Share

Bab 2

"Mas Dirga, ya?"

Seorang wanita cantik datang menghampiri mereka. Dirga kelabakan, ia mulai gugup, jantungnya berdegup kencang. Sementara, Radeella kebingungan melihat wanita cantik dan seksi menghampiri mejanya.

"Siapa, bang?" Bisik Anstasya seraya menoleh ke arah wanita cantik tersebut.

"I-itu temen abang, sayang."

Dirga berdiri lalu mengulurkan tangan pada wanita cantik di depannya. Wanita tersebut tersenyum lalu duduk di sebelah Dirga, sedangkan Anastasya duduk di seberang mereka berdua. Dirga memperkenalkan istrinya pada wanita tersebut.

"Sayang, perkenalkan ini rekan bisnis abang, namanya Tania Gunaldi Prastika."

"Panggil saja saya Tania, Mbak Anstasya." Tania mengulurkan tangannya seraya tersenyum manis.

"Mbak Tania sudah tau nama saya rupanya, bang Dirga pasti sering menceritakan tentang saya ya, mbak?" Celotehnya seraya memberikan tatapan mautnya pada Dirga, suaminya.

"Hahaha ... Becanda mbak Tasya, kami jarang ketemu secara langsung, komunikasi kami kebanyakan by phone, kebetulan saya megang cabang yang di Bandung. Oh ya, maaf ya ganggu dinnernya, aku nyari tempat di sana aja kalo gitu, kalian silakan lanjutkan... "

"Nyantei aja Tan, kaya ke siapa aja. Gak apa-apa kan sayang kalau Tania disini sebentar?"

"Gak apa-apa, Bang. Disini aja mbak Tania, cuman sebentar ini, 'kan." Tawar Anstasya dengan hati dongkol.

"Makasih sayang, kamu memang terbaik."

Dirga mengelus punggung tangan istrinya, perlakuan manis sperti itulah yang membuat Anastasya tak bisa marah pada suaminya. Sedangkan Tania, ia menatap iri keharmonisan pasangan suami istri tersebut.

"Tan, kamu ada janji sama siapa? Hari libur gini kamu masih ada meeting?" Tanya Dirga seraya memberi isyarat pada waitress untuk datang ke mejanya. Waitress tersebut pun berdiri tidak jauh dari tempat duduk mereka dan memberikan daftar menu pada Dirga.

"Nggak juga sih, Mas. Aku ada janji ma seseorang yang papa jodohkan, takut kejebak macet makanya aku duluan dateng, eh bener kan, dia nya belum nongol udah jam segini."

"Tan, pesen dulu aja, sambil nunggu. By the way, seorang Tania Gunaldi Prastika mau dijodohkan, kayanya dunia lagi gak baik-baik aja.... hahhaah...."

"Mbak saya pesen signature dish resto ini sama lime lemongrass ice tea satu, ya. Terima kasih," ucap Tania pada waitress yang menghampiri meja mereka, "Kamu tuh ya, aku milih dijodohin lah daripada di coret dari daftar warisan papa. Lagian, laki-laki yang aku suka udah lebih dulu menikah, gak mungkin kan kalo aku rebut dia dari istrinya."

"Uhuk... uhukk..."

Dirga yang sedang makan, terbatuk-batuk mendengar ucapan Tania yang ia ketahui tengah menyindirnya. Sementara Anastasya yang tidak tahu apa-apa hanya menjadi penyimak yang baik sambil seraya memberikan segelas air putih pada suaminya.

"Makannya pelan-pelan sayang, jadi keselek kan. Minum dulu, nih."

"Makasih sayang ... "

Dirga mengambil gelas yang disodorkan istrinya dan meminumnya hingga tandas. Sementara Tania, ia tersenyum puas melihat respon Dirga. Dirga sebenarnya tahu bagaimana perasaan Tania padanya, bahkan sebelum menikah dengan radeella. Namun, ia lebih memilih Anastasya menjadi pendampingnya karena ia mencari sosok yang baik dan keibuan yang dapat menjadi sosok ibu yang ideal bagi anak-anaknya kelak. Selain itu, pergaulan Tania yang terlalu bebas yang membuatnya menolak cinta Tania.

"Menurut saya, kamu tidak boleh mengganggu keutuhan rumah tangga orang lain demi kebahagiaanmu sendiri, Mbak. Itu egois namanya," celoteh Anastasya dengan tatapan sinis.

Entah mengapa ia merasa terancam dengan keberadaan Tania dikehidupan suaminya. Jujur saja, ia merasa insecure dengan Tania, gadis cantik dengan tinggi semampai dan tubuh yang seksi serta wajah bak  artis Timur Tengah, Claudia Lynx.

"Saya gak sampai hati lho mbak, merusak rumah tangga orang, ya walaupun saya tau, saya bisa aja merebut dia dari istrinya. Bukan hal yang sulit, sih."

"Ehm... Tan, itu makanannya udah dateng. Makan dulu, ntar ngobrol lagi," sela Dirga yang merasakan atmosfer berbeda diantara keduanya, "Sayang, kamu mau nambah lagi makanannya?"

"Nggak, aku udah kenyang!" Ucap Anastasya ketus.

Bip... bip...

Dirga melihat notifikasi  ponselnya, ternyata panggilan dari ibunya.

"Sayang... ibu nelpon, abang terima dulu di luar ya. Tan, gue keluar dulu bentar ya." Keduanya mengangguk, mereka melanjutkan aktivitasnya masing-masing, Tania dengan makanannya sedangkan Anstasya dengan ponselnya.

***

Dirga :[ "Iya bu, ada apa?"]

Ibu : ["Kamu bener-bener gak peduliin ibu ya, Dirga! Sejak kamu sama si Anastasya, kamu jadi berubah."]

Dirga : ["Ibu ku yang baik, Della gak ada kaitannya dengan ini semua. Dirga cinta sama dia bu, gak mungkin Dirga menduakan dia. Dirga yakin, Tasya akan hamil dan akan memberikan ibu cucu."]

Ibu: ["Halah ... sampai kapan Ga? Ibu udah nunggu hampir dua tahun lho. Gini aja, ibu kasih waktu enam bulan, kalo sampe si Tasya gak hamil, kamu harus mau nyari istri ke dua. Itupun kalo kamu masih mau liat ibu bahagia!"]

Dirga: ["Ta-tapi bu... Ibu tidak bi-...."] 

Panggilan ditutup sepihak oleh ibunya Dirga.

Dirga:["Hallo... hallo... bu.... Arrghhh sialll!!"]

Setelah ibu memutuskan sepihak panggilannya, Dirga kembali masuk ke restoran. Sesaat ia menghentikan langkahnya untuk melihat istrinya dari kejauhan. Dirga selalu merasakan ketenangan begitu melihat wajah istrinya, sepenat apapun ia, Anstasyalah tempat ia menemukan ketenangan. Dirga menarik nafas lalu berperilaku seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Bang ... Ibu gak kenapa-napa, Kan? Mau ke rumah ibu? Ayok ..." Anastasya hendak bangkit dari duduknya namun segera dilarang oleh Dirga.

"Gak ada apa-apa, sayang. Ibu baik-baik aja. Nanti aja ya ke rumah ibunya."

Dirga duduk kembali di tempat duduk asalnya, sementara Tania memperhatikan ekspresi Dirga, ekspresi yang sangat ia kenali. 'Pasti terjadi sesuatu sama tante Sri' batinnya.

"Mas, tante Sri baik-baik aja, Kan?" Bisik Tania.

Dirga mengangguk, "Ibu baik-baik aja."

Mendengar jawaban dari Dirga, Tania pun menganggukan kepalanya pertanda mengerti bahwa Dirga tidak ingin ditanya lebih lanjut perihal percakapan dengan ibunya. Tak menunggu lama, notifikasi ponsel Tania bergetar. Notifikasi dari laki-laki yang akan dijodohkan dengannya.

"Mas ... mbak Tasya, kayanya orang itu udah nunggu aku deh, aku permisi dulu ya."

Tania mengeluarkan beberapa lembar seratus ribuan namun segera ditolak oleh Dirga.

"Gak usah Tan, biar gue yang traktir."

"Ya udah, lain kali giliran aku ya. Mas. Thanks buat semuanya. Nice to meet you mbak Tasya."

Tania bangkit dan mencium pipi kiri dan kanan Dirga sedangkan pada Anstasya, ia hanya menjabat tangannya saja. Anastasya terbelalak melihat perbedaan sikap yang diberikan Tania padanya dan suaminya. Setelah kepergian Tania, Anastasya cemberut pertanda cemburu.

"Kayanya wanita itu suka kamu deh bang."

"Wanita yang mana, sayang?" Goda Dirga.

"Hilih... pura-pura gak tau, itu ... temen kamu yang barusan pergi," ketusnya.

"Dia punya nama lho, Sayang. Namanya Tania ... " Kekeh Dirga.

"Huh... bener kan feeling aku, udah aku pergi duluan. Kamu bayar semuanya..."

Dengan wajah ditekuk, Anastasya bergegas terlebih dahulu ke arah mobilnya sementara Dirga menyelesaiakan pembayaran makan malam mereka. Tanpa melihat sekitarnya, Radeella tanpa sengaja menyenggol seseorang yang berdiri di depannya, seseorang yang tengah membawa secangkir kopi hingga kopinya tumpah ke kemeja pria tersebut.

"AAissshhh.... "

"Maaf ... maaf... saya tidak sengaja ..."

Radeella mengambil sapu tangan yang selalu ia bawa dalam tas tangannya dan mengelap bekas kopi di kemeja pria tersebut. Pria tersebut memegang tangan Radeella yang menari-nari di dadanya.

"Percuma kamu lap pake sapu tangan itu, nodanya udah menempel dan tidak bisa hilang dengan di lap seperti itu," ucap pria itu datar.

"Sekali lagi saya minta maaf, saya akan mengganti kemeja anda, Pak." Radeella tertunduk tanpa melihat lawan bicara.

"Ah ... sudahlah, Oh ya lain kali jika sedang berbicara, jangan menunduk seperti itu. Gak sopan namanya."

Begitu pria tersebut berbicara seperti itu, Anastasya langsung mendongakan kepalanya. Pria tersebut menganga begitu melihat kecantikan wanita dihadapannya.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status