanah. Lihat garis patahan itu. Energi spiritual dari dasar Kolam Bening Kehidupan sedang bergerak... menuju tubuhnya.”Mereka semua memusatkan perhatian. Uap hijau keemasan yang semula hanya samar kini berkumpul perla

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 99 : KOLAM BENING KEHIDUPAN

    Sha Bu melangkah perlahan mendekat, bahunya yang lebar mengguncang tanah setiap kali ia bergerak. Tatapannya tajam namun tidak menunjukkan permusuhan, hanya penilaian.“Hmm...” gumamnya sambil mengelilingi Lin Feng setengah lingkaran, memperhatikan postur, napas spiritual, dan aura kontrak yang masih samar terikat pada monster di belakangnya. “Fondasi kultivasimu... baru tahap awal Taraf Dua, bukan?”Lin Feng mengangguk pelan, tubuhnya kaku berdiri.Sha Bu menyipitkan mata. “Tapi kau sudah berhasil melakukan kontrak darah dengan seekor monster Taraf Empat. Itu bukan hal yang biasa, bocah. Sangat jarang terjadi.”Ia menyilangkan tangan di dada, lalu mendengus pelan.“Biasanya, seorang pengendali monster hanya mampu menaklukkan binatang yang setingkat dengan dengannya, atau paling jauh satu tingkat di atasnya. Apalagi jika monster itu membawa darah naga di dalam tubuhnya... bahkan sebagian besar murid sekte besar pun tak berani mencobanya di usia muda.”Lin Feng menunduk hormat. “Aku ta

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 98 : PENGENDALI MONSTER MUDA

    Sha Bu berhenti, mengangkat tangan. “Ini dia...” gumamnya. “Batas lapisan kedua.”Xu Ming mengangguk. “Aura spiritualnya berbeda. Lebih berat.”Xu Ming menatap ke dalam ke arah kegelapan yang tak sepenuhnya gelap, di mana suara ranting patah bisa berarti kemunculan monster... atau pemburu lain yang siap menikam dari belakang. Mereka kini tim berburu sesungguhnya. Angin malam mulai merayap turun di sela pepohonan ketika suara gemuruh pelan terdengar dari balik semak tinggi. Tanah bergetar. Ranting berderak. Burung roh terbang melesat dari tajuk-tajuk pohon.Dari balik kabut hijau tipis, muncul siluet besar empat kaki, tubuh setinggi dua orang dewasa, bulu seperti baja tipis berwarna hitam kehijauan. Matanya merah menyala, tapi bukan merah liar... melainkan merah dingin. Seperti bara yang diawasi. Seekor beast taraf empat.“Bersiap!” seru Sha Bu cepat.Liu Mei melompat ke samping kiri, pedangnya menari, membentuk kelopak-kelopak tajam di udara. Xu Ming membentuk medan beku, menahan laju

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status