Share

Bab 45. Seek

Penulis: Strrose
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-05 13:00:28

“Ini rumahku” ucap Marco begitu pintu terbuka, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya, nyaris seperti seseorang yang sedang memperkenalkan bagian terdalam dari dirinya.

Hiriety melangkah masuk pelan, matanya menyapu seluruh ruangan yang hangat dan tenang. Berbeda dengan mansion tempat ia dulu disekap—yang megah, dingin, dan penuh penjagaan—rumah ini terasa... manusiawi. Hangat. Tak ada aroma kekuasaan, tak ada nuansa ancaman. Hanya dinding-dinding berwarna hangat, lukisan-lukisan sederhana, dan aroma kayu manis samar dari lilin aroma terapi yang menyala di sudut ruangan.

“Ini terasa seperti kau yang sesungguhnya” gumam Hiriety, menatap rak buku kayu tua yang berdiri di sudut ruang tamu. Tangannya menyentuh sebuah bingkai foto yang diletakkan di atas piano kecil. Foto seorang anak laki-laki dan seorang pria paruh baya—mereka tampak tertawa, memancing bersama.

“Itu aku dan kakek” jelas Marco dari belakan

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 46. Nyaman

    Marco tak menyangka jika akan ada hari dimana saat dia pulang kerja, dia melihat Hiriety yang sedang memasak didapurnyaHiriety, yang biasanya lebih memilih berbaring atau terdiam dalam keheningan, kini terlihat sibuk di dapur, dengan tangan cekatan mengaduk sesuatu di panci. Panci yang mengeluarkan uap harum itu menambah kehangatan rumah yang sepi ini."Aku merindukanmu" ujar Marco dengan suara pelan, dia mendekap Hiriety dari belakangHiriety menoleh, senyum mengembang di wajahnya saat melihat Marco. Aroma masakan yang sedap bercampur dengan aroma tubuh Marco yang familiar. Ia berbalik sepenuhnya, meletakkan sendok kayu di atas meja, lalu membalas pelukan Marco dengan erat."Aku juga merindukanmu" bisik Hiriety, suaranya sedikit serak.Marco melepaskan pelukannya, tatapannya tajam mengamati wajah Hiriety. Ia tahu, wanita itu sedang berpura-pura. Senyumnya terlalu sempurna, matanya terlalu cerah, dan suaranya terlalu lembut. Ada sesuatu yang tidak

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05
  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 47. Posesif Marco

    “Boleh aku ikut denganmu?” Tanya Marco sambil bersandar di ambang pintu, matanya menatap Hiriety yang sedang memulas lipstik tipis di depan cermin.“Tidak boleh” Tolak HirietyMarco diam sebentar, Marco bisa memaksa ikut ataupun mengikuti Hiriety, mengamati apa yang wanitanya itu lakukan dan memantaunya dari jauh. Tapi... jika Marco melakukan itu, maka dia harus siap kembali perang dingin dengan Hiriety atau bahkan kehilangannya..."Aku hanya khawatir" katanya akhirnya, suaranya pelan, nyaris seperti bisikan“Kau mengatakan sesuatu?” Tanya HirietyMarco tersenyum tipis, dia tahu jika sebenarnya Hiriety mendengarnya namun berpura-pura tak tahu“Pulanglah sebelum malam”Hiriety melirik dari pantulan kaca, senyum kecil bermain di sudut bibirnya. “Kau terdengar seperti suami posesif” godanya sambil menata rambutnya dengan jari-jari ramping.Marco tidak menjawab. Ia hanya melangkah

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06
  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 48. We knows

    Cadillac hitam tua melaju membelah jalanan kota Washington yang padat. Hiriety menyetir dengan tenang, tangannya mantap di kemudi, sementara alunan musik jazz klasik mengisi kabin—saxophone lembut dari Miles Davis mengiringi pikirannya yang bergolak. Di luar jendela, langit musim panas mulai memerah, menciptakan bayangan panjang di antara gedung-gedung tinggi.Meski terlihat tenang, mata Hiriety sesekali melirik ke kaca spion. Memastikan tak ada orang yang mengikutinya secara diam-diam.Kali ini tujuannya jelas, sebuah rumah sakit kecil di pinggiran Pennsylvania, tersembunyi di balik hutan pinus dan bukit kabut, jauh dari radar media, jauh dari dunia yang ia dan Marco huni sehari-hari.Sebuah desa yang ditinggali oleh para penduduk Suku AmishBegitu sampai, ia tidak langsung turun. Ia duduk di kursi pengemudi selama beberapa menit, membiarkan suara mesin mati berganti dengan desir angin saat sore hari.Lampu rumah sakit menyala remang, bangun

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06
  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 49. He knows

    Cadillac hitam tua meluncur perlahan menyusuri jalan beraspal yang sepi, lampu depan menembus kabut tipis malam yang mulai turun. Hiriety menyetir sambil menatap lurus ke depan.Tiba-tiba, ponselnya bergetar di jok penumpang. Layarnya menyala, memperlihatkan nomor asing yang tak ada dalam daftar kontaknya.Hiriety meliriknya sekilas, ragu. Tapi rasa penasaran menepis keraguannya. Ia mengangkat panggilan itu dan menyentuhkan ponsel ke telinga."Ya?"Suara di ujung sana terdengar berat, tua, tapi sangat tegas. “Hiriety Berdine Walton?”Hiriety mengerutkan kening. “Siapa ini?”“Gregory Valley”Sejenak, Hiriety diam. Nama itu tak asing, tapi mendengarnya langsung membuat kakinya secara spontan menginjak rem hingga mobil itu berhentik mendadakGregory Valley—pria yang tak pernah muncul di permukaan, tapi kabarnya memiliki pengaruh jauh lebih besar dari cucunya.Hiriety mengulas senyum

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-07
  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 50. End Of Us

    1 jam sebelumnya‘Datang kerumah sekarang atau aku akan melukai wanita Walton itu’Pesan yang dikirimkan kakeknya membuat Marco menegang. Rahangnya mengeras saat membaca kalimat itu. Pantas saja Hiriety belum kembali padahal langit sudah gelap. Ternyata Hiriety bertemu dengan kakeknya.Gregory Valley. Pria tua yang merupakan kakeknya itu memang pandai menyembunyikan ancaman dalam balutan kalimat elegan, tapi tidak kali ini. Tidak dengan Hiriety.Tanpa pikir panjang, Marco mengendari mobilnya. Napasnya memburu, pikirannya penuh kemungkinan terburuk. Ia mencoba menghubungi Hiriety, tapi tidak ada jawaban. Panggilan langsung masuk ke voicemail."Sialan" desisnya. Tangannya mencengkeram setir kuat-kuat. Ia menekan gas, melaju melewati lampu merah tanpa peduli pada klakson mobil lain yang memprotes keras.Setibanya di rumah kakeknya, ia bahkan tidak memedulikan pelayan yang hendak menyambut. Ia langsung menerobos masuk. Langkahnya cep

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-07
  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 51. Untold

    Hiriety memarkirkan mobilnya di halaman mansion Walton. Dia melangkah keluar dengan tak bersemangat, rasanya semua ambisinya luruh begitu saja setelah kembali dari kediaman Valley“Sudah selesai bermainnya?” suara sang papa terdengar datar, dingin seperti biasanya.Hiriety menoleh, mendapati pria paruh baya itu duduk dengan santai di sofa besar ruang tamu, jemarinya sibuk menggeser layar tablet, seolah tak benar-benar peduli pada jawaban yang akan ia dengar.“Papa? Kapan kembali?” Tanya Hiriety heran, padahal tadi siang Sarah bilang orang tuanya itu sedang di Boston“Papa kembali begitu mendapat kabar ada seorang pencuri yang menggunakan mobil papa tanpa izin”“Aku mengembalikannya” Seru Hiriety sambil menujukan kunci Cadillac ditangannya“Hmm, jadi... sudah selesai bermainnya?” tanya Caid lagiHiriety menarik napas “Aku tidak sedang bermain, Papa” ucapnya pelan,

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-08
  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 52. Come to me

    Hiriety tak bisa langsung menemui Erasmus saat itu juga. Dia baru bisa menemui Erasmus dua hari setelahnyaMalam itu, cuaca dingin meski sudah masuk musim panas. Awan menggantung berat, dan langit tampak enggan mengizinkan bulan bersinar. Hiriety mengenakan gaun hitam simple, tidak mencolok, tapi cukup untuk membuat siapa pun menoleh dua kali akan kehadirannya.Dia memasuki klub dengan langkah pasti. Cahaya neon yang berganti-ganti warna menari di dinding, dentuman musik EDM menghantam telinga, dan kerumunan manusia yang haus pelarian bergerak seperti gelombang tak beraturan. Tapi mata Hiriety tak mencari hiburan. Dia menyisir ruangan dengan tajam, fokus pada satu tujuan: ErasmusNamun, langkahnya terhenti untuk sesaatDi sisi lain ruangan, tepat di area VIP, ia melihatnya.Marco Valley.Duduk santai di tengah sofa bundar yang mahal, dikelilingi empat wanita cantik dalam gaun ketat dan high heels setinggi ego mereka. Salah satu dari mereka d

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-08
  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 53. Tak lagi bermanfaat

    Marco melangkah keluar dari klub dengan kepala tegak, tak peduli beberapa wanita memanggil namanya, menawarkan kelanjutan malam yang semu. Klub malam yang tadinya terasa begitu gemerlap, kini terasa suram dan hampa. Ia melewati para penari dan pengunjung yang masih asyik dengan dunia mereka sendiri dan bahkan cenderung menggoda tanpa peduli.Sayangnya, dibenak Marco hanya ada satu nama. Satu wajah. Satu tujuan.Hiriety Berdine Walton.Ponselnya kembali bergetar saat dia tepat didepan klub dan hendak masuk ke dalam mobil—pesan masuk dari Richard.“Aku akan mulai dari riwayat Erasmus. Btw, aku sudah tahu tentang Denzel, dia pengawal keluargamu dulu. Hiriety kemungkinan mendekatimu untuk balas dendam. Kau mau aku kirim orang didekatnya?”Marco menatap pesan itu sejenak, tangannya kini beralih menyalakan sebatang rokok. Asapnya mengepul di udara, membaur dengan aroma lembab khas jalanan kota di malam hari. Ia menarik napas dalam-dalam

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-09

Bab terbaru

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 54. Trik Trap

    Desiderus Erasmus, pria berusia 44 tahun itu adalah dosennya.Dia tampan, mapan, dan memiliki kharisma yang membuat setiap ruangan terasa lebih kecil saat ia masuk. Cara bicaranya tenang, meyakinkan—sosok pria yang mampu membuat orang merasa aman, bahkan saat berbicara tentang hal-hal paling berbahaya di dunia.Sayangnya, semua itu adalah identitas palsu.Nama "Desiderus Erasmus" hanyalah salah satu dari banyak nama yang pernah ia pakai. Ia adalah spesialis manipulasi data dan jaringan bawah tanah internasional, buronan FBI yang sudah bertahun-tahun lolos dari jeratan hukum.Dan Hiriety mengenalinya sejak pria itu mengajar sebagai dosennya untuk pertama kali“Jadi sudah tak membutuhkanku?” Tanya Erasmus, mengulang ucapan Hiriety, sekedar meyakinkan dirinya sendiriHiriety mengangguk “Aku berterimakasih karena kau sudah menolongku”Erasmus terkekeh pelan, matanya menatap Hiriety sejenak sebelum mengalihkan p

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 53. Tak lagi bermanfaat

    Marco melangkah keluar dari klub dengan kepala tegak, tak peduli beberapa wanita memanggil namanya, menawarkan kelanjutan malam yang semu. Klub malam yang tadinya terasa begitu gemerlap, kini terasa suram dan hampa. Ia melewati para penari dan pengunjung yang masih asyik dengan dunia mereka sendiri dan bahkan cenderung menggoda tanpa peduli.Sayangnya, dibenak Marco hanya ada satu nama. Satu wajah. Satu tujuan.Hiriety Berdine Walton.Ponselnya kembali bergetar saat dia tepat didepan klub dan hendak masuk ke dalam mobil—pesan masuk dari Richard.“Aku akan mulai dari riwayat Erasmus. Btw, aku sudah tahu tentang Denzel, dia pengawal keluargamu dulu. Hiriety kemungkinan mendekatimu untuk balas dendam. Kau mau aku kirim orang didekatnya?”Marco menatap pesan itu sejenak, tangannya kini beralih menyalakan sebatang rokok. Asapnya mengepul di udara, membaur dengan aroma lembab khas jalanan kota di malam hari. Ia menarik napas dalam-dalam

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 52. Come to me

    Hiriety tak bisa langsung menemui Erasmus saat itu juga. Dia baru bisa menemui Erasmus dua hari setelahnyaMalam itu, cuaca dingin meski sudah masuk musim panas. Awan menggantung berat, dan langit tampak enggan mengizinkan bulan bersinar. Hiriety mengenakan gaun hitam simple, tidak mencolok, tapi cukup untuk membuat siapa pun menoleh dua kali akan kehadirannya.Dia memasuki klub dengan langkah pasti. Cahaya neon yang berganti-ganti warna menari di dinding, dentuman musik EDM menghantam telinga, dan kerumunan manusia yang haus pelarian bergerak seperti gelombang tak beraturan. Tapi mata Hiriety tak mencari hiburan. Dia menyisir ruangan dengan tajam, fokus pada satu tujuan: ErasmusNamun, langkahnya terhenti untuk sesaatDi sisi lain ruangan, tepat di area VIP, ia melihatnya.Marco Valley.Duduk santai di tengah sofa bundar yang mahal, dikelilingi empat wanita cantik dalam gaun ketat dan high heels setinggi ego mereka. Salah satu dari mereka d

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 51. Untold

    Hiriety memarkirkan mobilnya di halaman mansion Walton. Dia melangkah keluar dengan tak bersemangat, rasanya semua ambisinya luruh begitu saja setelah kembali dari kediaman Valley“Sudah selesai bermainnya?” suara sang papa terdengar datar, dingin seperti biasanya.Hiriety menoleh, mendapati pria paruh baya itu duduk dengan santai di sofa besar ruang tamu, jemarinya sibuk menggeser layar tablet, seolah tak benar-benar peduli pada jawaban yang akan ia dengar.“Papa? Kapan kembali?” Tanya Hiriety heran, padahal tadi siang Sarah bilang orang tuanya itu sedang di Boston“Papa kembali begitu mendapat kabar ada seorang pencuri yang menggunakan mobil papa tanpa izin”“Aku mengembalikannya” Seru Hiriety sambil menujukan kunci Cadillac ditangannya“Hmm, jadi... sudah selesai bermainnya?” tanya Caid lagiHiriety menarik napas “Aku tidak sedang bermain, Papa” ucapnya pelan,

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 50. End Of Us

    1 jam sebelumnya‘Datang kerumah sekarang atau aku akan melukai wanita Walton itu’Pesan yang dikirimkan kakeknya membuat Marco menegang. Rahangnya mengeras saat membaca kalimat itu. Pantas saja Hiriety belum kembali padahal langit sudah gelap. Ternyata Hiriety bertemu dengan kakeknya.Gregory Valley. Pria tua yang merupakan kakeknya itu memang pandai menyembunyikan ancaman dalam balutan kalimat elegan, tapi tidak kali ini. Tidak dengan Hiriety.Tanpa pikir panjang, Marco mengendari mobilnya. Napasnya memburu, pikirannya penuh kemungkinan terburuk. Ia mencoba menghubungi Hiriety, tapi tidak ada jawaban. Panggilan langsung masuk ke voicemail."Sialan" desisnya. Tangannya mencengkeram setir kuat-kuat. Ia menekan gas, melaju melewati lampu merah tanpa peduli pada klakson mobil lain yang memprotes keras.Setibanya di rumah kakeknya, ia bahkan tidak memedulikan pelayan yang hendak menyambut. Ia langsung menerobos masuk. Langkahnya cep

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 49. He knows

    Cadillac hitam tua meluncur perlahan menyusuri jalan beraspal yang sepi, lampu depan menembus kabut tipis malam yang mulai turun. Hiriety menyetir sambil menatap lurus ke depan.Tiba-tiba, ponselnya bergetar di jok penumpang. Layarnya menyala, memperlihatkan nomor asing yang tak ada dalam daftar kontaknya.Hiriety meliriknya sekilas, ragu. Tapi rasa penasaran menepis keraguannya. Ia mengangkat panggilan itu dan menyentuhkan ponsel ke telinga."Ya?"Suara di ujung sana terdengar berat, tua, tapi sangat tegas. “Hiriety Berdine Walton?”Hiriety mengerutkan kening. “Siapa ini?”“Gregory Valley”Sejenak, Hiriety diam. Nama itu tak asing, tapi mendengarnya langsung membuat kakinya secara spontan menginjak rem hingga mobil itu berhentik mendadakGregory Valley—pria yang tak pernah muncul di permukaan, tapi kabarnya memiliki pengaruh jauh lebih besar dari cucunya.Hiriety mengulas senyum

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 48. We knows

    Cadillac hitam tua melaju membelah jalanan kota Washington yang padat. Hiriety menyetir dengan tenang, tangannya mantap di kemudi, sementara alunan musik jazz klasik mengisi kabin—saxophone lembut dari Miles Davis mengiringi pikirannya yang bergolak. Di luar jendela, langit musim panas mulai memerah, menciptakan bayangan panjang di antara gedung-gedung tinggi.Meski terlihat tenang, mata Hiriety sesekali melirik ke kaca spion. Memastikan tak ada orang yang mengikutinya secara diam-diam.Kali ini tujuannya jelas, sebuah rumah sakit kecil di pinggiran Pennsylvania, tersembunyi di balik hutan pinus dan bukit kabut, jauh dari radar media, jauh dari dunia yang ia dan Marco huni sehari-hari.Sebuah desa yang ditinggali oleh para penduduk Suku AmishBegitu sampai, ia tidak langsung turun. Ia duduk di kursi pengemudi selama beberapa menit, membiarkan suara mesin mati berganti dengan desir angin saat sore hari.Lampu rumah sakit menyala remang, bangun

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 47. Posesif Marco

    “Boleh aku ikut denganmu?” Tanya Marco sambil bersandar di ambang pintu, matanya menatap Hiriety yang sedang memulas lipstik tipis di depan cermin.“Tidak boleh” Tolak HirietyMarco diam sebentar, Marco bisa memaksa ikut ataupun mengikuti Hiriety, mengamati apa yang wanitanya itu lakukan dan memantaunya dari jauh. Tapi... jika Marco melakukan itu, maka dia harus siap kembali perang dingin dengan Hiriety atau bahkan kehilangannya..."Aku hanya khawatir" katanya akhirnya, suaranya pelan, nyaris seperti bisikan“Kau mengatakan sesuatu?” Tanya HirietyMarco tersenyum tipis, dia tahu jika sebenarnya Hiriety mendengarnya namun berpura-pura tak tahu“Pulanglah sebelum malam”Hiriety melirik dari pantulan kaca, senyum kecil bermain di sudut bibirnya. “Kau terdengar seperti suami posesif” godanya sambil menata rambutnya dengan jari-jari ramping.Marco tidak menjawab. Ia hanya melangkah

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 46. Nyaman

    Marco tak menyangka jika akan ada hari dimana saat dia pulang kerja, dia melihat Hiriety yang sedang memasak didapurnyaHiriety, yang biasanya lebih memilih berbaring atau terdiam dalam keheningan, kini terlihat sibuk di dapur, dengan tangan cekatan mengaduk sesuatu di panci. Panci yang mengeluarkan uap harum itu menambah kehangatan rumah yang sepi ini."Aku merindukanmu" ujar Marco dengan suara pelan, dia mendekap Hiriety dari belakangHiriety menoleh, senyum mengembang di wajahnya saat melihat Marco. Aroma masakan yang sedap bercampur dengan aroma tubuh Marco yang familiar. Ia berbalik sepenuhnya, meletakkan sendok kayu di atas meja, lalu membalas pelukan Marco dengan erat."Aku juga merindukanmu" bisik Hiriety, suaranya sedikit serak.Marco melepaskan pelukannya, tatapannya tajam mengamati wajah Hiriety. Ia tahu, wanita itu sedang berpura-pura. Senyumnya terlalu sempurna, matanya terlalu cerah, dan suaranya terlalu lembut. Ada sesuatu yang tidak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status