Share

Terjebak Cinta Terlarang
Terjebak Cinta Terlarang
Author: Lusia Sudarti

Bab 1

Author: Lusia Sudarti
last update Last Updated: 2024-10-28 11:30:13

1. Terjebak Cinta Terlarang

Dalam perjalanan

Penulis:Lusia Sudarti

Part1

*

"Maya bersiap-siaplah besok kita sekeluarga akan berangkat kerumah Mbahmu di desa Tegal Sari, untuk menghadiri pernikahan Bibikmu disana, bawa pakaian untuk satu minggu ...!" kata Bapak sambil melongok ke dalam kamarku.

"Kok lama banget sih Pak, gimana nanti pekerjaanku?" jawabku protes karena bepergian terlalu lama.

"Tenang saja Maya, kan cuma satu minggu ...!" bujuk Bapak.

"Ok lah Pak ...!" akhirnya aku mengalah.

Perkenalkan namaku Maya! Aku janda punya anak satu.

Bekerja sebagai buruh kasar di perkebunan kelapa sawit.

Tidak sedikit Emak-emak yang menaruh cemburu padaku! Yaah ... secara walaupun aku bekerja jadi buruh kasar, itu tidak mengurangi daya tarikku lho hehehe. Kata orang wajahku manis berambut panjang lurus hidung mungil mata coklat sendu, tubuh langsing walau pun tidak terlalu tinggi, justru membuat kaum adam ter gila-gila hehehe. Pede sedikit gak pa-pa kan!

Keesokan harinya, sesuai rencana kami sekeluarga berangkat mengendarai mobil sewa yang telah tiba satu jam sebelum rombongan berangkat.

Ada sekitar sepuluh orang, sempit, pasti, dan untungnya masih ada sedikit ruang untuk sekedar mengubah posisi duduk.

"Buka sedikit jendela Nduk," perintah si Mbah tetanggaku yang turut menghadiri undangan, yah beliau sudah seperti Mbah sendiri bagiku dan keluargaku.

"Mbah mau merokok ya?" tanyaku sambil tersenyum.

"Iya Nduk asem banget dari tadi." jawabnya.

"Eemm aku juga mau Mbah. Kirain Aku aja yang asem hehehe ...!" balasku seraya nyengir kuda.

Heemm padahal nih gengs belum pernah liat kuda nyengir kaya apa?

❣❣❣

Ternyata perjalanan ini cukup panjang dan melelahkan, kami tiba sekitar pukul 20:30. Untung aja tadi istirahat di rumah makan dua saudara, untuk makan siang dan sekedar buang air kecil, ada yang tiduran meluruskan otot, kalo aku pasti menyegarkan diri, alias mandi."

Setelah selesai kami melanjutkan perjalanan kembali.

"Siapa tau nanti Maya mendapat jodoh lagi disana ya Dek?" Mbah Uti nyeletuk memecah keheningan.

"Hahaha, Iya ya Mbah," sahut Bapak terkekeh menjawab perkataan Mbah Uti.

Dan rombongan pun menjadi riuh.

"Masa ada yang mau sama aku Mbah?" aku merendah.

"Pasti adalah, kayak dulu di desa Mayang wangi, kamu dilamar orang jam sebelas malam, hehehe," Mbah kembali terkekeh mengenang dahulu aku pernah dilamar orang yang tak jelas di tengah malam, sedang aku sendiri sudah berlayar di pulau kapuk.

"Hehehe, iya, ya Mbah, padahal aku kan udah tidur, hanya orang tua yang belum tidur, masih asyik ngobrol melepas rindu. Saat itu kami mengantarkan seserahan sebagai hantaran untuk pernikahan Adik bungsuku."

"Semoga aja Maya cepet ketemu jodoh lagi," Bapak menimpali.

"Iya, mudah-mudahan Maya segera mendapat jodoh lagi, sudah empat tahun menyendiri, biar ada yang bantui mencari nafkah," sahut Maryati Ibu kandungku dan di aminkan oleh semua.

"Maya belum ada keinginan untuk menikah lagi Mbah, takut dapat laki-laki yang nggak bertanggung jawab, lebih parah dari yang pertama," ujarku tetap mengelak.

"Sekitar satu jam lagi kita sampai, ini sudah hampir memasuki perbatasan," Bapak melihat ada penunjuk arah disisi jalan.

Untung ada AC jadi tak terlalu panas di mobil, semua rombongan terlelap, kecuali aku dan Mbah Uti, Mbah Supar dan Bapak.

Mobil melaju dengan kecepatan delapan puluh kilo meter perjam, dan pintu gerbang memasuki wilayah desa Mekar Sari sudah terlihat.

"Bangun, bangun kita sudah memasuki desa," ucap Bapak, dan semua terbangun siap-siap karena kita hampir sampai.

Setelah melewati sawah dan pabrik padi akhirnya mobil berbelok di rumah yang dipasang tenda warna biru. Kami disambut oleh tuan rumah, yaitu Mbahku.

Semua rombongan sudah berkumpul dan bersalam ria, ada yang saling peluk untuk melepas rindu, kalo aku masih malu, karena ini pertama kalinya berkunjung kerumah Mbah.

"Ini pasti Maya dan ini Anaknya kan? Yang namanya Anjani?" Bapak-Bapak seumuran Bapakku bertanya.

"Iya ... pasti ini Mbah kan?" tanyaku sambil kuraih punggung tangannya dan kucium dengan ta'zim.

Begitu pun Anakku bergantian mencium punggung tangan Mbah.

"Wah Maya, Anakmu cantik banget, sama seperti kamu," ujar Mbah kemudian.

Beliau memuji kami berdua.

"Ah Mbah bisa aja ...!" balasku seraya tersenyum malu.

❣❣❣❣

Mbah memperkenalkan Anaknya satu persatu, juga yang lusa yang akan duduk di pelaminan.

Bik Siti namanya, dan Paman Sunardi itu Masnya.

Paman, Bibik dan kedua adiknya menyalami kami secara bergantian.

Saat itu tatapan Sunardi terasa berbeda, dan itu benar-benar aku rasakan ada sesuatu yang tak biasa.

Aku bingung dengan tatapan Sunardi! 'Ada apa ya ...!" lirihku dalam hati.

Keluarga dari kedua belah pihak berkumpul menjadi satu dalam ruangan khusus keluarga. Kami saling memperkenalkan diri, agar lebih dekat dan erat.

Aku diajak masuk ke kamar pengantin, Bibik akan dirias wajahnya oleh MUA, untuk prosesi acara adat.

"Maya, sini. Ayo kenalan dulu sama keluarga dari calon Suami Bibik," Mbah Herman memanggilku yang berada di kamar pengantin.

"Iya Mbah," aku mengekor di belakang Mbah Herman menuju ruang khusus keluarga.

Keluarga dari besan yang jauh, diperkenalkan satu persatu, jika kelak bertemu di jalan bisa saling tegur sapa.

Kami semua saling bercanda, dan tak ada rasa canggung sama sekali.

Karena menurutku, mereka orang-orang yang baik.

Dan cepat sekali menyesuaikan diri bersama kami.

Sejak satu minggu menjelang hari H, dirumah calon pengantin sudah begitu ramai, maklum orang jawa banyak sekali ritual yang harus di jalankan.

Keluargaku mengikuti prosesi acara adat sore ini, aku dan Anakku tak ikut serta, aku lelah dan istirahat dulu di dalam kamar pengantin.

Setelah tadi mengikuti acara perkenalan antar keluargaku dan keluarga besan. Atau pun keluargaku yang belum pernah bertemu sebelumnya.

Ternyata banyak keluarga yang belum kukenal sebelumnya. Karena buatku pribadi, baru kali ini dipertemukan dengan keluarga besar Bapak. Itu pun belum semua, karena banyak yang berhalangan tidak bisa hadir.

Mereka semua banyak yang masih di pesantren, merantau, sakit dan bekerja. Yang tak memungkin kan untuk pulang. Mungkin sekitar empat puluh persen keluarga yang berhalangan hadir.

"Hai Dek, capek ya?" Paman menghampiri aku diruang rias.

"Lumayan Paman, perjalanannya jauh," jawabku dan menggeser tempat duduk untuknya.

"Pantas nggak ikut acara tadi," jawabnya lagi.

"Iya ..."

Paman pamit untuk membantu keluarga yang lain.

Aku tak begitu mengerti tentang adat Jawa, yang aku tahu hanya pernikahan, itu saja.

Setelah melepas lelah sejenak, dan menyantap hidangan untukku dan keluargaku! Kami menuju kerumah Mbah yang lain. Disini kami menginap selama menghadiri acara.

Jaraknya tidak terlalu jauh, juga tidak dekat, cukup untuk sekedar olah raga dengan berjalan kaki, kami bersenda gurau dalam perjalanan, tak terasa akhirnya kami pun tiba.

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Uci Lurum
Hadir Author
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 66

    66. Terjebak Cinta TerlarangAku Menerima Mas Reno Apa Pun Keadaannya.Penulis : Lusia SudartiPart 66"Aminn," ujarku menjawab Mas Reno.Bapak dan Ibu, terdiam mendengar penuturan Mas Reno.Aku berfikir, pasti ada udang di balik bakwan, aku mencurigai seseorang di balik kejadian ini.🌹🌹🌹🌹🌹🌹Alam fikiranku masih menduga-duga, dan feelingku mengatakan bahwa orang masa laluku terlibat atas kejadian ini.Suara deru motor berhenti di halaman rumah. Tak lama beberapa orang terdengar riuh, mereka yang di minta untuk mencari tas Mas Reno yang mungkin tercecer di lokasi kejadian.Yang terdiri dari Mas ku, dan dua orang lainnya."Pak, di lokasi tak ada satu pun yang tercecer," ujar Masku, dan di benarkan oleh perangkat desa yang turut serta dalam pencarian."Ya Allah, apa dosaku hingga aku mengalami hal seperti ini?" Mas Reno tergugu dalam tangis yang terdengar sangat pilu menusuk kalbu.Aku pun tak dapat lagi membendung tangisku yang sedari tadi kutahan.Aku memakai kebaya berwarna hija

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 65

    65. Terjebak Cinta TerlarangMas Reno Tak Sadarkan Diri, Dia Di Rampok.Penulis : Lusia SudartiPart 65Entahlah ... di desaku, banyak yang membenci, mereka benar-benar tak menyukai aku, mungkin karena aku janda, yang selalu di cap buruk, apalagi sekarang aku akan dilamar seseorang.Mungkin dari mantan Suami dan keluarganya, atau orang yang iri. Aku juga tak tau!🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🕊Dirumah telah berkumpul semua undangan, Pak Kepala desa, ketua RT, ketua RW, dan beberapa warga.Aku dan tamu undangan telah menanti dua jam lamanya.Namun Mas Reno tak kunjung tiba.Aku menunggu dengan cemas dan gelisah, dirumah riuh para tamu undangan, mereka bertanya-tanya satu sama lain."Pak, gimana ini Mas Reno kok belum tiba? Sedangkan saat ini waktu telah menunjukkan jam sembilan malam. Mas coba di samperin, siapa tau ada kendala di jalan!" Titah Pak kepala desa kepada Kakakku."Siap Pak, akan saya coba cari, mungkin benar ucapan Bapak, Reno mengalami kendala!" jawab Kakakku, beliau beranjak lalu

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 64

    64. Terjebak Cinta TerlarangMas Reno Akan Melamarku.Penulis : Lusia SudartiPart 64"Apa itu Mas?" tanyaku, sembari membalas tatapannya.Tatapan penuh cinta dan kerinduan yang tersirat dari kedua bola matanya.Aku pun begitu merindukan momen-momen berdua dengan nya."Mas boleh kan cium adek!"🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹Keesokan harinya, kami semua bangun pagi.Mas Reno hendak berangkat ke Palembang."Mas berangkat ya dek!" pamitnya kepadaku.Aku mengangguk dan mencoba tersenyum."Pak, Bu, saya pamit dulu, titip adek ya Pak, Bu!" Mas Reno mencium tangan kedua orang tuaku dengan hikmat, kemudian ia menatapku dengan tatapan berat.Aku mencium punggung tangannya lembut, berat sekali rasanya melepas kepergiannya, meskipun siang nanti ia pulang kembali kerumah."Hati-hati ya Mas?" ucapku lirih."Hati-hati di jalan ya Ren, gak usah ngebut."Bapak menasehatinya."Iya Pak, ya sudah, saya berangkat dulu, Bu, Pak, dek!" Mas Reno melangkah perlahan menuju motor ia menoleh sekilas menatapku, kemudia

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 63

    63. Terjebak Cinta TerlarangMaafkan Mas Dek!Penulis : Lusia SudartiPart 63"Enggak apa-apa Sayang," ujarnya menatapku sambil tersenyum manis.Aku mengalah, aku membantunya menyusun piring yang telah di cuci."Ma ..."🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹Aku dan Mas Reno masih berkutat di dapur untuk mencuci piring dan membereskan meja makan.Sementara Anjani telah selesai makan dan menghapiriku."Apa Sayang!" aku menoleh kearahnya, ketika mendengar suara panggilannya.Ia tersenyum sambil berdiri dibelakang Mas Reno yang sedang asyik mencuci piring."Mas, lihat dibelakang!" ujarku kepada Mas Reno sembari menatap kebelakangnya."Ehh Om, rajin banget sih Om," ucap Anjani sambil cengengesan."Tuh lihat, masa iya ada anak gadis kok, yang cuci piring Om nya," sindirku sambil pura-pura ngambek kepada Anjani."Biarin sih dek, kan gak tiap hari juga," sergah Mas Reno seraya menatapku dan tersenyum kepada Anjani."Mama sewot Om hehehe," tukas Anjani meledekku. Mas Reno terkekeh mendengar ucapan Anjani, seda

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 62

    62. Terjebak Cinta TerlarangMaafkan Mas Dek, Adek Harus Ikut Mengalami Penderitaan.Penulis : Lusia SudartiPart 62"Saya mau ambil paket dari Jawa Pak," jawab Mas Reno menjelaskan perihal kepergiannya ke Palembang.'Oh, mau ambil paket," lirihku dari balik pintu, menguping pembicaraan mereka.🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹Malam ini Mas Reno berbincang dengan kedua orang tuaku, mereka membahas perihal pertunangan yang akan di laksanakan esok lusa."Pak, Bu, saya betul-betul mencintai adek Maya, dan ingin menjadikannya sebagai Istri saya Pak, Bu," ujar Mas Reno lembut, aku yang duduk di sisi Mas Reno hanya menunduk menahan malu, dan hatiku begitu bahagia mendengar ucapan Mas Reno kepada kami."Ya itu terserah Reno dan Maya, jika kalian saling mencintai, Bapak dan Ibu hanya mampu berdoa buat kalian dan merestui keinginan kalian," ujar Bapak, beliau saling bersitatap dengan Ibu, kemudian tersenyum kepada kami semua.Aku hanya menunduk malu, sesekali melirik Mas Reno.Mas Reno tersenyum mendengar u

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 61

    61. Terjebak Cinta TerlarangHidupku Kembali Berwarna.Penulis : Lusia SudartiPart 61"Kalo Mas kasih tau ya bukan kejutan donk," katanya, sembari mencubit pipiku, lalu di ciumnya dengan gerakan yang tak terduga sama sekali."Iihh ... Mas Reno mulai nakal," sungutku manja.Aku begitu malu kepadanya, yang dengan tiba-tiba menciumku.🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹Hari menjelang petang, Anjani pulang dari kerja kelompok, ia diantar oleh Rita."Mama udah pulang?" serunya ketika ia melihatku sedang menyetrika pakaian di depan televisi."Iya, kok sore sekali pulangnya," jawabku, dan bertanya balik kepadanya."Hehehe, kan sekalian main Ma! Oh iya, mana Om Reno Ma?"Ia celingukan kesana-kemari mencari keberadaan Mas Reno."Oom sedang istirahat, jangan di ganggu dulu ya, kasihan! Om capek," jawabku sambil merapikan pakaian yang baru selesai aku setrika."Iya Ma, ya udah Anjani mandi dulu, mau ngaji!" ujarnya sambil beranjak dari sampingku."Iya ...""Ehh, Anjani Sayang sudah pulang!" dari kamar tamu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status