Short
Aku Pernah Mencintaimu, Sebatas Itu

Aku Pernah Mencintaimu, Sebatas Itu

Oleh:  SarishaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
20Bab
8.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Tristan Howard sudah memanjakan Talia Lewis selama lebih dari 20 tahun. Talia mengira mereka akan menikah, punya anak, dan hidup bahagia bersama seumur hidup. Sampai suatu hari, Tristan membawa pulang seorang gadis dan memberi tahu Talia, “Tally, dia ini kakak iparmu.”

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

“Kak, karya fotografiku dapat medali emas internasional!”

Talia Lewis masuk ke kamar Tristan Howard dengan gembira. Berhubung terlalu bersemangat, dia langsung melemparkan diri ke dalam pelukan Tristan, seperti bagaimana dia bermanja-manja dengan Tristan semasa kecil. Namun, pada detik selanjutnya, sebuah tamparan malah mendarat di wajahnya.

Seusai menampar Talia, Helena Barus yang baru keluar dari kamar mandi dengan berhanduk langsung mendorongnya dengan kuat dan marah.

“Tally, aku ini pacar Tristan dan masih ada di sini. Tapi, kamu malah melemparkan diri ke pelukannya. Apa maksudmu? Memangnya kamu begitu nggak tahu malu dan bersikeras mau merayu kakakmu?”

Talia yang merasa wajahnya perih pun berlinang air mata, tetapi berusaha menahan air matanya. Benar juga, kenapa dia bisa lupa? Tristan sudah memiliki pacar dan akan segera menikah.

Sejak kecil, Talia sudah kehilangan orang tuanya. Setelahnya, Keluarga Howard berbaik hati menampungnya. Tristan juga sangat memanjakannya selama ini. Jadi, dia sudah terbiasa lengket pada Tristan.

Talia menatap Tristan dengan mata penuh kesedihan dan harapan. Bagaimanapun juga, Tristan tidak mungkin membiarkan dirinya ditindas, ‘kan?

Namun, Tristan hanya menunjukkan ekspresi dingin dan berkata dengan lebih dingin lagi, “Talia, kamu seharusnya tahu batasannya!”

Batasan? Talia pun menertawakan dirinya sendiri dan berseru, “Maaf, aku yang terlalu gegabah!”

Seusai berbicara, Talia langsung berbalik dan berlari keluar dari kamar. Sebelum menutup pintu, dia mendengar Helena berkata, “Tristan, tadi aku bukan sengaja. Aku terlalu mencintaimu, makanya baru merasa cemburu.”

Tristan hanya menjawab dengan dingin, “Nggak apa-apa. Sudah saatnya dia sadar diri.”

Apa memang sudah saatnya dia sadar diri? Talia kembali ke kamar dan menelepon seseorang.

“Pak Gary, aku sudah putuskan mau pergi mencarimu dan merintis karier di luar negeri.”

Di ujung telepon, Gary menjawab dengan kegirangan, “Kamu sudah seharusnya datang dari dulu! Dengan kemampuanmu, kamu pasti sudah jadi fotografer internasional yang terkenal kalau datang lebih cepat. Kapan kamu akan datang?”

Setelah berpikir sejenak, Talia menjawab, “Sekitar setengah bulan lagi deh.”

Talia memerlukan sedikit waktu untuk mengucapkan selamat tinggal pada segala sesuatu yang ada di sini.

Sebenarnya, Helena adalah sekretaris Tristan. Dulu, Tristan membawa beberapa CV ke hadapannya dan berkata, “Tally, coba bantu aku pilih satu.”

Talia merasa agak serbasalah. “Aku kurang ngerti. Sebaiknya kamu suruh saja karyawan SDM yang lebih profesional untuk memilihnya.”

Namun, Tristan malah berkata, “Sekretarisku mungkin akan sering ketemu sama kamu. Pilih saja yang kamu suka, biar kelak kamu juga merasa nyaman berinteraksi dengannya.”

Helena adalah orang yang dipilih Talia secara pribadi untuk menjadi sekretaris Tristan. Tak disangka, dia yang awalnya mengira itu hanyalah pemilihan sekretaris ternyata adalah pemilihan “kakak ipar”.

Keesokan harinya, Helena bersikap seperti masalah kemarin tidak pernah terjadi dan bersikeras menyeret Talia pergi mencoba gaun pengantin.

“Coba kamu bantu aku pilih, gimana gaun yang satu ini? Kakakmu benar-benar cuek. Nggak peduli aku coba yang mana, dia selalu bilang semuanya bagus. Dia sama sekali nggak bisa kasih pendapat.”

Talia menghela napas. “Itu gaun pengantinmu. Yang penting kamu merasa itu bagus.”

Helena memanyunkan bibirnya dan berkata dengan nada manja, “Tally, kamu tahu latar belakang keluargaku kurang bagus. Aku takut kalau seleraku kurang tinggi, kakakmu akan malu. Kamu kan beda. Kamu itu seorang fotografer terkenal! Seleramu pasti bagus banget!”

“Aku cuma bisa ambil foto dan nilai komposisi foto. Aku nggak pandai pilih gaun pengantin.”

Helena merasa agak sedih dan berkata dengan nada mengeluh, “Tally, kamu masih nggak bisa terima aku? Kemarin, aku yang bertindak terlalu gegabah. Aku minta maaf. Kamu jangan marah, ya?”

Talia membuka mulutnya dan hendak menjelaskan. Namun, dia tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya. Dia bukannya tidak menerima Helena, juga tidak terlalu marah. Dia hanya tidak mengerti kenapa Tristan yang begitu memanjakannya dari dulu bisa tiba-tiba jatuh cinta pada orang lain.

Helena melirik Tristan yang ada di samping dan berkata dengan pengertian, “Tristan, kalau nggak, pernikahan kita diundur saja dulu. Habis amarah Tally reda, kita baru diskusikan lagi.”

Tristan mengerutkan kening. “Mana mungkin pernikahan kita diundur hanya karena dia nggak senang?”

Helena menjawab dengan tampang kasihan, “Tapi, dia itu adikmu. Aku mau dapat restu darinya.”

Tristan berpikir sejenak, lalu menoleh ke arah Talia dan berkata dengan nada yang agak dingin, “Talia, kamu pengertian dikit! Jangan buat kakak iparmu nggak senang!”

Talia menoleh. “Aku nggak ngapa-ngapain.”

Saat melihat tatapan Tristan yang penuh tuduhan, Talia sontak berlinang air mata. Ketika Tristan masih memanjakannya dulu, Tristan hampir selalu lengket dengannya. Saat ada orang lain di tempat, dia selalu menjaga sedikit jarak dengan Tristan, tetapi Tristan selalu menariknya kembali ke sisinya.

Saat Talia pergi ke desa untuk mengambil gambar, Tristan mengikutinya. Ketika dia pergi mengambil foto migrasi hewan di luar negeri, Tristan juga mengikutinya.

Tristan sendiri yang mengatakan bahwa tidak peduli di mana dan kapan pun itu, dia akan selalu berdiri di belakang Talia. Selama Talia menoleh, Talia pasti akan bisa melihatnya.

Talia menghela napas dalam-dalam, lalu berkata secara perlahan, “Maaf, aku yang nggak tahu batasannya dan buat Kak Helena salah paham. Kelak, aku akan lebih perhatikan tindakan dan kata-kataku. Aku nggak akan mengulanginya lagi.”

Tristan mengangguk pelan. “Baguslah kalau kamu sadari kesalahanmu.”

Talia mengiakannya, lalu berujar, “Kalian lanjut pilih gaun pengantin saja. Aku merasa kurang enak badan, aku pulang dulu.”

Begitu berjalan keluar dari butik gaun pengantin, air mata Talia langsung mengalir. Dia menyeka air matanya dengan asal, lalu mengeluarkan ponselnya dan memesan tiket pesawat. Setengah bulan lagi, dia akan naik ke pesawat dan meninggalkan tempat ini, juga meninggalkan Tristan.
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
ElThere
love it. masih heran kenapa perlu ada Helena? ga ngerti cara pikirnya Tristan. hanya perlu bilang suka klo mank suka. jadi ma Helena palsu?
2025-06-10 22:55:41
0
user avatar
lia latifah
sudah selesai baca
2025-05-18 11:17:40
0
20 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status