Beranda / Romansa / Terapi Hasrat Dokter Bagas / Bab 11 — Pasien Yang Berbeda

Share

Bab 11 — Pasien Yang Berbeda

Penulis: Dark_Pen
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-05 17:45:04
Bagas duduk di sofa di dalam ruangannya. Ia membuka kembali map pemberian Suster Mayra semalam. Ia memainkan pulpen kecil di tangannya sambil terus menatap ke arah nama yang tertera disana.

Helena Rahardja.

Keterbatasan informasi yang tertulis membuat Bagas sedikit menerka-nerka tentang siapa pasien yang akan ia tangani kali ini.

Bagas mulai berpikir, mungkin setiap pasien yang datang kesini memang memiliki latar belakang masalah yang berbeda-beda. Namun hampir semua dari mereka mencari obat yang sama — sentuhan.

Ia mulai paham dan terbiasa dengan cara kerja klinik ini. Pengalamannya bersama Clara sudah cukup memberi jalan untuk menegaskan ini semua. Apalagi, rasa sakit akibat pengkhianatan Tania lebih dari cukup memberi dorongan Bagas untuk mengacuhkan semuanya. Mungkin benar… disini Bagas bukan hanya menyembuhkan, tetapi dia juga disembuhkan — atau lebih tepatnya, klinik ini menjadi pelarian dari rasa sakitnya karena Tania.

“Jika dia bisa membagi hati, kenapa aku tidak? Dis
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 79 — Gairah di Kamar Mandi

    Setelah badai gairah yang meluap-luap itu mereda, keheningan yang damai menyelimuti kamar kontrakan sempit tersebut. Bagas tidak segera beranjak, ia menarik tubuh mungil Mayra ke dalam pelukannya, menyelimuti mereka berdua dengan kain sprei tipis yang masih tersisa di atas ranjang.Mayra menyandarkan kepalanya di dada bidang Bagas, mendengarkan detak jantung pria itu yang perlahan mulai kembali normal. Aroma maskulin yang bercampur dengan sisa-sisa pergumulan mereka membuat Mayra merasa begitu aman. Tanpa sadar, rasa lelah yang luar biasa setelah pertama kali merasakan pengalaman tersebut membuat kelopak matanya terasa berat.Bagas pun demikian. Ia mengelus lembut rambut Mayra yang masih sedikit basah oleh keringat, hingga akhirnya napas keduanya menjadi teratur. Mereka terlelap dalam pelukan hangat, seolah dunia di luar sana berhenti berputar hanya untuk mereka berdua.Hening malam di tempat itu sempat terganggu oleh suara kucing yang melompat di atas atap seng, membuat Bagas perlaha

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 78 — Gelora Indah Bersama Mayra

    Bagas terdiam sejenak, membiarkan matanya menjelajahi setiap inci kemolekan alami yang terpampang di depannya. Mayra, dengan wajah yang sudah merah padam hingga ke telinga, mencoba menutupi dadanya dengan tangan yang gemetar. Namun, Bagas dengan lembut meraih tangan itu, mengecup telapak tangannya, dan meletakkannya kembali di sisi tubuhnya."Jangan disembunyikan, Mayra... Kamu sangat sempurna," bisik Bagas dengan suara yang serak dan berat.Mayra tersenyum dengan pipi yang merona. Ia sendiri bingung apa yang ia rasakan kini. Ada rasa malu, senang, sedih. Semuanya bercampur aduk menjadi satu.Bagas kemudian mulai melepaskan pakaiannya sendiri satu per satu dengan gerakan yang sangat tenang, seolah ingin memberi waktu bagi Mayra untuk mempersiapkan diri. Ketika kemeja dan celana Bagas akhirnya terlepas sepenuhnya, mata Mayra yang semula sayu mendadak melebar sempurna.Ia terkesiap, napasnya seolah tertahan di kerongkongan. Pandangannya terpaku pada kejantanan Bagas yang kini berdiri te

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 77 — Gairah di Dalam Kontrakan

    Mobil sedan putih milik Bagas akhirnya berhenti tepat di depan sebuah pagar besi kusam, tempat kontrakan sederhana yang dihuni oleh Suster Mayra.Suasana di sekitar gang tersebut cukup sepi, hanya ada beberapa lampu jalan yang mulai menyala temaram, memberikan kesan privasi yang diinginkan Bagas.Suster Mayra masih terpaku, tangannya masih berada dalam genggaman Bagas. Kata-kata pria itu tentang "calon istri" masih terngiang-ngiang di kepalanya, membuat hatinya dipenuhi bunga-bunga yang mekar seketika."Sudah sampai, Sus," bisik Bagas lembut, wajahnya mendekat ke arah Suster Mayra hingga aroma parfum woody yang maskulin menyapa indera penciuman suster itu."E-eh, iya, Dok. Terima kasih sudah mengantar," jawab Suster Mayra gugup. Ia hendak membuka pintu, namun Bagas belum melepaskan tangannya."Tidak mau mengajak saya masuk dulu? Saya haus sekali, Mayra," pinta Bagas dengan nada suara yang sedikit merendah, kali ini ia menyebut nama aslinya tanpa embel-embel "Suster".Suster Mayra mene

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 76 — Suster Mayra

    Sore harinya, sesuai janjinya tadi, Bagas terlihat duduk di lobi menunggu Suster Mayra yang hampir selesai dengan pekerjaannya.Ia duduk tenang sambil menyilangkan kakinya. Tangannya sibuk bermain di layar ponsel. Ia sedang membalas pesan singkat dari Helena.“Bagas, Yanuar telah terpancing. Aku berhasil,” tulis Helena di pesan singkatnya.Bagas tersenyum simpul. Matanya berbinar.“Kamu hebat, aku tahu pasti kamu bisa.”Tidak lama kemudian, Helena kembali membalas.“Tapi aku jijik, dia sempat mencium bibirku.”“Cih, dasar!” batin Bagas berdecak kesal. Sesuai dugaannya, Yanuar memang sangat mudah dipancing jika soal perempuan.Bagas kembali mengetik balasan.“Tapi kamu rekam semuanya, kan?”Terlihat tulisan typing di layar ponsel Bagas. Helena sedang mengetik balasan.“Iya, sudah aku rekam. Tapi itu belum cukup. Nanti malam dia pasti bakal balik lagi ke apartemenku.”Bagas tersenyum. Jarinya kembali bermain di layar dan mengetik balasan.“Oke, buat dia terlena hingga dia lupa kalau dia

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 75 — Merasa Puas

    Bagas masih bergeming, membiarkan tubuhnya tetap menyatu dengan Renata di atas sofa yang kini tampak berantakan. Napasnya perlahan mulai teratur, namun sisa-sisa gairah masih terasa jelas dari detak jantungnya yang berdegup kencang di dada Renata.Ia menarik napas dalam, menghirup aroma tubuh Renata yang bercampur dengan peluh, sebuah aroma yang baginya jauh lebih memabukkan daripada parfum termahal mana pun."Masih sakit?" bisik Bagas lembut, sambil menyisipkan jemarinya ke sela-sela rambut Renata yang basah.Renata menggeleng lemah. Matanya perlahan terbuka, menatap langit-langit ruangan dengan tatapan yang masih sedikit kosong karena sensasi luar biasa yang baru saja ia alami."Tidak... hanya terasa penuh. Kamu benar-benar keterlaluan, Dok. Aku pikir aku akan terbelah tadi."Bagas terkekeh rendah, suara tawanya terdengar sangat seksi di telinga Renata. Ia mengangkat tubuhnya sedikit, bertumpu pada kedua siku agar tidak sepenuhnya menghimpit wanita itu, namun ia tetap membiarkan kej

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 74 — "Kamu benar-benar hebat, Dok."

    Bagas terengah-engah, peluh mulai membasahi dahinya yang bidang, jatuh menetes ke atas dada Renata yang naik turun tak beraturan. Ia merasakan dinding hangat milik Renata membalut erat seluruh permukaan kejantanannya yang besar, menciptakan jepitan yang begitu kuat hingga Bagas harus menggigit bibirnya sendiri agar tidak segera tumbang.Ia mengecup kening Renata dengan lembut, mencoba menenangkan wanita itu yang masih mengatur napas dengan mata berkaca-kaca akibat keterkejutan pada ukurannya yang di luar nalar."Tarik napas dalam, Madame... rileks," bisik Bagas parau tepat di telinga Renata, embusan napas panasnya membuat bulu kuduk wanita itu meremang. "Biarkan ototmu menjepitku lebih lembut lagi. Aku tidak akan bergerak sampai kamu merasa nyaman."Renata mencoba mengikuti instruksi itu. Ia memejamkan mata, berusaha mengendurkan otot-ototnya yang menegang. Perlahan, rasa perih yang tadi menyergap mulai memudar, berganti menjadi sensasi penuh yang mendebarkan.Setiap inci dari kejanta

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status