Share

Bab 2

[Pak Yusuf, ini tak ada dalam perjanjian kita sebelumnya!]

Anita tak mau mengikuti perintah gila lelaki yang sudah membayarnya mahal itu.

[Tak ada dalam perjanjian kita gimana. Jelas-jelas ini juga tertulis di surat perjanjian yang kamu tanda tangani kemaren!]

[Tidak, saya sudah baca dengan sangat teliti surat perjanjian kita. Tidak ada kalimat seperti itu tertulis di sana!]

Anita terus mencoba membela diri, dia yakin dia hanya dijebak dan dijadikan alat oleh Yusuf untuk membuat anaknya mau menuruti perintahnya.

[Mau aku tunjukan lagi surat perjanjian yang kamu tanda tangani kemaren?]

Yusuf mematikan telepon lalu mengirimkan gambar surat perjanjian yang ia tanda tangani kemarin. Anita marah karena isi surat itu benar-benar tak sama dengan apa yang dibacanya kemarin. Namun yang membuat dia tak bisa mengelak yaitu di surat itu terdapat tanda tangan yang sama persis dengan tanda tangannya.

[Apa selain jago menipu, Anda juga jago memalsukan?]

Anita mengetik pesan kasar pada lelaki licik yang sudah membayarnya mahal itu.

[Ini asli tanda tanganmu. Jangan menuduh yang bukan-bukan atau aku seret kamu ke jalur hukum!]

Anita tersenyum miris membaca pesan dari Yusuf. Lelaki itu punya banyak uang. Tak peduli meski dia tak bersalah, dia tetap akan kalah melawan lelaki yang berkuasa itu.

[Tugasmu sekarang buat mereka putus. Jangan biarkan wanita bernama Cheryl itu menginap di rumah anakku!]

Anita ingin sekali membanting ponselnya, namun mengingat itu ponsel pemberian Ayahnya sebelum meninggal, ia jadi mengurungkan niatnya.

[Jangan lupa pakai baju-baju ketat yang sudah Arkhan siapkan. Aku yakin Cheryl akan makin marah melihat ada pembantu Khai yang lebih cantik dan Seksi daripada dia!]

Pesan terakhir yang Yusuf kirimkan makin membuat Anita marah. Ketikan dari Yusuf membuatnya makin yakin kalau dari awal dia dikirim ke rumah Khai bukan benar-benar untuk memata-matai Khai melainkan untuk menggoda Khai agar putus dari Cheryl. Anita tiba-tiba merasa kasian dengan Khai yang ternyata diam-diam ditusuk dari belakang oleh asisten pribadinya yang bekerjasama dengan Yusuf.

Anita menghembuskan nafas panjang setelah tahu kejadian sebenarnya. Dia memang menbenci Khai karena mulut pedas lelaki itu. Namun untuk memisahkan Khai dari wanita yang dicintainya itu benar-benar sulit baginya. Anita bingung harus melanjutkan tugas ini atau tidak.

[Mbak, obat ibu habis.]

Ponsel Anita kembali berbunyi, tapi kali ini dari adiknya. Ibunya memang sudah sakit-sakitan. Wanita yang sangat dicintainya itu bergantung pada obat yang harganya lumayan mahal, tiap beberapa hari sekali Anita harus membelikannya.

[Ok, Mbak transfer uangnya sekarang, ya. Bilang sama ibu jangan khawatirin mbakmu. Mbakmu disini sudah kerja!]

Uang dari Yusuf terpaksa Anita kirim sebagian untuk adik dan ibunya. Anita tak mau terjadi sesuatu pada ibunya jika wanita itu tak minum obat.

Setelah mentransfer uang lewat ponselnya, Anita meyakinkan dirinya untuk tetap menjalankan tugas dari Yusuf. Karena uang dari lelaki itu sebagian sudah ia gunakan, ia mengurungkan niatnya untuk mundur.

Anita dengan hati-hati menaiki anak tangga ke kamar Khai. Dia tak mau membuat suara berisik hingga membuat Tuan jahatnya marah.

"Apa yang mereka berdua tengah lakukan di dalam?"

Anita menempelkan telinganya ke pintu kamar Khai, tapi dia tak menemukan suara apapun.

"Apa mereka berdua sudah selesai bercinta? Bagaimana caranya aku bisa mengusir Nona Cheryl agar tidak menginap di sini?"

Anita terus memikirkan bagaimanana caranya membuat Cheryl pergi. Dia tak mau Yusuf mengomelinya karena dia gagal membuat Cheryl pergi.

Ceklek!

Tubuh Anita limbung tatkala pintu kamar Khai tiba-tiba terbuka. Khai terkejut melihat pemandangan di depannya.

"Apa yang kamu tengah lakukan di depan kamarku?" tanya Khai penuh amarah. Anita tak merasakan sakit lagi dibagian tubuhnya yang jatuh ke lantai setelah melihat tatapan tajam dari majikan lelakinya. Wanita itu buru-buru bangkit dan ingin segera kabur namun dengan cepat Khai berhasil menarik baju bagian belakangnya.

"Kamu belum jawab kenapa kamu ada di depan kamarku!" Sekali lagi Khai bertanya. Tatapannya ke arah Anita makin tajam.

"Saya--"

Anita benar-benar mengutuk dirinya sendiri, dalam keadaan terdesak otaknya justru buntu. Tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana dari majikannya.

Anita mundur beberapa langkah. Dia sangat takut majikannya saat ini juga akan membunuhnya karena kelancangannya. Khai tak tinggal diam, dia terus melangkah mendekati Anita, tak mau membiarkan wanita itu kabur.

"Jawab, kenapa kamu ada di depan kamarku! Kamu ingin mengintip apa yang tengah kami lakukan?"

Anita terkejut mendengar bentakan dari Khai. Sepertinya Khai memang benar-benar tengah marah padanya.

"Maaf, Tuan. Saya tidak mengintip. Tapi--"

"Tapi apa? Benar dugaanku, kan. Kalau kau datang bekerja kesini memang untuk menggodaku. Kau pikir kau layak denganku. Cuih!"

Khai meludah ke samping, bukan Anita tak sakit hati melihat perlakuan buruk tuannya. Tapi dia tak mau ambil pusing dengan tuduhan lelaki jahat itu. Yang terpenting sekarang cepat-cepat menyelesaikan tugasnya.

"Aw, Tuan!"

Anita pura-pura terjungkal ke belakang lalu meraih baju lelaki yang di hadapannya. Ini membuat mereka terjatuh bersama dan Khai berada di posisi atas tubuh Anita. Anita sengaja melakukan ini karena melihat Cheryl keluar kamar Khai.

"Apa-apaan kalian?"

Cheryl yang baru keluar kamar terkejut melihat pemandangan di depannya. Khai langsung bangkit dan mendekat ke arah pacarnya yang salah paham.

"Cher, ini tidak seperti yang kamu lihat. Anita mau jatuh dan menarik bajuku sehingga aku ikut ambruk ke atas tubuhnya!"

Cheryl tak percaya dengan ucapan Khai, dia langsung masuk dalam kamar Khai untuk mengambil tasnya kemudian bersiap pergi. Khai terus berusaha mengejar Cheryl untuk menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi tapi sepertinya dia gagal. Cheryl keras kepala pergi tanpa mau mendengar penjelasan dari Khai.

"Kamu puas sudah membuat pacarku salah paham, huh?"

Bukan tak merasa bersalah, Anita sebenarnya tak tega membuat sepasang kekasih itu bertengkar. Tapi karena keadaan, dia terpaksa melakukannya.

"Sekarang kamu aku pecat! Aku tak mau melihat kamu lagi dalam rumahku!"

Khai masuk dalam kamar setelah memecat Anita. Dia buru-buru mengambil kunci mobilnya untuk mengejar Cheryl ke rumah wanita itu.

Sementara itu Anita terlihat panik karena dipecat oleh Khai. Memang dia berhasil membuat sepasang kekasih itu bertengkar tapi belum sampai membuat mereka berdua putus. Anita takut sekali ingin melapor pada Yusuf karena takut Yusuf meminta kembali uangnya sedangkan uang pemberian lelaki itu sudah terlanjur ia gunakan untuk membeli obat ibunya.

Khai melajukan mobilnya dalam kecepatan tinggi berharap bisa mengejar mobil pacarnya. Sayang sekali di tengah perjalanan ke rumah pacarnya ia terjebak macet karena di jalan itu telah terjadi kecelakaan. Mau tak mau Khai bersabar menunggu sampai jalanan kembali normal.

Untuk beberapa puluh menit kemudian, Khai akhirnya sampai di depan rumah Cheryl. Namun tak disangkanya dia malah melihat sesuatu yang membuatnya sangat marah. Ya, Cheryl sedang berpelukan dengan mantan pacarnya di depan rumah wanita itu. Pantas Cheryl tidak mau mendengar penjelasan Khai atas kesalahpahamannya beberapa saat lalu, ternyata Cheryl sengaja menggunakan kesalahpahaman itu untuk menghindari Khai dan kembali kepelukan mantan pacarnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status