Share

8. Saudara?

Pagi ini aku tidak melihat mas Dion dimana-mana. Apa dia masih marah? Tapi itu kan bukan semuanya salahku. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya.

"Dion mana Nin?". Tanya mama saat tak mendapati anaknya sarapan bersama.

Kadang wanita yang berstatus mertuaku itu bisa berkata lembut dan sopan tapi jika sudah keluar julidnya galaknya minta ampun.

"Nggak tau ma, dari tadi aku nggak lihat mas Dion". Jawabku pura-pura cuek tentang keberadaan mas Dion.

"Mas Dion sudah pergi ke kantor ma, ada urusan katanya". Ucap mbak Naya datar.

"Oh, ya sudah. Ini uang buat belanja bulan ini. Ingat jangan boros". Mama menyerahkan beberapa lembar uang warna merah. Mungkin kalau di total dua atau tiga jutaan mungkin?

"Iya ma". Mbak Naya menyimpan uang itu di kantong gamis yang di pakainya.

"Mama mau pergi arisan dulu, nanti kalau mbok Sumi datang, bilang saja gajinya mama transfer nanti siang". Ucap mama lalu pergi meninggalkan ruang makan.

Aku segera mendekati mbak Naya kepo. Masa sih uang bulanan mama yang k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status