공유

Bab 38

"Mas, aku mohon jangan matikan sambungan teleponnya, aku ingin dengar percakapan kalian," pintaku.

"Ya, Dit. Tapi aku urus Anggi dan Bu Marni dulu," jawab Mas Gani.

Kemudian, aku dengar Lira langsung memanggil putriku.

"Andara!" Teriakan Lira terdengar sangat panik. "Bulek, sudah apakan Andara?" tanya Lira kedengaran marah.

"Bulek nggak apa-apain Andara, aku hanya ingin berbuat baik, menebus kesalahan yang pernah kulakukan," jawabnya.

"Bohong! Bukankah Tante tadi ingin mencekik anaknya Lira dan Adit?" Itu suara Anggi, aku tahu karena pernah ditelepon olehnya.

"Apa-apaan kamu, Anggi? Kamu jangan fitnah orang!" Bulek menyanggah tuduhan yang Anggi lontarkan.

Aku hanya bisa menghela napas di sini, merasa jadi orang yang tak berguna sama sekali, tidak bisa melakukan apa-apa di atas kursi roda.

Ibu menarik tanganku, begitu juga dengan kedua mertuaku yang ikut merangkul bahu ini.

"Jangan cemas dan risau, di sana ada Lira dan Gani," pesan mertuaku.

Aku dengarkan lagi ponsel genggam
잠긴 챕터
앱에서 이 책을 계속 읽으세요.

관련 챕터

최신 챕터

DMCA.com Protection Status