Share

ESCAPES

Author: R U M B L E
last update Last Updated: 2022-09-13 20:33:59

Saat pintu mobil terbuka, semua anak buah Ethan menoleh. Mereka tertawa saat melihat Ethan bertelanjang dada dan berpikir kalau tuannya itu sangat menikmati tubuh Megan.

Megan tidak tahu kalau anak buah Ethan tidak bisa melihat tubuhnya karena tertutupi tubuh Ethan. Megan berpikir, semua pria itu akan bergilir menikmati tubuhnya.

Megan menangis dan menatap Ethan penuh amarah. "Kamu bukan manusia! Kamu iblis!"

“Sayangku, kamu benar. Iblis sedang melihatmu sekarang, kamu tidak bisa melarikan diri.” Ethan membungkuk. Bibirnya menjelajahi tubuh Megan kembali.

DOR!

Suara tembakan itu membuat Ethan menghentikan aktivitasnya. "Tuan! Ada musuh menyerang kita!" teriak Adam, salah satu anak buah Ethan.

“Arrgghh!! Sial!” Ethan mendorong tubuh Megan ke samping, “Tetap di sini kalau tidak mau mati!”

Megan mengejang ketakutan, menutupi mulutnya lalu mengangguk.

Ethan turun dari mobil sambil memperbaiki ritsleting celananya, menutup pintu, dan mengambil pistol yang diserahkan olehnya.

DOR! DOR! DOR!

Mendengarkan suara tembakan, Megan mencoba melihat keluar melalui kaca hitam mobil.

Anak buah Ethan tampak menguasai keadaan. Walau bahunya terluka, Ethan sama sekali tidak bergeming. Semua musuh seperti semut di hadapannya.

Megan semakin sadar bahwa pria yang hampir merenggut keperawanannya adalah iblis yang membuat siapa pun ketakutan. Ia melihat ke sekeliling. Nampaknya, semua orang sedang sibuk dengan musuhnya masing-masing. Megan menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya. Dengan seluruh keberanian yang berhasil dia kumpulkan, Megan membuka pintu dan bergegas melarikan diri.

Tak lama, baku tembak berakhir.

Usai tembak-menembak itu, Ethan kembali ke mobil. Dia terkejut saat melihat kursi penumpangnya kosong. Pintu di seberangnya tampak terbuka. Megan sudah melarikan diri ketika baku tembak terjadi tadi.

“Sial! Gadis itu melarikan diri!” pekik Ethan kesal seraya menendang ban mobilnya.

“Tuan, sebaiknya kita kembali ke mansion. Saya akan carikan gadis lain untuk Tuan malam ini,” usul Adam cepat.

Ethan tidak membantah, lalu masuk ke mobilnya. Beberapa anak buah Ethan yang tersisa, melakukan pembersihan dengan membawa rekan-rekan mereka yang terluka ke rumah sakit.

Sepanjang perjalanan kembali ke mansionnya, Ethan terus memikirkan Megan. Gadis itu sangat berani keluar dari dalam mobil lalu pergi entah kemana. Di tengah baku tembak yang mungkin akan membahayakan nyawanya. Ethan tidak bisa berhenti memikirkan apa gadis itu terlalu gila atau terlalu bodoh. Kerlingan cahaya dari luar mobil membuat Ethan menunduk. Manik mata gelapnya menangkap bayangan sesuatu di bawah sana.

Ethan membungkuk mengambil benda kotak pipih itu lalu tersenyum smirk. Dia membaca nama yang tertera pada KTP milik Megan Larasati. Foto gadis yang sejak tadi memenuhi pikirannya tampak jelas terpampang pada KTP itu.

“Megan Larasati, hmm … menarik,” gumam Ethan senang.

Ethan melihat lengannya yang terikat oleh sapu tangan milik Megan. Tanpa sadar, Ethan tersenyum.

Sejam yang lalu, Ethan diserang saat menghadiri pesta kalangan atas di Kastil Emperor. Saat itu Ethan memutuskan untuk pergi hanya dengan beberapa anak buahnya saja, karena dia yakin kalau Kastil Emperor memiliki tingkat pengamanan yang tinggi. Ternyata dirinya salah.

Penyerangan itu membuat beberapa anak buahnya tewas. Namun Ethan berhasil melarikan diri walau dalam keadaan terluka. Ketika sampai di pinggir jalan dekat dengan bangunan tua, Ethan terjerembap karena tidak melihat lubang kecil pada jalan yang dilaluinya. Di situlah, Megan menemukan dan menolong Ethan.

Untuk pertama kalinya Ethan menemukan gadis yang mau membantunya bahkan mengobati lengannya yang terluka tanpa melihat penampilannya. Megan menemukan Ethan berjalan tertatih-tatih dengan pakaian compang-camping. Kakinya yang beralaskan sepatu sudah mulai lecet karena terus berlari. Dia tidak bisa melepaskan sepatunya atau kakinya akan semakin terluka. Lengannya juga terluka karena tergores ranting pohon saat berusaha melarikan diri dari kejaran musuh-musuhnya. Dirinya juga terlihat sangat lemah. Megan memberinya makanan, minuman, dan pertolongan. Itu membuat Ethan ingin segera memiliki Megan.

Guncangan pada mobil Mercedes-Benznya membuat Ethan tersadar dari lamunannya. Ethan tersenyum smirk, dia kembali menimang KTP Megan di tangannya. Tangan Ethan terulur ke depan, menyodorkan KTP Megan pada Adam yang duduk di depan.

“Adam, cari informasi tentang gadis ini. Aku mau tahu semua tentang dia malam ini juga,” titah Ethan lalu duduk kembali dengan arogan.

Mobil itu terus melaju menuju bangunan paling mewah dan megah di kota itu. Siapapun tahu siapa pemilik Mansion Wibisana. Pria paling arogan dan dingin sekaligus paling tampan dan paling didambakan setiap wanita yang menginginkan kenyamanan seumur hidup mereka.

Ethan Wibisana, pria tampan berumur tigapuluh tahun. Pemilik tinggi badan seratus delapan puluh lima centimeter dengan tubuh penuh otot, kulit putih, dan rambut lurus yang dicukur cepak. Penguasa Wibisana Corp., perusahaan teknologi yang mampu menciptakan robot dengan kecerdasan manusia. Pria casanova yang gemar bersenang-senang dengan wanita cantik tapi tidak pernah sekalipun merasakan jatuh cinta.

Malam ini untuk pertama kalinya Ethan merasakan sesuatu yang berbeda pada tubuh wanita. Megan sudah membangkitkan gairahnya hanya dalam hitungan detik. Tidak perlu waktu lama bagi Ethan untuk membuat kejantanannya membengkak sempurna. Terlebih kebaikan Megan berhasil membuat Ethan penasaran dan ingin memilikinya.

“Adam, apa menurutmu masih ada wanita yang baik di dunia ini?” tanya Ethan.

“Mungkin masih ada, Tuan. Saya tidak pernah bertemu dengan wanita seperti itu,” sahut Adam jujur. Kepalanya mengerdik ke samping tanpa menoleh ke belakang.

“Aku baru saja menemukannya. Dia membantuku tanpa melihat bagaimana penampilanku. Dia memberiku nasi kotak dan air minum. Adam, apa menurutmu dia wanita yang baik?” Ethan mempermainkan kedua tangganya, kebiasaannya ketika sedang senang.

“Ini adalah pertama kalinya ada orang yang membantu Tuan tanpa melihat kedudukan yang Tuan miliki,” sahut Adam dingin. Jangan mengharapkan sebuah ekspresi apapun selain ekspresi dingin dari pria blasteran Jerman Indonesia itu.

“Jadi menurutmu dia baik?” tanya Ethan lagi. Pendapat Adam sangat penting baginya saat ini. Asisten pribadinya itu memiliki feeling yang kuat dan selalu berhasil membantunya melalui apapun. Gerakan Adam juga sangat gesit dan cepat. Ethan hampir tidak pernah terkena masalah saat Adam bersamanya. Hanya malam ini saja, Ethan nekat pergi ke pesta tanpa Adam.

“Saya belum mengenalnya, Tuan. Tapi kalau dia memang tulus membantu Tuan tanpa mengharapkan imbalan, gadis itu pantas disebut gadis yang baik.” Adam kembali fokus menatap ke jalanan di depan mereka.

“Aku menginginkan Megan Larasati! Aku ingin dia jatuh cinta padaku!” titah Ethan arogan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Taming Obsession CEO   CUTIE BABY BOY - END

    “Iya, sayang. Aku sudah pulang. Dimana yang sakit, sayang?” tanya Ethan sambil menggenggam tangan Megan.Megan tidak menjawab, tapi meringis merasakan sakit lagi. Suster-suster yang bertugas membantu persiapan Megan untuk melahirkan, meminta Ethan untuk mundur sebentar. Mereka mengganti pakaian Megan dengan baju rumah sakit, lalu memasang alat penyangga kakinya. Megan terus merintih kesakitan di antara kesibukan dokter dan suster yang sedang bersiap untuk membantunya melahirkan.Tiba-tiba dokter Helena masuk ke dalam ruang bersalin itu. Dia sudah berganti pakaian dengan pakaian dinas dokter dan tampak sudah siap dengan sarung tangan karetnya. Dokter Helena tidak mengatakan apa-apa pada Ethan dan Megan, tetapi langsung bertanya pada rekan dokternya. Setelah mendapatkan laporan lengkap tentang kondisi Megan dan posisi bayinya, dokter Helena kembali fokus pada pasiennya itu.“Megan, dengarkan aku. Kamu ingat ‘kan dengan latihan nafas saat senam hamil? Sekarang ikuti petunjukku ya,” pinta

  • Taming Obsession CEO   RUANG BERSALIN

    Baru saja Ethan ingin memejamkan matanya, ia merasakan Megan bergerak di sampingnya. Pria itu membuka matanya lalu menoleh ke samping. Tubuh Megan tampak bergerak gelisah dalam tidurnya. Ethan buru-buru bangkit bersamaan dengan Alex lalu mendekati Megan.“Sayang? Megan …,” panggil Ethan cemas.Ethan mengguncang perlahan tubuh Megan sambil menepuk-nepuk pipinya. Tetapi Megan tetap memejamkan matanya dan terlihat semakin pucat. Megan juga gemetar dan meringis menahan sakit. Saat Ethan menepuk pipi Megan lagi, Alex menghentikan pria itu. Alex menunjuk bagian bawah tubuh Megan yang sudah basah.“Tuan, sepertinya Nona akan melahirkan,” ucap Alex dengan nada gemetar. Sorot mata pria itu jelas menunjukkan kekhawatiran melihat keadaan Megan. Istrinya, suster Hanna sudah menjelaskan gejala akan melahirkan diantaranya keluar cairan yang sangat banyak dari bagian inti Megan.“Kenapa diam saja? Cepat kita ke rumah sakit!” bentak Ethan menyadarkan Alex.Pria itu segera melesat meninggalkan Ethan d

  • Taming Obsession CEO   KEBELET

    Enam bulan kemudian,Di Mansion Stephenson, Megan sedang berjalan-jalan di halaman samping mansion itu. Dia menghirup udara pagi yang segar lalu menatap jauh ke kebun buah dan sayur di seberang mansion. Tanah bekas mansion Billy Aomori yang sudah diratakan dengan tanah, disulap menjadi kebun buah dan sayuran oleh Gregory atas permintaan Megan.Semua bahan makanan untuk catering Ibu Susan, dipetik langsung dari kebun itu. Untuk memperkenalkan kebun itu, Megan mendirikan sebuah rumah kecil dan showroom agar orang-orang yang mengelola kebun itu bisa beristirahat disana. Dan hasil kebun itu juga bisa dijual kepada warga di sekitar mansion.Gudang yang ada di sekat Mansion Stephenson juga sudah dipindahkan ke tempat yang lebih dekat dengan rumah tinggal untuk bodyguard. Halaman samping dan belakang Mansion Stephenson sudah di rombak ulang untuk memperkecil kemungkinan adanya penyusup ke dalam mansion itu.“Alex, apa suamiku sudah menelpon?” tanya Megan ketika teringat pada EthanSudah bebe

  • Taming Obsession CEO   LEBIH LEBAR LAGI DIBUKANYA

    [“Katakan saja,”] ucap dokter Helena.[“Bisakah kakak ipar bersabar menemani kakakku seumur hidupnya? Maksudku, aku minta maaf karena sudah memaksa kalian untuk menikah. Aku akan bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu padamu, kakak ipar,”] ucap Megan terdengar kasihan.Dokter Helena menarik nafas panjang lalu tersenyum lagi mendengar ucapan Megan. Sejujurnya menikah dengan Gregory tidak buruk juga. Toh, dia bukan lagi anak remaja yang harus merasakan cinta berbunga-bunga. Apalagi perlakuan Gregory padanya bisa dibilang cukup lembut.[“Aku bisa bertanggung jawab terhadap hidupku sendiri, Megan. Takdir yang membawa kami bertemu lalu menikah. Kamu hanya perantaranya saja. Well, jangan memikirkan yang seharusnya tidak perlu kau pikirkan. Aku dan kakakmu baik-baik saja. Ada atau tidak ada anak, kakakmu sudah bilang tidak apa-apa. Kalau sudah seperti itu, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk bersamanya selamanya,”] ucap dokter Helena.“Wifey, makanannya sudah datang. Kamu mau sampai kap

  • Taming Obsession CEO   ITUNYA BERHASIL MENDOBRAK MASUK

    Dokter Helena meremat keras sprei yang menjadi alas tidurnya. Gregory sudah berhasil mendobrak masuk pertahanan Dokter Helena. Membuat wanita itu menjerit kesakitan sekaligus mendesis penuh gairah. Tidak lagi pembuktian yang perlu diungkapkan dengan kata-kata ketika noda merah tercetak jelas di atas sprei.Gregory terus menggerakkan tubuhnya dengan konstan. Setiap kali bergerak masuk, dokter Helena merasakan antara tubuhnya terasa terbelah sekaligus nikmat yang amat sangat. Gregory tahu betul bagaimana membuat dokter Helena tidak berhenti memanggil namanya dengan suara yang terdengar sangat menggoda.“Terus! Percepat!” Dokter Helena tidak bisa menahan dirinya dan ikut bergerak mencari kepuasannya.Gregory semakin bersemangat menghujam tubuh dokter Helena sampai mereka mencapai klimaks bersamaan. Dokter Helena menjambak rambut Gregory, membenamkan kelelakiannya ke dalam tubuh istrinya dan memuntahkan benih calon anak mereka. Masih belum puas, Gregory kembali menggerakkan tubuhnya sampa

  • Taming Obsession CEO   MALAM PERTAMA. TAPI …

    Gregory tidak sabaran membawa dokter Helena ke dalam kamar pengantin mereka. Dia bahkan sudah menyiapkan helikopter untuk membawa mereka ke sebuah hotel termahal di sana. Mereka akan menghabiskan tiga hari bermalam dan bersantai di president suite room hotel itu.“Tidak apa-apa kita meninggalkan pesta begitu saja?” tanya dokter Helena sambil melihat keluar jendela helikopter yang sudah terbang ke langit.“Kau juga tidak senang dengan pesta semacam itu ‘kan? Mulai sekarang biasakan. Ada waktunya kau harus menghadiri pesta bersamaku. Sebagai Nyonya Stephenson, hanya itu yang perlu kau perhatikan,” ucap Gregory juga menatap keluar jendela.“Benarkah? Gampang sekali menjadi istrimu, Tuan Stephenson. Bagaimana dengan anak? Kau mau atau tidak?” tanya dokter Helena masih penasaran.“Aku sudah pernah bilang ‘kan. Megan yang akan melakukannya. Tapi kalau kau bersikeras, aku juga tidak keberatan membantumu. Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku berolahraga,” sahut Gregory sambil tersenyum s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status