Share

Bab 2

Sebelum melaju kan motornya, Adit menayakan terlebih dahulu dimana tempat kost Mesi.

"Dimana alamat kos kamu?"tanya Adit dengan nada datar.

"Di jalan Nusa Indah no.25"jawab Mesi singkat.

Adit melaju dengan kecepatan sedang. 15 menit berlalu akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.

Mesi langsung turun dari sepeda motornya.

"terimakasih, pak"ucap Mesi sungguh-sungguh.

"Hem, kamu baru di sini?" tanya Adit dengan nada jutek.

"Iya,pak. Baru kemaren saya pindah.memangnya kenapa pak"tanya balik Mesi

"Pantas, ya udah saya permisi dulu.assalamualaikum"pamit Adit dan langsung menancap gas motornya.

"waalaikum salam" jawab Mesi. Ia langsung masuk ke dalam kost. Dan berbaring di atas ranjang. Kakinya terasa pegal. Setelah ia berlari tadi.

Mesi yg sudah letih langsung tertidur pulas. Karna henponya yg terus berdering. Mesi merasa terusik. Ia terbangun.

Mesi yg kesal.langsung mencari keberadaan benda pipih miliknya. Setelah mendapatkannya, ia menekan tombol hijau dengan kasar.

"Hallo"jawab Mesi dengan nada kesal.

"Loe di mana? Gue nyariin loe dari tadi" tanya Nisa amelia sahabat mesi.

"Gak usah teriak-teriak kali. Gue gk budek"jawab Mesi jutek.

"Ye, malah lebih galak loe dari pada gue"jawab Nisa ketus.

"Gue lagi di kost loe kesini aja"Ujar Mesi.

"Sip, gue otw ke sana"sambil menekan tombol merah.

 

Tak berselang lama akhirnya Nisa sampai juga di kost. Ini pertamakali Nisa berkunjung. Ia sempat ragu. Dia pun menghubungi Mesi berkali-kali tapi tak ada jawaban. Dengan ragu-ragu, ia mengetuk pintu tersebut.

tok tok tok

Ceklek

"Ayo masuk Nis gue mau certa"ajak Mesi sambil menarik tangan Nisa

"Sabar kalik Mes " jawabnya kesel.

Mesi menarik tangan Nisa hingga sampai di dalam. Mereka duduk di kursi depan tv,Mesi langsung menceritakan kejadian sial yg menimpanya tadi siang.

"Hahaha itu si udah kebiasaan loe selalu sial"sambil tertawa terpingkal-pingkal.

"Is loe Nis seneng banget ya lihat sahabat susah"sambil menjitak jidat Nisa.

"Aww, sakit tau mes. Lagian itu si, salah loe sendiri suruh siapa loe lihat Drakor gk ngajak-ngajak gue. Itu akibatnya.kualat loe sama gue"ucapnya dengan percaya diri

Saat asik-asiknya bercerita tiba-tiba pintu kost mesi ada yg mengetuk

"Siapa si ganggu aja"gerutu Mesi. tapi tak beranjak dari tempatnya.

Nisa yg melihat Mesi engan beranjak, ia langsung bergegas membuka pintu.

Ceklek

Terlihat seorang kurir di depan pintu. Ia mengutarakan makanan untuk Mesi. Nisa memastikan, siapa pengirim makanan tersebut. Si kurir berkata bahwa ada kartu pengenalnya. Nisa mengangukan kepala tanda mengerti. Kemudian ia mengambil kantong kresek tersebut. Setelah Itu sang kurir pergi, Nisa langsung masuk dan tak lupa menutup pintu kembali

"Siapa Nis?" sambil makan dan wajah Nisa.

"Kurir. Ini untuk loe!"sambil menyodorkan kantong kreseknya.

"Dari siapa?"tanyanya penasaran.

"Lihat saja sendiri"sambil melirik ke arah kertas yg ada di dalam kantong.

Mesi langsung membuka kantong tersebut. Ia melihat siapa yg mengirimnya.Ternyata itu dari Dimas, cowok yg selalu perhatian kepada Mesi. Dasar Mesi aja yg tidak peka. Ia hanya menganggapnya sebagai sahabat, tidak lebih. Tapi berbeda dengan Dimas. ternyata Dimas memiliki perasaan lebih. Namun, ia tidak berani mengungkapkan perasaannya. Ia takut jika Mesi akan menolaknya dan menjauhinya.

"Widih, ayam panggang,Nis. Ayo, kita makan"ujarnya dengan semangat.

"Eh, tunggu. Loe tau, ini makanan dari siapa?"tanya Nisa yg was-was.

"Ya, ilah.  Gak usah takut gitu kali Nis. Ini dari Dimas"jelas Mesi dan hanya di anggukan oleh Nisa.

Mereka langsung melahap sampai tandas. Setelah selesai mereka langsung membereskan bekas makanan tersebut. "Akhirnya kenyang"ujar Mesi denga senyum puas.

"Eh,Nis besok loe antar gue ke kantor polisi ya? ambil motor gue"pintanya.

"Is, malas gue. Kalau berurusan sama polisi"tolak Nisa.

"Ayo lah,masa lo tega si Nis, sama gue?"tukas Mesi dengan wajah memelas.

"Is gk usah di jelek-jelek tu muka udah jelek kalik,"ucap Nisa mengejek.

"Is, loh mah gitu"rajuk Mesi

"Emang jam berapa mau ke kantor polisinya?"Sambil memandang wajah Mesi.

"Jam 9"ujarnya.

"Ya sudah, besok gue jemput loe oke" jawab Nisa manis.

"oke. Terimakasih"sambil memeluk Nisa.

"is lebay banget si loe Nis, udah lepas. Gue gk bisa nafas"tukas Nisa sambil memukul lengan Mesi.

"Iya,iya"sambil melepas pelukannya.

"eh, udah sore. Gue pulang dulu ya?loe hati-hati di sini oke"sambil tersenyum dan meraih tasnya.

"Is, sendiri lagi donk gue. Kenapa loe gk nginep di sini si?"rajuk Mesi

"bokap gue balik. Gue harus pulang. kapan-kapan deh gue nginep sini,"jelas Nisa

"Oke deh. Ya, sudah. loe hati-hati !"ucap Mesi. Hanya di anggukan oleh Nisa

setelah mobil Nisa menjauh. Datang lah sebuah motor polisi di depan kostnya. Mesi melirik ke arah motor tersebut. "Sepertinya gue pernah lihat"gumamnya  dalam hati.

saat pria tersebut membuka helem, baru Mesi tau. Ternyata itu polisi yg tadi menilangnya.

Mesi langsung memutar tubuhnya dan berjalan Menuju pintu kost.

"Tunggu,,,,"teriak Adit

Mesi yg mendengar teriakan, langsung berbalik arah

"Anda, memanggil saya Pak?"tanya Mesi sambil menunjuk ke diri sendiri.

"Iya,lah. Siapa lagi?"tanya balik Adit dengan nada jutek.

"Ada apa, bapak polisi yg terhormat memanggil saya?" ujar Mesi dengan nada di buat semanis mungki.

"Ini, surat tilang kamu. besok kamu bisa urus dan ambil motornya"sambil menyodorkan selembar kertas.

"Ooo, iya. Gue sampai lupa"tukas Mesi sambil menepuk jidat nya.

Setelah memberikan surat tilang tersebut, Adit langsung memutar tubuhnya. Lalu menuju ke kostnya. Tepat berada di sebelah kost Mesi.

"Eh,bapak. Mau kemana?"tanya Mesi saat Adit mulai berjalan meninggalkannya.

"Saya,mau masuk. Sudah gerah"jelas Adit dengan wajah datar.

"Tunggu, berarti kita tetangga dong. Wah, asik. Bisa dijagain terus dong akunya"goda Mesi

"Hem"saut Adit cuek, sambil membuka pintu kost nya.

"Uh dasar, nyebelin. Sombong amat si jadi orang"gerutu Mesi, dan ikut masuk kedalam kost.

Adit tak menghiraukannya. Ia masuk, tanpa sepatah kata pun.

Mesi sangat kesal. "Dasar sok cakep amat si, jadi orang. Gak bisa apa ramah dikit, gitu? Dasar, es kutup."Dengan nada tinggi.

Karna jarak mereka hanya tersekat dinding, Adit bisa mendengar jelas ocehan Mesi. Namun Adit hanya cuek. Dia tetap pada mode datar nya. Ia langsung menyambar haduknya, dan masuk ke kamar mandi.

Setelah puas, Mesi langsung mengambil ponselnya. Segera ia menghubungi ke tiga sahabatnya. Ia sangat kesal, jadi ia memutuskan mengajak ketiga sahabatnya ngumpul di cafe. Setelah ketiga sahabatnya mengiyakan, Mesi segera bersiap-siap. Kali ini ia menggunakan, celana jeans,baju hitam dan mengunakan jaket levis favoritnya. Tak lupa ia memoles wajahnya sedikit bedak tabur,dan sedikit mengunakan pelembab bibir. Ia terlihat sangat cocok dan cantik dengan penampilannya. Siapapun yg melihatnya pasti terpesona.

Setelah siap. Ia langsung memesan taksi online. Dan menunggunya di depan kosnya.

Saat sedang menunggu, kebetulan Adit juga keluar. Sesaat tatapan mereka beradu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status