Share

Terjerat Cinta Kakak Angkat
Terjerat Cinta Kakak Angkat
Penulis: Ika Dw

1. Nona Darah di Sprei

Malam itu, Naina menghadiri pesta ulang tahun teman kuliahnya. Sebenarnya ia malas datang, karena ia sendiri dalam kondisi badmood, habis bertengkar dengan kakak angkatnya.

Brillian, kakak angkatnya menyatakan cintanya secara tiba-tiba. Ia langsung menolaknya. Menganggap Brillian sudah gila, karena ingin menjalin hubungan dengannya.

"Sial! Dia benar-benar sudah gila. Apa yang sudah terpikir di otaknya. Bisa-bisanya dia menyatakan cintanya padaku. Apa di dunia ini tidak ada perempuan lain. Yang benar saja!" Naina mengambil minuman di atas meja. Ia tidak peduli minuman itu milik siapa. Dalam keadaan kesal, ia langsung menenggaknya hingga tandas.

Pikirannya kacau dan tidak tenang. Ia memutuskan untuk pulang. Karena percuma saja, berkumpul dengan teman-temannya, namun hatinya tidak tenang.

"Kamu mau ke mana, Na?" tanya teman-temannya yang masih bercanda ria di pesta.

"Aku mau pulang," jawab Naina singkat.

"Loh! Kok buru-buru. Apa perlu kuantar?" Doni, teman kampusnya menawarkan diri untuk mengantarkannya.

"Tidak perlu! Terimakasih."

Naina langsung melenggang pergi pulang ke rumahnya, dengan menggunakan jasa taksi online.

Tidak lama ia tiba dirumahnya. Ia merasakan panas yang menyerang tubuhnya. Padahal malam itu, udara cukup dingin.

"Hey! Ada apa denganku. Kok, jadi pusing gini. Kenapa  tubuhku jadi panas gini, ya?" Naina mengusap dahinya yang dipenuhi oleh keringat. Ia sampai melepaskan pakaiannya di ruang tamu.

Kepalanya pening, ia memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di sofa.

"Kenapa kepalaku pusing banget sih. Perasaan tadi baik-baik saja. Apa aku tadi salah makan? Bahkan tadi aku tidak makan apapun di pesta. Aku hanya minum air mineral saja. Apa mungkin, minum air saja membuatku pusing. Aneh."

Naina bergumam sendiri dengan memijit pelipisnya. Ia memutuskan untuk istirahat di sofa. Karena jika ia berjalan ke kamarnya sendiri, takut terjatuh.

***

Di tempat lain, tepatnya di bar. Brillian frustasi karena cintanya ditolak oleh Naina. Ia melampiaskan emosinya dengan meminum Vodka. Tidak mungkin ia melampiaskan kekesalannya itu pada Naina.

Sedari kecil ia sudah jatuh cinta pada Naina. Namun ia memendam perasaannya sendirian. Naina adalah anak panti asuhan yang diadopsi oleh orang tuanya. Merasa dia bukan adik kandungnya sendiri, ia tidak mempermasalahkan jika ia menjalin hubungannya. Namun cintanya bertepuk sebelah tangan. Naina menolaknya mentah-mentah.

"Sial! Cewek sombong itu benar-benar sial! Bisa-bisanya dia menolakku. Apa sih, kurangnya aku ini. Bahkan apapun yang dia minta, aku selalu menurutinya."

Ia memijit kepalanya yang berdenyut nyeri. Dua botol Vodka telah tandas ditenggaknya. Cukup lama menghabiskan waktunya di bar, ia langsung beranjak dan membayarnya pada bartender. Ia memutuskan untuk pulang dan istirahat di rumah.

Setibanya di rumah, ia melihat Naina yang tengah duduk di sofa. Melihat Naina yang hanya menggunakan tank top, ia meneguk ludahnya.

'Naina ...? Apa yang dia lakukan. Kenapa dia belum tidur.' Dengan sedikit kesadarannya, ia bergegas menghampiri Naina di sofa. Walaupun ia sudah sakit hati atas penolakan Naina, tapi ia juga tidak menaruh kebencian padanya.

"Na ...! Ngapain tidur di sofa. Pindah ke kamarmu, sana!"

Mendengar suara Brillian, ia langsung membuka matanya. Ditatapnya wajah Brillian yang tampan, membuatnya terpesona.

Ia pun menarik tangan Brillian, hingga membuatnya terjatuh mengungkungnya di sofa.

Detak jantung Brillian seakan mau lepas. Melihat tubuh Naina yang terekspos putih, membuat jiwa laki-lakinya tidak terkendalikan. Apalagi ia sangat terobsesi pada gadis itu.

"Kak Lian ...! Peluk aku. Naina mengeratkan pelukannya di pinggang Brillian. Ia nampak buas. Menginginkan lebih dari sekedar pelukan.

Brillian tercengang, Naina terlihat nampak Liar. Walaupun ia dalam setengah sadar, ia bisa merasakan, Naina butuh belaian kasihsayang.

"Apa kau menginginkan lebih dari sekedar pelukan, sayang? tanya Brillian berbisik ditelinganya.

Naina mengangguk. Tidak berucap, namun Brillian mengerti. Naina telah menginginkannya.

Brillian tersenyum. Ia mengusap pipinya dengan berbisik lirih. "Baiklah. Malam ini ... Aku akan memuaskanmu!"

Kesempatan emas yang dinanti-nanti, akhirnya datang. Walaupun keadaannya tidak sadar, tapi ia bisa merasakan kebahagiaan bersama gadis yang sangat dicintainya.

Brillian langsung membopongnya menuju kamar dengan berjalan sempoyongan. Setibanya di dalam kamar, ia merebahkannya di ranjang. Meninggalkan semua pakaiannya yang dikenakannya, dan langsung menindihnya.

"Malam ini ... Aku akan membawamu menikmati surga dunia, sayang."

***

Suasana menjelang pagi, udara semakin dingin. Naina mulai terbangun dari tidurnya. Ia merasakan kepalanya sangat pening, tubuhnya terasa berat dan kaku.

Ia masih belum sadar dengan apa yang sudah terjadi padanya.

Perlahan ia menyibakkan selimutnya, dan begitu terkejutnya ia ketika mendapati tubuhnya polos tanpa memakai pakaian.

Seketika itu, ia menjerit sekeras-kerasnya. "Argh ...! Tidak. Apa yang sudah terjadi padaku."

Naina benar-benar syok melihat keadaannya yang sudah acak-acakan. Terlihat jelas bercak darah segar yang menempel di spreinya.

Menoleh ke sampingnya, ia mendapati kakak angkatnya yang tertidur pulas dalam keadaan sama-sama polos tanpa memakai sehelai benang pun.

Ia langsung mengumpati kakaknya dengan kasar. "Brillian berengsek! Apa yang sudah dia lakukan padaku!" Dadanya bergemuruh panas. Sangat menyesal, Brillian tega mengambil kesuciannya.

Hampir tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi padanya. Ia menatap darah segar, yang pastinya, ia tidak tengah datang bulan. Mendapati Brillian yang sama-sama polos, membuatnya yakin, Brillian sudah menodainya.

'Tidak ... Ini tidak mungkin.' Naina menjambak rambutnya frustasi. Tubuhnya gemetar, masih syok melihat keadaannya saat itu.

Ia bahkan tidak bisa mengingat apapun, tentang kejadian yang sudah dialaminya.

Sekelebat, ia mengingat, malam itu datang ke pesta ulang tahun teman kuliahnya. Tapi setelah itu ia memutuskan untuk pulang. Setibanya di rumah, ia tidak bisa mengingat apapun.

"Apa dia balas dendam padaku, karena aku sudah menolak cintanya? Tapi kan memang tidak salah, jika aku menolaknya. Walaupun kita terlahir bukan sebagai saudara kandung, tapi kan, aku sudah diadopsi oleh keluarganya. Bagaimana mungkin aku menjalin hubungan dengannya. Apakah aku pantas, menjalin hubungan dengan orang yang sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri."

Naina sangat sedih menyesali sikap Brilian yang sudah melakukan perbuatan tidak senonoh padanya. Ia memang sengaja menolak cinta Brilian, karena tidak ingin menyakiti orang tua angkatnya yang sudah mengasuhnya dan memberikan kasihsayangnya sejak masih kecil. Bahkan ia belum pernah mendapatkan kasihsayang, atau bertemu dengan orang tua kandungnya sendiri.

Tatapannya beralih kembali pada Brilian yang masih pulas tertidur. Ia benar-benar tidak menyangka, kalau Brillian tega menghancurkan masa depannya.

"Kau sudah menghancurkan masa depanku, berengsek! Kau bukan manusia. Kau itu jelmaan binatang! Beginikah caramu membalas dendam padaku! Hanya karena aku menolakmu ... Kau tega menghancurkan hidupku. Aku benar-benar membencimu!"

Naina beranjak memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Dengan tubuhnya gemetar menahan ngilu di area sensitifnya, ia bergegas menuju kamar mandi.

Ia benar-benar dibuat sakit hati oleh sikap kakak angkatnya. Sejauh ini, ia mengenali Brillian sangat baik. Tapi ternyata, dibalik kebaikannya, tersimpan keburukan.

"Bagaimana kalau sampai Mama sama Papa tahu. Aku bisa mati dihajarnya." Naina menggelengkan kepalanya dengan menangis. "Tidak ... Mereka tidak boleh tahu."

Ia harus menyimpan rasa sakitnya sendirian. Tidak ingin kejadian itu didengar oleh orang tuanya. Ia tidak ingin mencemarkan aib dikeluarganya.

"Sekarang ... Apa yang harus aku lakukan. Hidupku sudah hancur! Tidak mungkin juga aku menikah dengannya. Aku yakin, Mama sama Papa tidak akan merestuinya. Lalu jalan apa yang harus kuambil?"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Titi Apiani
Brillian sudah edan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status