Home / Rumah Tangga / Terpaksa Menikahi Musuh / Bab 5 | I Love You, Wil!

Share

Bab 5 | I Love You, Wil!

Author: Senchaaa
last update Last Updated: 2021-08-24 15:13:23

"Kamu masih kesal padanya?" tanya Willy.

Saat ini ia dan Ayana sedang berada dalam perjalanan pulang. Setelah sebelumnya pasangan kekasih itu sempat meluangkan waktu mereka untuk makan malam di restoran langganan mereka yang ada di kawasan Soho, Manhattan.

"Tentu, dia pasti merekam kita saat ciuman tadi, Wil. Bagaimana kalau dia menyebarkan foto atau video ciuman kita? Aku harus bagaimana?”

"Tidak usah dipikirkan, tenang saja, semua itu tidak akan terjadi. Dokter Andres tidak akan melakukannya."

"Kamu tidak tahu saja betapa menyebalkannya pria itu, dia orang sinting yang rela melakukan apa saja demi melihatku kesulitan."

"Dokter Andres benar, sepertinya kamu memang tahu banyak tentangnya.”

"Oh God, jangan bilang kamu cemburu padanya, Wil?"

"Jika benar, memangnya kenapa?"

Ayana terkekeh geli. Wanita itu tidak habis pikir bagaimana bisa Willy cemburu akan hubungan uniknya dengan Andres. Ini seperti lelucon, orang bodoh saja tahu bahwa hubungan Ayana dan Andres tidak akan pernah sampai di titik yang membuat bisa membuat Willy cemburu.

"Leluconmu sangat tidak lucu. Dia manusia gila, aku membencinya mana mungkin aku ... ah pokoknya rasa cemburumu tidak beralasan!"

"Hei, hati-hati dengan ucapanmu, Sayang. Apa kamu lupa istilah klise benci jadi cinta? Dokter Andres adalah pria hebat. Dia tampan, populer, berprestasi juga kaya raya. Apa yang kurang darinya? Bahkan aku saja merasa kagum padanya. Bukan tidak mungkin kelak kau tertarik padanya dan pergi meninggalkanku."

"Hentikan, Wil. Bicaramu mulai tidak jelas. Kamu mengatakan hal konyol yang sangat gila. Dengar, aku hanya mencintaimu seorang. Kamu satu-satunya pria yang akan memiliki hatiku dan semua yang ada pada diriku setelah nanti kita menikah. Tidak ada pria lain, apalagi si brengsek itu. Hanya kamu, Wil."

Ayana menggenggam satu tangan Willy yang tidak sedang memegang setir. Pria itu mengambil alih tangan Ayana untuk ia genggam erat. Betapa bahagia hati Willy bisa mendapat wanita sebaik Ayana, pria itu semakin mencintai wanitanya.

"Tentu, kamu hanya tercipta untukku begitu pun sebaliknya."

"Ahh ... aku sudah tidak sabar. Dua minggu itu terasa dua tahun untukku. Apa kita perlu mempercepat hari pernikahan kita menjadi besok, hm?"

"Wanita nakal ini sudah tidak sabar untuk menjadi istriku rupanya."

"Iya, aku sangat, sangat,  sangat tidak sabar. Dua minggu yang akan datang aku akan menyandang gelar sebagai nyonya Willy Tolimson.  Ah, membayangkan rencana bulan madu kita saja aku sudah sangat berbunga. Oh iya, kamu ingin punya berapa anak, Wil?"

"Hei, pertanyaan itu masih terlalu dini. Kita bahkan belum menikah, sayang," timpal Willy melepas genggamannya dan mengelus rambut lantas beralih menuju pipi wanita itu.

"Apa salahnya, toh nanti kita juga akan membahasnya."

 Ayana merengut manja, ia sebal karena Willy tak menanggapi pertanyaannya.

"Ini belum saatnya. Nanti jika hari bahagia itu sudah di depan mata, tanpa banyak berunding aku akan membuatkan anak yang banyak untukmu. Kita akan melakukannya setiap malam, atau mungkin setiap jam," goda Willy tak bermaksud apa-apa.

Pipi Ayana memerah karena malu, godaan Willy terlalu frontal namun manis untuk didengar. Ia meninju pelan pergelangan lengan Willy dan mengalihkan pandangannya keluar.

"Kamu malu, hm?" Ujar Willy sambil mencolek lengan Ayana.

"Diam, aku sedang marah padamu," dusta Ayana tidak ingin pria itu semakin menggodanya karena rona wajah yang memalukan ini.

"Oh, Sayang ... ayolah. Hei, cantik lihat aku."

Willy terus melancarkan godaan yang membuat Ayana tak kuasa menahan geli, ia ingin tertawa lepas dan memukul dada kekasihnya karena sudah menggelitiki perutnya.

"Kamu nakal, Wil!" Ayana mengempaskan tangan prianya secara lembut. Sungguh ia tidak tahan dengan rasa geli akibat tangan prianya yang menggerayangi perutnya yang terlapis beberapa helai kain itu.

"Kamu yang memintaku melakukannya."

"Kapan? Dasar mesum!"

"Tapi kamu suka bukan?" Ayana mengangguk dan menatap penuh cinta pada Willy.

Pria itu hanya membalas tatapan Ayana sekilas karena ia harus membagi konsentrasinya untuk tetap fokus menyetir.

"Aku mencintaimu, Wil," ungkap Ayana tulus sepenuh hati.

Willy bergeming, ia menatap Ayana kemudian menyunggingkan senyum manis. Berharap wanita itu mengerti akan maksud dari senyumannya, bahwa dirinya pun sangat mencintai Ayana.

"Kita harus hidup bahagia, ingat itu."

Ayana kembali menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Mengarahkan pandangan ke depan dengan senyum bahagia masih terlukis di wajah cantiknya. Ya, semoga kita berdua bisa bahagia, Ayana. Maafkan aku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Musuh    Bab 69| Jalan Terbaik

    Butir-butir salju melayang di udara bagai dendelion yang tertiup angin. Mendarat dengan tenang di setiap tempat sedikit demi sedikit hingga menciptakan tumpukan yang menggunung menutupi badan jalan. Gundukan putih itu bertengger di atap-atap gedung dan menyampir pada dahan pepohonan. Secangkir cokelat panas tersaji di atas meja, bersebelahan dengan laptop, tumpukan berkas-berkas dan peralatan kerja lainnya. Kepulan asap putih mengudara, meliuk dengan lihai menuju rongga hidung seseorang yang tengah menatap lekat turunnya salju pertama dari balik kaca besar yang menjadi dinding ruangan di lantai dua belas itu. Orang itu kemudian memejamkan mata, menghirup aroma harum dari minumannya yang terus menggodanya untuk beralih tempat. Dan meminum cokelat hangat yang tersimpan di belakangnya itu. Tapi tidak, ia belum mau beranjak dari tempatnya. Tangan orang itu masih disimpan di atas perut, helaan napas terembus tepat di depan kaca itu hingga menimbulkan embun yang mengendap. Membuat kaca men

  • Terpaksa Menikahi Musuh    68| Aku Sangat Merindukannya

    Flashback ..."Hei tunggu!" cegah Andres saat dia mendapati Ayana ingin menghindarinya lagi. Ayana berhenti dengan tangan terangkat seperti penjahat yang menyerah saat dikepung polisi. Andres berjalan mendekati Ayana, ia berdiri di hadapan gadis itu."Hm ... kamu menghindariku lagi?" dakwa Andres berlaga marah sambil melipat tangannya di atas perut."Ti-tidak, mungkin hanya perasaan Sunbae saja," jawab Ayana gelagapan dan menutup perkataannya dengan nyengir kuda. Andres menyelidik, ia menaruh curiga yang cukup besar pada dokter junior itu."Kamu pikir aku bodoh?""Tidak, kamu sangat pintar, Kak! Ups," jawab Ayana menyentak, refleks ia menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya."Ck, lihat wajahmu memerah!""Kamu malu?" goda Andres elegan."TIDAK!" bentak Ayana lantang kali ini kedua tangannyalah yang sudah membungkam mulut lo

  • Terpaksa Menikahi Musuh    Bab 67| Ibu yang Kejam

    Flashback "Kamu sayang pada Ibu?"Andres mengangguk pasti dengan senyum cerah. Seminggu setelah kepergian ayahnya, Andres meminta kakek Jo untuk membawanya ke rumah Gyana Tolimson. Semula kakek Jo melarang Andres dan bersikeras tidak mau memberitahu keberadaan ibu Andres. Tapi anak itu tak lelah membujuk kakek Jo hingga hati lembut kakek itu luluh dan menyetujui keinginan Andres. Dan di sinilah dia sekarang, berdiri di depan ibu kandungnya yang sudah sembilan tahun tidak ia lihat. Hari ini adalah hari ulang tahun Andres yang ke sembilan. Bertemu dengan ibunya menjadi kado terindah di tengah bayang-bayang kesedihan setelah Hendra pergi."Aku merindukanmu, Ibu. Aku sangat menyayangimu sama seperti aku menyayangi Ayah.""Kalau begitu kamu rela melakukan apapun untuk Ibu?"Andres mengangguk lagi dan ibunya pun tersenyum nanar. Wanita itu mengelus puncak kepala Andres lalu mencium kening

  • Terpaksa Menikahi Musuh    Bab 66| Bersaudara

    Tiga bulan kemudian ...Langkah cepat kedua kaki Willy membawa tubuh pria itu terhuyung tidak stabil saat berlari. Beberapa orang yang tertabrak olehnya mengeluh, akan tetapi Willy tidak menghiraukannya. Pria itu masih menggenggam sepucuk surat yang diberikan Ayana, saat pria itu mengunjunginya tadi. Gadis itu mengatakan sesuatu yang sulit diterima nalar. Sesuatu yang mustahil dan terdengar gila. Akhirnya pria itu tiba di konter informasi rumah sakit, ada sesuatu yang harus ia tanyakan di sini. Pria bernama Kevin membuatnya ingin tertawa terbahak-bahak dengan lelucon tidak masuk akal yang ia buat."Aku ingin mengetahui profil pendonor sumsum tulang belakang dari pasien Willy yang melakukan operasi beberapa waktu lalu," pinta Willy langsung tanpa basa-basi."Boleh tahu ini dengan tuan siapa?""Aku Willy, pasien yang menerima donor itu. Cepat carikan informasinya untukku!""Baiklah, mohon tunggu sebentar."Perawat itu pun meme

  • Terpaksa Menikahi Musuh    Bab 65| Surat Perpisahan

    TeruntukAyana Jasmine, istriku.(Ah, mungkin saat kamu membaca surat ini kamu telah resmi menjadi mantan istriku. Bagaimana, apa kamu sudah menandatangani surat perceraian kita?)Dada Ayana sesak, pertanyaan Andres kembali menggores satu garis luka dalam hatinya. Air mata itu mengalir ke samping pipi, posisi berbaring Ayana yang menyebabkannya.(Atau mungkin dugaanku salah? Jika seandainya surat ini sampai padamu, itu berarti sesuatu yang buruk sedang menimpamu. Dan aku harus menjadi orang pertama yang patut kau bunuh. Jika keadaan buruk itu tak kunjung usai. Ayana ... astaga aku bingung harus menulis apa. Aku tidak biasa melakukan hal menggelikansepertiini. Tapi aku akan tetap mencobanya. Baiklah, pertama aku akan jujur padamu. Aku melihatnya, melihat kejadian yang membuat dadaku tertusuk meski tidak mengeluarkan darah.Tapi rasanya sungguh perih.)(Saat kamu memeluk dan mencium Willy, aku menyaksikan

  • Terpaksa Menikahi Musuh    Bab 64| Surat Cerai

    Air mata Ayana tidak berhenti menetes sejak satu jam lalu sampai sekarang. Matanya menatap kosong pada selembar kertas yang tergeletak di atas meja ruang tamu. Kakek Jo berdiri dengan gusar sambil memegangi gagang telepon. Amarahnya selalu meledak saat operator memberi pemberitahuan bahwa nomor yang ia tuju sedang tidak aktif. Juno memeluk ibunya takut melihat kemarahan sang kakek buyut. Suara cegukan Yena yang sedang menangis terdengar begitu keras. Gadis itu menangis di samping Ayana sambil memeluk ibu tirinya erat.Berulang kali Yena meminta Ayana untuk tidak menangis. Menyuruh wanita cantik itu untuk bicara namun Ayana terus membisu bersama dengan linangan air mata. Hal itu membuat Yena sedih, gadis kecil itu turut merasakan luka ibu tirinya. Surat perceraian yang sudah ditanda tangani Andres terus melambai-lambai, menggoda Ayana untuk segera merobeknya menjadi serpihan-serpihan kecil. Lebih dari itu, hati Ayana menginterupsi untuk segera membakarnya hingga musnah.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status