Share

Terpaksa Menikahi Pacar Kakak
Terpaksa Menikahi Pacar Kakak
Author: Nona Squerpants

Bab 1

last update Last Updated: 2025-05-05 15:13:26

"Apa yang terjadi?"

Gadis berambut pendek itu tampak terkejut bukan main. Matanya membesar saat menyadari dirinya terbaring di satu ranjang dengan seorang pria, pria yang bukan lain adalah kekasih kakaknya sendiri. 

“Gak! Ini pasti ada yang salah!” serunya panik.

Gadis itu menepis tangan pria dari tubuhnya dengan kasar. Napasnya memburu, sementara tangannya langsung memegangi kepala yang masih terasa berputar. Pusing itu belum hilang, seolah membekas bersama kepanikan yang tak ia mengerti. Matanya liar mencari jawaban, tapi yang ia temukan hanya kekacauan dalam pikirannya sendiri.

Ia terdiam. Ia mencoba mengingat kembali malam sebelumnya. Yang ia ingat, ia datang ke rumah Dewa. Ia marah, ingin meminta pertanggungjawaban soal kehamilan sang kakak. Ia dan kakaknya sempat bertengkar hebat, hal itu yang membuatnya emosi dan nekat datang ke rumah Dewa.

Tapi setelah itu… kosong.

Tiba-tiba saja ia terbangun di ranjang pria itu.

Ia berdiri di ambang pintu kamar itu, napasnya cepat dan matanya memerah. 

Dengan cepat Ia memungut tasnya dari lantai, menahan tubuhnya yang masih terasa limbung.

Ia melangkah keluar, tanpa menoleh lagi. Langkahnya berat, goyah, seolah setiap tapak kakinya menyimpan beban yang tak mampu ia ungkapkan. Di wajahnya, bulir-bulir bening mengalir, namun dengan cepat ia hapus sebelum sempat benar-benar jatuh.

Di balik langkahnya yang menjauh, hatinya masih dipenuhi pertanyaan.

"Apa yang sebenarnya terjadi semalam?" bisiknya, nyaris tak terdengar, tenggelam dalam kebingungan yang membelit kepalanya.

Ia mengendarai motornya dengan laju pelan, pikirannya masih kalut, ia masih berusaha mengingat kejadian semalam, ia begitu takut, takut jika kesuciannya sudah hilang direnggut.

Saat tiba di rumah, Ia membuka pintu gerbang dengan pelan. Motor itu diparkir seadanya di halaman, lalu ia melangkah masuk ke dalam rumah. Kakinya terasa berat, seperti menyeret beban yang tak kasatmata.

Begitu memasuki ruang tamu, suara keras langsung menyambutnya.

“Dari mana kamu semalam, Tara?”

Tara tersentak. Di hadapannya berdiri ayah, ibu, dan kakaknya, dengan wajah tegang dan penuh amarah. Sang ibu, Rina, menyilangkan tangan di dada, sementara ayahnya, Danu, tampak menahan emosi.

“A-aku… aku dari rumah—”

“Rumah Dewa, iya kan?!” potong Rina dengan suara meninggi.

Tara menunduk. Tenggorokannya tercekat. Ia bingung harus berkata apa. Namun sebelum ia sempat menjelaskan, tangan ayahnya mencengkram lengannya, menariknya ke tengah ruangan. Beberapa lembar foto dilemparkan ke lantai, berserakan di dekat kakinya.

“Jelaskan! Apa yang sudah kamu lakukan?!” bentak Danu.

Tara meraih salah satu foto. Pandangannya membeku. Itu foto dirinya tertangkap kamera, hanya mengenakan tank top, tertidur di pelukan Dewa yang hanya memakai celana dalam.

"Ayah… aku juga nggak ngerti. Aku nggak tahu kenapa aku bisa ada di kamar Kak Dewa," suaranya gemetar, nyaris tak terdengar.

Belum sempat ia bernapas lega, sebuah benda lain dilemparkan ke hadapannya. Alat tes kehamilan bergaris dua.

“Bisa-bisanya kamu tidur dengan pacar kakakmu sampai hamil, Tara!” suara Rina meledak. “Kamu mencoreng nama baik keluarga!”

Tara tersentak kaget, napasnya tercekat. Matanya membelalak tak percaya mendengar tuduhan ibunya. Bagaimana mungkin Mamah menuduhku hamil? pikirnya panik. Padahal yang ia tahu, tespek itu milik kakaknya, Liora.

“Itu bukan punyaku, Mah, itu punya Ka—”

“Cukup, Tara!” potong Rina tajam, suaranya meninggi, menggelegar memenuhi ruangan.

Tara membeku. Kata-katanya terhenti di ujung lidah. Ia menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca, seolah memohon untuk didengar, namun Rina sudah menutup semua pintu penjelasan. Tak ada ruang baginya untuk berkata jujur.

Dunia seperti berputar di tengah rasa sakit, ia hanya bisa menatap kosong. Sendiri. Tak ada yang percaya padanya.

"Malam ini juga kita ke rumah Dewa. Dia harus bertanggung jawab dan menikahimu!" bentak Danu, wajahnya merah oleh amarah yang belum tentu pada tempatnya.

Tara membelalakkan mata. Napasnya tercekat. Dunia seakan berhenti berputar. Menikah? Dengan Dewa? Pacar kakaknya sendiri? Mustahil. Ini gila.

Seketika, semua mimpi yang ia susun rapi runtuh begitu saja. Masa depan yang ia bangun dengan susah payah hancur seperti kaca dihempas batu. Dan semua itu karena kesalahan yang bahkan bukan miliknya.

"Kenapa semua jadi seperti ini? Kenapa aku ada di kamar Kak Dewa?" batin Tara, diselimuti gelisah.

Dengan frustrasi, Tara meremas rambutnya kuat-kuat, seolah rasa sakit itu bisa memaksa ingatannya untuk kembali. Ia menatap bayangannya sendiri di cermin, matanya dipenuhi kecemasan.

Sambil menampar pipinya sendiri dengan gemetar, ia berkata lirih namun tegas, "Ayo, Tara... kamu pasti ingat apa yang terjadi semalam."

Namun semua sia-sia. Sekuat apa pun ia berusaha, tetap saja kepalanya kosong, tak ada satu pun yang bisa ia ingat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 11

    Suasana di pemakaman mulai sepi. Dewa dan Tara bergegas turun dari mobil, langkah mereka cepat, hampir tak terdengar di antara deru angin sore yang menggoyang dedaunan. Mereka mendekati makam Abimana, yang dikubur di samping makam ibunda Dewa dan makam adik Abimana."Di sebelah kanan makam, Mamah. Di sebelah kiri, adik Ayah… Arman, yang sebenarnya Ayah kandungku," ujar Dewa pelan, nyaris seperti bisikan yang pecah di udara sunyi.Tara menatap ketiga makam tersebut, makam yang memiliki cerita juga hubungan erat, cinta segitiga yang berakhir dengan kematian.Sulit dibayangkan bagaimana perasaan Dewa saat tahu bahwa dirinya adalah anak hasil perselingkuhan ibunya sendiri dengan adik iparnya. Tara bisa merasakan luka itu, terbungkus dalam diam Dewa yang terlihat tenang, tapi penuh gejolak."Kenapa aku merasa Pak Abimana sangat menyayangi Kak Dewa..." ucap Tara, setengah bertanya."Itu hanya perasaanmu saja," jawab Dewa, cepat dan datar, seperti ingin segera mengakhiri topik itu.Terlalu s

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 10

    Mereka adalah orang tua Tara, juga Liora sang kakak. Tatapan mereka terlihat bingung melihat Tara berada di kediaman rumah Abimana, rekan bisnis Danu, ayah Tara."Sedang apa kamu di rumah Pak Abimana?" tanya Danu dengan nada datar namun penuh tanya."Aku tinggal di sini, Ayah," jawab Tara dengan tenang.Kening kedua orang tua Tara mengerut dalam. Mereka saling menatap, seolah tak percaya dengan ucapan putri mereka. Bagi mereka, Tara seperti sedang berhalusinasi."Jangan mengada-ada, Tara. Ini rumah Pak Abimana. Ada hubungan apa kamu dengan Pak Abimana sampai bisa tinggal di sini?" Danu kembali bertanya, suaranya mulai meninggi."Pak Abimana itu ayahnya Kak Dewa," jawab Tara, tenang namun pasti.Kedua orang tua Tara mendengus tak percaya. Liora tertawa pelan, penuh ejekan, seolah Tara baru saja mengarang cerita."Halusinasi kamu tinggi, Tara. Bagaimana mungkin Pak Abimana, pemilik perusahaan elektronik terbesar, adalah ayahnya Dewa?" sahut Liora mencibir.Tatapan mata Tara berubah taja

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 9

    "Suster... tolong Ayah saya."Dewa berteriak meminta bantuan para perawat, wajahnya panik, nafasnya terengah engah, ayahnya masih sempat berbicara mustahil bagi Dewa ayahnya pergi begitu saja.Tara masih di dalam ruangan, ia terus mencoba membangunkan ayah Dewa, namun tubuh itu sudah lemas dingin dan kaku. Tara tak kuasa menangis, meski ia baru pertama kali bertemu, namun kata-kata terakhir itu terngiang-ngiang dikepala.Dokter bersama perawat pun masuk, Tara menyingkir memberi ruang untuk para tenaga medis. Dokter memompa jantung ayah Dewa secara manual namun tidak ada reaksi, lalu lanjut menggunakan alat kejut jantung tetap juga tidak bereaksi."Tuan, ayah anda sudah meninggal beberapa menit yang lalu," ujar dokter dengan nada pasrah.Dewa memegangi kepalanya kuat-kuat, matanya terpejam, deru nafasnya semakin kencang, ia tampak seperti ketakutan, tak lama kemudian tubuh Dewa ambruk jatuh ke lantai."Kak Dewa!" teriak Tara, langsung berlari menghampirinya.Ia mengguncang tubuh Dewa.

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 8

    "Benda itu milik Kak Liora. Aku ke rumah Kak Dewa demi dia, agar Kak Dewa mau bertanggung jawab."Tara duduk di pinggir ranjang, benaknya kembali mengulas pertengkaran terakhir dengan Liora sebelum malam kejadian. Senyum kecut muncul di wajah Dewa. Ia sempat menahan tawa saat Tara dengan penuh kesungguhan meminta pertanggungjawaban atas kehamilan Liora."Kalau benda itu memang ada di tangan Kak Dewa, kenapa Kak Dewa gak bilang ke Ayah sama Mamah? Jelaskan kalau tespek dan foto USG itu bukan milikku, tapi milik Kak Liora," ucap Tara, sorot matanya penuh tanya dan kekecewaan."Kenapa malah menerima? Yang seharusnya Kak Dewa nikahi itu Kak Liora, bukan aku. Aku bahkan sama sekali gak hamil," lanjutnya, suaranya bergetar menahan gejolak."Aku lebih memilih menikahimu daripada menikahi Liora," jawab Dewa santai, senyum kecut masih bertahan di wajahnya.Tara berdiri, napasnya memburu, hatinya makin tak mengerti arah pemikiran Dewa. Dengan geram, ia meraih kerah kemeja Dewa, meremasnya deng

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 7

    "Tuan, ini dompet dan kunci mobilnya."Pria bersetelan jas hitam itu menyerahkan kunci pada Dewa. Tara mengerutkan kening. Siapa pria ini? Dan kenapa ia memanggil Dewa dengan sebutan Tuan."Hah, Tuan?" batin Tara tercekat, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar."Lama sekali," ujar Dewa, datar, tanpa ekspresi."Maaf, Tuan. Ada sedikit masalah," jawab pria itu sopan, menunduk hormat.Tara semakin tak mengerti. Apa yang ia lihat, apa yang ia dengar, semua terasa asing dan bertolak belakang dengan apa yang selama ini Liora ceritakan. Siapa sebenarnya Dewa?Black card itu diserahkan Dewa kepada pelayan. Tara tertegun. Black card? Bukankah kartu itu hanya dimiliki kalangan elit?"Terima kasih, Tuan," ucap pelayan, menyerahkan kembali kartu itu dengan sopan.Tara kehilangan kata-kata. Kepalanya penuh tanya. Siapa Dewa sebenarnya?Dewa bangkit dari kursinya. Pria suruhannya sudah membawa koper Tara. Namun Tara masih terpaku, tenggelam dalam pusaran pikirannya."Jadi bener kamu mau c

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 6

    "Tara, semua pakaian dan barang-barang kamu, sudah Ayah masukkan dalam koper."Ucapan Ayahnya menghantam hati Tara tanpa ampun. Dunianya seolah runtuh dalam sekejap. Ia terdiam, terkejut, tak percaya. Bagaimana mungkin orang tuanya tega melakukan ini?Apakah aku diusir? Apakah aku dibuang? pikirnya kalut.Semua barangnya sudah dikemas, lengkap, tak ada yang tertinggal. Ia memandang kedua orang tuanya, matanya penuh tanya, hatinya sesak. Kenapa? Apa sebenarnya yang mereka inginkan darinya?"Ayah, apa ini maksudnya?" tanyanya, nyaris tak terdengar. Suaranya gemetar, seperti hendak pecah bersama tangis yang ditahannya mati-matian."Mulai detik ini kamu tinggal di rumah Dewa. Ayah sama Mamahmu gak bisa menampung kalian di rumah ini," kata Danu, datar."Tara, kamu udah buat kesalahan besar. Kamu juga udah gagal menjadi seorang anak," tambah Rina, tajam.Air mata Tara jatuh, tak bisa ditahan lagi. Ucapan kedua orang tuanya terasa seperti pisau yang menyayat hati, berkali-kali, tanpa jeda. S

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status