Share

BAB 22

“Jangan pergi,” ucap Raizel sekali lagi. Kini dia berbicara dengan mata terbuka. Sebelah tangan kekarnya mendekap tubuh Gabby hingga gadis itu tak bisa berkutik.

Dada bidang yang ditumbuhi oleh bulu-bulu halus itu terasa lembap di permukaan tangan Gabby. Mungkin akibat keringat dingin saat Raizel bermimpi buruk. Alih-alih merasa tak nyaman, Gabby malah dimanjakan oleh aroma bergamot yang menguar dari tubuh Raizel. Perpaduan parfum mewah bercampur keringat itu rupanya dapat menciptakan keharuman yang sensual. Terlebih lagi, Gabby masih penasaran dengan sesuatu yang mengeras di balik selimut. Begitu terasa saat bergesekan dengan perutnya. Sesuatu yang terasa ganjil itu mampu membuat bulu kuduk Gabby meringkak.

Dengan perasaan gusar, Gabby pun memberanikan diri untuk bersuara.

“Pak Bos?” bisiknya lirih.

Namun tak ada jawaban yang terlontar dari mulut Raizel. Yang ada hanya getaran kecil pada bahu yang membuat dada Raizel terlihat naik turun disertai suara terisak.

Gabby mengerutkan k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status