Markas dalam keadaan lengang, Rully menghentikan mobilnya tepat di depan rumah mewah yang sangat besar dengan halaman yang cukup luas. Dia turun dari mobil tanpa mempedulikan Ningsih dan anak buahnya yang masih berada di dalam mobil.Ningsih segera turun dan mengejar Rully masuk ke dalam rumah. Ningsih tau jika rumah ini adalah tempat berkumpulnya kaki tangan Rully. Dia sendiri bertemu Rully secara tidak sengaja saat dia melakukan perawatan tubuh di sebuah tempat spa. Ningsih yang sudah antri sejak pagi sempat memprotes mengapa pria dan kekasihnya di dahulukan, sementara dirinya yang sudah antri sejak pagi tidak langsung di layani. Rully hanya meliriknya sekilas, lalu segera masuk ke ruang perawatan bersama kekasihnya. "Main nyelonong aja."Ucapan Ningsih di dengar Rully dan tak lama kemudian Ningsih di panggil masuk ke ruang perawatan. Ruangan yang lumayan besar di dalamnya tercium wangi lilin aroma terapy yang membuat suasana nyaman dan rileks.Ningsih mengganti pakaiannya dengan
Walau sudah terhubung ke dunia lain, namun Rully belum beranjak dari tempatnya. Dia masih tetap duduk bermeditasi, dia mencoba merenungi mengapa dia masih bisa di kalahkan. Menurut perkiraannya, di antara mereka berempat pastilah anak tiri Ningsih yang punya ilmu seperti dirinya. Namun tidak menutup kemungkinan pria yang di sebelah Nathan itu memiliki ilmu juga.Rully kembali membayangkan bagaimana dirinya di permalukan. Sebenarnya belum terpikirkan olehnya untuk menghubungi kekasih dunia lainnya itu. Tetapi karena dia telah mengeluarkan ilmu pamungkasnya dan tidak menimbulkan reaksi apapun, membuatnya harus meminta bantuan.Pertemuannya dengan kekasih dunia lainnya itu terjadi di luar kendalinya. Dia yang saat itu menghindari kejaran polisi, lari ke tengah hutan. Peluru sempat bersarang di dadanya nyaris menyembus jantung. Nyawanya hampir saja tidak tertolong. Yang dia rasakan saat itu dia sudah mati dan terbangun di sebuah ruangan yang cukup luas."Apakah aku sudah mati ?" tanyanya
Saat peri cantik itu meninggalkannya, Rully bangun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar. Dia sempat bingung melihat sekeliling. Ternyata semuanya hutan belantara, lalu mengapa bisa ada sebuah tempat yang cukup nyaman untuk di tinggali di tengah hutan ?"Katanya ini sebuah kerajaan, aku bahkan tak melihat tanda-tanda kehidupan lain di tempat ini," gumam Rully.Karena tempatnya cukup angker, Rully masuk kembali ke dalam rumah. Dia melihat sebuah ember berisi air di depan rumah itu. Dia semakin kebingungan, padahal saat keluar dia tak melihat ember itu. Rully sempat menggigil ketakutan.Rully melihat air di dalam ember begitu beningnya bagaikan kaca. Rully menyentuh air dengan telunjuknya."Ternyata airnya sejuk," gumamnya.Tanpa menunggu waktu lama, Rully membasuh wajahnya lalu masuk ke dalam kamar. Dia terheran-heran ketika pakaian ganti sudah siap dan di seberang meja sudah terhidang makanan yang cukup banyak. Rully menengok ke kiri dan kanan, dia berharap wanita itu muncul lagi.
Telinga Lady Sina berbunyi, sinyal yang dikirimkan dayang bawahannya membuatnya bergegas dengan cepat. "Maaf aku harus pergi," ucap Lady Sina lalu menghilang.Rully tertegun, dia merasa baru saja mengalami mimpi buruk yang indah. Serasa bercinta dengan manusia tapi nyatanya dia bersama makhluk astral dan juga berada di dunia mereka. Bulu kuduk Rully berdiri, dia mulai berpikir yang aneh-aneh. Bagaimana kira-kira jika dia tak bisa kembali ke dunia manusia ? Lalu apakah dia akan mati konyol disini ?Ruly terlihat sangat frustasi, bahkan makanan yang tersedia di meja enggan untuk di sentuhnya. Rully berusaha untuk memejamkan matanya, lalu tiba-tina terlintas dalam benaknya untuk mempelajari berbagai ilmu. Bukankah peri yang berhasil di tidurinya tadi bisa menghilang begitu saja ?Rully bangun dari tempat tidur, kakinya mengayun ke bawah lalu bergegas menghampiri makanan yang tersaji di meja. Pikiran yang baru saja terlintas seakan merupakan amunisi baginya. Dia lalu menghabiskan seluruh
Kini Rully harus menggunakan ruang khususnya, bukan karena dia merindukan peri cantik itu, tetapi dia harus mengadukan jika ilmu yang dia punya tidak ada apa-apanya di hadapan seorang pria remaja. Rully ingin membuat perhitungan kembali dengan pemilik rumah di desa pohe.Udara di desa pagi ini begitu dingin, setelah menjalankan sholat subuh Nathan bersiap-siap hendak ke rumah Nela namun sebelumnya singgah di sawah miliknya. Dan pagi ini Giri hendak menunjukkan semua laporan keuangan pada Nathan sebelum majikannya itu pergi meninggalkan rumah."Dek, lihatlah laporan keuangan dan gudang beras. Semua bukti pengeluaran ada di dalam buku itu, keuntungannya tersimpan di rekening milikmu," Giri tak memanggilnya tuan atas permintaan Nathan sendiri, begitu juga dengan Nela. Keduanya menginginkan di panggil adik saja agar kesan kekeluargaan semakin erat.Nathan yang hendak keluar terpaksa duduk kembali di kursinya, dia membuka semua dokumen yang di sodorkan Giri. Setelah memeriksa semuanya, Nat
Di luar sana seorang pria kembali menaiki motornya, merasa tugasnya hari ini akan mendapat pujian dari bosnya membuatnya tersenyum senang dan segera meninggalkan tempat itu.Motor melaju dengan kecepatan tinggi menembus jalan raya lalu berhenti di sebuah rumah yang cukup mewah. Nama pria ini adalah Didin. Setelah memarkir motornya dia bergegas masuk ke dalam rumah. Dia berharap menemukan pimpinannya sudah keluar dari ruang khusus. Ruangan yang setiap dia melewatinya pasti akan mendengarkan desahan nikmat sang bos.Didin mendapatkan tugas dari Rully melalui telepon, sehingga dia menduga pasti bosnya sudah tidak berada lagi di ruang khusus. Saat memasuki rumah, maid menyuruhnya untuk menunggu."Duduklah, tuan sedang berada di kamar bersama nyonya."Semua anak buah Rully tahu hubungan gelap majikannya itu dengan Ningsih. Walau bosnya itu seorang mafia namun dia tak mengumbar nafsu di banyak wanita. Seingat Didin, wanita yang sering di bawa Rully hanya dua orang, Belena dan Ningsih. Rull
Rully tersenyum penuh arti, apalagi Didin kembali memberi pesan jika kedua saudara itu menuju dealer mobil. Rully segera berdiri masuk ke kamar ptibadinya, dia meninggalkan Ningsih yang masih meneruskan sarapannya.Rully membersihkan tubuhnya, suara gemericik shower terdengar di seluruh kamar. Setelah mandi Rully keluar dengan beberapa tetes air masih keluar dari ujung rambutnya. Dengan tubuh segar seperti ini, Rully terlihat sangat maskulin dan tampan, makanya Ningsih tetap menjaga perawatan tubuhnya demi kekasih barunya ini. Bahkan Sonu Batista masih tak ada apa-apanya menurut Ningsih.Setelah memakai kaus santai dan celana jeans biru, Rully keluar dari kamar."Aku masih harus mengurus pekerjaanku, kuharap kau betah di rumah ini," ucap Rully tatkala melihat Ningsih sedang duduk di teras rumah."Apakah aku bisa ikut denganmu ?" tanya Ningsih."Tidak bisa! Kau di rumah saja, masih ada urusan yang harus aku selesaikan secepatnya hari ini,' tolak Rully. Pria tampan nan kejam ini segera
Suasana desa nampak lengang, mungkin karena semua penghuninya pergi ke sawah sehingga yang terlihat lalu lalang hanyalah beberapa sepeda motor. Di tengah-tengah sawah terlihat para pekerja yang sedang sibuk memotong padi yang telah menguning.Nathan dan Nela melanjutkan perjalanannya menuju ke rumah peninggalan orang tuanya. Ternyata di halaman rumahnya mereka di hadang Rully yang berdiri berkacak pinggang bagaikan rumah ini adalah rumahnya. Apa yang dia lakukan hari ini hanya sekedar menggertak Nathan dan Nela, dia ingin membuktikan dugaannya apakah Nathan yang memiliki ilmu sihir atau Badar.Nathan tidak gentar, dia bahkan tersenyum sinis. Nela berjalan di samping Nathan dengan perasaan takut. Nela tak berani melihat ke arah pria yang tak di kenalnya. Bayangan penculikan dirinya beberapa bulan yang lalu meninggalkan trauma yang cukup dalam pada kehidupannya. Untunglah dengan terapi yang diberikan ayah Linda mampu membuatnya bangkit kembali.Rully hendak mengeluarkan jurusnya untuk m