Home / Romansa / Terjebak Gairah Panas Majikanku / Bab 1: Wanita Baru ini ....

Share

Terjebak Gairah Panas Majikanku
Terjebak Gairah Panas Majikanku
Author: Salwa Maulidya

Bab 1: Wanita Baru ini ....

last update Last Updated: 2025-06-29 13:38:38

“Nghh… Liam. Aku tidak bisa.”

Liam yang sedang menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang istri langsung berhenti ketika mendapatkan penolakan. Wajah pria yang hasratnya telah tinggi itu memerah, dengan rahang yang mengetat.

“Lagi?” kata pria berusia tiga puluh tiga tahun itu menunjukkan rasa marah dan kecewanya.

Bukan sekali dua kali Nala menolak ketika ia menginginkan belaian. Pernikahan mereka yang telah berusia delapan tahun selalu bergairah. Setidaknya, sampai sebelum Nala kembali bekerja.

Semenjak Liam mengizinkan sang istri membantu ekonomi mereka yang mengalami guncangan akibat pandemi, kehidupan rumah tangganya berubah. Tidak ada lagi malam-malam panas bergelora. Tidak ada lagi Nala yang manja dan siap disentuh kapan pun Liam minta.

“Bosku sudah menunggu di kantor, Liam. Kami ada jadwal kunjungan cabang perusahaannya di Singapura.” Nala mendorong tubuh Liam yang masih menghimpitnya tanpa rasa bersalah.

“Ya, ya. Bosmu memang lebih penting dari suamimu.” Embusan napas berat keluar dari bibir Liam. 

Nyaris hampir setiap minggu sang istri selalu ada jadwal dinas ke luar negeri.

“Sayang… ayolah,” rayu Nala mencoba menyentuh pipi Liam.

Namun, pria itu sudah terlanjur marah dan menolak untuk disentuh. Pria yang telah bertelanjang dada itu justru bangkit dari ranjang dan keluar dari kamar. Ia memutuskan untuk mandi air dingin di kamar mandi lain.

Tiga puluh menit berlalu, amarahnya sedikit mereda usai ia keramas dan memuaskan hasratnya seorang diri. 

Saat ini, Liam sudah berada di dapur menyiapkan sarapan untuknya dan Nala.

Mereka tidak memiliki ART. Dulu, Nala yang mengerjakan semuanya. Mulai dari memasak, merapikan rumah, mengurus semua kebutuhannya. 

Sekarang, karena kesibukan Nala yang luar biasa … Liam-lah yang mengambil alih tugas domestik itu. Pria itu tidak suka kehadiran orang asing di rumahnya, terlebih wanita.

Suara ketukan stiletto terdengar. Aroma manis menggoda dari parfum yang sudah dihapalnya tercium. Tak lama, dua buah lengan melingkar di tubuh Liam yang kekar.

“Aku berangkat, ya?” Nala berbisik di telinga Liam. “Aku janji, pulang dinas nanti aku akan kasih servis yang luar biasa ke kamu,” tutupnya diakhiri dengan kecupan di pipi pria itu.

Liam terdiam beberapa detik sebelum mematikan kompor dan membalikkan badan. Mata elang pria itu menatap Nala. Kali ini, sudah jauh lebih lembut. Meski masih ada sisa-sisa kecewa di sana.

“Aku izinkan, tapi ini untuk yang terakhir.” 

Suara pria itu terdengar serius. Ia memang tidak sedang bercanda.

“Maksudmu, kamu nyuruh aku resign?” sahut Nala dengan mata membelalak. “Kamu lupa, kita sudah sepakat soal ini?!”

Mata Liam memejam. Perbincangan ini selalu berakhir dengan pertengkaran. Tapi kali ini, Liam sudah tidak bisa lagi menahan kekesalannya.

“Aku setuju mengizinkan kamu bekerja karena ekonomi kita yang belum stabil, Nala. Sekarang, kita tidak kekurangan. Aku bisa mencukupi kebutuhan kita. Dan aku membutuhkanmu di rumah. Untukku. Untuk anak kita kelak.”

“Aku bisa mempekerjakan ART!” sahut sang istri cepat.

Dengusan terlepas dari sela bibir Liam. “Bagaimana dengan urusan ranjang? Kamu juga akan menyuruh ART?”

Nala sempat terkejut sesaat. Akan tetapi, wanita itu justru terkekeh karena menganggap Liam tengah bergurau.

“Ehm…” Nala bergumam sesaat, “Untuk urusan itu, aku janji, setelah aku pulang nanti kita akan bercinta seharian. Aku akan pakai lingerie baru, kesukaan kamu!”

Kecupan mendarat di pipi Liam, kendati pria itu tidak bereaksi. Nala kemudian menjauh sembari menggeret kopernya tanpa peduli pada sarapan yang sedang Liam buat.

Ya, masakan Liam selalu berakhir di tong sampah. Entah karena Nala yang berangkat terlalu pagi sehingga tidak sempat menghangatkan makanan, atau justru terlalu malam dan berdalih kenyang.

Liam mengepalkan kedua tangan di tubuhnya. Bertolak belakang dengan wanita berambut ikal panjang yang melangkah ringan keluar rumah.

Sebelum meraih gagang pintu, Nala memutar tubuh ke arah Liam. “ART kita akan datang sebentar lagi, Liam.” 

Dan setelahnya, Nala benar-benar keluar, tanpa peduli pada tanggapan Liam. 

Dalam hati, Liam kesal. Tapi sudah biasa diperlakukan seperti ini … tidak dihargai oleh sang istri.

Dia baru saja mengganti pakaiannya, hendak berangkat kerja. Ia menjabat sebagai General Manager di sebuah perusahaan besar. Gajinya tentu cukup untuk membayar satu ART di rumah megahnya itu. Namun, tetap saja dia enggan memiliki ART dan hanya ingin istrinya yang melayaninya. 

Namun, semuanya hanya mimpi belaka. Liam tidak akan pernah mendapat pelayanan dari sang istri jika wanita itu masih memilih bekerja, bekerja, dan hanya bekerja. 

Liam yang sedang mengenakan dasi itu menoleh ke arah pintu utama, bel rumah berbunyi. Panjang dan berulang kali. 

Dengan malas, Liam membukakan pintu dan matanya langsung terbelalak begitu melihat seorang wanita cantik di hadapannya. 

“Kamu ….”

“Selamat pagi, Pak. Saya Evi, pembantu baru yang diminta Bu Nala untuk datang ke sini.”

Liam meneliti penampilan wanita muda yang ada di hadapannya itu. Wajahnya tampak cantik, meski tanpa pulasan make up.

Tak berhenti di situ, Liam melirik tubuh wanita itu.

Sebuah dress ketat dengan belahan dada agak rendah membuat dua benda kenyal nan padat itu menyembul. Belum lagi, panjang dress itu tidak sampai menutupi setengah dari paha mulusnya.

Seksi.

Muda.

Menggoda.

Liam meneguk salivanya seketika. Pikirannya meliar. Namun, cepat-cepat ia mengusir jauh pikiran tersebut.

Ia berdeham, sebelum kemudian berujar dengan dingin, “Kamu mau jadi pembantu atau penggoda suami orang?!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Mbak Nana
art kok cantik mana pakai baju serba kekurangan bahan . enggak bahaya ta bagi kesehatan mata pria
goodnovel comment avatar
Selly Marcelina
di bikin penasaran
goodnovel comment avatar
Fanny Tiani
sukaa sekali dgn bukunya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Jangan Tuduh Aku Sembarangan!

    "Aku dengar Rafael masih sering bertemu dengan Nala. Katanya ada saksi mata yang lihat mereka di sebuah hotel minggu lalu."Sarah duduk dengan wajah muram di sofa, jemarinya menggenggam erat ponsel miliknya. Entah sudah berapa kali dia membaca pesan dari temannya yang baru saja menelpon dengan nada penuh rahasia.Kalimat itu berputar-putar di kepalanya, menusuk seperti jarum yang tak henti. Sarah menggigit bibir bawahnya, rasa gelisah menghantam dada.Hatinya menolak mempercayai, tetapi otaknya tak bisa menepis rasa curiga yang semakin menguat.Langkah kaki berat terdengar dari arah pintu. Rafael pulang. Jas kerjanya masih melekat, dasi longgar tergantung di leher, dan wajahnya tampak letih.Namun, begitu matanya bertemu dengan sorot tajam Sarah, ia tahu ada sesuatu yang tidak beres.“Ada apa? Kenapa tatapanmu begitu?” Rafael meletakkan tas kerjanya di meja dan tetap mencoba untuk tenang.Sarah menarik napas panjang, berus

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Tidak Bisa Ikut Pulang

    Telepon genggam Liam bergetar pelan di meja tunggu rumah sakit. Nama Ardi terpampang di layar dan membuat alis Liam langsung berkerut. Ia menghela napas sebelum menggeser layar untuk mengangkat.“Ardi? Ada apa?” tanyanya dengan lemas, sudah cukup lelah dengan segala kejadian belakangan ini.Di seberang sana, terdengar suara Ardi yang tergesa bahkan nyaris putus-putus karena emosi. “Liam, kabar buruk. Nala kabur.”Liam refleks berdiri dari kursinya dan membuat beberapa orang di ruang tunggu menoleh ke arahnya. “Apa maksudmu kabur? Bukannya polisi sudah melacak keberadaannya?!”Ardi menghela napas panjang. “Aku juga tidak percaya awalnya. Tapi polisi barusan mengonfirmasi. Mereka datang ke penginapannya di kampung, tapi kamar sudah kosong. Nala pergi sebelum mereka tiba. Jejaknya hilang, Liam. Hilang begitu saja.”“Bajingan!” Liam menghantam meja dengan kepalan tangannya. “Kenapa bisa sebodoh itu?! Polisi terlambat, padahal kita sudah punya bukti CCTV! Dia bisa ke mana sekarang?!”“Aku

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Panik

    “Sialan!” Nala menjerit histeris, tangannya meraih ponsel itu lalu melemparkannya ke dinding.Kamar penginapan murahan itu berantakan. Tirai jendela terayun-ayun ditiup angin malam yang masuk dari celah kaca, membawa aroma lembap yang bercampur dengan keringat dan parfum murahan Nala.Lampu kamar yang temaram menyorot wajahnya yang kusut—make up-nya luntur, lipstik merah menyala itu sudah berantakan, dan matanya sembab akibat kurang tidur.Puluhan akun gosip, berita daring, dan komentar netizen yang menyebut namanya tanpa ampun.Ia menjambak rambutnya sendiri hingga tubuhnya terhuyung maju-mundur.“Siapa?! Siapa yang berani memutarbalikkan fakta begini?!”Nala kembali berteriak, menendang kursi hingga terbalik, lalu meraih botol parfum dan melemparkannya ke cermin.Pecahan kaca berhamburan dan memantulkan wajahnya yang tampak lebih mirip wanita gila ketimbang wanita elegan seperti yang selalu ia

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Liam akan Bertanggungjawab

    Waktu sudah menunjuk angka delapan malam. Liam baru saja tiba di rumah sakit tempat Mila masih dirawat di sana.Di dalam sebuah ruang perawatan, Mila terbaring lemah di ranjang. Wajahnya masih pucat meski sudah lebih baik dibanding saat pertama kali pingsan.Matanya menatap kosong ke arah langit-langit, sesekali terpejam dengan tarikan napas panjang yang terdengar berat.Pintu kamar diketuk pelan kemudian terbuka. Liam masuk dengan langkah mantap, wajahnya tegang namun penuh kendali.Ia membawa sebuah keputusan bulat dalam hati: hari ini, dia tidak akan pulang sebelum semua jelas.“Ibu Mila,” sapa Liam dengan suara lembutnya.Mila menoleh. Wajahnya menegang begitu melihat Liam, campuran antara marah, kecewa, dan ragu.“Kamu …,” gumamnya pelan tapi tajam.Liam mendekat ke ranjang lalu berdiri tepat di sampingnya. “Aku datang bukan untuk membuat Anda semakin marah. Aku datang untuk bicara. Unt

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Bukti Nyata sudah Tersebar

    Di perjalanan pulang, Ardi menyalakan ponselnya dan langsung menghubungi Liam.“Liam, aku sudah dapat buktinya,” ucap Ardi tanpa basa-basi.Liam yang terdengar lelah di seberang sana langsung menegakkan badan. “Bukti apa?”“Rekaman CCTV club malam. Malam itu Nala bukan hanya datang, tapi juga menggoda Rafael. Dan wajahnya jelas terekam. Jadi, fitnah yang dia sebarkan tentang Evi bisa kita balikkan. Dunia akan tahu siapa yang sebenarnya murahan di sini.”Liam terdiam sejenak lalu menghela napas panjang penuh kelegaan. “Bagus, Ardi. Kamu memang selalu bisa diandalkan. Kirimkan segera semua bukti itu padaku. Aku akan pastikan polisi menerimanya besok pagi.”“Sudah tentu,” sahut Ardi dengan senyum miring.“Tapi, jujur saja, aku ingin lebih dari sekadar laporan polisi. Nala sudah terlalu jauh. Dia menghancurkan reputasi Evi, mempermalukan keluarganya, dan membuat seluruh kampung memusuhinya.“Jika hanya dilaporkan, dia bisa saja lolos dengan uang atau pengaruhnya. Aku ingin menjatuhkannya

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Senjata Makan Tuan

    “Liam. Kamu udah lihat akun anonym yang sedang viral di media sosial? Dia menghina Evi. Menyebar foto seksi sambil melayani pria!”Suara Ardi terdengar terburu-buru di seberang telepon, penuh dengan nada panik.Liam yang baru saja keluar dari ruang perawatan Evi langsung terhenti langkahnya di koridor rumah sakit.Jantungnya seketika berdegup kencang, wajahnya menegang seiring informasi itu merambat masuk ke kepalanya.“Apa?” suaranya serak, namun berisi bara.“Akun anonym yang mengirimnya? Sudah pasti ini ulah Nala, kan? Pagi tadi dia datang ke kampung Evi dan menyebar fitnah, dan sekarang dia menyebar di media sosial! Bajingan!”Tangannya yang memegang ponsel mengepal begitu keras, urat-urat di pergelangannya menonjol.Napas Liam memburu dan matanya menajam ke arah kosong seakan menembus dinding rumah sakit.“Astaga, ulah Nala ternyata.” Ardi terdengar makin cemas. “Sekara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status