Share

Fakta yang Sesungguhnya

"Ayo cepat, Willy. Kita hampir terlambat!" ujarku pada William yang tengah menyetir menuju restoran yang telah ditentukan menjadi tempat pertemuan dengan orang yang telah menghubungi mereka kemarin.

"Sabaaar ... Pa. Ini macet banget." Willy pun kesal karena jalanan hari ini kebetulan sedang macet-macetan kami sampai terjebak di tengah-tengah.

Kenapa sih, macet ini gak tahu waktu, kita lagi buru-buru ini malah macet. Aku hanya bisa berkeluh kesah karena mobil hanya maju sedikit demi sedikit.

Mudah-mudahan dia mau menunggu kita. Ini sudah hampir pukul 10.00.

"Ini gara-gara kamu susah banget dibangunin!" makiku, karena kesal William tadi bangun jam 9.00.

"Maafin aku Pa, semalam aku gak bisa tidur. Aku baru tidur subuh tadi, Pa."

"Kamu, Wil!" Percuma juga marahin anak itu, dia memang terkadang susah tidur mungkin memikirkan kehidupan percintaannya yang berantakan.

"Udah Pa, udah. Tuh mobil di depan udah maju," timpal istriku menenangkanku yang tengah kesal.

"Maju Wil, cepetan tuh ada jala
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status