Share

Bab 5

Author: Citra Lestari
Jika Arjuna sudah bertunangan, mau tidak mau Keluarga Adipati Madaharsa harus menyerah atas keinginan mereka menjadi besan Keluarga Raja Kawiswara.

Selain itu, di antara banyaknya gadis bangsawan di ibu kota, Adelia adalah yang terbaik dan terpopuler di antara para tuan muda. Untuk menghindari persaingan di masa depan, Banyu rasa pernikahan ini lebih baik segera ditetapkan.

"Situasi di istana belum pasti, masih terlalu dini untuk membahas pernikahan sekarang," ujar Arjuna.

Kecurigaan Kaisar seperti pedang tajam yang tergantung di atas kepala. Takutnya Kaisar akan menganggap persatuan antara Keluarga Raja Kawiswara dan Keluarga Adipati Nismara sebagai upaya untuk menyeimbangkan kekuasaan.

Putra mahkota belum diangkat, sekarang memang masa yang penuh gejolak. Banyu terpaksa menahan lidahnya dan tidak bicara lagi.

....

Selama beberapa jam Eliska dan Dwiana bertamu di Kediaman Raja Kawiswara, dua tuan muda yang sudah memasuki usia dewasa itu sama sekali tidak menampakkan diri.

Apa implikasinya, Dwiana tentu saja mengerti. Keluarga Raja Kawiswara tidak berniat menjadi besan keluarga mereka. Untungnya, Dwiana juga tidak memiliki rencana demikian, jadi dia tidak mengungkit tentang kedua pemuda yang absen itu.

Setelah makan siang, Dwiana berpamitan.

Sebelum pergi, Eliska berkata pada Talita, "Rebusan osmanthus, melati putri, dan lycopus dengan salju musim dingin sangat bagus untuk salep ruam dan bekas luka. Ratu bisa mencobanya."

Eliska pernah mendapat luka bakar di kehidupan lampau. Dia telah bersusah payah mendapatkan formula penghilang bekas luka ini.

Alis sang ratu menukik naik, tetapi dia hanya tersenyum tipis dan berkata sambil lalu, "Terima kasih sudah repot-repot mengingatnya."

Eliska tidak berkata lebih banyak. Ibu mertua di kehidupan lampaunya ini hanya mencurahkan kehangatannya pada keluarga dan selalu bersikap dingin pada orang luar. Namun, berhubung Talita juga mencintai estetika, dia pasti akan mencoba resep Eliska.

Begitu Eliska dan putrinya pergi, Sartika langsung memuji, "Nona Eliska benar-benar tumbuh menjadi gadis jelita."

"Kamu menyukainya?" tanya Talita sambil melirik Sartika.

Sartika menggeleng dan berkata, "Nggak ada artinya biarpun aku menyukai penampilan gadis itu. Banyu nggak seperti Arjuna yang penurut. Dia nggak pernah membiarkan aku ikut campur dalam urusannya."

Talita menghela napas dalam hati. Semua orang mengira bahwa Arjuna sangat penurut padanya. Faktanya, mereka tidak tahu bahwa pemuda itu justru paling susah diatur.

Saat Arjuna masih kecil, dia dipukuli ayahnya dengan tongkat karena tidak mau belajar. Tubuh kecilnya begitu kesakitan hingga dia tidak bisa bangun dari tempat tidur selama tiga bulan. Pun begitu, Arjuna tetap tidak mengalah.

Belakangan, Arjuna akhirnya berinisiatif sendiri untuk belajar. Berkat kemauannya sendiri, sekarang dia menjadi pemuda yang ahli dalam bidang sipil maupun militer. Jika Arjuna melakukan sesuatu, itu pastilah atas dorongan pribadinya. Tidak ada seorang pun yang bisa memaksanya.

Contohnya, Putri Kemala yang menyimpan rasa pada Arjuna, tetapi tidak pernah berhasil mendekatinya. Talita yakin diam-diam ada campur tangan sang putra dalam usaha menghalangi niat gadis itu.

....

Dua hari berikutnya, Eliska kembali ke akademi.

Baik akademi wanita maupun akademi pria sama-sama bagian dari Akademi Aretina, akademi yang didirikan oleh Kementerian Ritus pada masa berdirinya dinasti. Ini merupakan akademi milik negara paling bergengsi di seluruh Yardin.

Tiga kandidat teratas dalam ujian kekaisaran Yardin hampir selalu berasal dari Akademi Aretina. Peraih nilai tertinggi dalam ujian musim semi tahun ini adalah putra Raja Kawiswara, Arjuna. Meski dua bulan lebih telah berlalu, orang-orang masih membahasnya.

Tahun lalu, Arjuna mengikuti Raja Kawiswara ke medan perang dan mencetak prestasi militer. Awalnya Kaisar hendak menganugerahkan jabatan resmi padanya, jadi dia tidak perlu mengikuti ujian musim semi.

Namun, Arjuna belum puas dengan status pejabat militer. Dia juga kembali belajar untuk mengejar karier sipil.

Biarpun Arjuna sudah lulus dari akademi, para guru masih sering mengungkit tentang murid kebanggaan mereka ini. Mereka memuji bakat, karakter, dan wawasannya. Arjuna juga diprediksi akan menjadi tokoh hebat di masa depan.

Di dalam akademi, para gadis duduk bersama dalam kelompok kecil.

"Kamu kembali di waktu yang pas, tepat pada waktu perburuan musim gugur," ucap Ayuna, tersenyum saat melihat Eliska.

Eliska memang mengatur waktunya kembali ke akademi agar bertepatan dengan perburuan musim gugur.

Kecakapan bela diri bukan nilai yang dijunjung para wanita Yardin. Perburuan musim gugur juga biasanya hanya diikuti para kaum pria.

Tahun ini, kebetulan duta Belani bersama Putri Belani datang berkunjung. Sang putri ingin berburu, jadi kali ini Kaisar mengizinkan para gadis untuk berpartisipasi.

Eliska ingin memanfaatkan waktu di perburuan musim gugur untuk mengasah keterampilan berkuda dan memanahnya. Bagaimanapun, dia sudah bertahun-tahun tidak berlatih.

"Apa kamu nggak penasaran kenapa para gadis juga diperbolehkan berpartisipasi dalam perburuan musim gugur kali ini?" tanya Ayuna.

Eliska berpura-pura tidak tahu dan bertanya balik, "Kenapa?"

"Putri Belani datang ke sini. Orang suku nomaden ahli berkuda dan memanah. Mungkin dia ingin mencoba tempat berburu di Yardin. Yang Mulia tentu saja butuh para gadis untuk menemaninya," jelas Ayuna.

Ayuna mencondongkan kepala ke telinga Eliska dan berbisik, "Tapi, kudengar dia juga sedang mencari pasangan."

Eliska sama sekali tidak ingat dengan urusan pribadi sang putri.

Perburuan musim gugur dalam skala sebesar ini belum pernah terjadi sebelumnya. Akademi mengatur agar para gadis duduk berpasangan di dalam kereta kuda.

Eliska dipasangkan dengan Nindia. Sejak kecil, keduanya jarang berinteraksi sehingga hubungan mereka kurang dekat. Setelah bertukar sapa sebentar, mereka lalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Perjalanan belum terlalu jauh ketika seseorang tiba-tiba memanggil nama Nindia. Gadis itu tersenyum cerah, lalu menyibak tirai dan membalas, "Kak Banyu!"

Tatapan Banyu tidak sengaja jatuh ke dalam kereta. Dia melihat seorang gadis berwajah familier tengah membaca buku.

Gadis itu mendongak ketika mendengar Nindia memanggil nama Banyu. Wajahnya bersih tanpa riasan, tetapi matanya sejernih air mata murni. Tidak berlebihan jika menyebutnya primadona negeri.

Jantung Banyu yang tidak pernah dipengaruhi asmara selama 18 tahun tiba-tiba berdebar kencang tanpa alasan.

"Aku barusan memetik beberapa buah liar. Rasanya lumayan enak, aku bawakan sedikit untuk kalian coba," ucap Banyu sambil menarik pandangannya. Wajahnya tidak menunjukkan perubahan ekspresi.

"Terima kasih, Kak Banyu," kata Nindia dengan riang. Setelah terbiasa dengan berbagai hidangan lezat yang memanjakan lidah, rasanya menyenangkan jika sesekali menikmati buah-buahan liar.

Banyu memikirkannya sejenak, lalu bertanya, "Siapa yang duduk di kereta bersamamu?"

Nindia menjawab, "Kak Eliska dari Keluarga Adipati Madaharsa."

Banyu mengernyit. Ternyata gadis itu adalah Eliska.

Banyu tentu saja mengenal Eliska, tetapi biasanya dia hanya melihatnya dari kejauhan. Di Kediaman Raja Kawiswara tempo hari, dia juga tidak melihat wajah gadis itu dengan jelas.

Dalam bayangan Banyu, Eliska hanyalah seorang gadis kecil. Jadi, biarpun gadis yang dilihatnya tampak familier, dia tidak mengaitkannya dengan Eliska.

Pantas saja Keluarga Adipati Madaharsa begitu percaya diri ingin mengirim putri mereka yang lain. Ternyata Eliska memang begitu memesona.

"Panggil aku kalau kamu butuh sesuatu," ucap Banyu dengan perasaan campur aduk. Setelah berpesan pada adiknya, dia lalu menurunkan tirai.

Nindia membagi buah-buahan liar itu sambil berkata, "Biarpun Kak Banyu kelihatan galak, sebenarnya dia sangat baik."

Eliska mengangguk setuju. Di kehidupan lampau, Banyu memperlakukannya dengan sangat baik. Pemuda itu juga lumayan dekat dengan kakaknya. Di tambah lagi, Banyu sangat jujur ​​dan berjiwa kesatria. Eliska memiliki kesan yang baik terhadapnya.

Di tengah perjalanan, Nindia sedikit mengantuk dan tertidur. Sebaliknya, Eliska sama sekali tidak mengantuk. Setelah memakan dua buah liar, dia bukan hanya belum puas, tetapi juga kian tergiur untuk makan lebih banyak.

Di luar kereta, Banyu masih berkuda di samping. Eliska menyibak sudut tirai. Dia tidak bisa melihat ke luar dengan jelas dan hanya berbisik, "Tuan Banyu, apa ada buah-buahan seperti tadi di tempat perburuan musim gugur?"

Eliska tidak tahu bahwa orang di luar kereta kuda mereka bukanlah Banyu, melainkan suaminya di kehidupan lampau, Arjuna.

Jika didengar secara cermat, nada manis Eliska seperti dibuat-buat. Seolah-olah dia sengaja mencari alasan untuk memulai percakapan.

Arjuna melirik ke samping. Tirai sutra berkibar pelan tertiup angin musim gugur. Hanya satu sudutnya yang terangkat dan tangan pemilik suara samar-samar terlihat di balik tirai yang bergoyang, terlihat lembut dan halus.

Eliska menambahkan dengan nada menyanjung, "Kalau nggak ada, apa aku boleh minta beberapa lagi? Kudengar Tuan Banyu terkenal baik dan murah hati, jadi aku memberanikan diri untuk meminta. Aku akan membalas kebaikanmu di lain hari."

Membalas kebaikan yang diucapkan seorang wanita biasanya tidak sesederhana itu. Bisa jadi itu adalah caranya untuk menggoda lawan jenis. Lagi pula, gadis yang bisa mengomentari teknik bercinta tidak mungkin sepolos yang terlihat.

Arjuna menyipitkan matanya. Eliska berani memilih-milih opsi pasangan di tengah Keluarga Raja Kawiswara. Tampaknya dia tidak begitu pintar.

Lantaran ucapannya tidak ditanggapi, Eliska mengira Banyu tidak bisa mendengar jelas, jadi dia mengangkat tirai lebih tinggi.

Sekarang Eliska bisa melihat orang yang ada di luar. Namun, dia tidak menyangka bahwa orang yang menemani kereta mereka ternyata adalah Arjuna.

Arjuna duduk tegak di atas pelana. Busana ketat yang memeluk tubuhnya menonjolkan sosoknya yang gagah, menambah aura mulia dan dinginnya. Kata tampan bahkan tidak cukup untuk menggambarkan pesonanya. Saat ini, pemuda itu sedang menatap Eliska.

Eliska juga tidak terkejut. Bagaimanapun, Arjuna sangat menyayangi adiknya, Nindia. Memikirkan risiko bahaya di sepanjang jalan, wajar saja jika pemuda itu ingin menjaga adiknya secara pribadi.

Eliska memperkirakan mereka akan bertemu selama perburuan musim gugur ini, tetapi hanya dari kejauhan. Siapa sangka, sekarang mereka hanya terpisahkan jarak beberapa sentimeter. Eliska bahkan bisa melihat dengan jelas kilat tajam di mata Arjuna.

Di dalam kereta, Eliska membungkuk dan menurunkan pandangan sambil berkata, "Salam, Putra Bangsawan Arjuna."

Biarpun terhambat laju kereta, postur Eliska saat memberikan salam tetap baik dan anggun. Namun, gadis cantik dengan niat tersembunyi tidak bisa disukai.

"Nona Eliska yakin hanya ingin makan buah?" tanya Arjuna dengan pelan.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Syafira Alhasni
Terlalu banyak nama tokoh dan juga cerita awalnya tidak searah dengan alur cerita yang lain. Cerita awal Eliska sudah menikah dengan Arjuna tapi karena kecelakaan mereka terpisah Ceritanya tidak berarah
goodnovel comment avatar
Syeikha
bingung sama nama tokoh cerita
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 549

    Dwiana melirik mereka berdua, tetapi tidak terlalu memikirkannya. Pertengkaran pasangan adalah hal lumrah.Arjuna minum cukup banyak, jadi Eliska menopangnya naik ke kereta.Setelah mabuk, Arjuna menjadi lebih aktif bicara. Dia bertanya, "Apa lukaku jelek sekali?""Nggak jelek," sahut Eliska."Jadi kenapa kamu terus menolakku?" tanya Arjuna sambil menatapnya.Eliska tertegun."Apa kamu sudah nggak mencintaiku lagi?" tanya Arjuna lagi dengan suara serak. Jika didengar secara cermat, ada nada sedih dari cara bicaranya.Eliska merapatkan jarak dan memeluk Arjuna, lalu membujuknya, "Bukan begitu. Kamu terluka, jadi aku ingin kamu istirahat dan memulihkan diri dulu."Berhubung Arjuna terluka, Eliska-lah yang harus bekerja keras. Itu terlalu melelahkan, Eliska tidak kuat."Jadi, apa istriku mencintaiku?" desak Arjuna.Eliska menjawab dengan menciumnya. Baiklah, lebih baik berikan saja apa yang suaminya inginkan.Awalnya, Arjuna terkejut dengan pendekatan Eliska yang begitu tiba-tiba. Namun,

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 548

    Janita malah bertanya sambil tersenyum, "Apa Kak Mahesa bisa membantuku mendapatkannya? Sebagai gantinya, aku akan memperkenalkanmu pada gadis tercantik di ibu kota. Bagaimana?"Mahesa membalas, "Gadis tercantik di ibu kota? Bukannya itu kamu?"Mahesa ingin sekali berkata bahwa dia menginginkan Janita, jadi jangan mengincar sarjana itu lagi. Dirinya adalah putra mahkota. Dengan orang tua yang bijak, dia bisa membujuk mereka agar dia hanya menikahi Janita seorang."Bukan aku," bantah Janita sambil menepuk bahunya. "Putri kelima Kediaman Menteri jauh lebih cantik dariku. Dia dan Kak Mahesa akan menjadi pasangan serasi. Dia juga pernah mengirimkan kue untuk Kak Mahesa. Ingat, 'kan?"Mahesa tidak ingin mendengar lebih banyak dan berucap dingin, "Nggak ingat.""Setelah bertemu beberapa kali lagi, kamu pasti akan mengingatnya," ucap Janita.Mahesa kehilangan kata-kata."Kalau memang nggak bisa bersamanya, aku juga harus mencari suami. Kalau nggak ada pilihan lain, aku sama Adnan saja. Dia pa

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 547

    Awalnya Bara tidak berkata apa-apa. Namun begitu Eliska datang, dia tiba-tiba bertanya pada Arjuna, "Menurut Ayah siapa yang lebih cantik, Ibu atau adikku?"Arjuna melirik Bara yang sedang tersenyum. Dia tahu putra sengaja ingin mencari masalah."Tentu saja ibumu lebih cantik," sahut Arjuna dengan tenang. Putrinya belum mengerti apa yang dikatakannya. Kalaupun mengerti, istrinya tetapi paling cantik di matanya.Bara mencebikkan bibir, merasa bosan dengan tanggapan ayahnya. Dia suka orang tuanya bertengkar. Dengan begitu, dia bisa tidur ditemani ibunya di malam hari.Bagi Bara, ayahnya adalah yang terbaik dalam segala hal, kecuali fakta bahwa dia selalu memonopoli sang ibu, tidak pernah mau mengalah padanya.Arjuna menatap Bara, menyadari kilat kecewa di matanya.Malam itu, setelah Bara mandi dan bersiap tidur, pintu kamarnya dibuka seseorang. Anak itu merasa ada yang menyibak selimutnya. Sambil menggosok matanya, dia melihat ayahnya telah menggendongnya."Ayah mau bawa aku ke mana?" ta

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 546

    1. Kelahiran Janita.Eliska mengandung putrinya saat dia menemani Arjuna ke Surtara.Setiba di Surtara, Eliska baru mengerti apa yang Arjuna maksud dengan lingkungan yang keras. Kondisi kehidupan di sana jauh lebih sulit daripada perbatasan, terutama masalah kekurangan air.Sekarang karena hubungan mereka membaik, Eliska bersedia berkeliling dan melihat-lihat bersama Arjuna. Di kehidupan lampau, dia mana mau pergi bersama Arjuna yang dingin. Itu hanya akan membuatnya bertambah bosan. Lagi pula, penjagaan juga cukup ketat untuk berkeliaran.Unus telah naik jabatan dan menikah dengan Annisa. Eliska beberapa kali bertemu dengannya di Surtara. Annisa selalu terlihat canggung, tetapi tetap tetap ramah mengirimkannya makanan. Lantaran malu untuk datang sendiri, dia hanya mengutus pelayan atau Unus untuk membawanya.Eliska juga tidak berinisiatif mencari Annisa. Bukan karena dia tidak menyukainya, tetapi mengingat apa yang pernah terjadi di masa lalu, memang lebih baik mereka tidak bertemu.S

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 545

    Menjelang upacara pernikahan akbar, Dwiana pergi menemui Harini. Gadis itu memanggilnya dengan mata memerah, "Bibi.""Nggak ada orang Kediaman Putri yang boleh datang, tapi ada Bibi di sini, jadi setidaknya ada keluargamu yang mengantarmu menikah," ujar Dwiana.Beberapa hari lalu, Dwiana menangis haru saat mengetahui bahwa gadis di sisi Kaisar adalah Harini. Melihatnya baik-baik saja, dia merasa kian bahagia."Eli sudah tahu sejak awal, tapi nggak pernah memberitahuku. Kalau Bibi tahu lebih cepat, Bibi pasti membuat persiapan matang untukmu," kata Dwiana dengan nada sesal."Nggak perlu khawatir, Bibi. Yang Mulia sudah menyiapkan semuanya," sahut Harini. Yervan jauh lebih teliti dan peduli pada rencana pernikahan ini darinya."Bibi senang mendengar Yang Mulia memperlakukanmu dengan baik," ujar Dwiana. Dia tahu istana tidak seperti kediaman pada umumnya. Hatinya cukup berat melepas Harini memasuki istana. Dia baru lega melihat kepedulian Yervan pada gadis itu.Yervan bukan hanya lebih pe

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 544

    Kehidupan Harini di istana berjalan cukup mudah. Semua orang memperlakukannya dengan sangat hormat, terutama setelah pertengkarannya dengan Yervan.Alasan pertengkaran itu tidak lain karena Yervan terlalu sibuk dengan urusan pemerintahan hingga melupakan waktu makan dan istirahat. Para pelayan sudah mencoba membujuknya, tetapi Yervan tidak mau mendengarkan.Ketika Harini mengetahui hal itu, dia marah besar dan langsung pergi ke Aula Baruna dengan membawa kotak makanan.Melihatnya, Yervan hanya bertanya dengan santai, "Kenapa kamu ke sini?""Untuk mengantarkan makanan bagi Yang Mulia. Sesibuk apa pun, Yang Mulia tetap perlu makan," ujar Harini, masih berusaha bicara dengan nada lembut. Bagaimanapun sekarang Yervan telah menjadi kaisar, dia tidak berani terlalu lancang."Baiklah," sahut Yervan sambil tersenyum.Namun, hingga Yervan menyelesaikan pekerjaannya, makanan itu masih tidak tersentuh. Harini masih menahan diri. Hal yang sama terjadi tiga kali. Pada akhirnya, Harini tidak tahan l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status