Share

Beken 49

*Happy Reading*

"Sudah?"

Aku mengangguk kaku, sebagai jawaban atas pertanyaan Papa barusan. Pria paruh baya itu pun lalu tersenyum hangat, sebelum jauhkan sedotan dan gelas yang baru saja aku gunakan. Kemudian meletakkannya di atas nakas.

"Ada hal lain lagi yang kamu inginkan?" Papa bertanya kembali dengan perhatian. Namun, kali ini aku jawab dengan gelengan kaku. Gerakan kepalaku memang masih sangat terbatas, akibat penyangga leher yang masih harus aku gunakan.

Papa kembali tersenyum, lalu mengusap kepalaku dengan sayang. Duduk di pinggiran tempat tidur dan merapikan selimut yang kugunakan.

"Pa?"

"Ya?"

"Papa gak ngajar?" Tanya itu pun akhirnya lolos, setelah beberapa hari ini aku tahan.

Bukan aku tak suka melihat papaku di sini. Tetapi, bukannya papa harusnya sudah kembali mengajar. Sekolah sedang tidak libur panjang, kan?

"Papa cuti," ungkap Papa kemudian.

"Cuti?"

"Ya. Papa cuti. Khusus buat nemenin kamu di sini." Papa menjawab tanpa beban. Masih dengan senyum hangatnya.

Sayang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yanti Keke
my tears drop....
goodnovel comment avatar
Rafita zaini
si papah bener2 bikin sakit hati, ampe reader aja ikut nyesekk.. klo nyesek kan jadi pengen sandaran di bahu nya reyn,, ehh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status