Share

48. Ayo cerai

Penulis: Arandiah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-05 21:03:52
Dengan satu hentakan kuat, Ardan mendobrak pintu kamar tamu yang terkunci. Pintu itu terbuka dengan suara keras, menggemakan kekhawatiran yang telah lama ia pendam.

Di dalam kamar, suasana begitu sunyi dan suram. Tirai tertutup rapat, cahaya redup menyelimuti ruangan. Di atas ranjang, Kirana terbaring lemas, wajahnya pucat, bibirnya kering, dan napasnya tersengal. Botol air kosong tergeletak di lantai, dan nampak jelas bahwa tubuhnya kekurangan cairan.

"Kirana!" Ardan berlari mendekat, mengguncang tubuh istrinya dengan panik.

"Kirana, bangun! Apa yang terjadi padamu?"

Tak ada jawaban. Hanya suara napas yang berat dan tubuh yang nyaris tak bergerak.

Tanpa pikir panjang, Ardan segera berteriak ke arah luar kamar, "Bagas! Panggil dokter sekarang! Cepat!"

Bagas yang mendengar teriakan itu langsung berlari, sementara Ardan mencoba menyeka keringat dingin di dahi Kirana dan memeluk tubuhnya yang terasa dingin.

"Kenapa kau menyiksa dirimu seperti ini? Aku tahu aku salah, tapi kau tak b
Arandiah

Jangan lupa komen 🙂‍↕️

| 1
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    49. Mengurus perceraian

    Setelah keluar dari kamar, Ardan melangkah cepat ke arah ruang tengah. Wajahnya tegang, matanya penuh amarah yang ditahan. Ia langsung memanggil Bagas, asistennya yang sudah lama bekerja dengannya. “Bagas,” ucap Ardan dengan nada dingin, “Mulai sekarang, jaga semua pintu dan gerbang. Jangan biarkan Kirana keluar dari rumah ini tanpa izin dariku.” “Bos… apakah ini tidak berlebihan?” tanya Bagas tampak ragu. Ardan menatapnya tajam. “Lakukan saja. Aku tidak mau dia pergi. Dia pikir bisa lepas begitu saja? Tidak semudah itu.” Bagas mengangguk pelan, meski hatinya tidak tenang. Ia tahu hubungan antara bos dan Nonanya sedang buruk, dan tindakan ini bisa memperburuk keadaan. Sementara itu, di dalam kamar, Kirana duduk diam. Ia tahu Ardan tidak akan membiarkannya pergi. Ia merasa terjebak, seperti dikurung di dalam rumah yang dulu ia anggap tempat berlindung. Matanya menatap kosong ke arah jendela, lalu beralih ke meja kecil di sudut ruangan. Tangannya gemetar saat membuka laci dan menemu

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    48. Ayo cerai

    Dengan satu hentakan kuat, Ardan mendobrak pintu kamar tamu yang terkunci. Pintu itu terbuka dengan suara keras, menggemakan kekhawatiran yang telah lama ia pendam. Di dalam kamar, suasana begitu sunyi dan suram. Tirai tertutup rapat, cahaya redup menyelimuti ruangan. Di atas ranjang, Kirana terbaring lemas, wajahnya pucat, bibirnya kering, dan napasnya tersengal. Botol air kosong tergeletak di lantai, dan nampak jelas bahwa tubuhnya kekurangan cairan. "Kirana!" Ardan berlari mendekat, mengguncang tubuh istrinya dengan panik. "Kirana, bangun! Apa yang terjadi padamu?" Tak ada jawaban. Hanya suara napas yang berat dan tubuh yang nyaris tak bergerak. Tanpa pikir panjang, Ardan segera berteriak ke arah luar kamar, "Bagas! Panggil dokter sekarang! Cepat!" Bagas yang mendengar teriakan itu langsung berlari, sementara Ardan mencoba menyeka keringat dingin di dahi Kirana dan memeluk tubuhnya yang terasa dingin. "Kenapa kau menyiksa dirimu seperti ini? Aku tahu aku salah, tapi kau tak b

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    47. Mengurung diri

    'Tidak, aku tidak boleh jatuh di sini. Ardan tidak boleh tahu kalau aku sedang menguping pembicaraan mereka,' batinnya terluka. Baru saja ia hendak memutar arah untuk pergi dari sana, sebuah pot tersenggol hingga jatuh dan menimbulkan suara keras."Siapa di luar?" Tanya Ardan dari dalam sana. Bahkan terdengar suara langkah kaki, yang menandakan bahwa pria itu mulai mendekat.Brak!Suara pintu terbuka, hingga menampilkan sosok pria tampan dengan wajah yang dipenuhi oleh rasa penasaran."Sayang, siapa?" Tanya Zara dari dalam sana."Bukan apa-apa, hanya pot yang jatuh." Ardan pun kembali masuk ke dalam ruangannya."Zara, sebaiknya kau pulang dulu. Hari ini aku benar-benar sibuk dan tak bisa menemani mu. Kau tau kan, aku baru kembali dan kerjaan ku menumpuk?" Tanya Ardan meminta pengertian pada Zara.Sesaat kemudian, wanita itu mengerucutkan bibirnya tanda tak suka. Namun, pada akhirnya ia memilih pergi daripada menerima kemarahan dari kekasihnya itu."Kamu janji akan menghubungi ku kan?

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    46. Alasan tak bercerai

    "Apa ini sungguhan?" Gumamnya pelan. Tatkala melihat nomor asing yang mengirim pesan singkat padanya. Pasalnya ia seperti mengenal nomor tersebut. Beberapa saat kemudian, sebuah panggilan telepon masuk dari nomor itu. Tak ingin membuang waktu, wanita cantik itu pun menerimanya. "Halo, Kirana. Ini aku," ucap seseorang di seberang sana, yang ternyata seorang pria. Ia seperti tak asing mendengar suaranya. Barra. "B-barra? Ini kau?" Tanya Kirana memastikan. Sekarang ia ingat jika pernah menyimpan nomor pria blasteran Amerika itu, tapi kenapa bisa sampai terhapus? Atau jangan-jangan ini ulah Ardan? "Benar, ini aku. Aku cemas karena tidak bisa menghubungi mu beberapa waktu terakhir ini. Apa kau baik-baik saja?" Tanya pria itu panik. Terdengar suaranya yang penuh kekhwatiran di seberang sana, yang mana hal itu membuat Kirana semakin merasa bersalah. "A-aku baik-baik saja. Maaf, ponselku mati dan baru dikembalikan oleh Ardan. Aku ingin meminta maaf karena sudah membuat kekacauan besar dan

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    45. Pesan asing

    "A-apa yang kau maksud?" Tanya Kirana gugup. Ia tak menyangka jika Ardan akan melupakan janjinya untuk meminta izin sebelum menyentuhnya. "Aku menginginkanmu... Kirana. Aku mohon," ucap Ardan lirih. Kirana menatap wajah Ardan yang sudah memerah akibat menahan sesuatu yang bergejolak di bawah sana. Bahkan, tatapan pria itu sudah seperti binatang buas yang sedang kesakitan. Ia juga merasa kasihan lantaran sudah hampir sebulan menolak sentuhan Ardan. "T-tapi kau harus melakukannya pelan-pelan." Ucapan Kirana bak angin segar bagi Ardan yang tengah kepanasan. Tanpa menunggu lama, Ardan memulai permainannya dengan mencium kening sang istri dengan lembut. 'Mas, aku tidak tahu ini benar atau salah. Yang jelas, aku belum bisa menerima semua ini. Cinta yang kamu keluarkan itu hanya sebatas rasa bersalah karena anakmu, bukan karena kau benar-benar mencintaiku.' Kirana berkata dalam hati, sambil menikmati setiap sentuhan yang Ardan berikan. "Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Ardan disela

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    44. Ada 2 pilihan

    Ardan tertegun sejenak. Ia tak menyangka bahwa istrinya akan membahas hal itu. Bahkan, ia sendiri tidak tahu harus berbuat apa dan belum bisa menjawab pertanyaan Kirana. "Kau tidak perlu memikirkan hal yang tidak seharusnya kau pikirkan. Jangan banyak bicara, karena sebentar lagi Bagas akan segera sampai." Kirana terdiam dan memalingkan wajahnya ke arah lain. Ia yakin bahwa Ardan masih mencintai Zara, kekasihnya. Lantas untuk apa pria itu menahannya? Selang beberapa jam kemudian, Kirana maupun Ardan sudah sampai di kediaman mereka. Banyak pelayan maupun penjaga yang menyambut kedatangan sang pemilik rumah. Namun, Ardan meminta Kirana agar langsung beristirahat. "Istirahatlah, aku akan menemui Bagas sebentar," ucap Ardan yang kini masih duduk di bibir tempat tidur mereka. "Ardan, kita akan hidup sama seperti sebelumnya. Jadi tidak perlu mengatakan apapun padaku. Lagipula, aku bisa tidur di kamar sebelah." Kirana berkata dengan santai, seolah hal itu biasa. Meskipun memang keadaan m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status