Share

Bab 2. Perjanjian

last update Last Updated: 2025-10-18 00:50:49

Aku beralih menatap Dewi dan Farel. Farel terlihat senang. Sepertinya kehilangan harta bagi dia tidak masalah asal bisa menikah dengan Dewi. Tipe bucin tingkat akut yang tidak ada obatnya. Aku heran bagaimana kehidupan Farel saat sekolah. Aku yakin jika dia sering dimanfaatkan orang.

Kemudian aku beralih ke arah Dewi. Wajah yang ditunjukkan oleh Dewi seakan matanya mau keluar. Aku yakin kalau Dewi tidak akan setuju. Mana mau orang matre menikah dengan orang yang tidak memiliki harta lagi.

Tapi dibanding itu semua, aku tidak tahu kenapa nek Ningsih memilih syarat seperti itu. Syarat itu bisa merugikan mereka jika aku jadi penghianat dan membawa kabur semua harta itu.

"Kalian setuju?" 

"Iya, aku setuju," sahut Farel.

"...."

"Kamu setuju kan sayang. Tadi kamu bilang kamu akan mencintai aku apa adanya. Kamu mencintai aku bukan karena harta kan? Jadi kamu tidak apa-apa kalau aku akan kehilangan semuanya," tanya Farel beralih ke Dewi.

Dewi hanya diam. Dia belum menjawab apapun. Mana mungkin dia akan bilang jika dia hanya mau harta saja. Yang ada penjara akan penuh dengan penjahat.

"Kenapa kamu diam. Apa kamu hanya ingin harta cucuku saja?"

"Sayang?" tuntut Farel.

"Iya sayang, aku mencintai kamu apa adanya," sahut Dewi terpaksa.

Aku bisa melihat senyuman dan raut wajah Dewi yang terpaksa. Rasanya ada rasa puas melihat Dewi yang tersenyum paksa seperti itu.

"Kalau kalian setuju dua syarat dari Nenek. Nenek akan segera mengurus surat kepemilikan semua harta. Kalian siapkan saja surat nikah. Nenek tidak mau ada acara pesta."

"Tidak ada acara?"

"Iya, saat Farel dan Sandra menikah juga hanya acara biasa. Tidak ada pesta," ujar nek Ningsih.

Memang benar, aku dan Farel tidak melakukan pesta, hanya akad saja. Farel tidak mau ada acara mewah. Katanya dia tidak suka pesta. Aku tahu jika itu hanya alasan Farel agar hubungan kami tidak tersebar luas. Dia masih ingin agar Dewi yang menjadi istri dia.

"Kita menikah saja sudah cukup kan sayang. Yang penting kita sah," bujuk Farel.

"I … iya. Yang penting sah," jawab Dewi kaku.

"Setelah surat penyerahan harta kamu tandatangani, baru Nenek akan merestui pernikahan kalian."

"Tenang saja Nek. Besok Farel akan membawa surat pernikahan kami."

"Sandra, tolong antar Nenek ke kamar ya. Nenek mau istirahat. Nenek capek," pinta Nek Ningsih.

Aku mengantar nek Ningsih ke kamarnya. Aku masih lihat Dewi yang menatap tajam ke arahku. Seolah semuanya adalah salahku.

***

'Sial, kenapa semua jadi seperti ini. Kalau begini sama saja aku menikahi gembel. Dulu aku mengira jika Farel hanyalah anak pegawai kantoran biasa, makanya aku tidak terlalu serius berhubungan dengan dia. Setelah dia menikah, baru aku tahu jika dia hanya menyamar sebagai karyawan biasa. Sekarang saat dia mau menikahi aku, malah semua harta warisan diberikan ke Sandra. Awas saja kamu Sandra, aku akan merebut kembali semua harta itu. Pokoknya semua harta itu harus menjadi milikku,' batin Dewi.

"Dewi, kamu tidak apa-apa kan?" tanya Farel cemas melihat Dewi yang seperti tertekan.

"Aku tidak apa-apa Farel. Tapi apa kamu tidak masalah kalau semua harta kamu diberikan untuk Sandra?"

"Aku tidak masalah Dewi. Yang penting, aku tetap bisa bersama dengan kamu," sahut Farel. 

"Tapi bagaimana jika perempuan itu jahat. Dia akan menguasai seluruh harta kamu. Bisa-bisa kamu dan nenek kamu diusir. Kamu harus waspada Farel," hasut Dewi.

"Dewi, Sandra bukan perempuan seperti itu. Dia adalah penyelamat nenek aku. Kalau dia mau, dia sudah meminta uang tebusan sejak dulu," kata Farel tidak setuju dengan Dewi.

"Farel, kamu percaya sama aku. Dia …."

"Aku percaya sama kamu Dewi. Makanya aku sangat mencintai kamu. Sekarang aku sudah cukup senang kita bisa menikah. Ayo kita urus surat pernikahan kita," ajak Farel menarik tangan Dewi.

Dewi tidak akan membiarkan harta itu jatuh kepada Sandra. Dia berjanji akan membuat hidup Sandra sengsara, seperti saat mereka sekolah dulu. Da sangat yakin kalau dia dengan mudah bisa menyabotase harta itu. Dia akan menjadi orang yang kaya raya. Dia bersyukur ada 'temannya' di kantor yang mengetahui status Farel yang sesungguhnya. 

'Tidak apa, yang penting sekarang aku menikah dulu dengan Farel. Kalau kami sudah menikah, aku akan mengambil alih semua harta itu. Setelah semua harta itu aku dapatkan, aku akan mengusir Farel, Sandra dan juga nenek tua itu,' batin Dewi dengan percaya diri.

Dewi sangat percaya diri bisa menaklukan Sandra. Tapi Sandra yang sekarang bukanlah Sandra yang dulu. Dia sudah berbeda. 

Sekarang kehidupan mereka akan terbalik. Jika dulu Dewi di atas, maka sekarang Sandra yang akan di atas. 

***

Keesokan paginya Farel telah menyiapkan semua dokumen pernikahan mereka. Nek Ningsih juga sudah menyiapkan semua dokumen peralihan harta. Di sana juga ada ada pengacara yang mengesahkan dokumen tersebut. Beserta sekretaris nek Ningsih, Hasballah yang sering di panggil sekretaris Has.

Sandra menatap Farel yang langsung menandatangani dokumen tersebut tanpa membaca lagi. Kemudian matanya beralih ke Dewi. Mata mereka beradu, Dewi menatapnya dengan tajam dan meremehkan. Seolah-olah dia yang akan menjadi penguasa di rumah itu.

Sandra menatap Dewi dengan datar. Dia teringat kembali dengan perkataan nek Ningsih akan selalu berada di sampingnya. Nek Ningsih bilang kalau dia harus bersikap tegas, jangan mau kalah dari Dewi untuk mendapatkan Farel dari wanita ular itu.

Sekarang kehidupan mereka akan saling berhubungan. Siapa yang akan bertahan dia yang akan menang.

Bersambung ….

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Berbagi Suami   Bab 7. Menghina

    "Sandra, sini dong," panggil mereka lagi.Sandra mendekat ke arah mereka berempat. Dia meletakan tas belanjaan di dekat kakinya. "Ayo duduk sini," suruh Tika.Sekarang posisi duduk Sandra berhadapan dengan Dewi. Sedangkan Tika berhadapan dengan Evi dan Anita. Dewi menatap Sandra dengan harap-harap cemas. Dia takut kalau Sandra akan menyinggung status mereka. Dewi tidak mau jika teman-teman tahu jika dia hanya istri kedua. Apalagi Sandra yang menjadi istri pertama. Martabat dia bisa jatuh."Terima kasih," ucapan Sandra setelah duduk dengan nyaman."Kamu ngapain di sini, Sandra? Apa hanya melihat-lihat saja?" tanya Tika memulai membully Sandra."Itu barang kamu banyak amat. Jangan bilang kamu habis dijajanin sama om-om lagi. Upss … maaf Sandra, aku keceplosan ya," hina Evi."Oh ini, ini barang punya nenek yang aku jaga kok," jawab Sandra tidak sepenuhnya berbohong. "Aduh, kasihan sekali kamu. Kamu hanya belanja untuk nenek yang kamu asuh ya. Apa kamu jadi pembantu?" sahut Anita sambi

  • Terpaksa Berbagi Suami   Bab 6. Jalan-jalan

    "Kamu udah berani sama aku, heh.""Kenapa aku takut sama kamu. Sekarang aku istri pertama dan kamu istri kedua," sahut Sandra menantang Dewi. "Kamu jadi istri pertama saja bangga. Kamu harus ingat, perempuan yang dicintai Farel itu adalah aku bukan kamu. Farel nikah sama kamu gara-gara dia ingin membuat aku panas saja. Kamu jangan sombong deh," sindir Dewi.Sandra meremas kedua tangannya. Memang benar apa yang dikatakan oleh Dewi. Tapi dia tidak boleh kalah dari Dewi seperti saat sekolah. Sekarang dia ada yang berkuasa di rumah ini."Ada apa sih, teriak-teriak tidak jelas. Kek di dalam hutan saja," kata bi Ijah mendekat ke arah mereka berdua."Kamu ke sini," panggil Dewi kasar."Eeiiit … kamu siapa berani bersikap kasar," sahut bi Ijah tidak terima."Kamu berani melawan aku, hah!" bentak Dewi."Memangnya kamu siapa di sini. Tuan rumah juga bukan," ujar bi Ijah tidak takut. "Aku ini istri Farel. Jadi otomatis aku juga pemilik rumah ini.""Ini aku yang pikun atau kamu yang sudah pikun

  • Terpaksa Berbagi Suami   Bab 5. Sarapan Pagi

    Sandra sebelum ke ruang makan pergi ke dapur dulu. Dia akan mengambil makanan yang telah dia siapkan untuk Farel. Tangannya meletakkan sarapan pagi berupa nasi goreng dengan telaten. Setelah semua selesai ditata rapi di atas meja, Sandra duduk di sebelah kanan Farel. Sedangkan di sebelah kiri duduk Dewi. "Lho, kok hanya ada dua piring. Buat aku mana, Sandra?" tanya Dewi tidak kebagian piring."Kamu kan masih sehat. Kamu bisa ambil piring sendiri di dapur," sahut Sandra.Sandra meneruskan kegiatannya. Dia menaruh nasi goreng dan lauk pauk ke dalam piring Farel."Kenapa kamu tidak sekalian ambil piring buat aku," protes Dewi."Dewi, aku ini bukan pembantu kamu. Kamu ini istri kedua Farel. Seharusnya kamu lebih menghormati aku sebagai istri pertama Farel. Sudah untung aku mau masak lebih buat kamu. Kamu itu harus bersyukur. Kamu sebagai seorang istri hanya tahu mengurus diri. Kamu juga masak buat suami kamu dong," tegur Sandra."Benar apa yang dibilang Sandra, Dewi. Kamu seharusnya juga

  • Terpaksa Berbagi Suami   Bab 4. Kepergian Nek Ningsih

    Beberapa hari setelah Dewi dan Farel sudah resmi menjadi suami istri. Nek Ningsih benar-benar pergi meninggalkan Sandra sendiri dengan sangat cepat. Dia pergi sesuai perkataannya. Sekarang Farel juga masih bekerja sebagai pegawai kantoran biasa. Dia hanya menerima gaji layaknya pegawai rendahan. Semua kartu kredit dia sudah ditarik kembali oleh nek Ningsih. Farel menyerahkan semua itu mau tidak mau. Semua dipegang oleh Sandra.Lain Farel lain Dewi, Dewi sama sekali tidak rela. Dia akan tetap bertahan karena yakin jika semua itu hanya akalan nenek Farel saja. Farel dan Dewi tetap tinggal satu rumah dengan Sandra. Dewi tidak mau tinggal di kontrakan. Dia percaya kalau harta Farel tidak mungkin diserahkan semuanya untuk Sandra. Apalagi dia sudah mendapatkan info, sebulan lagi Farel akan dilantik menjadi bos baru di perusahaan. Dengan begitu, Dewi akan bisa menguras harta Farel. Dia harus bertahan selama sebulan saja. Setelah itu dia bisa menyingkirkan Sandra.***Saat ini Sandra sedang

  • Terpaksa Berbagi Suami   Bab 3. Jangan Mau Kalah

    Beberapa saat setelah Farel dan Dewi meminta restu.Sandra menuntun nek Ningsih ke dalam kamarnya. Dia mendudukkan nek Ningsih pada kasur, tempat yang biasa digunakan untuk tidur. Ketika dia ingin menaikkan kaki nek Ningsih agar bisa segera tidur, tapi nek Ningsih menolaknya."Ada apa Nek?" tanya Sandra heran."Nenek tidak capek. Nenek tidak mau tidur dulu," jawab nek Ningsih."Bukannya tadi Nenek katanya mau tidur?" "Itu hanya alasan Nenek saja. Nenek tidak mau lama-lama di sana." "Oh begitu," kata Sandra sedikit menghindar tatapan nek Ningsih.Sandra masih kecewa dengan keputusan nek Ningsih yang merestui hubungan Farel dan Dewi barusan. Besok Farel, suaminya akan menikah lagi. Dia akan dimadu oleh orang yang sering menyakitinya."Kamu kenapa Sandra? Apa kamu marah sama Nenek?" tanya nek Ningsih khawatir.Nek Ningsih telah menganggap jika Sandra adalah bagian dari keluarganya. Tidak ada bedanya dia dan Farel. Mereka berdua sama-sama cucunya."Maaf jika Sandra egois. Sandra tidak b

  • Terpaksa Berbagi Suami   Bab 2. Perjanjian

    Aku beralih menatap Dewi dan Farel. Farel terlihat senang. Sepertinya kehilangan harta bagi dia tidak masalah asal bisa menikah dengan Dewi. Tipe bucin tingkat akut yang tidak ada obatnya. Aku heran bagaimana kehidupan Farel saat sekolah. Aku yakin jika dia sering dimanfaatkan orang.Kemudian aku beralih ke arah Dewi. Wajah yang ditunjukkan oleh Dewi seakan matanya mau keluar. Aku yakin kalau Dewi tidak akan setuju. Mana mau orang matre menikah dengan orang yang tidak memiliki harta lagi.Tapi dibanding itu semua, aku tidak tahu kenapa nek Ningsih memilih syarat seperti itu. Syarat itu bisa merugikan mereka jika aku jadi penghianat dan membawa kabur semua harta itu."Kalian setuju?" "Iya, aku setuju," sahut Farel."....""Kamu setuju kan sayang. Tadi kamu bilang kamu akan mencintai aku apa adanya. Kamu mencintai aku bukan karena harta kan? Jadi kamu tidak apa-apa kalau aku akan kehilangan semuanya," tanya Farel beralih ke Dewi.Dewi hanya diam. Dia belum menjawab apapun. Mana mungkin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status