Home / Pendekar / TULANG SUCI NAGA ABADI / BAB 41 : API PITON TULANG NERAKA

Share

BAB 41 : API PITON TULANG NERAKA

Author: Faisalicious
last update Last Updated: 2025-05-11 16:45:25

Xu Ming tetap tenang. “Apa kebiasaan orang kaya adalah menyerobot barang orang lain?”

Liam menatapnya lama, lalu mengangkat bahu. “Apakah pengemis sudah tak punya mata dan melihat sedang berbicara dengan siapa. Kau bahkan tak layak untuk menatapku dengan pakaian kumuhmu itu. ”

Tangan Liam mencengkeram pergelangan Xu Ming dengan erat. Di antara mereka, Buah Beku Jiwa bergetar samar di balik telapak tangan Xu Ming, seolah ikut merasakan ketegangan yang kian menebal di udara. Lorong lantai dua yang tadinya sunyi berubah hening tegang. Para pembeli yang berada di dekat meja dagang mulai memperlambat langkah. Beberapa bahkan berhenti sama sekali, memperhatikan dua pemuda yang berdiri saling berhadapan, seolah keduanya tengah berdiri di ambang medan tempur.

Doa Qi dari keduanya mulai merembes keluar perlahan. Belum meledak, tapi sudah cukup membuat udara di sekitarnya menjadi kaku dan berat. Xu Ming tidak bereaksi, tapi tatapannya tetap terarah ke mata Liam, tenang seperti permukaan air dan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Atmojo
kenapa Xu ming tidak bertanya ke han mo terkait Han Su..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 120

    Suasana di aula produksi mendadak membeku. Tubuh Xu Ming ambruk begitu saja, jatuh dengan suara berat di lantai batu hitam yang masih hangat oleh suhu dari puluhan tungku yang menyala. Suara dentuman tubuhnya memantul keras di seluruh sudut ruangan, memotong setiap obrolan pelan, setiap desisan uap, dan setiap langkah para Dan Shi yang sebelumnya sibuk.Beberapa orang langsung berlari panik ke arahnya. “Xu Ming!”Teriakan itu datang hampir bersamaan dari berbagai penjuru aula. Beberapa Dan Shi senior yang paling dekat segera berlutut, memeriksa denyut nadi dan kondisi napasnya. Wajah-wajah mereka langsung berubah pucat."Nadinya lemah! Napasnya tidak stabil!"Sha Bu, yang sejak awal berdiri di pinggir ruangan bersama Lin Feng dan Liu Mei, langsung melesat secepat kilat. Tubuh besar pria itu menerobos kerumunan Dan Shi tanpa memperdulikan siapa pu

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 119

    Sin Wok Yu menepuk bahunya pelan. “Benar. Kompresi Qi Anti-Racun adalah teknik produksi masal. Suatu metode yang biasanya hanya dipakai dalam perang besar.”Zhuge Liang berdiri tegak, menatap seluruh aula. “Dan ingat! Tidak ada satu pun dari kalian yang boleh menyebutkan apapun tentang ini pada siapa pun di luar aula ini.” Ia berhenti sejenak, lalu mengeraskan suaranya. “Jika Lembah Moyan sampai tahu sebelum kita selesai, kesempatan kita untuk membalikkan keadaan musnah.”Semua kepala mengangguk. Sumpah tak terucap tapi dipahami semua. Sin Wok Yu mengambil jarum peraknya, menatap formula di hadapannya lalu menatap Xu Ming. Senyum samar muncul di wajahnya yang lelah namun tegas.“Bersiaplah, anak muda.”Gemeretak suara logam, desisan tungku pembakaran, dan aroma kuat dari herbal yang direbus memenuhi setiap sudut

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 118

    Suasana di ruang penyulingan mendadak terasa lebih berat setelah Sin Wok Yu selesai mengumumkan komposisi racun utama. Tak ada yang bicara. Hanya suara napas berat dan langkah kaki pengawal yang terdengar samar dari luar koridor. Xu Ming menunduk, tangannya yang menggenggam botol racun masih sedikit bergetar. Keringat dingin mengalir di pelipisnya. Tatapannya sesekali melirik Sin Wok Yu, menanti arahan selanjutnya, seolah satu kalimat saja dari lelaki tua itu akan menentukan arah hidup seluruh kota.Zhuge Liang berdiri di dekat ambang pintu. Tubuhnya kokoh seperti biasa, namun bayangan gelap di bawah matanya mengungkapkan segalanya. Bahu lebarnya sedikit turun, seolah dua tahun beban penderitaan kota ini benar-benar melekat di punggungnya sendiri. Sin Wok Yu memejamkan mata beberapa saat, menarik napas panjang, lalu membuka suara dengan nada rendah dan berat.“Zhuge Liang.” Panggilan tanpa gelar, tanpa basa-basi.Zhu

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 117

    Udara dalam ruang isolasi masih dipenuhi aroma alkohol, herbal, dan bau amis dari racun hitam yang baru saja dikumpulkan. Sin Wok Yu menutup matanya sejenak, tangannya yang kurus masih menggenggam pergelangan pasien, memastikan denyut nadinya stabil. Zhuge Liang melangkah maju mendekati Xu Ming dan Sin Wok Yu, wajahnya sedikit lebih segar meski lelah masih kentara di sudut matanya.“Pak Tua, dengan semua cairan yang sudah kita kumpulkan... apa langkah selanjutnya?” tanya Zhuge Liang, suaranya berat namun penuh harap.Sin Wok Yu perlahan membuka mata, napasnya sedikit berat. “Kita harus memisahkan struktur kimiawi dan spiritual racun ini. Menyingkap lapisan-lapisannya satu per satu.”Kepala Tabib Kota yang sejak tadi berdiri di sudut, langsung menimpali dengan gugup, “T-Tapi... di ruang medis kami tak punya fasilitas sekompleks itu, Tetua.”Zhuge Liang berpikir sejenak, lalu mengangguk mantap. “Ikuti aku. Di dalam

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 116

    Ruangan isolasi itu sunyi, namun tegang seperti tali busur yang ditarik sampai hampir putus. Udara di dalamnya terasa lebih berat dari penjara bawah tanah tadi. Aroma herbal yang dibakar sebagai penetral racun bercampur dengan bau besi, darah kering, danVsesuatu yang lain. Sesuatu yang busuk, lembab, dan membuat bulu kuduk berdiri.Sin Wok Yu duduk bersila di kursi rendah di sisi ruangan. Di sampingnya, seorang tabib kota berdiri dengan gugup, tangannya menggenggam kotak peralatan medis. Xu Ming, yang masih mengenakan pakaian perjalanan lusuh, berdiri tak jauh dari mereka, menatap dengan campuran rasa ingin tahu dan kecemasan.Di tengah ruangan target utama mereka terbaring. Seorang pria, atau lebih tepatnya sisa-sisa dari seorang manusia. Tubuhnya kurus kering, kulitnya menempel ketat di atas tulang-tulang yang menonjol. Kulitnya berwarna abu-abu kehitaman. Beberapa bagian sudah membusuk di sekitar siku dan lutut. Di wajahnya, hanya ada sepasang mata merah menyala, de

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 115

    Xu Ming yang sedari tadi berdiri diam di sisi Sha Bu, sempat terkejut. Keningnya berkerut, alisnya terangkat. “Kenapa dia menatap ke arahku?” pikirnya heran.Sin Wok Yu, tanpa mengalihkan pandangan, perlahan mengelus jenggotnya yang tak terlalu panjang. Ada senyum tipis, nyaris tak terlihat di sudut bibirnya. Dengan nada datar namun dalam, ia berkata.“Dan kau, anak muda, bisakah kau membantuku dengan sesuatu?”Xu Ming spontan menunjuk dirinya sendiri. “Aku?!” Suaranya nyaris naik satu oktaf karena kaget.Sin Wok Yu mengangguk pelan lalu menggeleng sambil menarik sudut bibirnya seolah mengejek. “Lalu siapa lagi? Bukankah kau seorang... Dan Shi?” Mata tuanya menyipit, penuh penilaian tajam.“Sejak pertama kali aku melihatmu pada pertemuan pertama kita di hutan saat memasuki kota pembantaian sebelumnya, aku sudah merasakan aroma herbal yang samar, merembes keluar dari dantianmu.”Xu Ming membelalak. “Apa-apaan orang tua ini? Apa dia anjing pelacak atau sejenisnya? Bisa-bisanya dia menc

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status