Share

Terpaksa Menikahi Anak Majikan
Terpaksa Menikahi Anak Majikan
Auteur: YOSSYTA S

Mabok Berat

Auteur: YOSSYTA S
last update Dernière mise à jour: 2023-12-25 00:52:01

Cahaya Putri Aulia, gadis muda yang baru berusia 21 tahunan ini terbangun dari tidurnya. Karena merasa haus, ia ingin mengambil botol air minum yang ada di atas meja samping ranjang. Namun sayang, botol itu dalam keadaan kosong.

"Duh ... mana habis lagi. Terpaksa deh, aku harus ke dapur," gumamnya sembari mengamati botol yang ia pegang.

Sebelum beranjak dari tempat tidur, sekilas gadis itu menoleh ke arah samping. Di mana di atas tempat tidur itu terdapat seorang gadis yang usianya lebih muda satu tahun darinya, yang bernama Thalita Shakira Maharani, sedang tertidur pulas di sana.

Ya, Cahaya atau lebih akrab dengan panggilan Aya itu sekarang sedang menginap di kamar sang majikan untuk menemani Nona mudanya yang sedang sendirian karena kedua orang tuanya sedang berada di luar kota.

Lalu, gadis berambut ikal sebahu itu beranjak dari tempat tidur dan segera ingin menuju dapur.

Ceklikk!

Namun, ketika baru saja ia keluar dari kamar, dirinya langsung dikagetkan oleh kehadiran sesosok laki-laki tampan bertubuh tegap yang sedang berdiri tepat di hadapannya kini.

Dia adalah Langit Rakabumi Santosa kakak laki-laki dari gadis yang sedang tidur dengannya kini. Yang merupakan anak majikannya juga.

Penampilan pria itu tampak berantakan, dengan mata yang memerah. Rambutnya pun acak-acakan tak karuan. Kemeja yang ia kenakan juga tak kalah awut-awutan menjulur keluar dari pinggangnya. Bahkan beberapa kancing kemejanya ada yang terlepas, membuat dada bidangnya sedikit terbuka.

"Ka-kak Langit!" pekik Cahaya membulatkan mata. Ia tidak mengira kalau akan mendapati pria itu di sana.

Belum hilang rasa keterkejutan yang dirasakan olehnya, kini gadis itu semakin dibuat kebingungan. Karena dengan tiba-tiba, Langit malah meraih tangannya dan menariknya dengan sangat kasar.

"Sini kamu!" teriaknya. Dengan sangat garang lelaki berkemeja hitam itu menatapnya tajam. Seolah lelaki itu begitu marah terhadapnya.

Otomatis membuat Cahaya langsung terlihat sedikit ketakutan padanya.

"Aw ... sakit, Kak! Ka-kak Langit, kenapa?" pekiknya menahan kesakitan di pergelangan tangannnya. Gadis itu menggerakkan tangannya berusaha untuk meronta, hingga botol air yang terbuat dari kaca itu terlepas, jatuh dan pecah di lantai depan kamar.

Prang!

"Diam kamu! Berani-beraninya kamu malah mencampakannku. Sekarang rasakan akibatnya!" bentak Langit garang.

"Hah, apa maksudnya? Siapa yang telah mencampakan siapa?" pikir Cahaya merasa linglung, karena tidak mengerti dengan ucapan pria itu.

Dengan sangat kasar, Langit terus menyeret paksa tangan Cahaya. Hingga akhinya ia membawanya masuk ke dalam kamar, dan langsung mendorong tubuh ramping itu hingga menghimpitnya ke dinding kamar.

Brugh!

"Aww ...." Secara reflek, gadis cantik itu kembali terpekik karena kaget. Tiba-tiba saja lelaki itu mendorong tubuhnya ke dinding di sebelah pintu. Punggungnya terasa sakit karena membentur dinding itu.

Dug-dug!

Dug-dug!

Entah mengapa di saat genting seperti ini Cahaya malah merasa sangat gugup dan dadanya berdebar-debar tak beraturan. Karena baru kali ini ia bisa berdekatan secara langsung dengan lelaki tampan itu.

Sebenarnya sedari dulu Cahaya sudah mempunyai rasa kagum terhadapnya. Namun ia sadar diri, kalau dirinya hanyalah seorang pelayan di rumah ini yang tidaklah pantas untuk sekedar memaguminya apa lagi mencintainya. Ia bagaikan 'pungguk merindukan bulan' saja apabila ia berani mencintai pria itu. Sehingga ia pun memendam perasaan itu dan hanya bisa mengaguminya diam-diam.

Selama beberapa bulan ia bekerja di rumah itu, jarang sekali ia berinteraksi langsung dengannya. Hanya sesekali bertemu dengannya, itu pun tanpa saling menyapa.

Sebenarnya Langit orang yang ramah, namun ia terkenal cuek dan pendiam. Sehingga membuatnya tidak berani menyapanya terlebih dahulu, apabila sedang berpapasan dengannya.

Namu, kali ini ia malah sedang berhadapan langsung dengannya. Dengan jarak yang begitu dekat seperti ini membuatnya dadanya kempang-kempis tidak karuan.

"Ya Allah, dia sungguh tampan sekali." Baru kali ini ia bisa menatap secara langsung anak sang majikannya ini. Ia sangat terpesona dengan pria tampan yang kini sedang berdiri tepat di hadapanya itu.

Hingga beberapa saat kemudian ia tersadar dari lamunannya, dengan segera ia mendorong tubuh lelaki itu agar menjauh darinya. Namun ....

Deg!

Gadis itu tertegun, badannya seakan membeku. Seolah-olah ia tidak bisa bernafas karena kehabisan oksigen di dalam ruangan itu. Ia terkejut merasa tidak percaya karena tiba-tiba saja Langit menarik pinggangnya dan langsung memeluk tubuhnya dengan sangat erat.

"Cellin, aku sangat mencintaimu. Tapi kenapa kau malah pergi dan lebih memilih karirmu itu. Dan bahkan kini kau tega mengkhianatiku, juga?" Lelaki yang kini dalam keadaan mabuk berat itu bergumam dan memeluk wanita yang ia kira adalah kekasihnya.

"Eh, kak. Aku Cahaya bukan Cellin, Kak." Gadis berambut ikal itu kembali tersadar dan berusaha mendorong tubuh orang tersebut agar bisa terlepas dari dekapannya. "Tolong lepaskan aku, Kak! Sadar, Kak! Aku Cahaya bukan Cellin."

Namun, orang itu tak bergeming. Ia masih terus berdiri menghimpitnya. Dengan tangan yang berada di sisi kanan kirinya. Orang tersebut kini terus menatapnya tajam.

Kemudian ia malah tertawa. "Hahaha ... ! Sudahlah, Cellina! Jangan berpura-pura lagi! Percuma saja kamu terus mengelak dariku. Karena kali ini aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi!" ucap Langit sembari mengusap sebelah pipinya kemudian mencengkram dagunya.

"Hah, apa maksudnya ini? Aku yakin dia pasti sedang mabuk. Sehingga bicaranya ngelantur. Aku dapat mencium aroma alkohol dari hembusan nafasnya itu. Sungguh ini membuatku serasa ingin muntah. Dan sekarang aku harus bagaimana nih?" batin Cahaya mulai waspada, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Ka-kak Langit, tolong sadarlah! A-aku Cahaya bukan Cellina, Kak!" Cahaya melengos dan menepis tangan itu agar tidak lagi menyentuh wajahnya.

Bugh!

Dengan penuh amarah, Langit memukul tembok samping wajah Cahaya. Sontak membuat Cahaya tersentak kaget dan semakin ketakutan.

"Dasar wanita sialan! Selalu saja merepotkan. Mentang-mentang selama ini aku selalu bersikap lembut dan tidak pernah menyentuhmu. Kau pikir aku tidak bisa berbuat macam-macam sama kamu, hah!"

Lalu orang itu menunduk dan menempelkan kening dengannya. Bahkan hidung mereka juga bersentuhan. Tanganya menahan tengkuk leher gadis itu, agar kepalanya tidak bergerak. Dan sebelah tangannya lagi memeluk pinggangnya.

Cahaya semakin panik, dengan sekuat tenaga mendorong dadanya. "Kak, aku mohon! Lepaskan aku! Kamu salah orang. Jadi tolong lepaskanlah aku!" Namun dorongan itu tak berarti apa-apa bagi orang itu.

"Diamlah!" Lalu di detik berikutnya ia langsung meyambar bibirnya secara tiba-tiba.

"Mmphtt ...." Kedua mata Cahaya langsung terbelalak lebar, ia semakin kencang memukuli dada pria itu, meronta-ronta berusaha lepas dari cengkramannya.

Sementara orang itu dengan memejamkan kedua mata, masih terus menikmati bibirnya dengan rakus dan kasar.

"Awww ... !" Namun tiba-tiba ia melepaskan bibirnya dan mengaduh kesakitan karena Cahaya telah menginjak sebelah kakinya.

Merasa pertahan orang itu mulai berkurang, dengan sekuat tenaga gadis itu mendorong dada bidangnya. Dan ia berlari ke arah pintu. Sayangnya lelaki itu bisa mengejarnya dan menangkap tubuhnya kembali. Dengan mudah Ia langsung memanggul tubuh ramping itu di bahunya.

"Ahhh! Lepaskan!" Cahaya terus meronta menggerak- gerakan kakinya dan memukuli punggung pria tersebut.

Kemudia ia membopong wanita itu dan menjatuhkanya ke atas ranjang.

Brugg!

Dengan gerakan cepat pria yang sedang mabuk itu memposisikan dirinya di atasnya dan mengunci tubuh gadis tersebut.

'Degg!'

Gadis itu semakin shock dan sangat panik karena posisinya kini sungguh membahayakan baginya. Dalam seketika itu juga, dia kembali meronta dan langsung berteriak.

"Tolong ... Mmhhtpp!"

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Finza Saputra
wah baru baca bab awal aja udah seru dan bikin deg2an. ok lanjut Thor....
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Anak Majikan   Melihat CCTV

    Di sebuah kamar, yang biasa digunakan sebagai ruang kerja oleh Aditya. Terlihat Aditya duduk di depan monitor. Tangannya sibuk memegang mouse, dan ia mulai memeriksa rekaman CCTV di apartemen. Sementara dua orang lainnya, berdiri tepat di belakang. Tanpa berkedip, dua netral milik ketiga pria itu, tampak begitu serius menatap ke arah layar datar sebuah laptop yang terletak di atas meja. Dengan sangat jeli juga teliti, mereka sedang mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Cahaya, hingga membuatnya sampai mengalami keguguran. Dalam hati mereka curiga, kalau Cellina ada kaitannya dengan itu semua. Di dalam layar laptop, kini tengah menayangkan rekaman kejadian awal mula Cellina yang datang di apartemen. Hingga kemudian semua orang langsung tercengang, saat melihat Cellina yang memasukan suatu serbuk atau pun obat di minuman Cahaya. Seketika itu, dengan rahang mengeras, Langit langsung mengepalkan tangan penuh emosi. Darahnya seolah mendidih saat melihat perbuatan jahat apa

  • Terpaksa Menikahi Anak Majikan   Mulai Curiga

    "Tidak, Cahaya! Aku tidak ingin pisah denganmu!" Seraya menggelengkan kepala, kedua manik kecoklatan milik lelaki itu, mulai berkaca-kaca. Sungguh ia tak menduga, juga tak percaya kalau Cahaya akan mengatakan itu padanya. "Tunggu-tunggu! Dari mana kamu tahu kalau sebenarnya Cellina sekarang sedang mengandung anaknya Langit, Aditya?" tanya Bu Sintya. "Ini, Tante. Coba Tante baca isi dalam amplop ini apa?" Lelaki berkemeja krem itu menyerahkan amplop putih yang ia ambil dari saku celananya. Semuanya kembali merasa keheranan, juga cukup penasaran melihat amplop itu. Lalu, dengan wajah tegang, Bu Sintya yang ditemani oleh putrinya segera membacanya. Seketika itu juga, reflek keduanya langsung membekap mulut, merasa sangat syok melihatnya. "Huh, ja-jadi Cellina benar-benar hamil?" ucap Bu Sintya tergagap. "Mana, sini Papah pingin lihat." Pak Bagus merebut kertas isi dari amplop tadi. Seketika ia pun sama terkejutnya dengan Bu Sintya. "Apa-apaan ini, Langit? Jadi benar Cellina

  • Terpaksa Menikahi Anak Majikan   Semakin Kacau

    "Dasar kurang ajar! Buat apa kamu datang ke sini, huh?" Dengan wajah penuh emosi, Pak Hadi menatap nanar lelaki itu. Sembari menahan sakit di sebelah pipi, Langit hanya diam menundukan kepala, tak berani balas menatapnya. "Maafkan aku, Pakde. Sungguh aku menyesal karena telah menuduh Cahaya yang macam-macam." ucapnya pelan. "Halah telat! Kamu sudah terlalu banyak menyakiti Cahaya. Maka dari itu, sebaiknya kalian pisah saja sekarang juga!" "Bapak! Sudah cukup, Pae. Jangan marah-marah terus! Semuanya kan bisa dibicarakan dengan baik-baik." Bu Irma berusaha untuk meredamkan emosi suaminya. "Ya, benar, Pak Hadi. Sebaiknya Anda jangan gegabah mengambil keputusan. Saya rasa semuanya ini hanya sekedar salah paham." Pak Bagus beserta keluarga yang baru saja datang, ingin menengahi perdebatan. Ketiganya begitu panik juga khawatir dan ingin tahu bagaimana keadaan Cahaya sekarang. Namun, tanpa terduga tiba-tiba saja Pak Hadi malah langsung mengamuk. Otomatis membuat semuanya jadi sangat

  • Terpaksa Menikahi Anak Majikan   Keadaan Cahaya

    Di rumah sakit. Cahaya perlahan membuka mata. Kepalanya masih terasa pusing dan juga kabur. Ia tak ingat, telah berapa lama ia tertidur. Tapi yang jelas, ia tahu bahwa dirinya tadi telah menjalani operasi. Saat ia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya, kenangan tentang keguguran yang dialaminya mulai kembali di ingatan. Tiba-tiba, hatinya kembali teriris dan dunianya seakan telah hancur seketika. Tubuh gadis itu menggigil, wajahnya pucat dan matanya mulai basah oleh air mata. Keguguran yang baru saja dialaminya itu, membuatnya merasa sangat kehilangan dan sedih yang begitu mendalam Ditambah lagi dengan rasa sakit atas pengkhianatan yang dilakukan oleh Langit, membuatnya benar-benar merasa sangat lelah hati, juga pikiran. Hingga mungkin hatinya kini telah mati rasa dan hanya diam saja yang bisa ia lakukan. Bu Irma kembali berkaca-kaca. Tak tega melihat Cahaya yang hanya diam saja seperti patung. Bu Irma yang duduk di sampingnya langsung mengusap kepalanya pelan. "Yang

  • Terpaksa Menikahi Anak Majikan   Merasa Bodoh

    Keesokan hari. Langit begitu cerah. Sinar mentari mulai menampakkan diri dari balik awan kelabu. Pertanda hari sudah pagi, dan waktu subuh akan segera berlalu berganti siang. Perlahan, pemuda yang semula sedang memejamkan mata mulai terbangun. Sambil meringis, pria itu memegangi kepala yang terasa berat. "Duh, kenapa kepalaku jadi sakit begini?" gumamnya pelan. Lalu, dengan keadaan linglung ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruang. Otaknya sedang mencoba mengingat-ingat kejadian apa yang telah menimpanya semalam. "Oh, syukurlah akhirnya kamu sudah bangun." Suara bas pria paruh baya dari sisi ranjang, langsung mengagetkannya. Reflek Langit terjingkat dan menoleh ke arah sumber suara. "Papah! Mama dan Thalia. Kok, kalian ada di sini?" tanyanya kebingungan. "Sudah dari semalam kami ada di sini. Dan kami pun sudah tahu kalau sebenarnya kamu dan Cahaya sedang ada masalah 'kan sekarang?" sahut Pak Bagus. Lelaki dengan kemeja dan rambut yang awut-awutan itu mengangguk lesu.

  • Terpaksa Menikahi Anak Majikan   Amarah Bu Sintya

    Bu Sintya yang sudah menahan emosinya sedari tadi, langsung meluap. Sungguh ia tak habis pikir, kenapa wanita itu tak punya malu, berani mendekati putranya lagi. Sementara Cellina, sambil memegangi pipinya yang terasa panas, juga perih. Ia masih tampak syok, dan hanya terpaku. "Dasar wanita murahan! Bisa-bisanya kamu merusak hubungan Langit dan Cahaya, huh!" Bu Sintya tampak begitu geram melihatnnya. "Maaf, Tante. Aku tidak pernah berniat untuk merusak hubungan mereka, Tante!" ucap Cellina coba berkilah. "Hanya saja, a-aku--" "Hanya saja apa, Cellina?" Pak Bagus yang sedari tadi hanya diam, kini mulai ikut bicara. "Ha-hanya saja aku--" Cellina mulai terlihat gelagapan karena mendapat tatapan tajam dari Pak Bagus. "Ya, hanya saja dia memang sengaja ingin merebut Langit dari Cahaya, Pah!" sambar Bu Sintya. Dengan emosi yang sudah berada di ubun-ubun, ingin sekali ia mengamuk ataupun menghajar wanita yang ada di hadapannya kini. Namun, masih ia tahan. Karena ia ingin tahu ap

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status