Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku

Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku

Oleh:  Quin Attariz  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
95Bab
17.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kedatangan orang baru di rumah Arlita membuat rumah tangga Arlita sedikit terganggu, pasalnya, Maya sang babysitter kerap kali ketahuan sang putri yang masih balita, mencumbu sang suami. Bagaimanakah Arlita menanggapinya, apa dia akan diam saja atau berbuat sesuatu untuk membuktikan semua ucapan putrinya? Yuk ikuti kisahnya...

Lihat lebih banyak
Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Quin Attariz
yuk ikuti juga kisah sang Bundanya Arlita, yaitu Jelita dalam judul, "Bertemu Setelah Berbeda Status." Kisahnya yang begitu manis, romantis dan juga dibumbui rasa humoris...
2023-05-08 02:05:55
2
user avatar
Quin Attariz
Kalau kalian suka dengan karyaku ini, jangan lupa kasih gems nya yah... aku sangat berterimakasih bagi yang sudah menyumbangkan gems ......... Love you Readers......
2022-09-08 10:03:44
2
user avatar
Quin Attariz
Selamat datang di karya aku yang ke dua di GoodNovel, aku harap kalian suka dengan ceritanya ...
2022-08-13 09:40:11
2
95 Bab
Laporan Sang Anak
"Maaa... Dede pernah lihat Mbak Maya ciumin Papah sewaktu Papah lagi tidur di kamar aku!" ucap anak balitaku yang masih berusia empat tahun."Apaaaa ....!!" Sontak aku merasa terkejut tidak mungkin gadis lugu itu berani berbuat hina seperti itu.Dadaku terasa sesak anak balitaku bisa berkata demikian, Apa benar yang dikatakan anakku, apa mungkin saja dia sedang bermimpi lalu dia ucapkan begitu saja."Dede gak salah lihat? Masa sih Mbak Maya kayak gitu?" tanyaku meyakinkan kalau Tita tidak salah lihat."Tapi waktu itu Dede memang lagi bobo di kamar, yah gak tahu juga sih Ma ... hehehe ..." ucapnya sambil tertawa.******Mudah-mudahan Tita memang salah lihat, karena aku gak pernah tahu apa yang dilakukan baby sitterku yang baru bekerja di rumahku sekitar tiga bulan ini.Aku terkadang pergi mengontrol restoran ayam gorengku yang sudah ada beberapa cabang di beberapa kota.Tapi semenjak ucapan anakku aku menjadi was-was meninggalkan rumah.'Mungkinkah gadis polos dan lugu itu melakukan ha
Baca selengkapnya
Penyelamatku
Perkataan anakku soal Maya masih terngiang di telingaku, apa benar dia serendah itu, kini aku menjadi semakin paranoid.'Aaah ... Kenapa sekarang aku jadi mencurigai Maya, padahal aku masih ingat bagaimana beraninya dia menyelamatkanku dari seorang penodong, dia mengorbankan tangannya terluka cukup dalam terkena sabetan pisau sang penodong.'#Flashback OnSiang itu aku baru saja mengambil uang di ATM, aku merasa ada pengendara motor yang mengikutiku.Karena aku takut aku lajukan mobilku dengan kecepatan tinggi, aku pikir motor yang mengikutiku itu sudah jauh tertinggal.Aku tengok ke belakang, tak ada siapapun orang mencurigakan di belakangku, akupun mengusap dada, karena lega. 'Syukurlah mereka sudah tidak ada.' Hatiku sedikit lega.Aku berniat ke restoran yang biasa aku datangi untuk makan siang, kulihat parkirannya begitu sesak. 'Penuh amat, ini pas jam makan siang sih!' Aku putuskan untuk parkir di tempat lain, jaraknya cukup jauh, yah gak apalah, hanya berjarak sedikit menuju r
Baca selengkapnya
Sekretaris Pengganti
Aku memperhatikan map coklat yang diberikan Maya tadi sore. Satu persatu berkasnya aku keluarkan."Maya Vanisha, Aaaaah ... Nama yang cukup keren untuk seorang gadis yang berasal dari kampung." Aku baca CV nya, umurnya baru akan menginjak dua puluh satu tahun ini.Aku tidak menyangka dia baru berumur dua puluh tapi sudah lulus D3 bahkan sudah pernah bekerja.Ternyata dia orang yang sangat pintar dalam akademik, dia lulus SMA dengan umur yang sangat muda, 16 tahun. "Waaaw ... hebat sekali di balik penampilannya yang sederhana dan sopan itu ternyata dia adalah orang yang sangat pintar, nilai akademisnya sangat amazing." Aku menatap kagum pada nilai-nilainya yang nyaris sempurna.Lalu aku beralih pada ijazah D3nya, nilai IPKnya sangat tinggi mendekati 4. Aku semakin salut pada Maya, gak pernah aku sangka penampilannya sederhana, sikapnya yang biasa saja, tidak menyombongkan diri soal latar belakang pendidikannya, ternyata dia itu termasuk anak yang cerdas.Aku lihat lagi dari pengalaman
Baca selengkapnya
Cemburu Buta
Aku masih belum terima Maya akan menggantikan Jihan, sekretaris Mas Firman yang sudah bekerja selama 4 tahun harus digantikan oleh Maya."Paaa ... apa Papa yakin, mau memberikan pekerjaan itu pada Maya?" aku masih berusaha untuk merubah keputusan Mas Firman."Memangnya kenapa, Ma?" tanyanya heran, aku masih membahas urusan Maya yang akan menggantikan posisi Jihan."Mamah gak yakin aja, soalnya dia kan belum berpengalaman jadi sekretaris, Pa.""Papa yakin kok dia bisa Ma, apalagi nilai akademiknya sangat menunjang, meskipun dia belum pernah kerja sebagai sekretaris, Papa yakin dia bisa cepat belajar, Ma!" Mas Firman sepertinya memang sudah yakin sama Maya, aku sudah tidak dapat mempengaruhinya lagi."Ya sudah kalau Papa sudah yakin, Mama juga cuma bisa ikut aja sama keputusan Papa." Aku hanya bisa pasrah saja."Maa ... Kalau mulai besok mulai kerja, gak apa-apa kan?" "Apaaa ... besok? Kan Jihan cutinya akhir bulan ini kan? Masih lama Pa, kan masih bisa minggu depan, atau minggu depann
Baca selengkapnya
Siapa Kamu Sebenarnya?
Pagi itu Maya telah bersiap dengan setelan kerjanya, aku merasa heran, kenapa dia masih bersiap ke kantor, apa Mas Firman lupa memberitahunya."Pak, saya sudah siap!" katanya begitu bertemu dengan Mas Firman di meja makan."Papa, gak bilang?""Heee .... aku lupa." Aku kesal ternyata Mas Firman lupa mengatakannya."Maaf yah, May. Untuk hari ini kamu gak usah ke kantor dulu, kamu bantuin Ibu dulu yah, hari ini ada arisan.""Terus gimana kerjaan kantor, Pak?" Maya seolah mempedulikan kerjaan di kantor padahal aku tahu sebenarnya dia malas membantuku."Kamu tenang saja, kan masih ada Jihan dia masih seminggu lagi kerja di kantor sebelum cuti.""Oh begitu yah, Pak. Ya udah kalau begitu saya mau ke kamar dulu ganti baju." Maya terlihat kecewa, dia harus membatalkan niatnya untuk bekerja, aku bisa melihat dari ekspresinya.*****"Maya, gak apa-apa yah, hari ini kamu bantu saya dulu. Soalnya saya nanti akan kerepotan," ucapku sambil menyiapkan beberapa kotak kue yang baru saja aku beli."Iya
Baca selengkapnya
Hati yang tak Tenang
Setelah menempuh kurang lebih dua jam perjalanan, aku pun tiba di rumah orang tuaku. "Assalamualaikum ... Bundaaa ... Ayaaah ...!" ucapku begitu sampai di depan pintu rumah yang cukup megah dengan didominasi warna putih itu, rumah yang pernah aku tinggali hingga puluhan tahun lamanya, hingga akhirnya orang tuaku melepasku setelah aku menikah dengan Mas Firman."Waalaikumsalam ... Litaa ...!" Bundaku membuka pintu dan langsung memelukku, pelukannya terasa hangat sama seperti dulu, padahal aku sudah sering ke sini kalau aku mengecek rumah makan ayam gorengku, tapi tetap saja aku merasa senang Bunda menyambutku dengan pelukan hangat seperti ini."Kok tumben baru ke sini, biasanya awal bulan?" tanya Bunda seraya mengurai pelukannya."Maaf Bunda, aku sibuk di Jakarta. Baru kali ini aku bisa ke sini, Ayaaah ... mana Bunda?" ucapku sambil celingukan mencari keberadaan ayah."Ayah lagi diajak jalan sama adik kamu, gak tahu ke mana!" jawab Bunda."Azra lagi di sini, Bun?" tanyaku antusias, ad
Baca selengkapnya
Keresahan Arlita
Hari kedua di Bandung...Aku tuntaskan tugasku hari ini, setelah aku cek restoran dan aku kukuhkan Zahra sebagai manager pada semua pegawaiku di cabang dua di kota Bandung ini, aku kembali ke rumah orangtuaku."Kak Lita, mau pulang kapan?" tanya Azra."Tadinya mau selasa, tapi kayaknya besok juga mau pulang, kamu kapan?""Aku malam ini juga mau pulang, kan besok aku kerja Kak."'Apa aku malam ini juga yah?' gumamku."Kenapa diem, jangan-jangan Kak Lita juga mau malam ini pulangnya?" tanya Azra, seperti tahu isi pikiranku."Hehehe ..!" Lalu tiba-tiba suara ponselku berbunyi, 'Akhirnya Mas Firman nelepon.'"Haaaai ... Sayang, aku kangen nih, kamu pulang kapan?" tanyanya sambil memperlihatkan wajahnya yang sedih."Besok Mas, beneran kangen? Terus kenapa kemarin gak nelepon?" Aku berpura-pura kesal."Aku kemarin lembur, pulangnya larut. Kalau aku nelepon takut ganggu kamu.""Lembur? Terus Tita sama siapa? Kan Bi Inah cuma sampai magrib?" tanyaku cemas."Sama Maya, dia kemarin sengaja gak
Baca selengkapnya
Pengakuan Anakku yang Membuatku Makin Curiga
Aku perhatikan terus video itu, Maya tidak lama berada di kamar mungkin hanya sekitar lima menitan, dia keluar membawa gelas yang telah kosong."Aaaah ... Syukurlah, ternyata Maya hanya mengantarkan segelas susu buat Tita!" aku sedikit lega, hanya saja masih ada kejanggalan saat barusan dia keluar dari kamar anakku sepagi ini.Aku tutup lagi, laptop itu. Karena aku hanya penasaran saja pada saat Mas Firman melakukan video call kemarin malam saja.Sebaiknya aku segera keluar dari ruangan ini, agar Mas Firman tidak curiga.Aku segera ke kamar menyiapkan baju kerja untuk suamiku."Sayang, kapan pulang?" tanya Mas Firman yang baru masuk kamar."Barusan.""Tumben pagian pulangnya, kamu udah kangen yah sama suamimu yang ganteng-ganteng ini?" goda suamiku."Pede amat, Paaah ...!""Hahaha ... Aku mandi dulu yah!" Mas Firman tertawa sambil membuka bajunya menyisakan celana boxernya, kemudian melangkah ke kamar mandi."Paaah ... aku mau nanya sesuatu sama Papah, tapi Papah harus jawab jujur?"
Baca selengkapnya
Fakta Mengejutkan Mengenai Maya
Sampai di rumah, Aku terus memikirkan penuturan anakku, aku masih merasa kaget, shock dan juga masih merasa setengah tak percaya.Tita dengan jelas melihat perempuan itu berbuat semaunya pada Mas Firman saat dia sedang tertidur, sayangnya aku belum bisa membuktikannya, kalaupun aku menanyakannya pada suamiku maupun Maya."Aaaaarrrgggh ....!" Aku kesal dan kecewa dengan Maya, aku sudah mengganggapnya seperti pahlawan yang sudah menyelamatkanku, aku memberinya pekerjaan dan mengajaknya tinggal di sini sebagai balasan karena dia telah menolongku, tapiii ... kenapa dia malah seperti ini, seperti pagar makan tanaman, apa dia berusaha mengambil apa yang bukan miliknya, bagaimana kalau Mas Firman juga menyukainya, aku harus bagaimana.Aku hanya bisa memijat pelipisku yang terasa berdenyut, kepalaku terlalu pusing memikirkan ini semua.Aku mengambil ponselku dan menghubungi seseorang. "Pak Iwan, besok tolong ke sini. saya ingin menambahkan beberapa kamera CCTV di rumah saya!""Iya Bu, saya ak
Baca selengkapnya
Apaaa ...!!!
Apaaa ... Maya pernah jadi sekretaris Pak Amir? Tapi kenapa, dia tak pernah bilang sama saya, dia bilang dia sudah menganggur selama setahunan ini? Sejumlah pertanyaan aku lontarkan pada Bu Rossa."Mungkin dia tidak mau skandal dengan suami saya terbongkar, Bu Arlita," lirih Bu Rossa."Maksud Bu Rossa??" Aku kembali terkejut dengan pernyataan Bu Rossa."Iya Bu Arlita, Maya pernah menjalin hubungan asmara dengan suami saya."Deg! Ini yang aku takutkan, Maya ternyata memang perempuan tidak baik."Bagaimana bisa, Bu Rossa, saya tahu sekali Pak Amir itu orang yang sangat baik, bijaksana dan yang pasti sangat setia?" Aku masih belum percaya Pak Amir berselingkuh di belakang Bu Rossa."Pada mulanya memang Maya itu bekerja secara profesional, dia sekretaris yang sangat terampil, segala pekerjaan dengan cepat bisa dia kuasai. Tapi setelah beberapa bulan, saya menemukan beberapa kejanggalan, ketika saya sering menemukan parfum seorang wanita di baju kerja suami saya, bahkan noda lipstik. Kecur
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status