Share

Chapter sembilan

"Ingatlah untuk makan malam dengan direktur Marsal besok." tegas Mariah dengan mendominasi.

"Kalau aku menolak?"tantang Vio dengan tatapan menantang.

"Kau akan kehilangan Nenekmu! Aku akan hentikan pengobatannya, hingga dia mati perlahan." ancam Mariah dengan mata mendelik penuh ancaman.

"Coba saja!"

Vio menggeretakan gigi. Mariah tersenyum menang. Dia sudah lama menggenggam kelemahan Vio. Yaitu neneknya yang teramat disayanginya. Hanya Neneknyalah yang paling baik padanya. Selalu memberinya kasih sayang. Berbeda dengan anggota keluarga yang lain.

Dengan kekesalan penuh Vii keluar dari rumah itu dan pergi ke warung tenda pinggir jalan.

"Bibi! makgauli dan pajeon."seru Vio yang masih kesal.

Tak lama Bibi pemilik warung datang dengan seteko makgauli dan sepiring pajeon.

Vio langsung menuang makgauli pesanannya dan meminum habis. Lalu memakan Pajeonnya dengan cepat. Vio menepuk-nepuk dadanya karena sesak yang semakin menghimpit dadanya. Rasa marah masih bergemuruh di sana. Dia ingin menge
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status