Share

BAB : 3

Author: Soffia
last update Last Updated: 2025-04-14 21:29:20

Kiara langsung kaget. Karena tiba-tiba wanita itu muncul di hadapannya entah dari mana.

"Aku mau ..."

Langsung, Kiara lari dengan begitu cepat keluar dari rumah itu saat melihat secercah cahaya harapan. Lebih tepatnya, ketika melihat pintu keluar. Rumah ini terlalu luas, hingga ia bingung mencari mana pintu utama. Bisa-bisa malah muter-muter doang di sini.

"Nona ... Anda jangan pergi!" panggil wanita itu langsung mengejar Kiara. Bahkan memancing beberapa orang lainnya yang sepertinya memang pekerja di rumah ini.

Sampai di teras, dikira sudah aman. Malah makin rumit. Dua orang penjaga langsung menghadangnya.

"Nona, Anda mau ke mana?"

"Aku mau pulang."

"Nona harus tunggu Tuan dulu."

"Bodo amat sama Tuan kalian!"

Kiara kembali mengecoh dua penjaga itu hingga berhasil lolos. Makin mempercepat langkah dan dengan cepat membuka pagar. Ini telat sedikit saja ia bisa langsung kembali ditangkap. 

Untungnya, keberuntungan seolah sedang berpihak padanya. Saat mereka semua mendapatkannya, Kiara sudah berhasil keluar dan menahan pagar dari luar.

"Disa mana, sih. Ini kalau gue ketangkap, bisa-bisa gue beneran ditelan hidup-hidup sama dia," gerutu Kiara.

Tadi saja ia diberikan sikap seperti tu. Takut banget kalau mode marahnya justru lebih ganas lagi. Entah ini rumah mafia atau apalah, yang jelas ini tuh nakutin.

"Nona, Anda jangan pergi. Nanti Tuan bisa marah," ujar mereka di balik pagar yang sedang ia tahan agar jangan sampai terbuka.

"Bodo amat sama Tuan kalian. Aku nggak peduli!"

Di saat yang bersamaan, terlihat mobil yang berhenti di depan Kiara. Yakin itu adalah Disa, Kiara langsung melepaskan pegangannya pada pagar agar orang-orang di dalam tak bisa keluar dan gegas masuk ke dalam mobil.

"Buruan buruan!"

Disa yang posisinya dibalik kemudi, tentu saja ikutan panik dan spontan melakukan apa yang Kiara pinta. Melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi, meninggalkan lokasi.

Kiara menarik napasnya panjang, kemudian menghembuskan perlahan. Rasanya seperti keluar dari kandang macan yang nyaris memakannya hidup-hidup.

Setelah merasa aman dan menjauh, Disa menghentikan laju kendaraannya di sebuah pinggiran jalan. Kemudian mengarahkan pandangannya pada Kiara yang tampak benar-benar kacau di sampingnya.

"Kiara, jelasin sekarang. Ini lo kenapa–itu kissmark!?”

Pertanyaan Disa dilontarkan dengan suara keras. Mata sahabat Kiara itu melotot sempurna saat melihat tanda merah tercetak nyata di bagian atas ada Kiara.

“Ki, lo ... kayak habis diper–" Disa sampai menghentikan perkataannya karena kata-kata itu sangat menjijikkan. "Lo nggak habis dianuin kan?"

Kiara menyambar satu botol minuman yang ada di sampingnya, kemudian meneguk hingga habis. Tenaga nya seolah terkuras habis hanya untuk kabur dari kamar sampai masuk mobil.

"Ki, ini bekas siapa anjir?"

"Ya makanya lo diem dulu. Tunggu gue jelasin, Disa. Lihat kan, gue stress, gue lagi takut. Jadi tolong jangan mikir yang enggak-enggak dulu."

Beberapa saat, akhirnya Kiara buka suara dan menjelaskan semua kejadian pada Disa.

"Semalam gue bilang kan sama lo kalau gue diminta sama Kak Nadien buat temenin dia ke acara temannya."

"Iya."

"Gue pergi sendirian ke sana. Janjian ketemuan di sana sama dia. Tapi dia ilang.abis kasih minum. Habis minum, mendadak gue malah pusing," jelas Kiara. “Gue telepon Kak Nadien juga nggak ada jawaban.”

"Trus?"

"Nggak tahu lagi. Pas bangun, gue malah di rumah yang tadi."

"Dalam posisi?"

Kiara menggigit bibir bawahnya mengingat kondisinya saat bangun tadi pagi. Baju tidurnya yang nyaman, tapi seksi, kamar asing ….

Apalagi dengan sesosok pria asing yang–

Tiba-tiba wajah Kiara memerah.

“Aduh, Kiaraaa!” Sang sahabat mengeluh keras.

“Tapi gue yakin videonya bohong, Dis!” ujar Kiara.

“Yakin?”

“Kayaknya sih…” Ditanyai balik justru membuat Kiara tidak yakin.

Sebab … bagian awal video itu saja sudah ada adegan yang tidak senonoh. Bagaimana dengan kelanjutannya. Namun, ia tidak merasakan apa pun di tubuhnya sekarang. Bukankah jika sudah ‘berbuat’, Kiara seharusnya tahu bedanya?

"Gue nggak ngerasain apa-apa juga."

"Memangnya kalau udah diituin, rasanya gimana?" tanya Disa malah mendadak bingung.

Kiara langsung menabok lengan Disa karena bahasan kali ini malah makin aneh.

"Tapi kayaknya aman-aman aja deh. Tapi menurut lo, aman nggak? Gue di kamar sama cowok begitu, trus video barusan ... kira-kira aman nggak endingnya?"

Nggak mau jawab, akhirnya Disa hanya menggeleng perlahan memberikan respons. Ya siapapun yang ditanya, juga bakalan ngasih jawaban yang sama.

"Cakep nggak?"

"Hah, apanya?" tanya Kiara.

"Cowoknya."

"Disa ah elah ... kenapa juga bahasannya itu. Lo harus bantuin gue mikir. Ini gimana nasib gue. Ah, elo mah."

"Ya bantuin apalagi, Kiara sayang. Ini kiss mark, kalau sampai dilihat orang lain aja udah bikin heboh loh. Belum lagi kalau video itu kesebar. Kia, bukan hanya nebak, tapi gue pastiin itu bakalan langsung viral sejagad maya."

"Dia punya video nya. Ini juga langsung share ke HP gue malah. Takut banget gue kalau otaknya ngaco dan ... tamatlah gue, Disa." Bayangan buruk langsung bergentayangan di pikiran Kiara. belum lagi dengan kejelasan apa yang terjadi semalam.

"Ya lagian lo ngapain sih ngikutin Kak Nadine. Kan bisa nolak."

"Dia minta temenin, ya gue nolaknya gimana, Disa."

"Ck, jadi runyam gini urusannya."

Di saat yang bersamaan ponsel milik Disa berdering. Terlihat nama Hagia, sahabat Kiara yang lain, di layar ponsel.

"Ya, Gi?"

"Lo kemana, sih. Katanya bikin tugas, gue udah nyampe rumah lo ... kata Tante lo nya mendadak pergi."

"Iya, sorry. Gue lagi sama Kiara."

"Btw, Kak Nadine tadi nyamperin gue ke rumah nyariin Kiara. Gue bilang nggak tahu. Dia kelihatannya marah."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 6

    Kiara mendorong Dion hingga tangan dia yang mencengkeram lehernya terlepas. Langsung terbatuk-batuk karena napasnya sesak dan lehernya sakit.Dion beranjak dari sana, kemudian mengambil satu gelas minuman dan menyodorkan pada Kiara."Untukmu.”"Aku nggak mau," tolak Kiara masih dengan rasa sakit di lehernya bekas cekikan tangan kasar Dion.Yang lain malah tertawa melihat adegan itu."Dion sepertinya benar. Kiara barang ori, dikasih minuman yang bikin melayang saja dia nolak.""Nggak tahu saja kalau udah nyobain rasanya bikin nagih," sahut seorang cewek.Juan tersenyum menatap Kiara. "Kamu dengar, kan. Ini hari untuk bersenang-senang, Sayang. Jadi aku tentu saja nggak akan menikmatinya sendirian. Ada kamu kekasihku yang tentunya akan ku ajak untuk menikmatinya bersama. Percayalah, jika kamu mencobanya akan membuatmu ketagihan.”"Aku nggak mau!" bentak Kiara.Dion memaksa Kiara untuk meneguk minuman yang ia siapkan, meskipun gadis itu bersikeras untuk menolak. Seolah jadi tontonan, yang

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 5

    "Jam berapa?" tanya Kiara langsung. Malas banget memperpanjang urusan dan obrolan dengan dia."Sebentar lagi ku jemput.""Iya."Niat hati ingin tidur seharian demi menenangkan otaknya yang sedang stress, Dion malah ngajak jalan.Kalau bukan karena orang tuanya yang ngotot, sudah pasti ia menjauh dari manusia bernama Dion. Belum jadi suaminya saja sudah mode maksa dan ngatur, apalagi kalau sudah nikah. Bisa-bisa ia bundir karena stress.Kiara berjalan menuju arah lemari pakaian. Mengambil sebuah stelan rok selutut dan atasan senada, dengan bawahan sepatu kets. Mengenakan make-up tipis-tipis sebagai riasan.Turun menuju lantai bawah dan menghampiri mamanya yang ada di teras samping."Parah banget sih. Baru juga pulang, udah pergi lagi."Bukan Viona yang komentar, tapi justru Nadine. Kiara tak menghiraukan perkataan kakaknya itu. Agak kesal karena kejadian semalam."Ma, aku izin mau pergi sama Dion.""Bohong ya.""Apasih, Kak. Semua perkataanku kamu bilang bohong terus.""Nggak yakin aja

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 4

    Belum sempat Disa menyahut, tiba–tiba ponsel milik Kiara berdering. Tulisan “Mama” terpampang pada layar ponsel tersebut."Tenang-tenang. Sekarang lo jawab." Disa berbisik. “Tumbalin gue aja deh. Bilang aja lo di rumah gue. Anggap aja tadi gue bohong kasih jawaban."Melihat Kiara frustasi begitu, gimana Disa bisa tenang. Minimal bisa bantu biar nggak kena omel orang tuanya aja dulu udah aman sih."Halo, Ma.""Kamu benar-benar bikin mama emosi, ya! Dicariin ke mana-mana juga. Bilang, kamu dari mana dan ke mana?! Dari semalam nggak pulang-pulang!"Disa sampai ikutan ngeri mendengar omelan mamanya Kiara. Kayaknya beneran marah. Karena biasanya mode ngomel, tapi ini emosinya lebih wah."Cepetan pulang!""I-iya, Ma."Kiara langsung menutup percakapan dengan Viona, mamanya. Kemudian menarik napas panjang dan membuang perlahan."Rileks, Kiara. Lo tenang. Kalau muka lo tegang begitu, semua bakalan curiga,” ucap sahabatnya. Ia kemudian membantu menyamarkan tanda di kulit Kiara dengan foundatio

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 3

    Kiara langsung kaget. Karena tiba-tiba wanita itu muncul di hadapannya entah dari mana."Aku mau ..."Langsung, Kiara lari dengan begitu cepat keluar dari rumah itu saat melihat secercah cahaya harapan. Lebih tepatnya, ketika melihat pintu keluar. Rumah ini terlalu luas, hingga ia bingung mencari mana pintu utama. Bisa-bisa malah muter-muter doang di sini."Nona ... Anda jangan pergi!" panggil wanita itu langsung mengejar Kiara. Bahkan memancing beberapa orang lainnya yang sepertinya memang pekerja di rumah ini.Sampai di teras, dikira sudah aman. Malah makin rumit. Dua orang penjaga langsung menghadangnya."Nona, Anda mau ke mana?""Aku mau pulang.""Nona harus tunggu Tuan dulu.""Bodo amat sama Tuan kalian!"Kiara kembali mengecoh dua penjaga itu hingga berhasil lolos. Makin mempercepat langkah dan dengan cepat membuka pagar. Ini telat sedikit saja ia bisa langsung kembali ditangkap. Untungnya, keberuntungan seolah sedang berpihak padanya. Saat mereka semua mendapatkannya, Kiara su

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 2

    Bukannya memberikan jawaban, laki-laki itu malah tersenyum menyeringai dan melangkah mendekati Kiara. Menatap dia dari atas hingga bawah dengan tatapan yang aneh."Bukankah kamu yang merengek-rengek minta ikut denganku. Kenapa sekarang kesannya sedang memberikan tuduhan padaku?"Kiara menggeleng cepat."Nggak mungkin! Kita nggak kenal. Ngapain aku ikut denganmu?"Laki-laki itu kembali melangkah maju, tapi Kiara malah mundur hingga posisinya terdesak dan terduduk di pinggir tempat tidur.Sedikit menunduk, mensejajarkan dengan posisi Kiara, kemudian meletakkan kedua tangannya di sisi kiri dan kanan hingga membuat posisi gadis itu berada dalam kungkungannya."Nggak mungkin?" tanyanya. Kemudian tersenyum. "Tapi aku masih ingat dan bisa merasakan sikapmu yang manja itu.""Diam!""Hem, kenapa? Itu hal yang menyenangkan dan ya ... aku suka saat kamu begitu liar."Kiara langsung mendorong dia dari hadapannya hingga menjauh."Jangan mengatakan hal yang tidak-tidak. Kamu pikir aku gadis macam a

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 1

    “Uh … panas sekali….”Kiara melangkah terseok-seok sembari menarik-narik bajunya. Jalannya sudah sempoyongan dan bahkan nyaris jatuh beberapa kali. Tangannya yang bebas berpegangan pada pembatas jalan.Ada yang aneh dengan tubuhnya, Kiara menyadari hal itu. Seharusnya gadis itu menjemput kakaknya di ruang pesta di dalam. Namun, kakaknya justru menghilang dan setelah meminum segelas minuman yang diberikan oleh kakaknya, tubuh Kiara mulai tidak bisa dikendalikan.Seakan-akan dia sedang dibakar dari dalam!Gadis itu mengarahkan pandangan pada jalanan yang ramai kendaraan lalu lalang, kemudian melambaikan tangan pada sebuah mobil yang lewat. Ia tidak menyadari bahwa dirinya sudah turun dari trotoar, otomatis membuat kendaraan itu berhenti mendadak saat Kiara tiba-tiba muncul di depan sana.Mengira itu adalah taksi, Kiara langsung masuk ke kursi penumpang."Ck, jahat sekali mereka," keluhnya mulai memejamkan kedua mata. Merasa pusing."Siapa?" Sebuah suara bariton menanggapi gumaman Kiara.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status