Share

Pulang ke Rumah

last update Last Updated: 2024-05-21 11:44:51

Wijaya Kusuma terkejut melihat Luna yang duduk di sofa. Wanita itu terlihat sehat dengan cepat. Dia merapikan rambut dan bajunya. Berdandan dengan perlengkapan make yang ada di tas. Di sampingnya telah berdiri seorang asisten.

“Apa yang kamu lakukan?” Wijaya Kusuma melihat pada ranjang bayinya. Putra kecil yang masih terlelap dalam tidur.

“Aku sudah melaksanakan perintah kamu. Hamil dan melahirkan,” jawab Luna.

“Kamu masih harus memberi asi untuk putra kita,” tegas Wijaya Kusuma.

“Asi aku tidak keluar. Lihatlah dadaku yang hampir kempis ini. Aku benar-benar harus melakukan perawatan segera. Aku juga sudah menghubungi dokter kecantikan langgananku,” jelas Luna.

“Hah! Aku benar-benar harus membuat perut ini kembali rata.” Luna berdiri di depan cermin.

“Kapan kita pulang?” tanya Luna.

“Kamu bisa pulang sekarang,” jawab Wijaya berjalan mendekati putranya.

“Benarkah?” Luna melihat pada asisten pribadinya yang siap sedia membantu wanita itu dalam segala hal.

“Pulanglah,” tegas Wijaya.

“Baiklah.” Luna benar-benar tidak menyentuh putranya sama sekali. Wanita itu bersiap untuk pulang ke rumah.

“Ayo kita pulang, Dira,” ajak Luna pada asisten pribadinya.

“Baik, Bu.” Dira segera membereskan barang-barang milik Luna.

“Apa kamu tidak merasa sakit?” tanya Wijaya pada Luna.

“Tentu saja aku sakit, tetapi aku tidak mau berada di rumah sakit ini. Aku mau dirawat di rumah,” jawab Luna.

“Baiklah. Aku akan mengurus semuanya. Kamu pulanglah dulu.” Wijaya menatap tajam pada Luna. Dia tidak menyangka wanita itu akan pulang tanpa membawa anak mereka.

“Kamu siapkan juga baby sister untuk anak kita karena aku tidak akan bisa merawatnya sendiri. Aku pulang dulu, Sayang.” Luna tersenyum. Dia mencium pipi Wijaya Kusuma dan tersenyum. Wanita itu percaya suaminya akan menuruti semua keinginannya setelah melahirkan seorang putra untuk pria itu.

“Hm.” Wijaya hanya mengepalkan tangannya. Dia tidak bisa marah kepada Luna karena sesuai perjanjian wanita itu hanya akan melahirkan saja dan tidak akan merawat langsung putra mereka.

“Kamu sudah janji, Sayang.” Luna tersenyum penuh kebahagiaan karena Wijaya berjanji akan mengizinkan istrinya untuk kembali berkarier di dunia hiburan. Pria itu juga akan mendukung sepenuhnya bahkan dengan uangnya agar sang istri kembali popular.

“Aku harap dia mau merawat Keano.” Wijaya Kusuma menyentuh pipi putranya yang merah.

“Kamu tampan seperti Papa.” Wijaya Kusuma tersenyum.

“Jaya.” Dokter Ibra masuk ke ruangan bayi.

“Ya.” Wijaya menoleh pada sumber suara yang tidak lain adalah temannya sendiri.

“Perawat mengatakan bahwa Luna sudah pulang,” ucap Ibra.

“Ya. Dia adalah wanita yang kuat dan sangat sehat. Perawatan yang baik benar-benar bisa menjaga kondisi tubunya menjadi sangat bertenaga dan pulih dengan cepat,” jelas Wijaya Kusuma yang lebih banyak bicara dengan teman dekatnya.

“Kamu benar. Perawatan memang sangat dibutuhkan oleh seorang wanita. Kalian sangat beruntung. Saling mencintai dan saling mendukung satu sala lain.” Dokter Ibra mendekati Wijaya yang terus memperhatikan putrnya.

“Anak kamu benar-benar pendiam. Dia juga tidak cengeng,” ucap dokter Ibra.

“Apa dia tidak lapar?” tanya Wijaya Kusuma.

“Dia sudah mendapatkan susu, tetapi hanya sedikit. Sepertinya anak kamu tidak terlalu suka dengan susu formula. Cobalah untuk meminta Luna memberikan asi. Itu akan membuat tarikan untuk menghasilkan asi dari Luna,” jelas Ibra.

“Ya.” Wijaya Kusuma mengangguk.

“Luna belum boleh beraktivitas berat seteleh melahirkan. Dia tetap harus merawat dirinya dan anak kalian di rumah,” jelas Ibra.

“Ingat masa nifas itu empat puluh hari. Apa kamu mengerti?” Dokter Ibra memukul lengan kekar Wijaya Kusuma.

“Mm.” Wijaya Kusuma tersenyum tipis. Pria itu sangat jarang berhubungan badan dengan istrinya. Apalagi selama hamil. Wanita itu juga sangat sibuk bekerja dan sering melakukan perjalanan ke luar untuk syuting dan pemotretan

Luna adalah wanita yang sangat popular. Jadi, wajar saja dia bisa menikah dengan seorang Wijaya Kusuma yang juga menjadi idola semua wanita. Pertemuan bisnis membuat keduanya sering bertemu hingga jatuh cinta dan menikah. Mereka selalu dijodohkan dari awal oleh public karena ketampanan dan kecantikan serta kekayaan yang dimiliki keduanya.

Wijaya Kusuma pulang ke rumah bersama putrnya. Dia benar-benar pandai menggendong bayi kecil yang baru lahir itu. Para pelayan sudah menunggu di depan pintu untuk menyambut kedatangan pewaris keluarga Kusuma.

“Selamat datang.” Para pelayan memberikan senyuma hangat kepada Wijaya Kusuma dan Keano.

“Kamar sudah disiapkan, Tuan.” Kepala pelayan mengantarkan Wijaya ke kamar khusus bayi yang dibuat tepat di samping ruangan pribadi pria itu.

“Mm.” Wijaya Kusuma membaringkan Keano di atas kasur bayi dengan ranjang terbuat dari kayu terbaik.

“Di maan Luna?” tanya Wijaya pada kepala pelayan.

“Nyonya berada di dalam kamar, Tuan,” jawab kepala pelayan.

“Bagaimana dengan baby sister?” Wijawa Kusuma menatap tajam pada kepala pelayan yang tidak muda lagi itu. Wanita yang telah mengurus majikannya dari kecil.

“Semua sudah siap dan berkumpul di ruang tengah samping taman,” jawab kepala pelayan.

“Aku percaya kepada Bibi,” ucap Wijaya Kusuma.

“Terima kasih, Tuan.” Bibi menunduk.

“Aku akan tinggalkan Keano. Pastikan mereka bekerja dengan baik dan tidak ada kesalahan,” tegas Wijaya.

“Apa Anda tidak mau menemui para baby sister?” tanya bibi.

“Aku akan melihat mereka sekarang,” ucap Wijaya.

“Baik.” Bibi memanggil asistennya untuk menjaga Keano sebelum para baby sister mendapatkan persetujuan dari Wijaya untuk mulai mengurus bayi.

Wijaya berjalan menuju ruang tengah samping taman. Pria itu melihat para wanita muda, cantik, rapi dan bersih sudah berbaris menunnggu perintah dari pemilik rumah.

“Ya Tuhan. Tuan Wijaya Kusuma benar-benar tampan.” Dua orang wanita mencuri pandang untuk melihat wajah tampan Wijaya Kusuma.

“Mereka dipilih dari agensi terbaik, Tuan. Semua data dan latar belakang sudah diperiksa. Keluarga dan tempat tinggal jelas,” ucap bibi meletakkan berkas di atas meja.

“Mm.” Wijaya Kusuma memperhatikan wanita itu satu persatu dari atas hingga bawah.

“Mereka bisa mulai bekerja. Bibi jelaskan saja tugas masing-masing.” Wijaya Kusuma pergi begitu saja. Dia harus segera bekerja karena sudah dua hari berada di rumah sakit untuk menemani Luna melahirnya.

“Baik, Tuan.” Bibi membungkung.

“Saya akan mengulangi tugas dan kewajibab kalian,” ucap bibi.

“Tuan Wijaya tidak akan memaafkan kesalahan sekecil apa pun. Kalian bertanggung jawab atas bayi dan semuanya. Jangan ikut campur dengan urusan Tuan besar. Tidak perlu bicara atau bertanya langsung kepada Tuan Wijaya karena itu tidak penting,” tegas bibi.

“Jika kalian melakukan kesalahan. Bukan hanya dipecat, tetapi nama kalian akan masuk daftar hitam sehingga sulit untuk melanjutkan kehidupan di luar sana,” jelas bibi.

“Jadi berhati-hatilah dan teliti. Jangan sampai melakukan kesalahan sekecil apa pun,” lanjut bibi.

“Apa kalian mengerti?” tanya bibi dengan tegas dan elegan.

“Mengerti,” jawab dua orang wanita.

“Kalian harus saling bekerja sama dan bukan saling iri dalam bekerja,” tegas bibi.

“Baik, Bu.” Dua wanita itu saling pandang.

“Jangan pernah berpikir untuk menjadi penggoda di rumah ini karena tidak akan berhasil.” Bibi menatap tajam pada dua wanita itu.

“Kalian bisa masuk kamar tuan muda Keano. Pastikan tidak bertemu dengan Tuan besar Wijaya,” tegas bibi.

“Berusaha untuk menjauh dan menghindar ketika Tuan besar masuk ke kamar bayi,” lanjut bibi.

“Baik, Bu,” ucap dua wanita itu kompak.

“Ini jadwal yang harus kalian ikuti. Tuan sudah membuatnya agar tidak terjadi kesalahan.” Bibi memberikan masing-masing satu kertas kepada dua wanita itu.

“Terima kasih,” ucap mereka berdua.

“Kalian punya waktu satu jam untuk belajar dan memahami perkerjaan yang berharga ini. Silakan kembali ke kamar kalian.” Bibi terus memperhatikan dua orang itu.

“Baik, Bu.” Dua wanita itu pergi ke kamar mereka yang berada di belakang taman yang memang dijadikan tempat tinggal para pekerja.

“Wah, kamar kita nyaman sekali,” ucap Lili membuka pintu kamarnya lengkap dengan kamar mandi dan ruang tamu.

“Benar.” Lena pun masuk ke kamarnya yang bersebelahan dengan Lili.

“Ada taman dan di sana ruang makan khusus asisten rumah tangga.” Lena menunjukan gazebo khusus mereka.

“Luar biasa. Kita tidak boleh berkeliaran di depan Tuan besar dan Nyonya,” jelas Lili.

“Benar. Aku tidak mau membuat masalah. Pekerjaan ini sangat penting untukku. Apalagi gajinya besar,” ucap Lena.

“Ya. Ayo kita masuk kamar masing-masing.” Lili masuk kamar dan menutup pintu. Dia membaca aturan ketika berada di rumah Wijaya Kusuma dan jadwal kerjanya dalam mengurus bayi serta membersihkan ruangan anak dari Luna dan suaminya.

Wijaya Kusuma mengirimkan pesan pada asisten pribadinya untuk menanyakan persiapan penerimaan karyawan baru di beberapa bagian cabang Perusahaan mereka yang baru dibuka. Perumahan dan juga supermarket terbesar di kota. Pria itu sudah mempersiapkan banyak warisan untuk putranya Keano.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 337 TAMAT

    Wijaya selalu memantau kegiatan dua putranya. Dia tahu bahwa dua lelaki mudanya sedang menghancurkan keluarga Andika.“Lakukan saja apa pun yang kalian mau.” Wijaya tersenyum mendengarkan laporan dari Leon.“Tidak masalah. Biarkan mereka bersenang-senang,” ucap Wijaya.“Baik, Tuan. Dua tuan muda tidak perlu bantuan kita. Mereka jauh lebih hebat dengan ilmu yang dimiliki sehingga bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan,” jelas Leon.“Aku tahu itu.” Wijaya melihat layar computer yang menampilkan Perusahaan Andika bangkrut. Mereka bahkan harus menjual rumah untuk bisa bertahan hidup dan membeli rumah lain yang lebih kecil dan murah.Andika dan kedua orang tuanya sudah pindah ke rumah baru yang berada di daerah terpencil. Jauh dari pusat kota.“Bagaimana ini bisa terjadi?” Andika menghempas tubuhnya di sofa.“Bukankah Devano sudah mengancam kita. Apa ini atas perintah Amira?” tanya Marni marah.“Aku rasa ini memang balas dendam dari Devano karena kita sudah menyiksa Amira di masa lalu,

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 336 Memberi Peringatan

    Devano dan Keano duduk berdampingan di sofa. Mereka menghadap Andika. Seorang pelayan tua datang menyajikan minuman dan cemilan.“Silakan.” Wanita itu melihat pada Devano. Bayangan wajah Amira terlihat jelas.“Den Devano.” Bibi tersenyum.“Ya.” Devano menatap pada wanita yang tidak muda lagi itu.“Bagaimana kabar Non Amira?” tanya bibi dengan mata berkaca-kaca.“Mama baik,” jawab Devano.“Masuklah, Bik!” Andika tidak suka melihat bibi dekat dengan Devano.“Baik. Permisi.” Bibi menghapus air mata yang jatuh dan kembali ke dapur.“Devano, apa kamu tahu bahwa aku adalah papa kandung kamu?” tanya Andika.“Apa Anda layak?” Devano menatap tajam pada Andika.“Apa?” Andika terkejut. “Devano, kamu tahukan siapa yang membuat kita semua berpisah? Itu adalah ulah Cantika yang tergila-gila kepada papa. Dia menukar kamu dengan bayi yang sudah meninggal,” jelas Andika.“Itu bukan alasan Anda untuk mengusir mamaku dari rumah ini dan membiarkannya terlantung-lantung di jalanan,” tegas Devano.“Untung

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 335 Datang ke Rumah

    Luna tertahan lagi di Amerika. Dia tidak bisa lagi meninggalkan negera itu. Ibu kandung Keano dikunci putranya sendiri sehingga tidak bisa lagi melakukan penerbangan kemana pun.“Apa Wijaya yang melakukan ini? Aku terkurung kembali di Amerika.” Luna harus mengurus lagi kewarganegaannya agar bisa menetap di Amerika.“Ma, aku mau pulang ke Indonesia,” ucap Luciana.“Kita tidak bisa kemana-mana,” tegas Luna kesal.“Kenapa Wijaya melakukan ini? Apa dia sudah tahu bahwa aku mendekati Keano? Tidak ada yang bisa lepas dari pria itu.” Luna meremas jari-jarinya.“Apa yang harus aku lakukan? Apa Keano mau memaafkanku dan menerimaku sebagai ibu kandungnya dan melepaskan Amira. Mama butuh kamu, Keano.” Luna benar-benar gelisah. Dia tersiksa karena tidak akan pernah bisa punya anak lagi untuk selama-lamanya begitu juga dengan Andika. Dua orang yang telah menerima hukuman dari alam atas kejahatan mereka.Keano dan Devano hidup tenang dengan cinta serta kasih sayang yang utuh dari kedua orang tua mer

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 334 Ada Dendam

    Masalah terselesaikan. Kedua anak bisa menerima kenyataan bahwa mereka berasal dari ayah dan ibu berbeda, tetapi tidak mengubah rasa cinta dan sayang diantara keduanya. Tumbuh bersama dan adil dari kecil membuat hubungan tanpa darah pun tetap layaknya saudara kandung.“Sayang, itu artinya Laura adalah Luna,” ucap Amira pada Wijaya. Keduanya telah berada di dalam kamar mereka. Wanita itu memegang tangan suaminya. Dia terlihat khawatir.“Kenapa, Sayang? Apa kamu takut pada Luna?” tanya Wijaya.“Tidak. Aku kasian kepadanya. Dia sudah melihat Keano. Pasti ada rindu di hati Luna sehingga dia terus mengikuti kita,” jawab Amira.“Kamu terlalu baik, Amira.” Wijaya menyentuh dagu Amira.“Sayang, aku juga seorang ibu. Tentu saja memahami perasaanya,” ucap Amira.“Baiklah. Apa yang kamu inginkan sekarang. Aku akan memenuhinya.” Wijaya tersenyum. Dia tahu, istrinya tidak pernah berubah. Berhati lembut dan selalu baik kepada siapa saja.“Tidak ada. Luna sudah menerima hukuman. Biarkan Keano memilih

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 333 Menerima Kenyataan

    Amira menatap pada Wijaya yang hanya diam saja. Kedua anaknya terlihat tidak baik-baik saja. Keano yang cemberut dan Devano yang serius. “Ada apa ini, Sayang? Kenapa anak-anak kita terlihat tegang?” tanya Amira bingung.“Apa yang ingin dijelaskan? Mama bingung dan khawatir.” Amira menatap pada Wijaya. “Keano, kamu mau bicara duluan atau Devano dengan buktinya?” tanya Wijaya.“Aku tidak ingin melanjutkan ini semua,” tegas Keano.“Tidak boleh lari dari kenyataan. Kebenaran yang menyakitkan lebih baik dari pada kebohongan yang membuat kamu tidak tenang menjalani kehidupan. Rahasia ini dijaga agar kalian berdua tidak seperti ini, tetapi kamu sendiri yang menemukannya,” tegas Wijaya yang mulai kesal dengan sikap Keano. Pria itu tidak akan sesabar Amira, tetapi dia sadar Keano adalah dirinya sendiri hanya beda dalam pengasuhan saja. Putranya lebih memiliki kasih sayang dan cinta yang cukup dari dirinya sert Amira.“Kamu adalah pria.” Wijaya memegang lengan Keano. “Sayang, ada apa ini?” Am

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 332 Kemarahan Keano

    Wijaya membeku. Dia mendapatkan tatapan teduh dari mata Devano yang sangat mirip dengan Amira. Begitu lembut dan lebih tenang.“Pa.” Devano memegang tangan Wijaya. Dia tahu bahwa papanya sedang gelisah untuk menjawab pertanyaannya. “Devano.” Wijaya memeluk Devano. Pria itu merasa rapuh di depan putranya.“Kamu benar-benar mirip Amira. Begitu lembut dan sabar.” Wijaya menatap Devano.“Apa bisa menunggu jawaban ini ketika ada mama?” tanya Wijaya.“Ya. Sekarang kita tidur saja, Pa.” Devano naik ke tempat tidur.“Apa Papa boleh tidur dengan kamu?” tanya Wijaya.“Ya, Pa.” Devano tersenyum.“Terima kasih.” Wijaya naik ke tempat tidur. Dia memeluk Devano. Pelukan yang sudah jarang diberikan kepada anaknya.Mereka benar-benar bertukar anak. Amira bersama Keano dan Devao dengan Wijaya. Melewati malam dengan hati yang gelisah.Amira membuka mata dan melihat Keano masih terlelap. Wanita itu mencium dahi putrinya dan turun dari kasur. Dia pergi ke kamar Devano dan melihat sang anak tidur bersama

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status