Share

Bab 2 Kehidupan Istri Kedua

Author: Noona Y
last update Last Updated: 2025-08-14 20:11:19

“Coba tes lagi!”

Ashley menyuruh Rayana kembali masuk ke kamar mandi, seperti menyuruh pembantu melakukan pekerjaan kotor.

Rayana menurut, namun setelah mencoba ketiga kalinya, hasilnya tetap sama, satu garis.

Ashley mendecak. Dengan kesal ia melemparkan stik itu tepat ke wajah Rayana.

TUK!

“Dasar kamu nggak berguna! Menggoda pria saja kamu nggak becus. Kalau terus begini kapan aku punya bayi!” bentaknya, melengking.

“Kak, tolong sabar, ini baru seminggu, mungkin saja setelah dua ming—! Kyaaa!” Ashley menjambak rambutnya. Kepala Rayana terhentak ke belakang, ia pun mengerang kesakitan.

“Kamu sengaja kan, kamu nahan diri, biar aku nggak bisa bahagia sama suamiku!?” Nada Ashley tajam, sorot matanya menusuk. Dengan kasar ia melepaskan jambakannya, membuat Rayana terhuyung dan jatuh tersungkur ke lantai.

Sejenak Ashley berdiri dengan tangan terlipat di dada, ia menggigit kukunya—kebiasaan lamanya saat sedang kesal.

Sebuah ide baru muncul, Ashley berjalan ke walk-in closet, membuka lemarinya dan menarik keluar sehelai lingerie tipis berwarna merah menyala.

“Kenakan ini, untuk menggoda Arya.” ucapnya dingin seraya melemparkan kain itu kepada Rayana.

Rayana tahu apa yang Ashley maksud. Dadanya kian terasa sesak. Mengingat kembali rasa perih ketika ia kehilangan mahkotanya, di malam pertama.

“Kumohon, Kak… jangan malam ini. Aku belum siap. Tolong… tunggu satu minggu lagi, aku janji hasil tesnya pasti garis dua.” Rayana berlutut, memegangi kaki Ashley, memohon setengah mati.

Ashley menyeringai, matanya berkilat licik. Ia tahu Rayana sedang merasa ketakutan— justru itu yang ia inginkan. Penderitaan Rayana adalah hiburan sekaligus kemenangan baginya.

“Apa kamu lupa? Kamu kan sudah setuju meminjamkan rahimmu padaku. Kalau bukan karena kedua orang tuaku yang mengadopsimu, mungkin sekarang kamu hidup di jalanan. Jadi turuti saja perintahku, jangan membantah perintahku. Malam ini kamu harus goda Arya sampai dia tidak bisa menolakmu. Yang aku mau cuma satu—bayi dari benih Arya. Dan itu tugasmu, Rayana!”

Rayana membeku. Tenggorokannya terasa kering, saat ia menelan ludah. Menggoda? Bagaiman mungkin? Suaminya itu bahkan tak pernah mau menatapnya.

Sudah seminggu Rayana menjalani perannya sebagai istri kedua. Dan selama itu pula, hidupnya terasa bagai di neraka. Ashley memperlakukan dia layaknya pembantu—menyerahkan seluruh pekerjaan rumah tangga kepadanya.

Dari mencuci, memasak, hingga membersihkan setiap sudut apartemen mewah mereka. Sejak fajar, Rayana sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan, lalu menata pakaian kerja Arya dengan rapi.

Walau telah setahun menikah, Ashley nyaris tak pernah menjalani peran sebagai istri. Ia lebih suka menghadiri pesta, pulang dalam keadaan mabuk, dan menghamburkan uang belanja dari suaminya tanpa peduli pada kebutuhan rumah tangga.

Sikap Arya pun hanya menambah penderitaan Rayana. Pria itu kerap melontarkan kemarahan dan hinaan, seolah Rayana adalah wanita murahan yang numpang hidup di rumahnya. Kebencian Arya terpancar dari ekspresinya—dan Rayana merasakan aura kebencian itu setiap hari.

Tapi Rayana tak punya pilihan, selain hanya menuruti keinginan Ashley yang selalu mengancam nya, “Baik… akan kucoba lakukan.”

******

Di bawah cahaya lampu temaram ruang makan, Ashley duduk menyilangkan kaki, tangannya mengulur garpu berisi potongan daging ke bibir Arya.

“Buka mulutnya, sayang…” bisiknya, senyum menggoda tersungging di bibirnya.

Arya menurut tanpa banyak kata, seakan terseret dalam hipnotis tatapan istrinya. Giginya perlahan menggigit potongan daging dari ujung garpu, sementara pandangannya terpaku pada wajah cantik sempurna Ashley.

Sepulang Arya bekerja, Ashley menyiapkan makan malam spesial, ia sengaja berdandan seksi dan bersikap manis manja.

“Kamu selalu terlihat cantik, Sayang… aku rindu saat kamu bermanja-manja padaku seperti ini,” ucap Arya, menatap istrinya dengan sorot mata penuh cinta sekaligus rindu.

Ashley pun mendekat, tubuhnya pindah keatas pangkuan Arya. Gaun sutranya terangkat sedikit, menyingkap pahanya yang mulus. Ashley melingkari kedua lengannya dileher Arya, mencium bibir Arya, lalu ciumannya turun ke leher.

Arya mengerang pelan—Oh tuhan, ia sudah terlalu lama merindukan sentuhan istrinya.

Ashley jarang berada di rumah, lebih sering keluar sibuk bekerja dan bersenang-senang dengan teman-temannya.

Aroma tubuh Ashley selalu memabukan, gerakan pinggulnya agresif, jari-jarinya yang lentik mengelus dada Arya perlahan, ia sengaja membangkitkan hasrat. Arya mulai kehilangan kendali.

Tangannya merayap ke punggung Ashley, siap menanggalkan gaun indah yang memeluk lekuk tubuh istrinya. Tapi secara tiba-tiba gerakannya itu dihentikan Ashley.

Arya kebingungan, Ashley tersenyum miring—Senyum yang lebih mirip seringai licik, menyimpan rencana jahat.

“Jangan terburu-buru… aku punya hadiah spesial untukmu malam ini,” bisiknya, suaranya penuh racun ular cobra.

Kemudian ia menjentikan Jarinya keras.

Tak!

Pintu kamar tamu terbuka. Rayana melangkah keluar—tubuhnya terbalut lingerie tipis yang nyaris tak menutupi apa pun. Kain transparan itu memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya. Arya terdiam—nafsu yang baru saja menyala kini bercampur dengan amarah. Matanya menatap tajam pada Ashley, menuntut penjelasan.

Rayana menelan ludah, matanya terangkat menatap Arya—penuh ketakutan, sekaligus rasa malu yang menusuk.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Dimadu: Mengandung Benih Kakak Ipar   Bab 9 Malu-malu Tapi Mau

    “Aku bisa menyembuhkan kakimu dengan cepat, asalkan kamu, biarkan aku melakukannya.”Arya tak mau menghentikan gerakannya sebaliknya, ia merapatkan tubuhnya. Lututnya menekan ranjang, mengikis habis jarak di antara mereka. Rayana makin terdesak, dadanya naik-turun dalam kepanikan.“Me… melakukan apa? Maksudnya itu!” seru Rayana panik. Tak disangka Arya minta jatah, tanpa disuruh Ashley. Tak disangka, Arya sendiri meminta jatah, bahkan tanpa perintah dari Ashley.Arya mengangguk. “Sudah jadi tugasmu, mengandung benihku. Kamu harus cepat mengandung supaya urusan diantara kita cepat selesai."“Tidak!” Jawab Rayana, nada suaranya lantang.“Kau bilang apa!?” Arya mendengus, wajahnya terlihat kesal, seakan tak percaya dengan keberanian yang Rayana tunjukkan.“Aku bilang tidak!” Rayana menegakkan tubuhnya. “Seperti kata Ashley tadi pagi, kau harus minta izin padanya dulu kalau ingin menyentuhku.”Kata-kata itu meluncur tajam, menusuk harga diri Arya. Ruangan seketika diliputi ketegangan—anta

  • Terpaksa Dimadu: Mengandung Benih Kakak Ipar   Bab 8 Sudah Tidak Tahan

    “Jangan sampai dia ganggu aku lagi…” gumam Rayana, sambil berjalan menahan perih di pergelangan kakinya.Langkahnya tertatih-tatih, tapi ia tetap memaksa masuk ke kamarnya, sebelum Arya selesai makan malam.Rayana merasa jijik karena tubuhnya terus saja di sentuh sana sini oleh Arya. Tanpa membuang waktu lagi, ia seret kakinya menuju kamar mandi. Ngiikk…Keran Shower diputar.Air hangat pun keluar, mengalir begitu deras, membasahi wajah hingga seluruh tubuh Rayana. “Ahh segarnya…." Gumam Rayana sambil bersenandung, ia memejamkan kedua mata, tapi tiba-tiba pikirannya kembali tenggelam dalam kegelisahan yang mengganggu.“Apa-apaan! Tadi itu… kenapa dia selalu saja melecehkankan aku, kenapa juga jantungku ikut berdebar?” ucapnya dengan nada kesal, sembari menggosok tubuhnya dengan busa sabun.Rayana meraba dadanya, tangannya gemetar, seolah masih merasakan sentuhan jemai Arya. Ia menggeleng cepat, menolak bayangan wajah taman Arya dengan tatapan intens."Iiihhss! Lama-kelamaan aku bisa

  • Terpaksa Dimadu: Mengandung Benih Kakak Ipar   Bab 7 Kesempatan Dalam Kesempitan

    “Ash, kau di mana? Kenapa belum pulang?” tanya Arya ditelepon, sambil melirik jarum jam di tangan, Rolex-nya menunjukkan pukul tujuh malam.“Maaf, Sayang. Sehabis pemotretan, tiba-tiba Fransisca aja aku makan malam. Besok dia mau berangkat ke Milan selama sebulan, jadi aku tidak bisa menolak ajakan yang penting ini,” ucap Ashley di Seberang sana.Arya mengerutkan dahi. Selalu saja begitu. Ashley lebih memprioritaskan teman-temannya, daripada melayani suaminya sendiri. Tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut, langsung saja ia menutup telepon, tak peduli jika bahkan Ashley akan pulang dan mengomel nanti.Sambil masih berdiri di ruang tamu, Arya menghela nafas Panjang, menatap datar ke sekeliling ruangan apartemen kondominium yang kososng. Baru saja ia pulang bekerja, berharap bisa menghabiskan malam indah bersama istrinya, namun lagi-lagi rencana itu buyar.Bruk!Klontang! Klontang!Tiba-tiba, Arya mendengar suara gedebuk disertai suara kaleng jatuh dari arah dapur. Suara itu terdengar c

  • Terpaksa Dimadu: Mengandung Benih Kakak Ipar   Bab 6 Mengarang Cerita

    “Selamat Pagi, Boss,”Suara seorang pria menyambut Arya begitu ia baru masuk ke ruangan kerjanya di lantai 21 gedung perusahaan Widyantara Corp.Arya mengerutkan kening."Justin," ucapnya, menyebut nama pria yang sedang santai duduk di kursi kebesarannya."Bagaimana kabarmu, my friend? Kenapa pagi ini wajahmu terlihat kusut sekali?" Justin terkekeh, nada suaranya penuh ejekan.Arya tak menggubris, ia hanya berjalan menuju meja bar di sudut ruangan, membuka lemari minuman, lalu mengeluarkan sebuah botol kristal yang berisi cairan keemasan, ia tuangkan ke dua gelas kristal yang berkilau tertimpa cahaya lampu bar."Kita ngobrol sambil minum," ajaknya."What! Masih pagi begini ajak minum whisky? Jangan bilang, kalau semalam habis bertengkar hebat sama istri tercinta?" Justin mengangkat kedua bahunya, merasa heran. Sebagai sahabat lama, yang megenal Arya sejak bangku kuliah, Justin tahu betul—minuman keras selalu jadi pilihan Arya saat pikirannya sedang kusut.Arya duduk di sofa, wajahnya

  • Terpaksa Dimadu: Mengandung Benih Kakak Ipar   Bab 5 Harus Ijin Dulu

    “Hentikan!” Pekik Arya, Rayana langsung terdiam, tangannya membeku di udara.Arya beranjak dari kursinya, matanya menatap Rayana, sambil menunjuk dengan jari, lalu berkata dengan nada sinis, “Kamu! Ikut saya ke kamar.”Ashley terkekeh, senang melihat Rayana ketakutan, seakan rencananya telah berjalan tepat seperti yang ia mau. Tentunya ia berharap suaminya Arya akan menghukum Rayana pagi ini, membuat adik tirinya itu makin menderita dan tertekan.Blam!Pintu kamar ditutup rapat, suasana kamar berubah mencekam. Arya menarik tangan Rayana kasar, dan menjatuhkannya ke sisi ranjang.Entah apa yang sedang merasuki pikiran Arya sekarang, deru nafasnya kian memburu, sorot matanya tajam, seperti binatang buas yang mau menerkan mangsanya, Rayana merinding ketakutan.“Maafkan saya… saya—” ucapnya terbata-bata, namun kata-katanya terputus ketika jemari Arya menyentuh dagunya, mengangkat wajahnya.“Kau kira aku tidak mengerti permainanmu? Perempuan licik, seperti ular—bersikap seolah polos, padah

  • Terpaksa Dimadu: Mengandung Benih Kakak Ipar   Bab 4 Rasa Tak Nyaman

    “Uuhgg… sakit,”Pagi ini, Rayana masih meringkuk dalam selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Matanya sembab setelah menangis semalaman menahan nyeri di sekujur tubuhnya.Di malam kedua ini, rasa sakit dan perih memang tidak terasa, namun durasinya jauh lebih panjang dibandingkan malam pertama. Malam kedua terasa seperti siksaan tak berkesudahan, setiap hentakan yang menghantam tubuh Rayana seperti gelombang ombak yang menghantam dadanya, membuat napasnya kian berat dan sulit bernapas.Rayana tak lagi yakin apa yang sebenarnya terjadi semalam. Tubuhnya seperti bukan miliknya lagi, ada momen-momen di mana ia sadar dirinya ikut terseret oleh kenikmatan di tengah penyiksaan itu. Perasaan aneh itulah yang mengoyak hatinya, mencabik-cabik harga diri yang sedikit demi sedikit sedang terkuras habis.“Hmm….”Tiba-tiba terdengar gumaman Arya di sebelahnya. Rayana tersentak, sadar dirinya terlalu larut dalam pikiran sendiri. Cepat-cepat lah ia bangkit, sebelum Arya membuka matanya, lalu berlar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status