Share

Bab 22

Seharian ini, aku sama sekali tidak fokus pada pekerjaan. Perkataan Mama tentang acara lamaran nanti malam untuk Haifa, benar-benar membuat mood-ku menjadi buruk. Pada akhirnya, Mama mengundangku untuk datang ke sana menyaksikan acara tersebut. Namun, aku masih ragu untuk memenuhi undangan beliau. Aku belum siap untuk melihat kebahagiaan Haifa dengan pria lain. Egois memang. Akan tetapi, mau bagaimana lagi? Perasaan ini terlanjur tumbuh subur untuk mantan istriku itu.

"Tunjukkan kalau kamu baik-baik saja dan ikut berbahagia untuknya."

Kata-kata Mama tadi pagi terus terngiang di telinga ini. Ah, andai saja bisa semudah itu melakukannya, mungkin saja aku tidak akan sampai se-galau ini. Aku akan datang dengan wajah semringah dan mengucapkan selamat. Namun nyatanya, aku masih belum bisa se-ikhlas itu melepas Haifa untuk pria lain.

Aku melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan. Sudah menunjukkan pukul sepuluh kurang lima menit. Aku harus menjemput Abyan di sekolahnya karena aku su
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Jusnah Tohar
ko sedih banget ya
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
Gani kmu ttp hrs ikhlas tuh pernikahan Hafia dn Arkam k.u hrs gentel d dpn mantan mu juga d dpn anakmu .berdoa semoga bahagia juga berdoa klo emang berjodoh ya g kemana
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status