共有

Bab 2 Pil Kontrasepsi

作者: Dewa Ndaru
last update 最終更新日: 2025-11-16 11:44:48

"Bawa saja ini. Alamatnya sudah tertera jelas disitu. Nanti begitu sampai stasiun, kamu hubungin saja temanku. Dia yang akan mengantarmu ke tempatnya."

Kartika mengangguk paham saja. Berbekal kartu nama dan beberapa helai salinan baju. Ia nekat pergi bekerja di kota.

Tidak mudah memang, tapi ia tidak punya pilihan lain. Minim pendidikan dan juga skill. Hanya pekerjaan ini satu-satunya yang ia bisa lakoni.

Kartika sudah sampai pada alamat tujuan. Menunggu di luar, berdiri di ambang pintu masuk unit apartemen. Sambil memegang selembar kartu nama yang diberikan seorang teman.

"Jadi kamu orangnya?"

Kartika tertegun sewaktu mendengar suaranya. Mengangkat wajah perlahan, menatap kagum pada pria yang berdiri di depan.

Suaranya sarat kesan seksi dan menggoda. Tidak berhenti sampai disitu saja, kaos tipis sedikit basah serta celana pendek yang pria ini kenakan. Turut membuatnya sampai menelan ludah.

"Iya, saya Kartika." Kartika berbicara cepat sambil mengulurkan tangan kanan.

"Aku Bayu. Ya sudah ayo masuk! Aku tunjukan kamar kamu!" singkat Bayu membalas jabat tangan Kartika lalu mengajaknya masuk ke dalam rumah.

*

*

*

*

*

"Bay, ayo dong sayang! Aku keburu telat!" teriak Dona kesal. Mengomel tanpa henti.

Sudah lebih dari dua jam ia duduk. Menanti Bayu yang belum selesai dengan urusan biologisnya.

"Ck!" Dona kembali berdecak kesal. Melempar asal ponselnya ke atas sofa. Sambil terus menggerutu dan melipat kedua tangan di depan dada.

Sementara menunggu, Dona beranjak dulu dari sofa. Berkeliling seluruh ruangan sambil melakukan inspeksi dadakan.

Dia tipe wanita perfeksionis. Tidak suka dengan kekacauan dan sangat teliti. Setitik debu pun tidak bisa lolos dari pandangan.

"Bagus juga kerjaannya!" ujarnya mengomentari pekerjaan Kartika.

Hampir seluruh bagian rumah ini ia periksa. Bahkan tidak tanggung-tanggung, ia meneliti ke setiap bagian kolong meja dan kursi. Memeriksa debu yang mungkin masih tertempel di sana dengan sapuan ujung jari.

"Good!" pujinya lagi. Cukup puas dengan pekerjaan rumah Kartika.

Dona beralih lagi menuju ke area dapur. Memeriksa bahan makanan yang ada di dalam kulkas.

Untuk satu hal ini cukup membuat Kartika deg degan. Takut terkena omelan lagi. Kemarin ia sudah cukup kenyang kena damprat wanita ini. Gara-gara menyimpan kubis beku dalam lemari pendingin.

Itu juga bukan mutlak kesalahannya. Semua itu karena permintaan Bayu sendiri yang memang meminta untuk disiapkan kubis dalam setiap makannya. Entah itu dilalap, direbus atau dibuat acar. Intinya setiap makan kubis tidak pernah terlewat. I lope kubis.

Kartika mulai was-was. Mengawasi gerak-gerik Dona sambil mengelap vas bunga.

"Huek, ikan apa ini bau banget." Jijik Dona mencium bau tidak enak dalam lemari pendingin.

"Kartika! Ikan apa ini? Kenapa ada disini?" Teriaknya mengomel sambil mengeluarkan sekotak ikan.

"Iya Mbak." Kartika sudah bisa menebak akhinya, tapi ia tetap mendekat, berusaha menjelaskan.

"Ikan apa ini?" tanyanya lagi dengan ekspresi wajah jijik. Menjimpit bagian ujung ikannya.

"Itu ikan cucut Mbak, dari kampung."

"Dari kampung? Kenapa kamu taruh disini? Kamu mau meracuni calon suami saya?" bentaknya murka.

Kartika berdiri dengan tubuh gemetar. Glagapan untuk menjelaskan.

"E-enggak Mbak bukan begitu. Maksud saya bukan-" kata Kartika terputus, disela Dona dengan cepat.

"Buang aja semua! Saya gak mau lagi lihat ikan itu ada disini!" gertaknya penuh amarah. Melempar ke atas meja dapur wadahnya sampai sebagian ikan berserakan.

"I-iya Mbak." Kartika menunduk takut. Bergegas membersihkan kekacaun. Memunguti satu persatu ikan ke dalam wadah lalu hendak membawanya keluar.

"Kartika tunggu!" Belum sempat Kartika pergi. Dona memanggilnya kembali. Terpaksa membuatnya membalikan badan.

"Iya Mbak, ada apa?" ucapnya begitu takut. Trauma berbuat salah lagi.

"Ini apa?" Kartika membelalakkan mata lebar. Terkejut melihat benda yang Dona pegang.

Tentu ia hapal dengan benda itu. Satu strip obat kemasan warna biru yang baru habis ia konsumsi 7 butir.

"Ini alat kontrasepsi kan? Kamu yang konsumi ini?" tuduhnya masih memegang pil kontrasepsi di tangan.

Tubuh Kartika mulai panas dingin. Bibirnya terasa kaku untuk menjelaskan. Namun, bukan berarti ia tidak ingin menjawab. Ia hanya takut salah ucap sampai menyebabkan salah paham.

"I-iya Mbak, itu punya saya," jawabnya resah.

"Buat apa? Bukannya kamu bilang kemarin, kalau kamu udah pisah lama sama suami kamu?" Selidik Dona makin mencurigai. Ia tentu paham latar belakang Kartika. Lagipula ia sangat teliti. Tidak asal menerima orang asing untuk bekerja di rumah ini.

"Bu-buat jaga-jaga saja Mbak." Suara Kartika tercekat, wajahnya memucat. Selalu memalingkan wajah, menghindari sorot mata Dona.

Dona memicingkan mata. Tentu tidak langsung menerima jawaban yang Kartika lontarkan. "Buat jaga-jaga apa? Maksud kamu apa Kartika?" cecarnya meninggi, tapi terputus karena suara lantang Bayu yang datang menyela perbincangan serius ini.

"Ayo sayang, kita berangkat sekarang!"

Kartika bisa sedikit bernafas lega. Bayu datang di saat yang tepat, tapi ia belum bisa berpuas. Resah, menebak kearah mana Bayu akan berpihak.

Dona sendiri belum selesai dengan itu. Berdiri di sebelah sana dengan mata memicing. Memegang tinggi-tinggi pil kontrasepsi.

"Ada apa? Ayo berangkat!" ajak Bayu tetap dengan santainya. Tidak terpengaruh benda yang Dona pegang.

"Sebentar, ada yang ingin aku tanyakan dulu sama dia!"

Dona berjalan mendekati. Mengulurkan pil kontrasepsi yang ditemukannya di atas kulkas. "Jawab! Buat apa kamu minum ini?" tekannya makin mengintimidasi.

Kartika semakin takut. Wajahnya pusat pasi. Antara bingung untuk menjelaskan dan takut salah, tapi lebih tepatnya ia panik hubungan gelapnya dengan Bayu akan ketahuan.

Sekarang, Bayu tidak bisa tinggal diam. Dirinya mengambil langkah tegas, merebut obat yang Dona pegang.

"Ck! Apaan sih kamu Don? Ini kan punya dia, udah biar aja terserah dia!" katanya lalu memberikan obat tadi pada Kartika.

Dona berubah masam. Tidak terima Bayu bersikap demikian. "Ya kan aku cuma butuh penjelasan dia Bay, buat apa dia minum obat ini. Dia kan kemarin bilang, kalau dia itu janda. Wajar dong kalau aku tanya begini."

"Ya terus, apa pentingnya buat kamu?"

"Tentu aja penting. Kita ini majikannya, yang gaji dia! Jadi kita harus tahu dalam tentang dia!"

"Termasuk semua urusan pribadinya?" skak Bayu.

"Iya lah, kita harus tahu semua. Termasuk sama siapa dia berhubungan selama ini. Jangan sampai dia berhubungan sama orang luar. Terus masukin maling kesini," ocehnya sambil melirik sinis Kartika.

Kartika sendiri tidak memiliki kemampuan membela. Ia terpojok dengan semua tuduhan yang Dona berikan.

Bayu menggeleng lalu tersenyum miring. "Buat apa kamu ngurusin kehidupan pribadi Kartika, gak ada untungnya juga di kamu. Udah, yang penting kerjaan dia beres. Kamu mending fokus aja sama diri kamu!" tegasnya lalu meraih tangan dan tas Dona. Segera membawanya pergi. "Tapi Bay..."

Bayu enggan mengghiraukan. Secepat mungkin mengajak Dona pergi. Namun, sebelum pintu lift terbuka, ia sempatkan menoleh Kartika.

"Kartika, gaji kamu bulan ini sudah aku transfer. Tolong, nanti dicek!" ucapnya cepat buru-buru masuk lift sambil membawa Dona bersamanya.

"Makasih Mas," lirih Kartika menjawab, setelah keduanya sudah hilang dari pandangan.

"Huft, selamat!" Kartika sekarang bisa bernafas lega. Terhindar dari masalah berkat Bayu. Ia menepi sejenak. Mengecek gaji yang Bayu kirimkan bulan ini.

Rp. 8.000.000

Nominal yang diterimanya cukup membuatnya bisa tersenyum. Menyegarkan pikirannya yang sempat tegang.

Kartika kembali bersemangat lagi, memegang alat tempurnya. Namun baru sebentar ia bekerja, benda pipih ini kembali berdering. Sebelum sempat ia letakkan. "Mas Bayu."

Buru-buru ia buka lagi. Membaca satu pesan dari Bayu.

'Maaf ya soal tadi. Nanti, aku pulang sore lagi. Love you.'

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Teman Ranjang Majikanku   Bab 6 KEGEEP

    Dona belum yakin sepenuhnya dengan yang dijumpai. Melebarkan kedua bola mata. Melihat jeli sosok lelaki yang berdiri di sebarang sana. Sementara Bayu masih dengan gaya santainya. Mengucek mata, seolah tidak ada masalah. "Kenapa sih?" katanya lagi sempat menguap lebar sambil mengaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "Darimana kamu?" hardik Dona curiga. Belum juga melepas pundak Kartika dari cengkraman. "Darimana? Pertanyaan macam apa ini? Apa kamu gak lihat kalau aku baru bangun tidur." Bayu sedikit tersulut, namun tetap berusaha untuk meyakinkan. Meski kebenarannya akan terdengar lebih pedih ketimbang yang ia sampaikan. Dona merubah pandangan. Berganti menatap pada Kartika. Lirikan matanya begitu tajam. Menatap cermat pada sosok Kartika yang berdiri persis di depannya. Secuil pun tidak ada hal yang lolos dari bidikan matanya. "Benar begitu?" Kartika mengangguk pelan. Mengiyakan apapun yang Bayu katakan. Sejak awal ia tidak berani untuk menatap. Menunduk takut, tidak ber

  • Teman Ranjang Majikanku   Bab 5 BOOMP!

    Butuh waktu semalam untuk Dona berpikir tentang semua. Foto itu serta temuan pil kontrasepsi di atas kulkas, semakin menguatkan keyakinan jika ada hubungan gelap antara Bayu dan Kartika. Dona tidak bisa menunda lagi, pagi buta ia bergegas pergi menuju apartemen sang kekasih. Mengendarai mobil Suv putih. Memecah jalanan ibukota yang masih lengang. "Kartika!!" ucapnya marah penuh dendam. Tangan sudah geram ingin menjambak, bibir ini juga tidak berhenti berkata kotor. Dada rasanya begitu sesak, matanya dipenuhi api amarah. Sampai ingin menangis saja tidak bisa. Ingin segera sampai tujuan, menumpahkan semua kekesalannya pada mereka. Dona sedikit tidak awas pada jalanan yang dilaluinya. Emosinya telah menguasai pikiran. Ia tambah laju kendaraan semakin kencang. "Arrggghhh!" teriaknya marah campur frustasi. Memukul kencang stang mobil. * * Luna Bay Suites, lantai 30 "Eumphh..." Kartika menggigit bibirnya erat. Napasnya tetersengal-sengal saat tubuh Bayu bergerak

  • Teman Ranjang Majikanku   Bab 4 Bangkai Itu, Semakin Kuat Tercium

    Orient Park Hotel bintang lima"Turun sini saja Pak," tutur Kartika dari bangku belakang. Sopir taksi menurutinya. Perlahan memelankan laju mobil lalu berhenti tepat di tempat yang Kartika kehendaki. "Terimakasih," ucapnya lagi. Tidak butuh waktu lama, taksi pun kembali berlalu. Meninggalkannya seorang diri di tempat tadi. Kartika berdiri sejenak, menatap lurus ke depan. Mendongakkan kepala, menatap gedung tinggi yang berdiri megah di hadapannya. Bukan hanya satu, dua tapi disekitar distrik ini banyak berdiri megah gedung-gedung pencakar langit. Tempat ini masih terasa asing untuk ia datangi. Bukan juga tempat yang biasa ia kunjungi. Ini semua karena Bayu yang meminta. Bayu yang sengaja meminta untuk datang kemari. Sekedar menemani ngopi atau haha hihi. Kartika mengeratkan jari jemarinya, menentang tas kecil yang ia bawa dari rumah. Tanpa ragu kaki ini melangkah masuk. Melewati barisan para petugas keamanan yang berdiri di depan lobi. Terus berjalan melewati lo

  • Teman Ranjang Majikanku   Bab 3 Musuh Dalam Selimut

    Luna Bay Suites, 19:45 Kartika beranjak bangun dari tempat tidur. Berada di kamar ini membuatnya begitu nyaman. Terlupa jika hari sudah beranjak malam. Kasur berukuran king dengan selimut wol berwarna krem, selalu saja mengundang untuk datang. Terlebih wangi aroma kayu manis dan vanilla samar-samar menguar dari lilin aromaterapi yang semakin membuat tempat ini terasa hangat. Kartika palingkan dirinya dari sana. Memunguti satu persatu pakainnya lalu memakaikannya kembali ke badan. Sementara, Bayu masih berada di kamar mandi. Menyegarkan kembali tubuhnya setelah senam jasmani. Kartika bisa melihatnya, karena sekat kamar mandi hanya berupa kaca transaparan. Sesekali Bayu kepergok melempar senyum sambil melambaikan tangan pada Kartika yang ada di luar. Kartika menoleh, membalas senyum dan lambain tangan. Sementara Bayu masih berkutat di dalam sana. Kartika berkeliling dulu dalam kamar. Menata barang-barang yang berserakan serta menata foto-foto milik Bayu saat masih duduk di ba

  • Teman Ranjang Majikanku   Bab 2 Pil Kontrasepsi

    "Bawa saja ini. Alamatnya sudah tertera jelas disitu. Nanti begitu sampai stasiun, kamu hubungin saja temanku. Dia yang akan mengantarmu ke tempatnya." Kartika mengangguk paham saja. Berbekal kartu nama dan beberapa helai salinan baju. Ia nekat pergi bekerja di kota. Tidak mudah memang, tapi ia tidak punya pilihan lain. Minim pendidikan dan juga skill. Hanya pekerjaan ini satu-satunya yang ia bisa lakoni. Kartika sudah sampai pada alamat tujuan. Menunggu di luar, berdiri di ambang pintu masuk unit apartemen. Sambil memegang selembar kartu nama yang diberikan seorang teman."Jadi kamu orangnya?" Kartika tertegun sewaktu mendengar suaranya. Mengangkat wajah perlahan, menatap kagum pada pria yang berdiri di depan. Suaranya sarat kesan seksi dan menggoda. Tidak berhenti sampai disitu saja, kaos tipis sedikit basah serta celana pendek yang pria ini kenakan. Turut membuatnya sampai menelan ludah. "Iya, saya Kartika." Kartika berbicara cepat sambil mengulurkan tangan kanan. "Aku Bayu.

  • Teman Ranjang Majikanku   Bab 1 Tubuhmu, Memabukkanku

    14.25Ruang rapat, Bhuana Tower Suasana dingin dan tegang menyelimuti selama rapat berlangsung. Tampang mereka tampak serius. Selama lebih dari dua jam rapat berlangsung. Tidak ada satupun dari mereka yang berani memulai dengan guyonan lucu."Keadaan pasar semakin buruk karena demo kemarin. Saya khawatir, jika keadaan ini terus dibiarkan maka perusahaan bisa bangkrut." "Para investor dari luar juga sudah mulai panik. Bahkan sudah terlihat ada yang menjual semua aset mereka. Semalam saya sudah berkordinasi juga dengan pimpinan untuk mengurangi ekspansi kita di berbagai perusahaan anak cabang, tapi sepertinya itu belum bisa membalikan keadaan jadi baik." "Jadi bagaimana solusi anda Pak? Apa perusahaan harus mengambil langkah terakhir dengan melakukan PHK masal?" Semua orang berubah diam. Kompak menatap depan. Pada seorang pria yang duduk di kursi berbeda dari lainnya. Tatapan wajah mereka banyak memiliki arti. Menaruh harapan besar pada pria itu. Menanti dengan sabar jawaban yang a

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status