Tanpa diduga Bayu pun langsung duduk disamping Aliza. Membuat Vanessa mengerjapkan matanya karena apa yang Bayu lakukan, namun selanjutnya Vanessa tersenyum lebar dan duduk disamping pria yang bersama Aliza sahabatnya.
"Kalian sudah pesan, Za?" tanya Bayu dengan nada lembutnya.
"Sudah Kak, kalian pesan aja," ucap Aliza yang dijawab anggukan oleh Bayu, namun bukannya cemburu Vanessa malah terlihat senang melihat Bayu memperlakukan sahabatnya dengan baik tanpa curiga sedikit pun.
Waiters pun datang untuk menawarkan menu makanan lalu Bayu dan Vanessa pun memesan makanan untuk sarapan mereka.
"Oh iya kenalkan ini abang sepupuku Cha, namanya Sadewa panggil aja bang Dewa dan bang kenalkan ini sahabatku Vanessa Gladysa, terserah bang Dewa mau panggil siapa," ucap Aliza yang mengerti kode dari Vanessa namun tanpa memperkenalkan Bayu.
"Vanessa," ucap Vanessa sambil mengulurkan tangan pada Dewa.
"Cha, lo dipanggil pak Rio noh," bisik Aliza membuat Vanessa menoleh pada Aliza lalu menoleh pada Asdos lalu tersenyum."Bapak manggil saya?" Tanya Vanessa dengan wajah polosnya, membuat sang Asdos terpesona akan kecantikan alami yang Vanessa miliki."Pak," Panggil Vanessa yang melihat sang Asdos malah menatapnya penuh kekaguman."Eh, ekhem.., iya kamu kalau saya bicara perhatikan jangan asik sendiri," ucap Satrio yang kini terlihat datar saat berbicara pada Vanessa namun sambil sesekali berdehem untuk menetralisir kegugupannya."Dasar pria semua sama aja suka bikin cewek kesel, mentang-menantang ganteng," Gumam Vanessa sambil menutup buku novel yang dia baca dan menaruhnya ke dalam tas."Apa kamu bilang?" Tanya Satrio tegas."Eh, ng-nggak pak tadi ada lalat lewat gak sopan masa lewat depan muka saya tanpa permisi hehe," sahut Vanessa sambil tersenyum manis.
Hari yang mendebarkan pun tiba, hari dimana Bayu berjanji akan datang bersama orang tuanya kerumah keluarga Bagaskara untuk melamar putri mereka yaitu Vanessa.Karena Panji dan Jasmin sudah diberi tahu oleh Vanessa kalau Bayu dan keluarganya akan datang Panji pun membatalkan jadwal operasinya dan di limpahkan kepada rekannya yang lain yang satu propesi yaitu ahli bedah jantung dan syaraf.Tentu saja setelah mendengar tentang putrinya yang sudah bertunangan secara diam-diam awalnya Panji tidak terima dan bermaksud membatalkannya karena putrinya masih kecil baginya tapi setelah dibujuk oleh Jasmin dan Vanessa pun mulai merajuk, akhirnya Panji pun luluh, dengan syarat apapun yang terjadi pada Vanessa nanti setelah menikah, putrinya itu harus mengatakannya pada Panji tanpa ada yang ditutupi, dan Vanessa pun setuju, meski dengan berat hati akhirnya Panji pun merestui ke inginan putrinya itu untuk menikah muda dengan Bayu yang adalah kakak ipar
Keesokan harinya Vanessa memberi tahu sahabatnya tentang rencana pernikahannya dengan Bayu Agara yang akan dilaksanakan sekitar dua minggu lagi dan itu sontak membuat sahabatnya Aliza sangat terkejut saat diberi tahu tentang rencana pernikahan Vanessa."Kamu yakin Cha? Gak pikir-pikir dulu takutnya nyesel dikemudian hari loh, kita masih muda loh Cha," Ucap Aliza yang merasa pernikahan Vanessa itu sangat terburu-buru."Aku yakin kok Za, aku percaya Kak Gara akan membimbingku nanti saat dia sudah menjadi suamiku, aku yakin dia akan jadi pelindung dan imam yang baik untuk aku," jawab Vanessa dengan tersenyum tipis tapi entah mengapa tiba-tiba dia sedikit ragu dengan keputusannya untuk menikah secepatnya dengan Bayu Agara, namun secepatnya dia tepis pikiran itu dia percaya pada calon suaminya itu bahwa dia tidak akan berbuat yang aneh-aneh."Ya sudah kalau kamu yakin, aku hanya bisa mendo'akan semoga kamu selalu
"Maafin Bunda ya sayang karena udah bikin kamu dicuekin sama Aga. Tapi tenang Bunda akan buat dia minta maaf padamu, jadi udah ya jangan sedih, ayo senyum dong sayang dan mulai sekarang panggil Bunda ya jangan tante lagi," Ucap Kaira membuat Vanessa tersenyum karena sang calon ibu mertua begitu baik dan terbuka menerima dirinya untuk menjadi menantunya."Iya jangan sedih, ada Oma sama Bunda tenang saja Aga pasti akan kembali perhatian padamu dan kemba-""Aga harus kembali ke kantor," Sela Bayu membuat ketiga perempuan yang tengah mengobrol sambil berdiri dan berdekatan itu pun menoleh kearah suara pria yang kini sudah mengenakan baju formal kembali itu."Tolong antarkan Vanessa ke rumahnya karena mungkin aku akan pulang malam hari ini," Lanjut Bayu tanpa menunggu dan juga mendengarkan jawaban Bunda dan Omanya."Apa segitu marahnya kak Gara dengan kejadian tadi, padahal Bunda cuma mengambil photonya saja, a
Vanessa kini tengah berbaring diranjangnya. Dia terus menoleh kearah ponsel yang dia taruh disampingnya, sesekali dia mendesah saat tidak ada satu pun pesan yang dibalas oleh Bayu padahal Vanessa sudah mengirim beberapa pesan pada calon suaminya itu."Kak Gara lagi apa yah? Kok aku kirim pesan gak dia balas sih, apa dia sedang bersama perempuan tadi itu?" Tanya Vanessa pada dirinya sendiri karena pesannya tak kunjung dibalas."Apa keputusanku untuk menerima lamaran kak Gara salah. Ya Tuhan bagaimana ini, bantu aku Tuhan apa keputusanku salah saat menerima lamarannya yang begitu cepat," ucap Vanessa dengan kegelisahan Vanessa pun berusaha memejamkan matanya berharap hari esok keraguannya akan hilang, dan Gara akan memberi balasan yang memenangkan padanya disaat kekhawatiran melandanya.Tidak butuh waktu lama saat kelelahan mulai terasa Vanessa pun mulai memejamkan matanya dan mulai memasuki alam mimpinya.S
Kini Bayu dan Vanessa tengah berada disebuah gedung untuk resepsi pernikahan mereka yang akan dilangsungkan beberapa hari lagi."Gimana apa kalian suka dengan dekorasinya. Apa perlu didekor ulang, mumpung masih ada waktu beberapa hari lagi?" Tanya sesorang yang memang pengurus dekorasinya."Bagus sudah seperti ini saya suka, hanya tolong tambahkan bunga mawar dibagian pelaminannya," ucap Bayu tanpa meminta persetujuan Vanessa, namun Vanessa nampak diam karena tidak ingin merusak suasana hati Bayu yang mungkin mulai membaik."Baik mas, jadi sudah deal ya dengan dekorasi yang bu Jasmin sarankan."Bayu pun hanya mengangguk lalu setelah itu pamit pada pengurus WO itu, lalu Bayu pun Langsung menuju parkiran tentu saja diikuti oleh Vanessa."Kak Gara. Kakak masih marah sama Nessa?" Tanya Vanessa dengan raut wajah sedihnya."Menurutmu? Apa kamu tidak akan marah jika aku tiba-tiba
"Dek.""Hemm.""Kamu yakin mau nikah sama bang Bayu?" Tanya Rigel dengan hati-hati, agar tidak memancing emosi sang adik dengan pertanyaan itu.Vanessa pun menghentikan ketikannya, dan menatap Rigel dengan penuh tanda tanya karena tiba-tiba Rigel bertanya seperti itu."Yakin bang, emang kenapa kok abang nanya kayak gitu?" Tanya Vanessa yang kini masih menatap Rigel."Gak abang cuma mastiin aja, tapi kalau kamu yakin ya udah abang cuma bisa mendukung dan semoga kamu bahagia saat sudah menikah nanti, dan satu pesan abang jadilah istri yang baik dan selalu mematuhi suami jangan jadi istri pembangkang, meski kamu masih sangat muda, abang yakin adik abang ini bisa berpikiran dewasa, dan bisa jadi istri yang baik," ucap Rigel memberi sedikit nasihat pada adiknya meski dalam hatinya masih khawatir dan belum yakin dengan Bayu, tapi melihat adiknya bahagia itu sudah membuat Rigel sedikit bernafas l
Acara pun akhirnya sudah selesai Vanessa pun kini tengah berada dikamar pengantin yang disediakan ditempat itu. Sedangkan keluarganya dan keluarga Bayu yang kini sudah menjadi suaminya pun sudah pulang."Kak Gara kemana yah?" Tanya Vanessa pada dirinya sendiri. Karena malam sudah makin larut tapi Bayu belum juga masuk ke kamar pengantin yang sudah disediakan."Apa dia sedang bersama teman-temannya," lanjut Vanessa lalu dia pun membaringkan tubuhnya di ranjang, dia memutuskan tiduran setelah selesai membersihkan Diri, karena tidak bisa menahan rasa ngantuknya akhirnya Vanessa pun tertidur.Vanessa terbangun dari tidurnya namun saat dia terbangun Vanessa tidak menemukan sang suami dan tempat tidur disampingnya masih terlihat rapih, dia pun mengambil ponselnya dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 08.00."Astaga sudah pagi. Kira-kira kak Gara kemana yah? Kok belum kelihatan sih," ucap Vanes